Attention please, Playfest 2021 Presale Tickets are NOW ON SALE! Kamu akan disuguhkan beragam konten dan aktivitas menarik, mendapat hiburan, bangun social network, sampai sarana kolaborasi baru. Kuotanya terbatas! Save your spot and buy tickets now at bit.ly/BeliTiketPlayfestdiSini
karena istri bukan pembantu dan pemabantupun bukan budak.. islam memuliakan wanita dan bahkan membebaskan mereka untuk berekspresi dan berkarya, selagi tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu serta sama halnya suami yang juga tidak memperlakukan istrinya sebagai pembantu melainkan keseimbangan dalam komunikasi serta rasa saling percaya antar sesama dan tidak ada istilah dominasi. Istri bukan alat keharusan sebagai ahli urusan RT dan istri berhak untuk berprestasi diluar dari kehidupan formalnya!
Betul kata mba nana... Org yg judgemental, yg hobby ngejudge org lain, yg hobi mengurusi urusan org lain adalah org yg tidak bahagia dengan hidupnya sehingga harus mencari2 kesalhan org lain untuk menghibur dirinya atas hidupnya yg tdk bahagia.. Seolah2 harus ada yg salah pada org lain agar dia merasa tdk mengalami ketidakbahgian sendirian...
"Dulu sekolah tinggi2 lama ujung2nya dirumah aja urus anak" / "Eh Bu, suami saya pilih saya karena saya sekolah sampe tinggi, kalo cm segitu2 mungkin dia pilih yang lain, Alhamdulillah saya bahagia dirumah liat anak tiap waktu, mau beli apa aja suami saya sudah mencukupi"
@@adlanaverroes bener sih soal nya klo wanita pendidikan nya terjamin minimal tamat smk/sma/d1 jadi perempun suatu saat akan jadi seorang ibu kan nah di saat perempuan menjadi seorang ibu otomatis ketika anak sekolah yang mengjarkan nilai pendidikan di rumah pasti ibu nya terlebih dahulu sebelum anak itu masuk sekolah
@@adlanaverroes klo anak beranjak remaja nanti trus nanya nanya seputar pendidika Dan seputar pengalaman yng kita punya, trus kalo kita gk bisa jawab nanti bgi anak mah tanda tanya besar? kak aku belum nikah tpi setidak ny aku tau dari orng orng yang udh menikah
Dan satu hal yg pasti mba... Anak mba diurus oleh maknya sndiri yg punya pendidikan tinggi, sdgkan yg lain sekolah tinggi2 tapi anaknya diurus sma babysitter yg cmn lulusab SD. Komen ini tanpa menghilangkan rasa hormat saya sma wanita lain yg memilih berkarir dan terpaksa menitipakan anaknya untuk dijaga baby sitter.... Bagi saya mereka juga hebat Intinya apapun pilihan wanita mau jd ibu rumah tangga, wanita karir, dll.... Selagi itu tdk merugikan org lain dan memerdekan wanita dg pilihan hdupnya sendiri kita harus dukung... Betapa jd wanita diindonesia tdk mudah.... Dg sgala tuntutan sosialnya....Tetap smngt
Mbak Najwa Shihab emang UNIK, dibilang motivator, bukan tapi sangat menginspirasi, dibilang entertainer, bukan tapi sangat menghibur. Najwa is Najwa. Ga perlu kategori khusus atau di'kategori'kan.. 👍🏻 Btw ini acaranya seru banget, lucunya dapet, chemistrynya dapet, inspiratifnya dapet, smartnya dapet.. berasa cuma nonton video 3menit!
Tonton sampai habis, ya! 04:28 Kok belum punya pacar? Makanya jangan terlalu picky! 05:36 Kenapa kalau mens marah-marah melulu? 06:25 Kenapa sih cewek suka ngambekan? 07:30 Gendutan ya? Enggak niat ngurusin badan? 11:08 Cewek kok enggak bisa masak, sih? 11:59 Pakai baju kok kebuka gitu, emang enggak takut jadi korban perkosaan? 12:40 Buat apa sih sekolah tinggi-tinggi? Nanti susah dapat pasangan, lho. Ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga. 13:29 Kapan hamil? Keburu enggak bisa punya anak, nih! 15:26 Kok lahirannya caesar, sih? Kenapa enggak (melahirkan) normal? 16:43 Kok anaknya pakai suster, sih? Kok kerja mulu? Terus siapa yang perhatiin anaknya? 18:00 Lo cuma jadi ibu rumah tangga? Enggak kerja? Enak ya jadi ibu rumah tangga! 19:44 Mbak Nana, kalau di rumah duitnya siapa yang pegang? 21:03 Mbak Nana galakan sama anak buah atau sama anak sendiri? 21:56 Mbak Nana masih enggak sih dipandang sebelah mata sebagai perempuan? 22:51 Apa ya alternatif pertanyaan kalau ketemu temen habis kawinan? 23:24 Pesan dari Mbak Nana untuk teman-teman yang menonton. 25:32 Catatan Najwa dibawakan oleh Rapot.
Mereka yang kerap kali mempertanyakan perempuan, justru adalah mereka yang kerap kali kebosanan atau tidak punya cukup kecakapan sehingga harus menjadikan kehidupan orang lain sebagai hiburan. 👍🤝 great applause for Mbak Nana
peran seorang ibu yg pendidikan besar banget bagi seorang anak, dari sikap, etika, cara berpikir dan banyak hal lainnya. Aku ngerasa banget perbedaan ibu temanku yg sarjana dengan ibuku yg lulusan SD. Ada jarak yg lebar dalam pola pengajaran dan berpikir, alhamdulillah ibuku ngajarin etika dan sikap yang baik. Dan ada perbedaan besar jg dari ibuku yg lulus SD dgn ibu ibu yang gak pernah sekolah. Cara berpikir, berperilaku, cara support systemnya pun jauh banget. Jadi, seorang perempuan penting untuk berpendidikan.
Yang lebih penting itu moral sih. Pendidikan itu bagus tapi tergantung apa yang kita pelajari dan apa yang kita terapkan. Kalau seseorang menggunakan kecerdasan & pengetahuannya utk merugikan orang lain, apa bagusnya? Atau seorang ibu yang berpendidikan tapi hanya mementingkan diri sendiri dan menjadi contoh yang tidak baik untuk anaknya apalagi menelantarkan anaknya. Saya lihat ada ibu yang lulusan SD, tapi keluarganya rukun. Sedangkan seorang dokter hewan, S2 manajemen dan pengusaha kaya, yang menikah 3 kali, dia punya 2 anak dari suami pertama, 1 anak dari suami kedua, anak2nya tidak ada yg ikut ibunya. Yah, sebenarnya sih kita ga boleh membandingkan situasi siapapun. Intinya ada orang2 yg berwawasan, dia tahu mana yg baik buruk, tapi memilih untuk menjadi tidak baik. Dia berpendidikan, tapi tidak pintar.
@@mithakr4112 tapi secara tidak langsung tingkat pendidikan itu berpengaruh terhadap pola asuh anak, itu menurut penelitian lho, ada beberapa kasus yang anda katakan memang benar tapi secara data kuantitatif ibu yang berpendidikan berperan penting dalam suksesnya ilmu parenting.
@Ameru Murudeka ini bisa jadi sensitif juga utk orang yang pengangguran. lagi sibuk apa? mending diganti "cuacanya cerah ya, biasanya kamu ngapain kalau cuaca cerah gini"
@ikaratomo chan senasib kak, bahkan setiap ketemu temen ada aja yg selalu komen "kurusan ya skr", pdahal dari dulu jg dah kurus 😅. Sy pernah punya adek kos, yg badannya jg emg kurus dr kecil, usaha biar berisi dgn minum susu protein, susu penambah berat badan eh malah dia nya keracunan susu 😔. Ya gt gara2 selalu dibilang kurus ga berisi
Sangat relatable, dulu pas S2 pernah ditanya sama mahasiswi senior yang udah menikah, "ngapain S2 nanti susah loh nyari jodohnya harus yang S2 juga". Salah satu fakta yang menyedihkan yang bertanya pertanyaan ajaib kayak gt hampir selalu dari sesama perempuan sendiri. Emang kudu harus dikurangin deh pen tau urusan orang lain, like really you just know me from what I let you to see and thats doesnt mean you know everything.
Nitizen indo tuh karena belum bs membedakan mana hal yg publik dan privat, makanya seringkali keduanya dicampur dan diolah ke dalam asupan makanan yang (kata mbak Nana) karena tidak punya cukup kecakapan sehingga harus menjadikan kehidupan orang lain sebagai hiburan mereka sendiri dan tidak memikirkan perasaan lawan bicara. Kalau sudah begitu udah ekstaksi mereka, apalagi kalau bawa dalil2 agama. Hormon dopamine nya udah maksimal tuh orang.
Aku pernah diginiin sama sodara "Ah, sekolah tinggi2.... juga enggak bikin kaya aja!" "Kamu kuliah jurusan umum itu hanya sebatas dapat kertas. Nggk berarti apa2" Paradigma seperti ini yang menyesatkan dan menyakitkan
Dalem hati gini "iya sekolah tinggi biar bisa mikir, mana hal yg pantas dan tidak pantas ditanyakan :)" dah ya biarin aja yg gapantes2 gitu #sambilpukpukdirisendiri
merasa terwakili dan relate bgt... wkt kuliah ktmu tmn lama "ko kurus2 aja? minum susu ini itu" br lulus kuliah sk ditanya "kapan nikah? pacaran apa ngontrak, lama amat" ud nikah ditanya "kapan punya anak? ko g hamil2?" "mana mobilnya? suka touring aja" "gendutan nh, ud isi?" lagi ada angan2 s2 ditanya "eh lu punya anak dulu sono..ngapain mikir s2" :) makasih penanya2 yg budiman, giliran saya nanya "kapan anda stop nanyain hidup saya?"
Menarik, mengedukasi, berbobot. Next time bahas cara mengubah mindset keluarga, terutama mereka yang hidup di pedesaan yang minim informasi seperti ini. Pikiran mereka kebanyakan menjadikan perempuan sebagai figuran, jarang sekali mendapat kesempatan menjadi peran utama yang bisa mengutarakan pendapatnya sendiri.
Me: nanti kalo punya rejeki pengin lanjut S2 Temen: ihhhh nikah dulu jangan terus2san pendidikan nanti keburu tua bulukan gk laku loh Dan posisi temen belum nikah juga wkwkwk. Dan aku punya inspirasi jawaban dari mba nana 😁 terimakasih 😁🙏
@@xiabigsis Nanti kalo udah punya anak, anaknya di banding2ngin lagi. "Ihh ko anaknya kecil bgt, ih ko anaknya item. Dll" gitu aja teruss. Makanya hidupnya pada gk bahagia kerjaannya bandingin terus. Sehat selalu yah kka dan semoga tujuannya tercapai 🤗
Mba nana, aku hidup dalam keluarga yg masih sedikit menerapkan patriarki. Aku belum menikah sih tapi rasanya kayak udah berkeluarga. Sebab beban domestik sering disematkan kepada saya setelah pulang bekerja di luar rumah, contoh harus cuci piring, weekend masak + menghadapi cucian baju kotor satu keluarga, weekend pun aku nga bebas untuk beristirahat karena pasti akan dimarahi jika tdk menggeluti dunia domestik. Capek banget mba, pengen bilang ke mama kalau bisa pekerjaannya itu dibagi2 sama anggota keluarga laki2 tapi malah dimarahi, ini jadi penyebab yg Kadang aku rindu zaman kuliah karena ketika ngekos aku jadi punya waktu untuk diri sendiri.
Gampang mbak.. hidup kyk di luar negeri aja keluar rumah. Banyak remaja diluar negeri umur start 18th keluar dari rumah hidup mandiri. Gak perlu cemas dibilang "nanti kalau gk ikut orang tua gak ada yang jagain" apalagi sudah bekerja dan umur sudah diatas 18th, 18th keatas justru dijaman sekarang aneh kalau masih tinggal serumah sama orang tua menurut pandangan gw karena pasti diumur segitu sudah saatnya hidup berdasarkan pilihan dan tanggung jawab pribadi. Selama hidup berdasarkan jalan tuhan pasti akan dilindungi dan diberikan selalu rejeki, barokah dan kesehatan. Btw gw udah ngerasain tinggal sendiri maupun tinggal sama ortu diumur 19th, tapi bener sih gw akhirnya gk betah tinggal sama ortu karena pernah ngerasain tinggal sendiri terlanjur mandiri akhirnya sampe kerja dan nikah punya rumah tangga sendiri tinggal gk numpang ortu padahal tinggal masih satu kota. 😄
Usul: Nanya ke Mama, "Laki-laki di rumah ini pada sakit ato bayi semua? Kalo alesan capek kerja di luar rumah, ya aku pun capek kerja." Usul lagi: Kalimat yang sama lontarkan langsung ke laki-lakinya. Perhatikan jawabannya.
Mbaa ntr kl cari pasangan plis jgn yg menyerahkan semua tugas domestik ke mbaknya. Cari yg mau berbagi, saling terbuka. Semoga mba dapat pasangan yg baik. 🙂❤
Trus ada juga yg bikin meme, menyesalkan kalo gaboleh tanya2 sensitif saat ketemu orang. SUSAH BANGET CARI TOPIK EMANG? Ya Allah, masih banyak kok topik obrolan yg gausah menyakiti satu sama lain. Bener2 banyak. Gausah melulu tanya hal2 personal, tanya kapan nikahlah, blg makin gendut/kuruslah, dan yg paling gak masuk akal tanya kapan hamil. Buka mata buka dunia, baca buku, buka sosial media, banyak bergaul. Biar bs cari topik lain lu lu pada. Kesel bgt.
Pertanyaan paling nyesek : 1.kapan nikah? 2. Kerja dimana, posisi apa, gaji berapa? 3. Kerja udah lama duit kemana ? 4. Kok kamu kurus gk gemuk² ? 5. Kok kamu gk bisa kerja kaya dia padahal lulusannya sama loh? 6. Kamu udah kerja ke kota tp muka kok gak berubah? *jerawatan, gk glowing dll. 7. Kerja udah lama giliran pulang kok gk punya duit? Rasa sakitnya tuh masuk keubun² sampe tulang sum sum 😭😭
23:52 Mereka yang kerap mempertanyakan perempuan, justru adalah mereka yang kerap kali kebosanan atau tidak punya cukup kecakapan sehingga harus menjadikan kehidupan orang lain sebagai hiburan. -Najwa Shihab 24:45 Perempuan memang selalu terlalu untuk yang ketakutan melulu -Lucia Priandarini
16:07 "Emang lo mahasiswa lagi nyari data?!🔥" bnerr² aku dlu jdi mahasiswa wktu praktek klinik mau nanya pasien lahirannya bgaimna aja kdu was² pakai bahasa yg gak menyinggung. Aku selalu menganggap lahiran spontan maupun SC tu wajar dan hebat👍lahh orang² yg gak berkepentingan bisa²nya dgn santainya kepo nyerocos ngejudge😒
Suka kesel bnget kalo banyak yg ngomong jaman sekarang, "ngpain sih sekolah tinggi² paling ujungny ke dapur juga" padahal kan perempuan juga berhak dong mewujudkan mimpi mimpinya, mewujudkan keinginan nya, perempuan juga pengen menjadi mandiri tnpa bergantung pada orang lain
Yang dibilang Mbak najwa bener sihh, kebanyakan yang jadi korban pelecehan justru yang tertutup, dan ditempat terbuka.. Nggak usahlahh sampaii dipegang pegang, disiulin atau dipanggil nggak jelas termasuk pelecehan sihh menurut saya. Pengalaman dulu waktu mau berangkat kuliah, btw sayaa kuliah di kota yang dikenal menjalankan syariat Islam nya. Tapi tetap ajaa ada tangan jail yang gangguin, padahal pakaian bajuu gamis, jilbab lebar.. Dan sedihnya sebagai korban tetap disalahkan.
Kk nana sllu bsa jawab apa pertanya an yng bkn orng gerogii tpi saya sllu ngefena brt ma kk nana yng sllu tampil murah senyum kk nana kpn tuhan akn mempertemu aku dengan kk mana yng sllu ku harap,,
Padahal ini 26 menitan tapi bener-bener gak kerasa banget, obrolannya kocak tapi berbobot. Sukaaa banget sama episode narasi kali ini, pliss next collab lagi bahas isu lain 😍😍
aaaaaaaa mantep banget yang ditunggu tunggu, mbak nana x rapot 😭😭😭 terima kasih atas kontennya, mbak nana dan kakak kakak rapot, bermanfaat dan menginspirasi sekali ❤
Abis "Mau Gamau 2" setelah jadi Guru Sejarah yang Bikin Anka kedaleman jadi anakbuah mpu gandrink,Bisa kali mba nana diboyong Join take podkes ke Rapot...Bisainn yokkk bisaainn..
Berat juga loh caesar, ada yang udah ngalamin kontraksi yang separah ngelahirin normal. Tapi ternyata ga memungkinkan untuk normal. Jadi harus caesar. Penyembuhannya lebih lama daripada lahir normal.
Aku juga sedih banget waktu lahiran, kebetulan lahiran normal. Banyaaaaak bgt ternyata yg tanya gmn proses sy melahirkan, apakah sesar atau normal. Trs pas jawab, hampir selalu ditanggapi "Wah alhamdulillah pinter bisa normal / ya ampun untung ya normal, jd bs ngrasain jd ibu / oh lahir di bidan ya? Normal dong? Bagus deh bs normal" Itu menunjukan msh ada labeling kan brarti. Sedih banget jaman skrg, jaman yg info apa aja bs gampang didapet, masih ada yg begitu. Apalagi dengar teman2 yg sesar ternyata masih ada yg dipandang sebelah mata sama SESAMA IBU. Sedih. Mari dong ibu2, saling support sm sesama perempuan. Apalagi yg baru melahirkan, support, kasi masukan yg membangun tanpa menghakimi. Krn gak ada bu, gak ada ibu satupun, perempuan satupun yang mau dipandang sebelah mata. Gak ada satu ibupun yg blm apa2 sudah direndahkan.