Rumah pertama yg ada pohon kelapa dibelakang rumah itu sudah pernah saya memanjat pohon kelapa itu kurang lebih 35 thn yg lalu sampe sekarang pohon kelapanya masih ada ya dan tegak berdiri wow mantap dan keren.karna jaman dulu setiap hari minggu kami para anak anak yg dari atas kampung yg namanya kampung KOPERASI itu pasti turun kekampung PANOMBEAN ini untuk berenang nah setelah selesai berenang kami istirhat lah dipekarangan rumah papan pertama itu dan kami minta ijin sama opung yg punya rumah itu minta kelapanya dan saya yg naik manjat pada jaman itu dan kebetulan anaknya Opung yg punya pohon kelapa itu dulu 1 kelas dengan saya di SD Hutamula yg bernama Bilson Malau....trimakasih kepada canel ini sdh mengingatkan masa lalu..semoga sukses slalu..
Konten ini menyegarkan ingatan saya waktu kecil, di awal 70-an saya sering di Kampung ini, sulitnya akses jalan setapak yang terjal curam dan licin di pertengahan 70-an warga Kampung ini banyak pindah rumah keatas pinggir jalan sekitar Greja.
Tidak masalah anak2 jauh merantau, ada saatnya nanti membawa mereka pulang kekampung halaman setelah berhasil dinegeri orang, agar mereka ingat tempat lahir orang tuanya... Anak2 kami tidak ada yg mau tinggal di Indonesia, Abangnya sekarang domisili di Jepang dan Adeknya domisili di Eropa tapi tahun depan kami rencanakan berkunjung ke Huta Lontung Muara,agar mereka mengenal kampung leluhurnya... Sejauh manapun anak2 pergi dan setinggi apapun cita2 yg telah mereka raih tapi jangan pernah melupakan Bona Pasogit...
Betul, kampung halaman asal usul kita tidak boleh dilupakan, semoga ada perhatian dari pemerintah setempat untuk kampung2 yang sudah sedikit penduduknya
Dikampung kami di Boho juga skrg rumah2 banyak ditempati oleh pendatang...rumah gratis asal ditempati aja udah senang biar ga cepat rusak...penduduk nya pada merantau semua krn dulu kehidupan susah air aja harus jauh kesungai atau menampung air hujan...beda dgn skrg yg sdh lumayan maju...listrik air sdh ada dan jalan sdh mulai lebih bagus
Ditampung oppung saya juga sudah banyak yng kosong, yang saya tau ada tiga orang pemantau yng gagal dan pulang menempati rumah yang kosong, Ada juga pahoppu dari baru dari kampung sebelah yang menempati rumah kosong, ada juga dulu peranti yang pulang setelah orang tuanya wafat, tapi tidak betah tinggal di sana, disamping air minum juga susah dan mandi juga harus tiap hari sedangkan airnya juga harus jauh, kalau dulu karena udaranya dingin mandi ya kadang sekali seminggu, sekarang sudah panas jadi yang sudah sempat marantau nggak betah lagi disana,
Bang kl blh saran ni ya, tlg tanyakan mata pencahariannya apa, bertani, beternak dan kesulitannya apa, kemudian mereka dieducatie, kemudian abang jelasin pada konten2nya kemudian abang bisa aja kumpulkan donasi2 dr penonton siapa yg mau berdonasi org2 perantauan, soalnya aku lihat tanahnya luas2 tp nga dikelola dgn baik, mungkin mereka butuh bibit, alat2 pertanian atau irigasinya, trs abang minta donasi, asal abang terbuka pembukuannya, serah terimanya dividio, ak rasa org2 akan tergerak membantu, tlg ya bang org batak ini kurang peka lihat sesamanya, mohon tlg ya bang mereka diberi insight semangat ya bang GBU
Sedih sekali melihat Desa yg sebenarnya Desa yg sangat indah, tp sangat disayangkan kurang dapat perhatian dari Pemerintah setempat mulai dari Ka Desa, Ka Kecamatan dan Bupati, semoga hati mereka masih bisa berubah utk dapat membangun Desa ini kembali sehingga penduduk bisa kembali ke Desa yg sangat indah ini
@@mosessimatupang4958 alasannya lae karna selama ini kehidupan masyarakat sekitar adalah bertani,karna kemiringan tanah sekitar 30-40 derajat, semakin lama tanah menjadi tandus sehingga penghasilan dari bertani tidak dapat lagi diharapkan. Oleh karna itu generasi muda lebih memilih merantau mencari kerja maupun sekolah. Lebih kurang 50 m dari tepi pantai dekat perkampungan telah dibangun jalan wisata. Inilah yg diharapkan masyarakat sekitar. Sebenarnya sesuai dengan alamnya daerah ini cocok dijadikan daerah wisata oleh karena itu sangat diharapkan perhatian pemerintah baik otorita danau toba maupun pemda setempat untuk melanjutkan pembangunan sarana maupun prasarana.
@@febriirwandimalau ya benar Agar masyarakat tdk meninggalkan kampungnya dgn alasan pertanian tdk bisa diharapkan lagi karena kondisi keadaan tanah,pemerintah setempat harus berusaha mencarikan solusi lain Mengingat Danau Toba sdh dicanangkan menjadi destinasi wisata unggulan oleh pemerintah pusat maka sepatutnya ini disambut pemda demi kemakmuran warganya. Menggaet warga2 lokal sekitar kawasan Toba yg sdh berhasil diperantauan utk mau berinvestasi di Bona Pasogitnya Daripada fokus pada insvestor dari luar yg tdk faham dgn budaya kita Semoga ini semua terwujud agar perkampungan seperti ini tdk semakin banyak dan suatu saat bisa dikuasai fihak lain
Dulunya kampung ini ramai tetapi sekarang banyak yang pindah ke atas, dan warga disini juga memilik ladang tidak hanya di kampung ini saja tetapi di kampung lain
Huta mula gorbus .. Sp3 tutun ,tu said born o ht ni tulang hu ,a Juli damanik/ nant almbr siadari ,huta ni dainang pangittubu Sian tambunrea br manik. Horas . rohil riau, horas tambunrea ,horas saitborno ,horas tiga Baru. Horas tanjung. unta tigaras
Buat apa Lo hanya kasih gambar cerita dong masalah kampung ini Uda sama ke kampung saya hanya tinggal beberapa org yg tinggal di kampung saya rasanya sedih bro ia