Hantu Antroposentrisme dalam Pelestarian Alam 

Cara pandang manusia terhadap alam: - Shallow Environmental Ethict (Antroposentrisme) : alam dipandang sbg alat, objek, dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan serta kepentingan manusia. - Intermediate Enviromental Etchict (Biosentrisme) : alam merupakan hal yg diistimewakan dan memiliki moral untuk dilindungi. - Deep Environmental Ethict (Ekosentrisme) : alam, manusia Dan semuanya mempunyai relasi yg sama untuk dihargai. Kebetulan sy jg habis baca bukunya Ibu Rosyani ttg ekologi manusia dan di bab etika sebagai dasar manusia bertindak dibahas pula. Tapi di video ini muatannya lebih luas dan banyak dikupas dari segi historisnya, jadi kebayang dan tau sebab alasan kejadian di hari ini. Suka banget! Eh tapi jadi muncul pertanyaan, kampanye ttg sustainability yang sekarang diakukan itu upaya untuk menyelamatkan bumi atau upaya untuk mempertahankan kehidupan manusia ya?

Bang bahas filsafat ekologi yg banyak, saya rasa ini sangat penting, abang pastinya bnyk literasi untuk dibagikan secara gratis demi kepentingan bersama

Wah akhirnya ada videonya. Sudah lama baca ketika masih jadi artikel di laman digital nya Bung Martin. Insight yang luar bisa. Josgandoss

keren bangeeet, dalam sekali pikirannya, terimakasih sudah share ilmunya 🙏🏻

Egalitarian biosfer yang didukung ekologi dalam (scr pribadi lebih suka dengan pemakaian kata radikal). Kesetaraan dalam nilai gabisa dipertahankan, konteks manusia, hewan, dan tumbuhan. Contoh kasus, bila akses makanan terbatas cukup untuk satu makhluk dan ada anjing dan seorang anak, apakah seorang ibu akan membiarkan anaknya kelaparan (saat ini/kedepannya) hanya demi mengongkan nilai kesetaraan? Atau apakah kita bila diposisi sang anak akan membagi rata makanan tersebut yg seharusnya bisa dipergunakan sendiri untuk kebertahan hidup yg lebih panjang? Nilai sacrifice akan selalu ada, yg lagi-lagi akan dimainkan dalam aspek kedekatan, relasi, fungsional dsb. Siapa yg punya akses pd nilai? Ya hanya manusia. Anjing pun, pertanian pun dianggap punya nilai karena ada aspek kedekatan/fungsional di sana. Itu kenapa manusia bisa enak aja makan sapi (hewan ternak), tp beberapa agak sulit menerima makan anjing (hewan peliharaan). Atau ketika ada pilihan membuka lahan baru dari hutan demi memenuhi kebutuhan dan menyokong hidup keluarganya atau mempertahankan kehidupan spesies lain di hutan. Akan lebih mudah mempertankan yg ada aspek jelasnya entah kedekatan/relasi/fungsional, dan itu keluarga. Buat aspek apa yg bisa buat manusia mempertahankan hutan kalo harus merelakan keluarganya? Maka dari itu tools manusia dlm konteks alam cuma ada 3 dan saling membantu: zoosentris (nentuin order/tingkatan), biosentris (milah hidup/tak hidup), dan gongnya ada di antroposentris (semuanya dibebankan pd kemaslahatan manusia). Yg kalo dalam ta yg saya ajukan kolaborasi ketiga itu sbg biosentrisme-fungsional

jika deep ecology dianggap 'tidak cukup dalam' dalam membahas komunitas ekosfer, maka akan terbentuk pemikiran yang lebih radikal seputar lingkungan hidup bahkan terkesan utopis belaka. karena deep ecology pun merupakan sebuah pemahaman filosofis yang radikal dan sulit diaplikasikan dalam skala besar. Namun, salut buat mas martin yang membuka horizon baru mengenai filsafat lingkungan hidup yang berkembang saat ini

Sampai kita bisa berdialog dengan binatang, tumbuhan, batu, dan entitas lain di bumi untuk mencari cara melestarikan kehidupan kita semua, antroposentrisme akan tetap menjadi landasan pelestarian lingkungan. Kita mungkin bisa menjamin semua entitas, baik makhluk hidup maupun bukan, untuk tetap lestari. Tapi, apakah mereka bisa melestarikan kehidupan kita sebagai manusia? Maksud saya, apakah bisa kita mengharapkan singa, ular, dan makhluk buas lainnya untuk tidak memakan atau melukai kita di alam liar? Rasanya tidak adil kalau kita melestarikan semua entitas, sementara mereka tidak bisa melestarikan kita. Untuk sekarang, alam tidak peduli apa kepercayaan kita dalam aliran filsafat. Makan atau dimakan, itulah hubungan kita dengan alam sampai sekarang dan entah sampai kapan.

Mas martin saran dong please upload juga ke spotify podcast

Mantafff...trimakasih penjelasannya

kajiannya mantaff...

Lihatlah, betapa filsafat begitu kemaruk 😁 . Mantab, Boeng 🔥❤️

Betul, pandangan egaliter biosfer harus bisa menjelaskan kesetaraan pada artian apa? Karena menurut saya mustahil bagi seluruh organisme dan lanskap geografis untuk dapat setara. Karena jika dipenuhi kebutuhan satu organisme, misalnya manusia ( kebutuhan makan & ruang hidup) maka harus mengorbankan kesetaraan organisme dan lanskap geo lainnya, hal yg sama berlaku bagi organisme lain. Apalagi kita belum bicara perubahan lanskap geografis agar menahan bencana alam bagi kelanjutan hidup organisme di dalamnya. Jadinya kesataraan apa yg dibicarakan egaliter biosfer?

Terima kasih. Bang, bahas hubungan Filsafat dengan Agama dong. Atau Filsafat dengan Sains. Beberapa bulan lalu kan sempat ramai di medsos. Tapi, sepengetahuanku, bang Martin belum sempat ikut membahasnya. Terima kasih.

Terima kasih abangku...

bener-bener membuat ane berfikir

Org yg paling ber Idiologi adalah Masyarakat MUNISAPALISME.. Slm Lestari

Bermanfaat. Terima kasih

Deep ecology terlihat seperti ingin 'flirting with death'. Cover nya saja yg terlihat seolah2 ingin berempati dengan semua mahkluk. Tapi dibalik itu bisa berujung pada kepunahan beberapa mahkluk. Sepertinya mindset deep ecology berujung pada agenda transhumanisme. Dimana manusia 'menyatu' (bukan hidup dalam harmoni, tapi literally menyatu) dengan alam, mendorong agar terjadi akselerasi mutasi mahkluk hidup terus menerus, melampaui batas normal. Bisa juga berujung pada hipotesis singularity, dimana end goalnya adalah pemetaan semua organisme/non-organisme ke dalam sebuah global web yg saling memengaruhi. Oleh karena itu untuk bisa memetakan secara komprehensif, organisme2 didorong ke batas2 chaos (titik antara kepunahan/keberlangsungan) agar dapat diketahui limit nya, sehingga lebih mudah dipetakan.

Trma kasih ya ka... Kk Kalau boleh ulas juga tolong ulas tentang politiknya Giorgio Agamben dan pembacaannya terhadap realitas Demokrasi di indonesia

bang martin bahas filsafat bencana alam please

Putaran waktu: belum, sedang, akan datang, pada waktu sedang ada oksigen manusia ada bahkan sudah memikirkan mencari planet lain dgn berbagai ilmu utk "hidup" ...

Apakah Deep ecology bisa masuk pada pemikiran tentang space atau ruang dalam aliran neo marxis seperti henri lefebvre?

Manusia sebagai penentu. Basis oksigen. Masih ecosentism parsial. Dangkal juga. Hanya kepentingan manusia. Sekedar bersimpati terhadap ekologi dalam untuk mengikis antroposentrisme.

lanjut ke social-ecology bungg

Makasih bang Martin

Selamat hari bumi

Bahas Eco-feminism dong bang. Lanjutan yang cocok buat tema ini

Dalam filsafat jawa alam merupakan sama dengan manusia sama2 mahluk atau teman manusia

om ga berencana bikin podcast di spotify om? biar hemat kuota hehe

😊😊😊😊😊😊

Mirip yg dsampaikan om Rocky Gerung di ILC edisi reklamasi, cuma ini versi lebih detail 🙏😘

Ada bunyi air dari kran

Tapi keknya ekologi dalam tidak memandang ekosentrisme sebagai bentuk aerop dictatorship. Unaerop juga dianggap bagian dari ekosistem bukan diluar ekosistem. Makhluk tak hidup sperti gunung, sungai yg tidak bernafas juga kan masuk dalam bagian ekosentrisme.

Apakah etis pecinta lingkungan sambil merokok.....?

Estetika bisa d mulai dri sini, apakah estetika universal?

Saya bru 7 thn dan suka filsafat

Harus dong stuju

Kalau manusia punah siapa yg jaga bumi, hidup kepentingan oksigen

Bermanfaat! 👍🏽 Dan semoga upayaku menonton iklannya juga bermanfaat untukmu, Mas! 🙏🏽

ekosentris, antroposentris, kenapa harus sentris? kenapa gak eksplosif?

Jadi ekosentris pun, yang diusung para pendekar deep ecology, tetap anstroposentris ya, Mas. Waduh. 🚶

Pemikir "ekologi dalam" nampaknya berusaha menghilangkan "Antroposentris" sampai berusaha memperjuangkan nilai kesetaraan tidak hanya mahkluk hidup tapi juga mahkluk tak hidup sampai kepada mikroorganisme. Sayangnya Oksigen, Nitrogen, Sulfur dan unsur lainnya sebagai penentu basis ekosistem (mamalia masuk dalam ekosistem basis Oksigen, termasuk manusia) dimana pada akhirnya menghasilkan suatu pertentangan antara satu basis ekosistem satu dengan yang lain.

13:08 .. kok saya tidak yakin ya statement ini benar

inimah batasan biologis donk, bukan antroposentrik, gimana sih, kita kan gabisa ujug2 meng-abolish oxygenated environment supaya tercapai kesetaraan bagi organisme obligate anaerob jadi gak ada gunanya jg dipikirin secara etis dan moral karena gak bisa diapa2in jg kan ? kecuali situ serius kita harus bener2 mikirin "kesetaraan" bagi organisme anaerob dengan menghapus oksigen di atmosfer sekalian maka "kritik" deep ecology semacam ini yah sekadar whataboutism dangkal dan maksa. kirain lelucon "waduh terus nasib bakteri gimana donk" udh gak laku dikalangan para kritikus deep ecology.

.

Senjata bom hidrogen kotoran hewan sebelum atom, lalu jd pupuk aja. Alam negara ini uda rusak parah dah.