Meskipun kalimat "gajah merusak tanaman warga " di ucapkan berulangx tapi sungguh saya sangat berharap jangan sampai ada warga yang menyakiti apalagi membunuh gajah. BKSDA setempat harus bergerak dengan cepat untuk menjembatani Hal ini , gajah tidak akan menyeruak masuk ke pertanian warga jika saja persediaan makan di dalam hutan CUKUP
Entah kenapa daerah sini seakan di ank tirikan, padahal masih sama2 pesisir barat setidaknya di buatkan jalur alternatif jgn lewat bibir pantai dan jln setapak
Ya ALLAH ! di tahun 2020 masih ada daerah seperti di lampung. Ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah.semoga desa ini lebih maju dan tidak terbelakang lagi. TABIK PUN. !
Dulu kami sekeluarga di situ.. 30 tahun yg lalu... Bapak saya PNS perintis sekolah SD pertama di sana.... Thn 85.. Bisa tanya orang kampung bandar dalam.. Nama bapak saya Pak purdiman...
Saya pernah hidup d jambi.. Dan masyarakat jaman dlu getah damar d pakai buat plitur.. Caranya d rendem dengan bensin semalam besok nya buat mlitur atau mernis kayu hasilnya agak kusam tp awet n rayap pun g mau makan kayu yg d poles pakai damar
Lagi2 saya pempertanyakan kemana dana desa 1m itu? Kenapa tidak berupaya untuk bekerja sama dengan taman nasional buat pagar pembatas. Kenapa bisa gaja itu mencari makan sampai ke desa2 emang taman nasional ga bisa ngasih makan itu gaja? Benar2 menyedihkan
di sana bunuh gajah penjara 8 tahun, tapi kalo gajah bunuh orang ya wasalam, dan jgan salah itu semua bukan rumah permanen biasanya di kota rumahnya bagus bagus, di situ cuma rumah sementara sewaktu ngurus kebun