Hasil tes dna merupakan catatan obyektif dr Alloh, menjadikannya sidik nasab yg akurat. Klo ilmu nasab hanya lah catatan manusia yg subyektif bs direkayasa sesukanya scr se pihak, tdk cukup berdasar masyhur. Msh perlu dibuktikan dg data pembanding. Dg perkembangan teknologi biologi, mk temuan dna, spt hal.nya "Golongan darah" sdh saatnya dna dicantumkan dlm KTP atau passport.
49:46 : DR Ahmad Utomo (doktor ilmuwan DNA) : "tes DNA sangat bagus utk yg sezaman saat ini (anak bapak kakek 99%)", sedangkan utk masa lampau (ratusan ribuan tahun) tes dna tidak akurat krn kita tidak dapat mengakses jenazah yg sudah ribuan tahun yll dg kualitas dna yg masih baik serta adanya masalah meta data yg tidak lengkap. Hampir semua ilmuwan pakar DNA dunia dng artikel2 dna nya menyatakan tes dna utk waktu ratusan ribuan tahun itu tidak akurat tidak ilmiah..... kecuali doktor Sugeng pegawai BRIN yg tercatat sebagai "peneliti ikan mujair" andalan KH Imad yg berhasil meyakinkan para pendukung tesisImad kalau tes DNA itu cespleng manjur seperti tongkat ajaib mesin waktu yg dapat melacak nasab ribuan tahun. Ibarat sampean maksa nyuruh ngukur kecepatan pesawat F16 pake spedometer motor #commonsense
Keluarga Nabi? Yang mana? Saya TIDAK KENAL MEREKA. Yang saya tahu, manusia itu cuma 2. Yang BAIK, dan yang BUSUK. SIAPA PUN MEREKA. Rasulullah Saw bersabda, "Aku PERINGATKAN pada kalian..... , SEKALI LAGI lagi aku PERINGATKAN pada kalian... , agar kalian LEBIH BERTAKWA kepada ALLAH dalam memuliakan ahli baitku". (Ulangi baca perlahan-lahan 3x hingga timbul pemahaman yg diberikan Allah SWT). Ali bin Abi Thalib RA pun berkata : "Kekasihku adalah orang yang dekat dengan ajaranku meskipun JAUH hubungannya dengan nasabku, MUSUH BESARKU adalah orang yang jauh dari ajaranku meski DEKAT nasabnya denganku".
Gampang.. Cari Data Dna Sayyid+Syarif dari Keturunan Hasan & Husein yg benar2 Sahih. lalu tinggal dibandingkan dengan TesDna Ba'alwi Habib Indo. Gitu ajahh kok repot.
Pak sayid fikri sahab yang katanya scientist uda kasi komentar, tapi saat di tanya mengenai generasi, yang mana 1500 tahun yang rata rata di dunia menghasilkan 50-75 generasi, sedangkan habib di indonesia hanya di generasi 36-45, yang artinya sangat jauh dari rata rata generasi yang ada (26 tahun rata rata generasinya). Kalau di indo masi generasi 36-45, artinya rata rata 41 tahun baru memiliki keturunan, dimana sangat mustahil 45 generasi semuanya baru berketurunan di umur 41 tahun. Dan jawaban pak "scientist" adalah gabisa di hitung secara matematika untuk menghitung generasi, sungguh membagongkan seorang scientist menjawab gabisa di kalkilasi secara matematis😅
Kalo sampean pernah dapat mata kuliah STATISTIK pasti tahu bahwa data nasab itu tidak dapat dihitung dg MATEMATIKA dijumlah terus dibagi rata2 kemudian ketemu hasil rata2 umur 41 tahun 😮😮. cek cermati data nasab yg ada sampai Sayidina Hasan Husein, akan sampean temukan rentang umur para keturunannya ktika pertama punya anak laki laki adalah diantara umur 19 tahun sd 70 tahun, belajar statistik matematik dulu baru komen mengkritisi ahli.
@@jakapurnama1384 hehehe para penyembahManusia walaupun dibertahu itu salah musyrik kekeh aja menolak, terbukti kebenaran ilmu pasti statistik matematik pun ditolaknya
Dengerin tuh Pak Ahmad, NGS susah untuk menentukan nasab, tapi sangat mudah buat menafikan nasab.... Baklawi bukan orang arab, jadi bukan cucuk nabi (Fussilat 44: rasulmu orang arab)
Klo bicara metadata ya bagus donk klo Ba Alwi tes DNA, ga ada ruginya, malah bagus u/ melacak kekerabatan saat ini dan garis keturunan mereka ke masa lalu. Anggaplah itu kontribusi mereka bagi ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan peradaban. Klo bicara perkara kegentingan, lihat beberapa penyelewengan yang sudah dilakukan oleh oknum-oknum terkait sejarah bangsa, makam, ajaran bernuansa khurafat, sikap terhadap ras selain mereka, cara berpolitiknya, dll. Agak aneh saat narasumber menutup materinya dengan anggapan belum perlu tes DNA.
setuju.. trus harus ada sertifikatnya dari Arab sana.. jangan dari Indo, agak meragukan jika serrifikat dari Indo, bisa banyak palsunya jika hal2 baru begini... kaya sertifikat tanah aja banyak palsu.. trus harus ada QR Code juga utk cek... bakal ketahuan mana habib palsu penebar kebencian...
masalahnya orang orang yang mengaku habib itu merasa lebih mulia dan wajib diagungkan oleh orang biasa bahkan mereka sangat jelas menyombongkan bahwa darah mereka mengalir darah nabi,para imigran itu merasa lebih mulia daripada orang pribumi asli Indonesia
Jgn2 ribut soal habib ato bukan habib hanya terjd di negeri ini. Jgn2 di arab sana bahasan ini tdk serame di negara ini. Jgn2 keributan ini terjd krn kesalahan bbrp kalangan di negara ini yg sering kali menjdkan panggilan "habib" sebg panggilan biasa thd org2 arab. Apalg kl si arab itu kebetulan aktifitasnya di wilayah agama, mk dg mudah org2 memanggilnya habib. Ini sebagaimana dg mudah dan biasanya org2 memanggil seseorg dg panggilan ustadz, meskipun scra keilmuan yg dipanggil ustadz td biasa sj ato bahkan "baru hijrajh". Jgn2 keributan soal habib ato bukan habib ini hanya kelanjutan dr fenomena panggilan "kadrun" yg bbrp thn ini rame di sosmed. Jgn2 keributan ini hanya efek dr perasaan terganggu pd diri org2 yg mengaku paling pribumi dan paling nkri, dan lebih senang menyebut Islam nusantara drpd islam "arab".
Karena sejauh ini data YDNA Ba Alawi menunjukkan bervariasi nya haplogroups mereka, dengan G mirip Askenazi sebagai mayoritas dan J1 Al Husaini sbg paling minoritas hanya 2 orang*) dari sampel sejumlah hampir 200 pria Ba Alawi worldwide, maka pertanyaan besarnya adalah "apakah jika haplogroup G Ashkenazi itu dilacak keatas jejak mutasinya akan masih dimungkinkan bersambung kepada J1 Al Husaini?" Kalau jawabannya adalah: "ya, dimungkinkan", maka plat G Ba Alawi itu ga masalah 😊. Tapi setau saya, mas Sugeng berpendapat jawabannya "tidak, ga mungkin" sementara para pembela Ba Alawi gabisa menjawab. Gus Rumail misalnya, malah menjawab dengan fallacy dalam argumennya, sementara seorang ahli genetics dari Ba Alawi, bib Zen Hafy, cuma menjawab bahwa YDNA gabisa untuk melacak leluhur keatas yang berjarak terlalu jauh. Padahal gua senang kalau ngikutin videonya mas Sugeng yang menjelaskan jejak mutasi kode-kode SNP, walaupun gua ga fully ngeh juga, tapi sebagai awam DNA kek gua ini jadi dapet gambaran bahwa jejak mutasi keatas pun bisa di-estimasi walaupun udah berjarak >1000 tahun. Dan, jawabannya ya itu tadi: "pria berhaplo G ga mungkin berasal dari kakek paternal J1". Gimana nih menurut mas Ahmad? O ya.. *) mas Sugeng berpendapat 2 pria bermarga Ba Alawi yang haplonya J1 itu sebetulnya bukan ba Alawi tapi dari klan Al Musawi.
@@taekdeh1866 wow.. kang Deni "mantan Adzmatkhan" J1, berarti walisanga yang Al Husaini pun bukan Ba Alawi dong.. RA beneran nih musti muhasabah dan mereformasi diri sendiri. Thanks bro🙏
Terlalu mengagungkan mengandalkan nasab, misal bodo amat ga pengaruh kok, namanya juga ilmu selalu berkembang bukan soal memgapa baru heboh sekarang...dulu ga ada test DNA
DNA ilmu keren sih tapi sayang dalam penentuan nasab gak bisa di pakai.begitu juga kompas dalam penentuan kiblat,kamera sebagai bukti adanya perzinaan.😢
Dengerin tuh Pak Ahmad, NGS susah untuk menentukan nasab, tapi sangat mudah buat menafikan nasab.... Baklawi bukan orang arab, jadi bukan cucuk nabi (Fussilat 44: rasulmu orang arab)
KETURUNAN NABI MUHAMMAD DI SELURUH DUNIA SDH BANYAK YG SUDAH TES DNA UTK MENGETAHUI BENAR ATAU TIDAK MEREKA CUCU ASLI NABI MUHAMMAD , KALAU TIDAK TERBUKTI MEREKA LEGOWO & MENERIMA HASIL TES DNA....KABIB2 DI INDONESIA TAKUT & MENOLAK TES DNA , KRN MRK SDH TAHU BAHWA MEREKA " BUKAN " TURUNAN CUCU NABI..., NASAB BAGI MEREKA UTK MENIPU & MEMBODOHI UMAT , GILA HORMAT , MINTA DIMULIAKAN , PENDAWIRAN UTK MENCARI UANG & KEKAYAAN , MERASA RAS PALING HEBAT , MERASA TUAN & MAJIKAN DI NKRI...
49:46 : DR Ahmad Utomo (doktor ilmuwan DNA) : "tes DNA sangat bagus utk yg sezaman saat ini (anak bapak kakek 99%)", sedangkan utk masa lampau (ratusan ribuan tahun) tes dna tidak akurat krn kita tidak dapat mengakses jenazah yg sudah ribuan tahun yll dg kualitas dna yg masih baik serta adanya masalah meta data yg tidak lengkap. Hampir semua ilmuwan pakar DNA dunia dng artikel2 dna nya menyatakan tes dna utk waktu ratusan ribuan tahun itu tidak akurat tidak ilmiah..... kecuali doktor Sugeng pegawai BRIN yg tercatat sebagai "peneliti ikan mujair" andalan KH Imad yg berhasil meyakinkan para pendukung tesisImad kalau tes DNA itu cespleng manjur seperti tongkat ajaib mesin waktu yg dapat melacak nasab ribuan tahun. Ibarat sampean maksa nyuruh ngukur kecepatan pesawat F16 pake spedometer motor #commonsense
@@mohammadjusuf4951 *Lah, Emang Cucu Rosulullah Yang Hidup Didunia Itu Cuma Begundal Habib Doang,.......?* *Klo Istilahnya Harus Sejaman, Ya Di Test DNA Dengan Cucu Rosulullah Selain Dari Begundal Habib,.......* *Gitu Saja, Repot........*
@@ajiwahyudi3186 Ok setelah selain dari begundal habib di tes DNA, hasil tes nya dicocokkan DIPASTIKAN ketersambungan nasabnya ke Muhammad Rasulullah, tahukah sampean itu membutuhkan SAMPEL GEN Ali bin Abi Thalib - Fatimah. atau sampel Hasyimi. Sampai detik ini tidak ada Lembaga atau pakar DNA manapun yg punya sampel GEN ASLI dari jenazah Muhammad Rasulullah atau anak cucu dan mantunya. Lembaga Internasional Genetik ISS0G yg diakui kredibilitasnya menyampaikan fakta "sampel Hasyimi yg ada di basis data Lembaga2 tes DNA tidak mewakili bani Hasyim". Mangkanya simak baik2 video dari Dr Ahmad Utomo tsb utk memperluas pengetahuan, shg tidak dg pengetahuan yg terbatas ngotot mewajibkan tes DNA.
Ok setelah selain dari begundal habib di tes DNA, hasil tes nya dicocokkan DIPASTIKAN ketersambungan nasabnya ke Muhammad Rasulullah, tahukah sampean itu membutuhkan *sampel gen Ali bin Abi Thalib - Fatimah* atau sampel Hasyimi. Sampai detik ini tidak ada Lembaga atau pakar DNA mana yg punya sampel *gen asli* dari jenazah Muhammad Rasulullah atau anak cucu dan mantunya. Lembaga Internasional Genetik ISS0G yg diakui kredibilitasnya menyatakan "sampel Hasyimi yg ada di basis data Lembaga tes DNA tidak mewakili bani Hasyim" Mangkanya simak baik2 video dari Dr Ahmad Utomo tsb utk memperluas pengetahuan, shg tidak dg pengetahuan yg terbatas ngotot mewajibkan tes DNA.
Dengerin yang bener dulu. Hal yang perlu konsesus dulu adalah, DNA nabi sendiri seperti apa. ISOGG aja masih bilang contested kok. Jadi yang perlu ada penelitian dan kajian khusus untuk mencari kesepakatan DNA keluarga Nabi
@@sanguanguysss7667 iya sy tau sudah ada perkiraan kode nya kan? Tapi kode itu apa sudah diakui jumhur ulama? Belum ada kayanya deh yg sudah klaim kode tersebut fix kode Sahabat Ali. Maksud sy, ulama aja belum ada kesepakatan tentang kode tersebut. Karena masih berupa penelitian kan?
@@cakomennemokac5915 Itu kodenya bukan perkiraan semata mas, sudah melalui penelitian yg Empiris dan ketat. Naqobah internasional pun memakainya. Silahkan Cek Saja
@@sanguanguysss7667bohong hoax fitnah justru meta data yg valid belum ada cuman rekaan saja paham jadi pembanding asli cuma diatas kertas secara matematik bukan data real dari keluarga nabi yg sudah 1400 th lebih TDK ada datanya jadi hsilnya yes DNA jarak keturunan jauh pasti meleset sudah terjadi mutas
Kalay belum perlu ya jangan mengaku keturunan yang hanya berdadarkan catatan yang masih simpang siur, kalau nanti sudah tes dna dan cocok haplogrupnya baru mengaku
Ilmu nasab itu ilmu bikinan manusia, karena hasil dari budaya patriarki. Ilmu genetika itu dari Allah, manusia cuma bisa menyingkapnya. Sak kucluk-kucluke Muhibbitches, kalau anaknya terpaksa kuliah, dan ada prodi ilmu nasab sekalipun; kalau disuruh milih prodi ilmu biologi atau ilmu nasab, itu anak akan waras milih ilmu genetika. Genetika itu sunatullah, buta terhadap agama karena semua yang bersel terikat dengan genetika. Dari virus sampai manusia, jasadnya terikat dengan hukum-hukum Allah yang dinamakan genetika. Seekor Bani Ubed, kalaupun terlahir jadi muslim kemudian murtad, genetiknya ya tetap. Bani Stalin, kalaupun terlahir non muslim kemudian jadi mualaf, ya genetiknya tetap. Kalau ga percaya coba biayai anaknya muhibbitch, suruh pilih belajar Ilmu Nasab atau Ilmu Genetika, pasti pilih ilmu genetika. Karena kalau belajar ilmu genetika, pasti akan belajar ilmu nasab sebagai ilmu pendukung. Tapi kalau belajar ilmu nasab, pasti malas belajar ilmu genetika. Kita ga bisa menyelamatkan nalarnya Muhibbitches, tapi Insya Allah anak-anaknya bisa
