Тёмный

"HUKUM MEMILIH PEMIMPIN PEREMPUAN" 

DR. H.M JAMIL MA Siahaan
Подписаться 459
Просмотров 10 тыс.
50% 1

Опубликовано:

 

23 окт 2024

Поделиться:

Ссылка:

Скачать:

Готовим ссылку...

Добавить в:

Мой плейлист
Посмотреть позже
Комментарии : 25   
@akhmadakhmad7001
@akhmadakhmad7001 5 часов назад
Mantap pk Yai, sngt menarik..
@aswadichaneledukasi4193
@aswadichaneledukasi4193 2 года назад
Alhamdulillah. Sguh mantap penjabarannya. Krn jelas dan di jelskan semuanya
@sarifatimahlumbangaol9150
@sarifatimahlumbangaol9150 3 года назад
Sehat selalu ustad, semoga diberi keberkahan yang bermanfaat🙏🏻
@anggapramana6349
@anggapramana6349 4 года назад
Alhamdulilah..dapet ilmu yang bermanfaat. Semoga tidak ada unsur politik ya pak.
@maizensaftana01
@maizensaftana01 4 года назад
Maha suci Allah dengan segala firmanNya
@elokyasmiyarni7919
@elokyasmiyarni7919 4 года назад
Semoga orang" yg mendukung pemimpin perempuan mendengar ini agar mengerti bahwa Islam sudah mengatur
@misariki4740
@misariki4740 2 года назад
Mungkin cocoknya tinggal di timur Tengah, ini Indonesia negara demokratis, bukan negara agama... Ok
@ekakurniati1688
@ekakurniati1688 6 месяцев назад
*Apakah benar Islam mengharuskan laki-laki yang menjadi pemimpin?* Tidak. Seseorang tidak menjadi pemimpin semata-mata hanya karena memiliki penis. Laki-laki yang ditunjuk menjadi pemimpin adalah laki-laki yang memiliki variable kepemimpinan dan variable beban nafkah yang melekat pada dirinya. Apabila variable ini tidak terpenuhi maka kepemimpinan diberikan kepada pihak lain yang lebih kapabel, cakap dan mampu menanggung beban finansial. Apabila ranah kepemimpinan tidak menuntun beban finansial maka variabel yang digunakan adalah variabel kemampuan memimpin. Jadi *pemimpin ≠ laki-laki.* Tapi *pemimpin = laki-laki + kapabel + menanggung beban finansial* Nabi Muhammad saw bersabda: *"Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang tidak kompeten, maka nantikanlah kiamat datang."* (Hr. Bukhari) Terimakasih
@ekakurniati1688
@ekakurniati1688 2 года назад
Ratu Sheeba Bilqis digambarkan dalam Alquran (Surat al-Naml 27: 20-44) sebagai seorang yang bijaksana dan berpengaruh. Dirinya, adalah pemimpin sejati yang demokratis dan memilih berkonsultasi dengan konselornya sebelum mengambil keputusan.
@arilazhar3610
@arilazhar3610 4 года назад
MasyaAllah ustadz
@fikribayusiregar7941
@fikribayusiregar7941 3 года назад
👍👍👍👍
@khairuddinumri4726
@khairuddinumri4726 4 года назад
I 💙 MUI BINJAI. Sstttt ... 👂✍️
@officialsijumbinjai
@officialsijumbinjai 4 года назад
Sungguh penjelasan yang benar dalam melihat dan memandang memilih Pemimpin lebih benar adalah Laki-laki
@ekakurniati1688
@ekakurniati1688 6 месяцев назад
*Apakah benar Islam mengharuskan laki-laki yang menjadi pemimpin?* Tidak. Seseorang tidak menjadi pemimpin semata-mata hanya karena memiliki penis. Laki-laki yang ditunjuk menjadi pemimpin adalah laki-laki yang memiliki variable kepemimpinan dan variable beban nafkah yang melekat pada dirinya. Apabila variable ini tidak terpenuhi maka kepemimpinan diberikan kepada pihak lain yang lebih kapabel, cakap dan mampu menanggung beban finansial. Apabila ranah kepemimpinan tidak menuntun beban finansial maka variabel yang digunakan adalah variabel kemampuan memimpin. Jadi *pemimpin ≠ laki-laki.* Tapi *pemimpin = laki-laki + kapabel + menanggung beban finansial* Nabi Muhammad saw bersabda: *"Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang tidak kompeten, maka nantikanlah kiamat datang."* (Hr. Bukhari) Terimakasih
@ekakurniati1688
@ekakurniati1688 6 месяцев назад
Jenis kelamin tidak menentukan kedudukan sebagai seorang pemimpin dalam Al Qur'an. Enough said. Beberapa kata yang sering dipakai sebagai gender dalam Al Qur'an adalah Ar Rijal dan Adz Dzakar sebagai laki-laki, An Nisaa dan Al Untsa sebagai wanita. Tetapi apakah benar demikian yang dimaksud? Di sini saya akan coba membawa perspektif baru yang berbeda dari pemahaman tradisi di atas. Bahasa dalam Al Qur'an sangat detail, pemilihan katanya sangat menarik dan punya layer yang bisa kita gali. Pemahaman yang kaya ini sehingga bisa menghasilkan kekonsistenan makna pada seluruh surat. Berikut pengertian kata-kata itu berdasarkan pemahaman saya terhadap Al Qur'an : Ar Rijal adalah independen, aktif, mampu berdiri sendiri, berdaya. An Nisaa adalah dependen, pasif, bergantung pada yang lain, lemah. Adz Dzakar adalah hal positif, sempurna. Al Untsa adalah hal negatif, cacat. Kedua pasangan ini tidak menggambarkan jenis kelamin. Namun sifat keduanya sering berada pada jenis kelamin tertentu, terutama pada sistem patriarki, sistem yang menjadikan laki-laki sebagai pemimpin. Berbeda pada masyarakat matriarki di mana wanita di posisi kan sebagai Ar Rijal. AR RIJAL & AN NISAA Ar Rijal dan An Nisa adalah pasangan. Yang kuat berdaya dan berkuasa melindungi yang lemah. Yang aktif merawat yang pasif. Yang mampu berdiri sendiri dapat mengayomi yang butuh bantuan. Mereka berada dalam simbiosis mutualisme dimana Ar Rijal memiliki derajat lebih tinggi. Perspektif ini bisa melebar ke segala penjuru tanpa dibatasi oleh jenis kelamin. 🔸Suami yang bekerja adalah Ar Rijal, istri sebagai ibu rumah tangga adalah An Nisaa. 🔸Orang tua pencari nafkah adalah Ar Rijal, anak-anak yang dibiayai menjadi An Nisaa. 🔸Manager pemberi kerjaan adalah Ar Rijal, staf yang diberi kerjaan adalah An Nisaa. 🔸Pemilik perusahaan adalah Ar Rijal, si manajer tadi adalah An Nisaa. 🔸Pemimpin Negara adalah Ar Rijal, warga negara adalah An Nisaa. 🔸 Jika ada orang tuna netra dan orang tuna daksa berjalan di sebuah trotoar, mereka bisa berubah menjadi Ar Rijal dan An Nisa tergantung situasi. Si tuna netra sebagai Ar Rijal (pengatur) gerakan, si tuna daksa sebagai Ar Rijal (pengatur) arah. Mereka saling melengkapi. Perspektif ini membuat siapapun bisa berada pada sepatu berbeda tergantung situasi dan kondisinya saat itu. Al Qur'an memandang manusia dari sudut ini, kapabilitas terkait siapa yang layak jadi pemimpin. ADZ DZAKAR & AL UNTSA Kedua kata ini menunjukkan dua hal yang bertolak belakang, yaitu hal yang positif dan negatif, atau yang sempurna dan yang cacat. Kata ini tidak selamanya mengenai gender. Bentuk kelamin tidak menunjukkan keistimewaan manusia di hadapan Allah. Pada dasarnya kita adalah nasfin, jiwa, yang dalam bahasa Arabnya berjenis mu'anats, feminin. Namun ini tidak berarti kita semua manusia adalah wanita. Jenis kelamin bergantung pada alat kelamin yang ada di tubuh kita, jiwa kita (nafs) tetaplah feminin, artinya cacat tidak sempurna, karena jiwa tidak mampu berdiri sendiri, ia butuh tubuh agar sempurna. Dan ada yang mengatur jiwa kita, yaitu Allah, He is my Rabb, your Rabb. Dalam bahasa Arab apabila disebut dengan bentuk maskulin, maka hal itu merujuk juga pada bagian feminin. Misal disebut Mu'minin (maskulin), ini merujuk kepada orang beriman laki-laki dan juga ke orang beriman wanita. Jika disebut Shalihin (maskulin) maka ini berarti orang saleh laki-laki dan juga orang saleh wanita. Lalu apa bedanya antara Mu'minin dan Mu'minat? Shalihin dan shalihat? Menurut pandangan saya (yang bisa salah), maskulin dan feminin pada golongan manusia akan merujuk pada sifat 4 kata di atas..Mu'minin menandakan tingkat keimanan yang lebih matang. Sedangkan mu'minat menandakan tingkat keimanan yang masih pemula. Ada level expert dan beginner. Shalihin menandakan ia orang yang kebermanfaatannya sudah sering diimplementasi, shalihat merujuk kepada orang yang level kebermanfaatannya lebih rendah, tergolong masih newbie. Seorang Ar Rijal yang shaleh akan disebut dengan shalihin. Ia sudah independen dan auranya positif. Sedangkat seorang An Nisa yang shaleh akan disebut dengan shalihat, karena ia sedang mencoba menjadi manusia yang bermanfaat. Dengan demikian ayat tentang "Laki-laki itu pemimpin Wanita" (An Nisa 4:34) dapat kita bedah berdasarkan pemahaman di atas. الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا Ar Rijal itu adalah pelindung bagi An Nisaa, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (Ar Rijal) atas sebahagian yang lain (An Nisaa) , dan karena mereka (Ar Rijal) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka shaalihat, patuh memelihara saat tak diawasi, sebagaimana mereka dipelihara Allah. Dan mereka (An Nisaa) yang kamu (Ar Rijal) khawatirkan membangkang/kurang-ajar/melawan balik, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka dari zona nyaman mereka, dan tegaslah kepada mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Ayat di atas tidak berbicara soal suami istri saja, tapi universal seperti pada contoh-contoh yang sudah kita lihat sebelumnya. 🩸 Orang tua dapat menghukum anak yang kurang ajar, awalnya nasihati, masih bebal maka buat ia tak berada pada zona nyaman nya lagi, Masih bebal juga, bersikap tegas sesuai rule of thumb yang berlaku di keluarga. 🩸Pemilik perusahaan dapat berikan surat peringatan kepada karyawan yang lalai. Tapi sebelumnya nasihati dulu, panggil dan ajak diskusi. Bila mengulangi kesalahan yang sama, pindah tugaskan ke tempat lain. Dan jika masih berantakan juga, berilah surat peringatan sebagai teguran terakhir. 🩸Dosen memberikan nilai buruk kepada mahasiswa yang mencontek berulang kali, bahkan bisa membuat di DO. 🩸Kapten kesebelasan berhak menasihati rekan setimnya. Bila tidak kooperatif saat pertandingan, ia bisa minta manajer mengganti pemain itu dengan pemain cadangan. Kalau masih ngeyel juga, berikan denda karena tidak disiplin. Masih bebal juga, usulkan ke pelatih/manajer/owner agar pemain itu dijual. Namun bila si An Nisaa sadar, tak perlu lah kita sebagai Ar Rijal mencari-cari kesalahan. Ar Rijal tugasnya melindungi An Nisaa. LABORATORIUM Akan tidak lengkap apabila pemahaman di atas tidak kita uji pemahaman ini pada ayat-ayat Al Qur'an yang lain. Oleh karena itu, saya tuliskan beberapa ayat terkait 4 kata yang selama ini kita sangka hanya terkait jenis kelamin. ⭐Apabila kamu memutuskan hubungan dengan An Nisaa, lalu mereka mendekati akhir masa temponya, maka pertahankanlah mereka dengan cara yang baik, atau lepaskanlah mereka dengan cara yang baik. Janganlah kamu pertahankan mereka untuk menyusahkannya, itu melewati batas. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan ayat-ayat Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah. Allah memberi instruksi kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Baqarah 2:231) Ayat di atas tidak hanya berbicara perceraian, tetapi bisa juga diimplementasikan untuk kontrak kerja antara Pengusaha dan Pekerjanya. Pemutusan perjanjian atas suatu kesepakatan dapat merujuk ke ayat ini. ⭐Allah mengetahui apa yang dibawa oleh Al Untsa, dan ikatan/hubungan yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.(Ar Rad 13:8) Ayat ini awalnya terdengar tentang kehamilan. Dengan pemahaman lebih luas bisa kita tarik kesimpulan bahwa hal kecil yang tak digubris saja Allah tahu. Manusia melihat pada kecacatan, tapi Allah mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada di diri mereka. Dia mengetahui apa yang manusia tak ketahui. ⭐Dan mereka klaim Allah penyebab keturunan yang lemah/cacat (Al Banati). Maha Suci Allah, sedang untuk mereka klaim sendiri apa yang mereka sukai. Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar buruk (Al Untsa - anak yang cacat), hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (An Nahl 16:57-59) Kisah yang selama ini kita terima adalah, masyarakat jahiliyah mengubur hidup-hidup anak wanita. Karena anak wanita dianggap sebagai kehinaan kala itu. Secara logis, masyarakat yang berpikir demikian akan segera punah, karena tak ada satupun keluarga yang mau mengasuh anak perempuan, maka tak akan ada ibu-ibu yang bisa melahirkan generasi penerus. Dengan sudut pandang baru ini, kita bisa menerima dan memahami bahwa bayi yang lahir cacat menjadi aib bagi keluarga. Aib itu mereka salahkan penyebabnya adalah Allah. Tapi ketika mereka mendapat anak yang lahir normal sempurna, ganteng atau cantik, mereka klaim "Siapa dulu bapaknya."
@ekakurniati1688
@ekakurniati1688 6 месяцев назад
⭐Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Nafsin-feminin), dan dari padanya Allah menciptakan pasangannya (jasad); dan dari pada keduanya Allah memperbanyak dari keduanya Ar Rijal (Independen) yang banyak dan An Nisaa (dependen). Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan Nya kamu saling meminta, dan hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An Nisaa 4:1) Ayat ini awalnya dianggap sebagai awal mula manusia dari Adam, dengan penjelasan ini kita bisa mengetahui bahwa setiap diri kita berasal dari 1 jiwa. Kemudian diberikan pasangan berupa tubuh, Dan dari kombinasi itu banyak manusia yang bisa berdiri sendiri. Tapi ada juga yang membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, Allah menyuruh kita agar menciptakan hubungan sosial yang baik. Ar Rijal membantu An Nisaa dan juga kebalikannya. Ayat ini diakhiri dengan pernyataan bahwa Allah selalu menjaga dan mengawasi menandakan bahwa ayat-ayat berikutnya pada surat ini terkait dengan penjagaan dan pengawasan dari Allah. Sebuah pernyataan bahwa hubungan sosial lintas manusia perlu aturan-aturan agar kehidupan harmonis bisa terwujud. Al Qur'an for Life. 👆🏻 Jawaban Agus Joko untuk pertanyaan: *"Apakah benar Islam mengharuskan laki-laki yang menjadi pemimpin? Jika ya, mengapa?*
@sintyaputri5904
@sintyaputri5904 4 года назад
Kalau untuk memimpin suatu daerah atau negara perempuan atau laki2 sama aja. Yang penting adil dan amanah. Toh..perempuan jugak tau dimana batasannya kalo jadi pemimpin. 😊
@SamsungA04-dp7es
@SamsungA04-dp7es Месяц назад
Berarti ilmu agama anda msh dangkal...belajar lg ya...tdk sama pemimpin laki" dgn pemimpin prempuan
@ekakurniati1688
@ekakurniati1688 6 месяцев назад
*Apakah benar Islam mengharuskan laki-laki yang menjadi pemimpin?* Tidak. Seseorang tidak menjadi pemimpin semata-mata hanya karena memiliki penis. Laki-laki yang ditunjuk menjadi pemimpin adalah laki-laki yang memiliki variable kepemimpinan dan variable beban nafkah yang melekat pada dirinya. Apabila variable ini tidak terpenuhi maka kepemimpinan diberikan kepada pihak lain yang lebih kapabel, cakap dan mampu menanggung beban finansial. Apabila ranah kepemimpinan tidak menuntun beban finansial maka variabel yang digunakan adalah variabel kemampuan memimpin. Jadi *pemimpin ≠ laki-laki.* Tapi *pemimpin = laki-laki + kapabel + menanggung beban finansial* Nabi Muhammad saw bersabda: *"Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang tidak kompeten, maka nantikanlah kiamat datang."* (Hr. Bukhari) Terimakasih
@AbdulRahman-jw1dx
@AbdulRahman-jw1dx Месяц назад
Ini hukum islam bukan hukum negara,indonesia tak akan merdika tanpa seurang perempuaan,apakah hanya peringatan hari kartini yang di kenang untuk perjuangan wanita,ustad hanya membaca dalil hukum islam saya setuju,bukan hukum negara kan😊coba kita liat siapa mentri luar negri yang kuar kuar kesana kesini membila hak palestina,dia seurang perempuan.siapa mentri ke uangan yang di akuii dunia dia seurang perempuan indonesia,siapa mentri sosiaal yang hak masyarakat ya terpenuhi dia seurang perempuaan😊anda ingin membangun negara islam ya🤭
@rahmatia1163
@rahmatia1163 3 года назад
Imam Syafi'i Adalah imam yg paling paham tentang Al-Qur'an,hadist,fiqih dll... Mengatakan tidak boleh memilih pemimpin perempuan baik itu dalam lingkup besar maupun lingkup kecil
@ekakurniati1688
@ekakurniati1688 6 месяцев назад
*Apakah benar Islam mengharuskan laki-laki yang menjadi pemimpin?* Tidak. Seseorang tidak menjadi pemimpin semata-mata hanya karena memiliki penis. Laki-laki yang ditunjuk menjadi pemimpin adalah laki-laki yang memiliki variable kepemimpinan dan variable beban nafkah yang melekat pada dirinya. Apabila variable ini tidak terpenuhi maka kepemimpinan diberikan kepada pihak lain yang lebih kapabel, cakap dan mampu menanggung beban finansial. Apabila ranah kepemimpinan tidak menuntun beban finansial maka variabel yang digunakan adalah variabel kemampuan memimpin. Jadi *pemimpin ≠ laki-laki.* Tapi *pemimpin = laki-laki + kapabel + menanggung beban finansial* Nabi Muhammad saw bersabda: *"Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang tidak kompeten, maka nantikanlah kiamat datang."* (Hr. Bukhari) Terimakasih
@RuangAnakBinjai
@RuangAnakBinjai 4 года назад
Berapa cair ustad dari pak amir ?
@al-jazeeratv2625
@al-jazeeratv2625 4 года назад
👍👍👍
Далее
СДЕЛАЛИ СОБСТВЕННЫЙ МУЛЬТИК
25:15
6 November 2022
0:37
Просмотров 45
HUKUM PEMIMPIN PEREMPUAN - GUS BAHA
10:12
Просмотров 10 тыс.
Anjuran Berhemat, Larangan Berboros
41:02
INI DIA KRITERIA PEMIMPIN IDEAL!!!
11:17
Просмотров 212
Hukum meyakini manusia sebagai Allah
18:50
Просмотров 224