Kiai Basyir: Cikal Bakal Pesantren Mancengan Modung Bangkalan Madura
[Manceng]-an, nama dusun di desa Langpangghâng, kecamatan Modung Bangkalan. Cerita mashur, cikal bakal nama 'Mancengan' disematkan sebagai nama dusun: saat Kiai Basyir, suami dari Nyai Mancengan Sepuh diperintah oleh Kiai Aji Salasè [Guru sekaligus Mertua], untuk mengambil air sesuai rasa yang dikehendaki dirinya.
Setelah beberapa air sumur diambil, tak jua menemukan kepastian. Kiai Basyir kemudian menemukan mata air di semak-semak. Ia terperanjat. Di dekat mata air ada seseorang sedang memancing. Kiai Basyir mohon ijin untuk menimba. Air tersebut dibawa. Diberikan pada Kiai Aji Salasè. Lidah berisyarat. Titah tersirat. Tanah itu sangat tepat untuk babad alas mukim. Disandangkanlah nama: [Manceng]-an.
Kiai Basyir dan Nyai Mancengan Sepuh menikah. Dikaruniai beberapa putra-putri. Di antaranya Kiai Nata, berputra Kiai Usman/Kiai Mancengan Anom dan Kiai Abdul Rijal.
Kiai Abdul Rijal [Kiai Gunung Labâng], menjadi tali simpul pesisir selatan, bagian timur Bangkalan. Sumur Nangka dan Pesantren Mancengan di tangannya berevolusi sosio kultur. Perjalanan wilayah itu masih permukaan untuk diulas hingga capaian hari ini. Alfatihah.
Bangkalan, 18 Juli 2024
Sumber: Bapak Muhlis Bhâjrâ
#PesantrenMancengan
#sejarah
#sejarahislam
#tradisimadura
7 сен 2024