Habaib" yg menyimpang wajib di kritisi demi keselamatan umat Kanjeng Nabi. Tp habib" yang memegang agama dengan benar tetap layak diikuti dan diambil ilmunya. Mari bersikap adil.
Semoga ISLAM selalu begini, debat ILMIAH dan TIDAK ANTI KRITIK. KUAK SEMUA SEJARAH-SEJARAH ISLAM. BIAR PADA PAHAM, BAGAIMANA PADA JAMAN RASULULLAH dan PARA TABIIN MERUPAKAN JAMAN KE'EMASAN. BAGAIMANA MREKA MEMANDANG ILMU dan BAGAIMANA MEMPERLAKUKAN ILMU
Menurut saya wafi belum bisa dijadikan narasumber didiskusi kali ini.. Salut buat habib satunya yg tengah pake baju kuning.. paham dengan maksud kedatangan guru gembul . Metodeeee... yg dibahas itu metode.. bukan salah2an .. Semoga semakin jelas mana habib keturunan asli mana bukan. Amiin ya allah..
Betul bro gus wafi selalu memaksakan kepercayaan (agama) menjadi ilmiah. Padahal ilmiah dan kepercayaan itu berbeda. mungkin kalo orang yang ngerti mksud guru gembul pihak robitoh Alawiyah membuktikan dengan ilmiah yaitu test DNA.
@@AchZakki bro saya bukan ahli agama tapi saya d pesantren 7 tahun Alhamdulillah mnurut q cukup mengetahui tentang agama,,,yang jadi topik pembahasan bukan agama topik pembahasan nya ilmiah tapi gus wafi pengertian nya tentang ilmiah bukan ilmiah tapi teologis/kepercayaan !!! Jadi jngan maksa membenturkan dengan agama
Masya Allah.. bukan bermaksud menghakimi, namun sy merasa adeeeem dengar dan lihat Habib Fikri Shahab menyikapi beberapa topik pembahasan dgn logis dan sangat memuliakan tamu. Begitu jg dgn Gus Wafi, jg terlihat cukup sabar dan mampu mengendalikan segala gejolak yg ada di hati dan pikirannya. Sungguh cerminan Islam sebagai rahmatan lil alaamiin. Moga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat untuk Beliau. Salut dan hormat untuk guru Gembul terbatas pda keresahannya, dan mewakili keresahan saya juga thd beberapa figur yg scr kasuistik di momen tertentu terlihat di beberapa media blm msk cerminan Nabi. Moga Allah melembutkan hati Beliau-Beliau. Selebihnya tdk perlu dilanjutkan, tdk perlu dipaksakan harus sama, karena ilmu dan agama tdk perlu diperdebatkan, krn keduanya memiliki dimensi, kaidah dan kebenaran yg berbeda. Biarkan keduanya saling mengisi untuk kemaslahatan umat. Karena tdk semua dimensi Agama "wajib" dibuktikan secara empiris. Termasuk diantaranya Nasab Nabi, biarkan Rabithah Alawiyah menjalankan tugas dan fungsi sesuai kaidah atas penelitian yg sdh dilakukan selama ini. Terimakasih sdh upload, video ini amat sangat bermanfaat. Allahualam bissawaf...❤
Selama ini saya menghormati para habib karena perintah nabi tp saya tak pernah ambil ilmu dari mereka kecuali mereka menyampaikan dg sanad yg jelas. Wallahualam
Disini seperti nya banyak gk paham maksud dari gugem tentang diskusi tentang nassab ini. Gugem tidak mengatakan pelajaran agama itu salah, hadis Bukhari itu salah. Bukaaan. Gugem sebut itu tidak ilmiah karena berdasarkan kepercayaan. Dia tidak menyalahkan orang yg percaya akan nassab atau hadis. Maksud dari gugem kalo judul nya ilmiah silahkan berdiskusi dengan bukti empiris untuk para habib ini. Biar tidak simpang siur.
@@bennyahmadi5965 ya bisa lah bos agama aja udah jelas dari jaman robiul awal sampe 2024 sekarang nama nya masih ISLAM semua juga udah di buktikan dengan teknologi dan moderinisasi nya apa yg mau di elak lagih
Masya Allah.. bukan bermaksud menghakimi, namun sy merasa adeeeem dengar dan lihat Habib Fikri Shahab menyikapi beberapa topik pembahasan dgn logis dan sangat memuliakan tamu. Begitu jg dgn Gus Wafi, jg terlihat cukup sabar dan mampu mengendalikan segala gejolak yg ada di hati dan pikirannya. Sungguh cerminan Islam sebagai rahmatan lil alaamiin. Moga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat untuk Beliau. Salut dan hormat untuk guru Gembul terbatas pda keresahannya, dan mewakili keresahan saya juga thd beberapa figur yg scr kasuistik di momen tertentu terlihat di beberapa media blm msk cerminan Nabi. Moga Allah melembutkan hati Beliau-Beliau. Selebihnya tdk perlu dilanjutkan, tdk perlu dipaksakan harus sama, karena ilmu dan agama tdk perlu diperdebatkan, krn keduanya memiliki dimensi, kaidah dan kebenaran yg berbeda. Biarkan keduanya saling mengisi untuk kemaslahatan umat. Karena tdk semua dimensi Agama "wajib" dibuktikan secara empiris. Termasuk diantaranya Nasab Nabi, biarkan Rabithah Alawiyah menjalankan tugas dan fungsi sesuai kaidah atas penelitian yg sdh dilakukan selama ini. Terimakasih sdh upload, video ini amat sangat bermanfaat. Allahualam bissawaf...❤
Ada yg berkata Agama Dogmatis dan Ilmu itu Empiris, tidak bisa di campur adukan.... Sunggu pada ISLAM selalu menekankan ILMU, apakah tetap agama itu dogmatis ya? Rasulullah di paksa suruh IQRA... Sungguh banyak orang atheis yang selalu mendahulukan logika banyak terkagum-kagum dengan Quran, karena apa? Allah ta'ala dogmatis dan tidak empiris? allahu a'lam
Mantap guru gembul, sangat mencerahkan insights nya jadi pelajaran tersendiri cara2 bernalar yg ilmiah tapi tetep menempatkan pada takarannya. Karena pada akhirnya memang agama yg sifatnya dogmatis dan nalar ilmiah yang sifatnya empiris emang tdk bisa/susah ketemu. Kita cukup percaya bahwa Allah SWT dan Nabinya ada tanpa perlu mempertanyakan keilmiahannya. Karena kl keduanya bisa ketemu itu filsafat2 post-modern udah gaakan pd jd ateis
Walau pada ISLAM selalu menekankan ILMU tetap agama itu dogmatis ya. Sungguh banyak orang yg atheis/ selalu mendahulukan logika banyak terkagum-kagum dengan Quran, karena apa? Allah ta'ala dogmatis dan tidak empiris? allahu a'lam
@@windblows9344pak gugem mesti memahami filsafat ilmu., baru bicara epistemologi. Metode ilmiah ala barat saja masih menggunakan korespodensi., dan serius itu kesepakatan ilmuan seluruh dunia? Mau dikemanain para penganut mazhab frankfurt? Dan benarkah referensi dari gus wafi itu tidak termasuk dalam epistemologi?khususnya metofologi ilmiah dan disebut historiografy semata? Sesat metodologi ini mah gugem.
Yg jadi pertanyaan di durasi 2 jam kenapa GG masih bilang minimal 60 generasi yg mana per 100 tahun 4 generasi padahal ada yg menjelaskan ada yg berumur 90 thn baru dapat keturunan laki2 yang mana 100 thn cuma 1 generasi, coba jelasken GG mh kyanya lagi ngincer banget habib yg koar2 kepemerintah padahal mh yg korupsi banyak malah yg membela umat dicari2 kesalahannya
Contohnya ilmiah itu , jasadnya firaun dan di dukung juga oleh kepercayaan yg dikutip dari alquran . Itulah kenapa Allah buat firaun bisa diterima secara alamiah dan juga kepercayaan .
Intinya you percaya gk percaya terhadap analisis rhabitah alawiyyin, balik lagi ke you sekarang. Kalo masalah etikabilitas habaib secara personal, itu belakangan.
@@akbarrizkidwiarianto7054 btul banget bang, ini masalah percaya tidak percaya bukan ttg amal ibadah , kalau pun mau adu soal amal ibadah sya mah gda apa²nya dibandingkan habib
Terima kasih semua yg ada di video, mengedukasi, mengkoreksi bersama dan tetap kalem, tanda umat mulai kritis adalah bukti bahwa umat peduli tentang agama ini . Semoga Allah memberikan kebaikan untuk kalian
Guru Gembul tidak percaya ilmu nasab karena menganggap itu tidak ILMIAH, . dan menyalahkan metode semua ulama2 nasab terdahulu.. Mau bagaimana pun Guru Gembul tidak akan percaya Nasab yang bersambung ke Rasulullah SAW....
Ya Allah Ya Rob semoga PERTARUNGAN antara KEBENARAN vs KEBENARAN yg muncul dari perdebatan versi hamba2mu yg sudah merasa Benar akan kebenarannya ini, Tidak malah menimbulkan gesekan2 baru sebagai pemicu hancurnya kesatuan umat muslim di 🇮🇩. 🤲🏻Aamiin Yrba.
gua pernah jadi relawan longsor di suatu kampung bersama babinsa tni setempat, 2 hari terus menggali mencari korban longsor dan membantu tni memberikan obat obatan dari stok tni nah pas semua mau beres muncul dah tuh tim sar yang telat datang, ehh malah dia yang di sorot tv sementara TNI dan FPI gak di sorot media yang mana yang paling kerja keras
1:45:58 Guru gembul tidak mengerti kaidah dasar dari Distribusi Poison. "Menggunakan distribusi Posion", asumsi dari distribusi Poisson adalah bahwa peristiwa yang dimodelkan terjadi secara independen dan pada tingkat yang konstan . Kenyataannya, banyak peristiwa tidak independen dan kemunculannya dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Masya Allah swt gus wafi sangat berilmu dan baik hati sifatnya yang masih muda dan semangat dakwahnya dari jawa timur bersedia di panggil acara ceramah selalu siap sedia
Saya sangat salut dengan pak Fikri Shahab. Tenang sekali. dan memang harusnya begitu kalau berdebat. Tidak harus adu jotos. Mantap juga untuk pak Guru gembul
Gus wafi ga layak sih masuk debat ini dia selalu memaksakan kepercayaan dengan ilmiah,,, yang jelas pihak Rabithah Alawiyah tidak mengerti perbedaan ilmiah dan kepercayaan.. Kalo orang yang iq nya d atas rata2 pasti tahu maksud guru gembul ,,, kalo guru gembul blak blak an pasti langsung minta test dna untuk pembuktian yang paling Ilmiah paling Realistis jaman sekarang ,,,sedangkan pihak rabithoh alawy pengertian tentang ilmiah saja keblinger,,,malah selalu d paksakan dengan kepercayaan (agama).
Menurut saya ilmiah sama kepercayaan tidak langsung bisa di pisahkan.karna kalo semua tolak ukur harus ilmiah enggak bisa di percaya sama orang yang ahli di bidangnya.kalo begitu kata2 (lLMIAH) pun harus di uji seberapa ilmiahnya.ya kalau tentang Gus Wafi.kita tau tentang diskusi ini bukan mencari menang kalah dan bukan mencari persamaan.
Saya jadi penasaran dengan Gus Wafi, ilmu agamanya tentang Ilmiah dari kitab2, jarang di ketamukan di googling, kok sama dengan yang diajarkan pesantren2 dulu yach..... luar biasa, apalagi tentang masalah dilihat dari "Orangnya" kok jadi teringat Rasullullah SAW dan sahabat2nya, dimana di Islam dikenal Rukun Islam, Iman dan Peninggalan Rasullullah SAW
@@Coskecoss gk kebalik yaa, menit 2:02 dan dibawahnya, ada yg menjelaskan ada yg berumur 90thn baru dapet keturunan laki2 berarti 100 thn ada yg 1 generasi. Tpi GG tetap bahas minimal 60 generasi selama 1500 thn yang mana per 100 thn 4 generasi seharusnya, coba yg gk ngudeng siapa
Guru Gembul berpegang teguh pada Logika & Pengetahuanya.. Gus Wafi Berpegang teguh kepada Kepercayaanya.. Lebih condong ke Guru Gembul sih, Indahnya perbedaan..😊
1:41:10 "Pasti secara statistik". Terlihat kalau Gembul tidak mengerti perbedaan statistik dan matematik, padahal tidak ada yang pasti dalam statistik.
Sebagai contoh ayah saya kelahiran 1935, semisal 10 tahun lagi saya punya anak lagi, berarti dalam 100 tahun hanya selisih 2 generasi, hal ini menunjukkan bahwa statistik yang mengatakan dalam 100 tahun 3 atau 4 keturunan tidaklah pasti, tetapi hanya kemungkinan. Itulah sebabnya dalam statistik kita mengenal taraf kepercayaan suatu pengujian, jadi statistik adalah sesuatu yang tidak pasti.
Dikampung gw ada tempat yg dlunya tempat buat anak² mudanya bermaen judi ditambah buat memakai narkoba tapi semenjak FPI ada cabang nya di kampung gw Alhamdulillah sekarang tempat itu menjadi tempat pengajian serta bnyk sekarang anak² mudanya rajin mengaji... Jujur demi Allah saya menceritakan ini bukan mengada² dan saya juga bukan anggota bagian dari FPI
Mohon maaf saya tidak membela siapapun, saya hanya meluruskan yang mungkin juga salah apa yang saya pelajari. Maksud dari pak gembul itu ilmiah itu berbeda dari kepercayaan atau iman, kalo di bilang pak gembul tidak percaya a b c tentang islam/ nasab dia itu semua yang di katakan alquran percaya dia juga muslim, yang mau di jelaskan pak gembul itu jangan samakan ilmiah dengan kepercayaan karena itu hal yang berbeda. jadi intinya itu kalo biala soal islam alquran dll itu sudah masuk ke rana ke imanan kepercayaan, klo dtanya apakah dia percaya alquran dan ahli" islam dia percaya, dia hanya mau menjelaskan metode ilmiah yang mana metode ilmiah itu bukan dari pak guru gembul tapi dari orang akademis seluruh dunia, begitu jawaban saya untuk gus wafi bkan cara berpikir atau metode antum dengan metode pak guru gembul berbeda bukan itu maksud dari pak guru gembul, mohon maaf jika ada kesalahan dan tidak bermaksud menjelekkan atau sok pintarhanya mengutarakan tanggapan yang saya tanggap dari diskusi ini 🙏
"Persoalannya metodelogi ilmiah yang dimaksud pak gembul saat ini jaman dulu belum selengkap skrang.. Nah jaman dulu cara menguji validasi kebeneran seseorang dengan cara menggali informasi setiap saksi saksi orang oranf terdekat. Bahkan metode itu masih di pakai sampai sekrang oleh kepolisian dalam menggali seseorang"
@@muhammadzaki5142 jd karena itu metode yg belum lengkap bs dikritisi dan dibantu dengan metode yg mutakhir. Slama itu adalah ilmu pengetahuan maka tdk masalah, yg tidk bs diteliti atau dihitung adalah mngenai ketuhanan, kematian dn hal2 stelah kematian, atau pun perkara ghaib
Mohon ijin, memberikan komentar, perihal apa yg disampaikan Guru gembul, itu adalah ucapan oknum habib, yg sebenarnya ucapan habib itu telah merusak nama baik para habib ba'alawi, tapi tdk benar kalo disematkan kepada semua habib, ...itu oknum iya, terutama orang2 muda habib, yg guluw, memanfaatkan nama habib utk hal2 yg buruk dan tercela, ini suatu ujian bagi habib ba'alawi, ... dan masukan agar para oknum habib muda tuk ditertibkan, akhlaknya, ... tapi kami tdk sependapat jika seluruh habib, tdk benar ...itu suatu kesalahan besar
Terkait ilmiah, pemaparan pihak RA lebih pure. Kalau mengkuti GuGem, bisa mentok, dan ujung2nya merujuk ke pemaparan dari pengertian ilmiah dari pihak RA lagi. GuGem mengadopsi pada ilmiah barat. pernyataan Gugem itu seperti memsiahkan agama dan ilmiah/ saya menangkap ilmiah yang beliau sampaikan adalah sains. Padahal ilmiah/sains yang diteliti pun terus berkembang, dan bahkan penemu spt Einstein sendiripun masih banyak teka teki terkait sains yang dia teliti. Kalau ilmiah dianggap harus indrawi, maka bagaiman dengan pikiran, perasaan, kesadaran? Itu semua adalah semua adalah bagian dari ilmiah hanya saja tidak bisa diperlihatkan. Allah sendiri tidak terlihat tapi bukan beratu tidak ada. Bagaimana mengetaui Allah ada? Dari alam semesta dan tabda2 yang disampaikan oleh Al-Quran. Justru sulit ditelusuri kalo ilmiah seperti itu (yang Gugem sampaikan)pengertiannya
Bukanya sudah di katakan ama gugem bahwa "agama adalah kepercayaan yg gak mungkin di paparkan",ilmiah itu sederhana,,,hanya sekedar di uji jika hasil nya sama dengan perkiraan maka itu berhasil di ilmiah kan,karna sebelum kita uji di pikiran kita jalan untuk menguji sudah terbayang
@@DanilAprilyansyah kalau agama hanya terpaku pada kepercayaan saja, bagaimana org di luar Islam yang akhirnya masuk Islam karena mereka berpikir, mempelajari, dan masuk akal, dan neniliki bukti, itu semua melahirkan kepercayaan. Itu bukti bahwa agama Islam bukan sekedar kepercayaan. Bukan karena di sains belum ada maka suatu hal tsb tidak ada, karena di semesta ini masih bnyak yang belum diketahui bahkan baru sedikit yang bisa diteliti karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan manusia. Itulah bedanya ilmiah barat yang dianut Gugem dan ilmiah dalam Islam yang disampaikan gus Wafi. Sehingga dengan banyaknya faktor dan peluang yang ada di dunia ini maka ilmiah dalam Islam lebih menyeluluruh dan pure
@@ZorrotheblackandwhitecatJelas sj agama menyangkut kepercayaan, sseorang memilih mnerima konsep suatu agama itu berdasarkan percaya(iman) ada pun akal sbagai atribut yg bs membawa kepada kepercayaan..itu pernyataan soal agama lain memilih masuk islam krena mempelajari Islam, maka sama jg dengan orang lain yg memilih agama lain krena mmpelajari agama trsebut, dn itu subjektif. Ilmiah itu ktika kita tahu dn ada peninggalan mngenai object.. contohnya indonesia ada peninggalan candi budha terbesar ini bs dibuktikan secara faktual. Sedangkan prsoalan kepercayaan itu tdk akan bs didefinisikan dn dihitung. Ilmu2 yg dipelajari dn dibuat oleh ulama dlu itu ya buatan para ulama trsebut dn tdk sakral selayaknya kepercayaan mengenai Allah dan RasulNya dlm Islam. Ilmu itu universal, dn ilmiah itu suatu jalan utk mengetahui pengetahuan dn bs dibuktikan atau dihitung
tapi tidak bisa secara sepenuh nya menyalahkan para habaib/"keturunan nabi" yg menyebabkan awal polemik ini terjadi, walaupun fakta nya yg sering terjadi memang ada beberapa "oknum" habaib yg membuat statment/kata2/tingkah yg kontroversial, lebih dari itu harusnya kita yg non habaib/masyarakat biasa, tetap harus menghormati dan tidak terlalu berlebihan mengidolakan para " habaib" yg mengakibatkan kita buta,lupa bahwasanya se bagaimanapun kita mengidolakan seorang habib tetap mereka manusia biasa dan bukan seorang NABI terkhusus nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang sangat kita junjung dan cintai ❤
"mengidolakan" yg saya maksud adalah, hanya karena mereka "keturunan" nabi kita menormalkan perbuatan/kata/tingkah mereka yg melenceng dari sifat2 rassullulah 🙏, sehingga ketika mereka berbuat yg kurang layak, salah/benar kita tetap membela hanya karena title "habaib,cucu nabi,keturunan "nabi"
Sebenarnya nabi dan rasul mengajarkan ilmu ke dalam diri, kalau sudah ke dalam, luar akan mengikuti, makanya ilmu tertinggi itu adalah makrifat, jadi levelnya syariat, hakikat dan tertinggi makrifat, kalau sudah sampe ini akan terlihat dari perilaku seseorang dalam melihat dan menghadapi kehidupan
membahas konteks ilmiah dalam islam harus tetap menggunakan metodologi islam... pak gembul kalau hidup di jaman Nabi Muhammad Saw, lalu di ceritakan tentang kisah nabi terdahulu atau isra' miraj, pasti bilang nabi tidak ilmiah.. karena tidak adanya manuskrip atau catatan terdahulu 😂
@@mukhlisfathoni8621 perlu dimaklumi karena kadar kemampuan guru gembul sebatas itu, tidak pernah mempelajari ilmu nasab, sehingga yg dibahas secara ilmiah, itupun juga banyak yang salah, harusnya metodologinya gugem dibahas di forum akademis dulu baru di share ke masyarakat umum
ya memang islam itu ada yg bisa di ilmiah dan ada yang tidak. karena saya percaya islam sudah sampai titik itu. saya percaya agama saya, saya percaya dengan para rasul Allah, saya percaya tiada Tuhan selain Allah.
tidak hanya guru gembul, malah bisa saja anda atau saya ketika di zaman nabi, jangankan percaya pada isra' mi'raj, memeluk Islam pun belum tentu. yang saya yakini bahwa para sahabat menerima Islam karena mereka cerdas. Kalaupun seandainya sahabat asal percaya sudah pasti mereka tak punya kualitas.
NU paling sering menghina mereka umat muslim yg selalu merujuk terhadap alquran, hadits dan sunnah atas dasar MEREKA ADALAH WAHABI, YAMAN, DLL. Karena doktrin dari ulama² mereka yang brengsek, yang padahal tidak ada sedikitpun informasi megenai wahabi pada zaman rasul, dan menyatakan mereka adalah orang yang hina ketika mengikuti ajaran alquran, hadits, dan sunnah. Dulu gua adalah org yang suka ikut pengajian habaib², seperti habaib novel, rizieq, hasan, munzir. Dan akhirnya gua keluar dari pengajian² habaib yg byk sentimen negatif di share dari org sekitar, dan selalu memfitnah mereka dengan kata2 WAHABI bagi mereka yg menolak ajaran habaib karena padahal tidak sesuai dengan syariah islam yang ada pada alquran, hadits dan sunnah Dan akhirnya gua membandingkan dengan kajian seperti ust. Khalid, Adi hidayat, Nuzul Dzikri yang mana mereka tidak pernah menyebarkan statement negatif terhadap mereka yg menentang dan justru mendoakan mereka. Serta mereka selalu berpegang teguh terhadap alquran, hadits yang shahih dan sunnah
terlepas dari perdebatan ilmiah dan tidak ilmiah, secara keseluruhan sudah mengedukasi tentang nasab dan kebebasan berpendapat. Salut juga dengan kelola emosi dan intonasi Habib yang duduk di tengah.
Astaghfirullah... Kenapa aku malu ya... Sekelas Gus wafi... Gak paham metodelogi ilmiah. Buat Guru gembul luar biasa... Allah membimbing lisannya... Insha Allah
Gus wafi itu faham benar metodologi ilmiah, ketimbang guru gembul., dalam khasanah barat ada yg desebut metode korespondensi, yg mirip dengan apa yg menurut gus wafi lebih kepada mendengar kabar dari orang lain tentang sesuatu kejadian. Problem nya, secara ontologis sudah bertolak belakang antara guru gembul dan gus wafi terkait apa yg disebut metodologi ilmiah. Hanya problemnya guru gembul lebih memaknai bahwa metodologi ilmiah yang benar itu cuman metodologi ilmiah yang dia fahami saja. Yang saya lihat lebih cenderung kepada positivisme august comte yang menjadi cara pandang modernisme. Padahal kita sudah hidup di zaman post-modernisme, atau dalam khazanah islam disebut sebagai neo-modernisme. Saran saya coba membaca bukunya wittgenstein tentang filsafat bahasa. Dalam periode pemikiran nya yg kedua dia mengkritik pemikirannya yang pertama terkait proposisi dll sebagai pembentuk bahasa ilmiah, melalui istilah yg dia sebut sebagai permainan bahasa., ada 1 contoh menarik terkait kritiknya atas pemikirannya sendiri yang pertama ; bagaimana anda mengobjektivikasi angka 2 ketika seseorang membeli dua buah apel di pasar? Dimana angka dua tersebut berada?
@@agusjunaidi562 coba mas baca lg diskusinya., gus wafi sama habib yg di tengah udah bilang kurang lebih ; berarti metodologi yang di pakai guru gembul berbeda., justru yg membuat saya kecewa guru gembul keukeuh bilang bahwa yang di utarakan gus wafi itu bukan metodologi ilmiah, tp historiografy yg cenderung teologis. Ketidakfahaman guru gembul justru terlihat dari jawabannya tersebut. Padahal tahun 80 an/ 90 an, di kita ada cendikiawan muslim yg sudah mencoba memberikan fondasi terhadap epistemologi islam di indonesia ; almarhum kuntowijoyo., yg sekarang, dan mudah2an masih berlanjut, sedang di kembangan oleh UII yogya.
Klw misalnya para habib itu bukan keturunan nabi..trus orang2 itu mau ngapain...saya pribadi klw pun memang rabitoh alawiah itu bukan kturunan nabi saya gk masalah sata ttp mencintai habaib karana nabi muhammad
terlepas dari mana yg benar, dari sini saya dapat pengetahuan, dan bukti secara jejak digital, bahwa ternyata guru gembul memiliki pendekatan ilmu yg condong pada sekularisme radikal dan atheis. apalah artinya mengaku beriman pada Allah, sedangkan ilmu ttg aqidah tauhid dia sebut haram untuk dijadikan sebagai ilmu. apalah artinya i'tiba pada rasul sedangkan baginda Rasulullah salallahu'alaihiwassalam dia anggap hanya sebatas figur historis belaka. maka saya sangsi bilamana dia lahir di zaman rasul, apakah dia akan beriman pada kejadian isra & mi'raj rasul apa malah jadi pembangkang... silahkan di nilai saja...
Sebelum ke orang lain coba balik lagi ke anda sendiri, bila anda lahir di zaman rasulullah apakah kamu akan beriman sama isra dan miraj atau malah ngebangkang Sejauh pengetahuanku semua sahabat nabi yang pertama kali dengar soal isra dan miraj, semuanya ragu, kecuali Abu bakar, apa kamu merasa memiliki ke imanan setara abu bakar, sampe gak ragu sedikitpun terhadap rasullah pada masa itu ??? Dan satu lagi, jadi sekarang kalo kita mengkritik habib artinya kita condong sekular, radikal dan atheis 🤣🤣🤣. Terakhir aku cek agama ini katanya semua manusia sama, yang membedakan cuma takwanya. Tiba tiba sekarang ada orang yang di agung agungkan atas keturunannya dan semua yang tidak sepaham artinya condong sekular, radikal, atheis. Kan kacau kalo gitu 🙃🙃 ini lah aku terkadang merasa, kita di indonesia secara umum kurang mampu dalam hal diskusi. kalo ada orang kasih argumen jawab dengan argumen. bukan malah di balas dengan stigma, kan akhirnya kita gak pernah bisa maju dalam diskusi Coba guru gembul ngasih argumen soal keresahan masyarakat tentang previlage dan di agung agungkannya para habib secara berlebihan. Jawab argumennya dengan argumen. jangan malah di kasih stigma kalo orang yang beranggapan seperti itu artinya radikal lah, sekuler lah, atheis lah atau semacamnya. Kan diskusi gak jalan kalo gitu
Kok bisa kesana pandangannya kawan? Saya tidak sependapat sama sekali tidak pandangan atheis atau sekuleris disana, semua yg dijelaskan terkait metode nya kok bukan mau nyalahin, kita diberi pemahaman lebih terbuka juga
Simpel, bayangin nentuin kiblat pake kepercayaan aja ga pake sains, dan udah kejadian kan banyak mesjid yang shaf nya jadi miring kanan karena udah diverifikasi ulang dengan sains, bisa jadi Habib2 yang ada sekarang juga kan kalo diverifikasi ulang bisa jadi ada yang ternyata bukan Habib 😁
Ga perlu pake saint jg bro soal itu.. berarti jaman dulu sblm ada ilmu saint org" Islam jaman dulu salah donk arah kiblatnya 🤣🤣🤣. Saint itu adanya jaman modern brot jmn lampau blm ada 🤣
@@AU_AH.938 dari sini aja udah ketauan kan ga paham maksud dari sains itu apa, dari zaman batu juga sains itu udah ada. Contoh simple, gimana orang bisa menemukan tanaman yang aman dimakan dan tidak? Dengan cara dimakan kan? Itu namanya metodologi sains, jaman sekarang disebutnya organoleptik tapi poinnya adalah memverifikasi sesuatu "oh bener nih tanamannya bisa dimakan, kita ga keracunan" tanpa sains manusia di jaman sekarang ga akan punya yang namanya pakaian bahkan sekedar alat untuk berburu pun ga akan punya. Sesimpel gimana orang yang kedinginan terus tau kalo bulu hewan bisa bikin anget dan akhirnya jadi produk baju juga itu bentuk metodologi sains. Jadi jangan salah kaprah bilang "sebelum ada ilmu sains".
Menurut saya sih lebih logis ke gus wafi, karena kalo ngandalin indra saja susah. Harus didasari teologis dan logika. Pake indra saja gk bakalan cukup ada keterbatasan umur. .. Tapi salut lah ke guru gembul selaku perwakilan dari unek unek dari para akhwal yang awam terhadap habaib. Pangkat rocky gerung juga gk hanya ngandelin indra, tapi pake teologia juga untuk Mendapatkan Fakta dan data dan menghasilkan kesimpulan yanng jelas. Bahasa kerennya ber-yuristik..
di awal pembukaan itu guru gembul sudah keren. orasinya bagus, netral dan objektif. tapi saat masuk sesi kedua itu malah ngawur. bicaranya melebar ke mana mana. penjelasannya tentang ilmiah juga ngawur. padahal yang dimaksud ilmiah itu bila ada bukti empiris dan dapat dipahami secara rasional. berarti ada dua syarat. empiris dan rasional. dan ustad wafi sebetulnya sudah menjelaskan dengan benar apa makna ilmiah itu. yakni ditangkap oleh indera dan dipahami oleh akal. itu sama dengan empiris dan rasional juga. hanya saja ada tambahan syarat ke tiga, kabar yang pasti benar. sebenarnya tidak salah juga hal ini dimasukkan sebagai syarat ilmiah karena kabar yang mutawatir yang diberitakan oleh orang ramai itu pasti dijamin benarnya. tapi kalau kabar dari nabi yang diperkuat dengan mujizat, itu jelas bukan hal yang ilmiah. karena mujizat itu sendiri adalah kejadian luar biasa yang tidak bisa diilmiahkan.
Kan sudah dibilang kalau indra itu tingkatan paling rendah, kalo diindrakan saja gak bisa yaa berarti gak ilmiah. Kalo harus ngandelin teologis mending bahas ilmu ghaib. Logika pasti dipake, tapi harus objektif dulu..arti objektif yaa fokus pada objeknya bukan fokus pake logika peneliti. Kalo fokus sama logika peneliti yaa ancur. Contoh, zaman dulu nikah seusia anak sd adalah hal yg lumrah..tapi dizaman sekarang itu aneh. Dari contoh itu kita gak bisa mengutamakan logika peneliti
Tahun 1999 , dulu pernah kedatangan orang yg wajahnya arab ngakunya "Habib" Saya hormati beliau saya salaman, sun tangan sewajarnya, ehhhh tau nya merkosa ART saya, payahhhh
habib itu dimuliakan karena nasabnya bukan karena perbuatannya. itu harus dibedakan. kalau ada habib yang berprilaku buruk, hal itu lantas tidak membatalkan nasabnya. dan karena tidak ada jaminan kalau habib itu maksum. yang dijamin maksum hanyalah ahlul bayit (Nabi, Ali, Fatima, Hasan dan Husein). artinya para habib itu juga dapat berbuat salah. sehingga itu dapat dikritik atau dinasehati asalkan dengan ilmu dan adab. dalam kisruh masalah nasab para habib ini, baiknya kita posisikan diri netral. kalau nasab mereka salah, biarlah itu menjadi urusan Allah. tapi kalau benar dan kita ada di pihak kontra, itu justru fatal untuk kita sendiri. karena kita berharap syafaat Nabi, tapi mencela zuriatnya, kita bershalawat di tahayat akhir dalam sholat itu juga ditujukan bagi para habib. tapi karena janji Allah bahwa keberkahannya tidak diberikan kepada orang yang zholim, maka habib yang zholim tidak menerima berkah shalawat itu. jadi jangan sampai keberpihakan kita secara sepihak dalam masalah ini justru membatalkan shalawat kita sendiri.
@@memojirangibran7976 Saya tak bisa bang memuliakan nasab Nabi dengan mudah, karena yang saya cintai dan muliakan Nabi Muhammad SAW, untuk para sahabat, keturan Nabi saya menghormati mereka tapi tak memuliakan.
@@arrasychannel3042 cocok itu bro. para habib itu ga harus dipuja apalagi dikultuskan. tapi sebagai etika ummat muahammad, adalah dengan menghormati mereka.
PK guru gembul sangat cerdas dan intelektual....saya bangga inilah unggulan anak bangsa indonesia....jng mau kita di hinakan olh orng yng mengaku keturunan nabi....
Hanya poin terakhir pak guru gembul tidak terlalu pahami. Selebihnya dari awal sampai poin sebelum statsistik mantap mencerdaskan. Sebab rosul hidup 1400 tahun lalu bisa saja 30an generasi bisa juga 70an generasi. Sebab bisa saja per generasi 20an tahun bisa juga 40an tahun. Sebab bisa saja anak laki2 lahir pertama umur bapaknya 20an tahun bjsa juga 30an bisa juga 40a tahun. Contoh 1400tahun:30tahun per generasi =46 generasi Tapi bisa juga 1400tahun:25 tahun per generasi =56 generasi Bisa juga 1400 tahun : 20 tahun per generasi = 70 generasi Serta bisa juga 1400 tahun : 40 tahun per generasi = 35 generasi.
Cara pandang guru gembul, penulisan nasab sekarang tidak ilmiah hanya pencatatan tradisional. Kalau mau di nilai secara ilmiah, simplenya test DNA. Tp mereka takut kalau gak terbukti gimna? Habis sudah semua yg dibangun dan didapatkan selama ini. Seperti lu sudah punya anak dan ternyata ketika lu tes DNA ternyata gak terbukti lu anak Bapak lu, hancur sudah semuanya. Kira2 begitu sih.
kritikan guru gembul memang sangat rasuional sekali ,dan respon dari rabhitoh itu sangat santun dan tidak menolak secara frontal.saya pengen lagi liat vidio diskusi dengan guru gembul dan rabithoh. dan untuk gus wafi saya juga pernasaran diskusi dengan guru gembol lagi ,saya tunggu vidio selanjutnya mungkin di lain diskusi /bersama rhabitoh lagi.
Diskusi yang luar biasa, walaupun guru gembul masih pada pendiriannya tapi apa yang disampaikan team robitah sangat masuk akal. Tapi yang bahwa ini adalah diskusi yang luar biasa..
Guru gembul bilang per 1000 tahun ada 40 generasi, berarti rata2 yang dipakai umur 25 tahun udah punya anak laki. Faktanya angka kelahiran generasi laki laki sudah ada penelitian pakai rata2 umur 31, yang kalo dihitung sampai sekarang ada 46 an generasi.
@@authorday begini pak, koreksi jika saya salah. Kita anggap saja anak yang pertama, maka setiap anak yg pertama itu pasti dimana saja berada pasti mempunyai datuk, misalnya begini, saya punya ayah, punya kakek, punya datuk, setiap anak pertama pasti mempunyai datuk, atau walaupun bukan anak yg pertama asalkan ayah kita adalah anak yang pertama, itu pasti mempunyai datuk.
Intinya guru gembul ingin pembuktian nasab secara ilmiah dengan tes DNA, sedangakan RA/Gus Wafi berdasarkan pencatatan bersambung yg sumbernya telah diketahui etika, keilmuan, dan kemaslahatan untuk umat.
@@ar_fams89 mas test dna niku namung efektif ketika jarak keturunannya dekat contoh anak ke bapak bukan anak ke nenek moyang, kalo sudah ber abad abad gabisa efektif, makannya test dna gabisa menentukan nasab dan gabisa masuk metodology penentuan nasab
@@insanbaik1047 Siap, saya Zuriat NABI Lovers. Bodoh amat orang mau bilang apa, saya dari kalangan awam saya cinta atas darah Baginda MULIA Nabi Muhammad SAW yg mengalir dalam nadi para Habib.
Tepat sekali, hanya saja sangat di sayangkan banyaknya ulah oknum yg akhirnya merucut banyak keraguan pada yg di yakini habib.. terlepas benar atau tidak nya semua itu ditanggung masing² pribadinya.. tapi jika demi kepentingan pribadi tanpa ada tindakan hukum di dalamnya, saya rasa sangat perlu hal itu di kupas dengan jelas dan terbukti.. bahkan dari ketuanya pun harus bisa menyerukan kebenaran atau minimal mencabut catatan/stempel yg menyatakan oknum tersebut adalah habib di depan khalayak umat, agar tidak banyak umat Islam yg akhirnya ikut keliru seperti yg baalawi sampaikan.
Ga ngerti lagi sama Rabithah Alawiyah. Kalo mereka punya keresahan yang sama tentang overclaim para golongan nya (habaib), harusnya mereka kasih statement solid klo para oknum itu SALAH!! karena yang akan tercoreng namanya adalah Rabithah Alawiyah itu sendiri.. tapi ya mereka tidak punya keberanian atau takut buat negur bahar dan riziq dll. Itu yang salah! Rabithah Alawiyah terlalu penakut!! Itu fatal karena kalian itu bawa nama nabi Muhammad loh😢
yang suka freming,rasis,intimidasi,sombong,songong,dawir n khurafat kasih kartu merah alas pecat dr RA,tegas n lugas punya anggota nyengsol kok cicing wae. te jlasss.. i❤❤❤nkri n kyai pribumi
Saat ini test DNA merupakan salah satu metodelogi ilmiah utk menjelaskan asal usul. Untuk lebih membuat hal ini clear, jalanin aja..mmg knp, gak haram khan menjalani test tsb?