2:39 Realita 5:59 Nematomorpha 9:50 Diam Diam Kubawa Satu 15:15 Hitam Putih 21:13 Mangu 26:35 Aku Tenang 35:30 Kita Pasti Tua 41:45 Zona Nyaman 48:52 Fana Merah Jambu
Suatu malam Adam bercerita Hawanya tak lagi di jalur yang sama Bacaan dan doa yang mulai berbeda Ego dan air mata kita bicara Gila tak masuk logika Termangu hatiku Kau menggenggam, ku menadahnya Berdamai dengan apa yang terjadi Kunci dari semua masalah ini Jujur, tak mudah untuk melangkah pergi Ini soal hati, bukan yang diyakini Oh, gila tak masuk logika Termangu hatiku Kau menggenggam, ku menadahnya Oh, gila ini tak biasa Tertegun hatiku Kau menggenggam, ku menadahnya Hoo, hoo-hoo Jangan salahkan, fahamku kini tertuju, oo Siapa yang tahu, siapa yang mau Kau di sana, aku di seberangmu Cerita kita sulit dicerna Tak lagi sama cara berdoa Cerita kita sulit diterka Tak lagi sama arah kiblatnya Oh, cerita kita sulit dicerna Tak lagi sama cara berdoa Oh, cerita kita sulit diterka Tak lagi sama arah kiblatnya
Denganmu tenang Tak terfikir dunia ini Karnamu tenang Semua hayal, seakan kenyataan Berlari lari ditaman mimpiku Imajinasi t'lah menghanyutkanku Mimpiku sempurna tak seperti orang biasa Karnamu tenang Semua hayal, seakan kenyataan Berlari lari ditaman mimpiku Imajinasi t'lah menghanyutkanku Mimpiku sempurna tak seperti orang biasa Aku... Berbeda Aku... Berbeda Berlari lari ditaman mimpiku Imajinasi t'lah menghanyutkanku Mimpiku sempurna tak seperti orang biasa Fikirkan indah tentang surga Seakan akan disana Berkhayal semua tentang jiwa Ku tenang
Ini cerita ketika tulang mulai menua Masih mungkin ada hasrat yang menggebu-gebu Berkumpul dan bernyanyi seperti dulu Wajah tampanku, keriput dan badanku membungkuk Rasa ingin tak percaya kini ku menua Tak menggoda layaknya saat muda Awas nanti tua Kita pasti tua Lemah dan tak bertenaga Mulai rentan berkelana Dibalik rambut putihku Wajah tampanku, keriput dan badanku membungkuk Rasa ingin tak percaya kini ku telah menua Tak menggoda layaknya saat muda Awas nanti tua Awas nanti tua Kita pasti tua Lemah dan tak bertenaga Mulai rentan berkelana Dibalik rambut putihku Kita pasti tua Mulai pelan dan pelupa Rabun sudah bola mata Ada yang tak berubah Kita pasti tua Kita pasti tua Kita pasti tua Awas nanti tua Kita pasti tua Lemah dan tak bertenaga Mulai rentan berkelana Dibalik rambut putihku Kita pasti tua Mulai pelan dan pelupa Rabun sudah bola mata Ada yang tak berubah jiwa masih muda Jika nanti sudah tua Mulai jarang bersenggama Tunggu saja waktunya Kita pasti tua Kita pasti tua
Bagai langit dan bumi Yang tak pernah sealam Bagai hitam dan putih Yang tak pernah sewarna Hanya kita yang merasakannya Belajar melepaskan dirinya Walau setengahku bersamanya Ku yakin kita kan terbiasa Walau inti jiwa tak terima Bagai air dan api Yang tak pernah senyawa Bagai timur dan barat Yang tak pernah searah Belajar melepaskan dirinya Walau setengahku bersamanya Kuyakin kita kan terbiasa Walau inti jiwa tak terima Hu-uu-uu-uu Hu-uu-uu-uu Hu-uu-uu-uu Hu-uu-uu-uu Belajar melepaskan dirinya Walau setengahku bersamanya Ku yakin kita kan terbiasa Walau inti jiwa tak terima Tak terima tak terima Tak terima tak terima Tak terima tak terima Tak terima tak terima Tak terima tak terima Tak terima tak terima Tak terima tak terima Tak terima tak terima
Pagi ke pagi Ku terjebak di dalam ambisi Seperti orang - orang berdasi Yang gila materi rasa bosan Membukakan jalan mencari peran Keluarlah dari zona nyaman Sembilu yang dulu Biarlah berlalu Bekerja bersama hati Kita ini insan Bukan seekor sapi Sembilu yang dulu Biarlah membiru Berkarya bersama hati Waktu ke waktu Perlahan kurakit egoku Merangkul orang - orang Yang mulai sejiwa denganku Ke - BM - an Membuka jalan Mencari teman Bergeraklah dari zona nyaman Sembilu yang dulu Biarlah berlalu Bekerja bersama hati Kita ini insan Bukan seekor sapi Sembilu yang dulu Biarlah membiru Berkarya bersama hati Diam dan mati milik dia Yang tak bisa berdiri Berdiri Diam dan mati milik dia Yang tak bisa berdiri Berdiri dikakinya sendiri Sembilu yang dulu Biarlah berlalu Bekerja bersama hati Kita ini insan Bukan seekor sapi Sembilu yang dulu Biarlah membiru Berkarya bersama hati Kita ini insan Bukan seekor sapi Tanamkan pesanku Agar tak keliru Bekerja bersama hati
"Diam Diam Ku Bawa" Sendu di akhir tahunku Ingin berteduh di manakah itu Biru telah menungguku Ingin bercumbu di ranjang pasirmu Diam diam ku bawa kamu Yang penting ku punya satu Lembayung temanku Nada yang mendayu Sayupkan mataku Manjakan penatku Lembayung temanku Nada yang mendayu Sayupkan mataku Manjakan penatku Terkuras ideku setahun penuh Liburanku tolong jangan ganggu Biru telah menungguku Ingin bercumbu di ranjang pasirmu Diam diam ku bawa kamu Yang penting ku punya satu Lembayung temanku Nada yang mendayu Sayupkan mataku Manjakan penatku Lembayung temanku Nada yang mendayu Sayupkan mataku Manjakan penatku Terkuras ideku setahun penuh Liburanku tolong jangan ganggu Jangan ganggu Paparapararararara, Paparaparararara Paparapararararara, Ooohhhh Lembayung temanku Nada yang mendayu Sayupkan mataku Manjakan penatku Lembayung temanku Nada yang mendayu Sayupkan mataku Manjakan penatku Terkuras ideku setahun penuh Liburanku tolong jangan ganggu Liburanku tolong jangan ganggu
Di depan teras rumah Fana merah jambu, ku berdua Momen-momen tak palsu Air tuhan turun, aromamu Tersalurkan aliran syaraf buntu Martin tua media pembuka Berdansa sore hariku Sejiwa alam dan duniamu Melebur sifat kakuku Hal bodoh jadi lucu Obrolan tak perlu kala itu Oh tersalurkan aliran syaraf buntu Martin tua media pembuka Berdansa sore hariku Sejiwa alam dan duniamu Melebur sifat kakuku Rasanya tak cukup waktu Terlalu cepat berlalu Soreku nyaman denganmu Menarilah, menarilah Menarilah denganku Genggam tangan cokelatku Berputar-putar denganku Menarilah denganku Menarilah, menarilah Tersalurkan aliran syaraf buntu Martin tua media pembuka Tersalurkan aliran syaraf buntu Martin tua media pembuka Media pembuka Berdansa sore hariku Sejiwa alam dan duniamu Melebur sifat kakuku Rasanya tak cukup waktu Terlalu cepat berlalu Soreku nyaman denganmu Oh Menarilah, menarilah Oh Menarilah denganku Genggam tangan cokelatku Berputar - putar denganku Menarilah denganku Menarilah
Realita Ini bukan cerita langka Tak sedikit orang melakukannya Menggambar tubuhnya tubuhnya Raut wajah hingga namanya Memang indah tapi apa artinya Ternyata berbisa Nafsu dulu baru logika Tinta biru tinggal cerita realita Tutup mata tutup telinga Perhitungan pun tak ada realita Raut wajah hingga namanya Memang indah tapi apa artinya Ternyata berbisa berbisa Nafsu dulu baru logika Tinta biru tinggal cerita realita Tutup mata tutup telinga Perhitungan pun tak ada realita Ini darah muda ini darah muda Memang tak mudah menaklukannya Ini darah muda ini darah muda Tolong tunjuk tangan Siapa yang pernah mencoba Nafsu dulu baru logika Tinta biru tinggal cerita realita Tutup mata tutup telinga Perhitungan pun tak ada realita Realita
Ini dongeng seorang teman Yang menjelma menjadi Nematomorpha Keluarga tinggal cerita Sudah halu ini pasalnya Kita cari senang Bukan uang Kalau soal uang Memang benar ku salah orang Angka sepuluh banyak cerita Antara aku kau dan kita semua Air merah jadi saksinya Ku yakin kau sudah lupa Kita cari senang Bukan uang Kalau soal uang Memang benar ku salah orang Kau lupa Susahnya Kau ingat Senangnya Kita cari suka Bukan angka Kalau soal angka Memang ini bukan tempatnya Kita cari senang Bukan uang Kalau soal uang Memang benar ku salah orang