Тёмный

Jejak Orang Manggarai, Flores, NTT di Jakarta (Asal-Asul Nama Manggarai di Jakarta) 

Tajuk TV
Подписаться 39 тыс.
Просмотров 18 тыс.
50% 1

Nama daerah Manggarai, Jakarta Selatan ternyata memiliki hubungan erat dengan daerah Manggarai di Flores, NTT. Berdasarkan penelusuran, hubungan itu dibentuk di masa kolonial, dimana para budak yang diperkerjakan paksa di perkebunan orang Belanda, didatangkan dari Bali, NTB dan NTT. Simak videonya...

Опубликовано:

 

26 сен 2024

Поделиться:

Ссылка:

Скачать:

Готовим ссылку...

Добавить в:

Мой плейлист
Посмотреть позже
Комментарии : 50   
@firmansyah-kr7kc
@firmansyah-kr7kc Год назад
Kampung manggarai yg ada di jkarta itu dulu bekas budak budak pekerjs yg di datang kan dari flores msnggarai
@MECIDANAStudio
@MECIDANAStudio 3 года назад
Bgus kontennya tpi syg vdionya cepqat ganti2 dan teksnya jg cepat. Next klo bs dikasi lama dkit. Sukses sellalu saudaraku
@TajukTV
@TajukTV 3 года назад
Terima kasih byk apresiasi dan masukannya saudara. Salam hormat
@kaweite3197
@kaweite3197 2 года назад
Setuju om 😁
@alessandromccartney324
@alessandromccartney324 3 года назад
Makanya Gak Heran...Orang Flores Banyak Di Jakarta😎😎
@ultrasmanggarai7806
@ultrasmanggarai7806 2 года назад
Penelitian Dr. Verhoeven memberikan petunjuk tentang adanya kehidupan zaman purba di daerah Manggarai (Mirsel dan Embu, 2004). Tempat hidup manusia purba antara lain ditemukan di Labuan Bajo, sedangkan alat-alat batu yang umumnya berbentuk mikrolit (flake and blade) ditemukan di Golo Bekkum, Liang Momer dan Liang Panas. Pada tahun 1951, tim yang sama membuat penggalian di beberapa situs antara lain di Liang Momer dan Liang Panas. Pada dua tempat itu, ditemukan tulang belulang manusia purba yang kemudian ditetapkan sebagai manusia protonegrito (Doroteus Hemo, 1990). Penelitian tentang keberadaan manusia purba di Manggarai juga masih dilanjutkan hingga tahun 2004. Pada tanggal 7 November 2004, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan fosil berupa kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai homo floresiensis (manusia dari Flores) di Liang Bua. Selain itu juga ditemukan periuk, beliung persegi dan beberapa benda lain. Temuan-temuan ini seperti menguak masa lalu orang Manggarai yang ternyata nenek moyang mereka telah menginjakkan kaki di tanah Manggarai jauh sebelum suku-suku lain di bumi Nusantara menetap dan bermigrasi ke sana. Jika demikian, bagaimana hal itu dikaitkan dengan sejarah keberadaan setiap suku di Manggarai yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah pendatang? Apakah manusia purba yang ditemukan di Liang Bua pada waktu tertentu punah dan kemudian terjadi missing link (mata rantai terputus) seperti nasib Homo Erectus di Pulau Jawa? R.P. Soerjono (2005) dalam tulisannya di Majalah Tempo mengatakan bahwa sebenarnya masih banyak rahasia manusia kerdil dari Flores yang belum terjawab. Pernyataan ini menyajikan kenyataan bahwa di Manggarai ada penduduk asli yang sudah mendiami wilayah itu jauh sebelum beberapa suku di Nusantara menetap di sana. Bahkan informasi yang disampaikan oleh Marybeth Erb (1997) mengatakan bahwa orang Manggarai berasal dari Vietnam dan Thailand. Pernyataan ini berdasarkan penelitiannya di Warloka yang menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Manggarai Barat dan menjadi informasi yang sangat luar biasa. Perdagangan yang dilakukan pada masa lampau membawa serta akibat pertemuan dengan penduduk asli dan adanya keputusan untuk menetap di sana. Apalagi posisi Warloka berdekatan dengan Kerajaan Bima di bagian Barat dan Kerajaan Gowa di bagian Utara. Meskipun demikian, studi-studi kritis yang menelusuri sumber-sumber sejarah berusaha meluruskan sejarah yang disorientasikan. Ada satu kesalahan dalam pelajaran sejarah yang menyatakan seakan-akan orang-orang Manggarai hanya berasal dari satu suku dan satu nenek moyang (Toda, 1992). Penelitian-penelitian ilmiah atas temuan fosil serta kontak dengan pihak luar melalui perdagangan menunjukkan dengan tegas bahwa orang-orang Manggarai berasal dari suku dan keturunan yang berbeda. Toda (1992) dalam hasil studinya menyebutkan keturunan-keturunan itu berasal dari Sumba, Mandosawu, Pong Welak, Sulawesi Selatan, Bima, Turki, Melayu-Malaka, Melayu-Minangkabau, dan Tanah Dena. Toda (1992) juga menjelaskan bahwa keturunan-keturunan yang beranekaragam ini kemudian tersebar di seluruh Manggarai. Keturunan Wangsa Kuleng (Mandusawu) berasal dari Turki. Dari kepandaian yang mereka miliki pada masa itu, jelas bahwa mereka bukan berasal dari kebudayaan batu melainkan keturunan manusia yang sudah mengenal menyepuh logam. Maka, amat mungkin orang-orang Turki ini adalah pedagang-pedagang yang terdampar dan menetap di Manggarai pada abad ke-16. Wangsa Kuleng inilah yang mengasalkan dalu Cibal dan Dalu Lamba Leda di wilayah Manggarai. Pada bukunya berjudul ”Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi” Toda (1992) menjelaskan keturunan Sumba membentuk Adak Bajo yang berpusat di Tangge dan membawahi sejumlah wilayah Selatan dan Barat Manggarai sehingga membentuk gelarang-gelarang adak dan beberapa kedaluan seperti: Dalu Kolang, Lo’ok, Wontong, Munting Welak, Matawae dan Ramut. Selain keturunan Sumba dan Turki, ada pula migran asal Sulawesi Selatan dan Bima yang menetap di Manggarai, baik di bagian Barat maupun di pantai utara dan sedikit di selatan. Diduga kuat, migrasi ini terjadi pada abad ke-16 tatkala Kerajaan Luwu dan Goa berjaya dan memperluas kerajaannya. Pada masa itu gelombang migrasi terjadi selain karena keinginan sukarela, juga karena adanya tekanan politik lalu menjadi pelarian politik ke pulau-pulau lain, termasuk ke Manggarai. Akan tetapi, gelombang pelarian politik terbesar terjadi setelah Perjanjian Bungaya 18 November 1667 antara Belanda dan Kerajaan Goa-Tallo (Sultan Hasanudin). Selain suku-suku yang disebutkan di atas, masih ada suku lain yang menjadi pendatang di Manggarai yaitu suku Melayu Minangkabau. Mereka mendirikan dalu dan mendiami wilayah selatan Manggarai. Suku ini mendapat tempat tersendiri dalam sejarah Manggarai karena mejadi penantang kerajaan Cibal yang terletak di utara. Kelompok yang menjadi keturunan langsung dari Minangkabau adalah keturunan Todo-Pongkor. Dari uraian yang menyelisik usul-asal ini dapat disimpulkan bahwa orang Manggarai tidak berasal dari satu keturunan saja. Mereka datang dari Sumba, Malaka, Minangkabau, Sulawesi Selatan, Bima dan bahkan dari Turki dengan daerah pemukiman serta persebaran utamanya yang berbeda-beda pula. Dewasa ini, dengan adanya mobilitas sosial yang tinggi dan pembauran lewat perkawinan, suku-suku dengan usul-asal yang berbeda ini mulai tercampur baur membentuk identitas baru yang lebih “Manggarai” (Mirsel dan Embu, 2004). Latar belakang yang berbeda itu menjadi alasan beberapa dekade terakhir orang Manggarai mulai menelusuri kembali identitas mereka. Sebenarnya nenek moyang mereka berasal dari mana saja. Apa benar seperti klaim selama ini nenek moyang orang Manggarai hanya berasal dari Minangkabau? Pencarian-pencarian itulah yang mengantar pada beberapa fakta mengejutkan bahwa orang Manggarai berasal dari berbagai daerah di Nusantara bahkan juga negara tetangga. Fakta-fakta yang sebelumnya tersembunyi dan berserakkan kini berhasil dikumpulkan. Dengan berbagai latar belakang yang demikian, semuanya menjadi satu dalam budaya Manggarai. Perpaduan berbagai latar belakang turut memperkaya budaya dan tradisi orang Manggarai. Pandangan terhadap alam, kehiduan sosial, toleransi, keagamaan, tanah, air, rumah dan masih banyak lainnya merupakan efek lanjut dari keberagaman latar belakang orang Manggarai. Semuanya terangkum dalam filosofi hidup orang Manggarai yang masih terus bertahan hingga sekarang
@viandpahat1662
@viandpahat1662 3 года назад
Terimakasih atas penjelasannya kae🙏 Saya juga baru tau arti dari lagu benggong Ternyata lagu benggong itu punya artinya...
@robertusjalang3674
@robertusjalang3674 3 года назад
Semakin bingung... Diawal kita kturunan mingkabau karena bnyk kemiripan secra ada,dll.. Prtbyaan saya..ada kmiripn apa yg tinggal di manggarai(jakarta) sama manggarai yg tinggal di NTT sini.
@SAWIT_KALIMANTAN_BARAT
@SAWIT_KALIMANTAN_BARAT 2 года назад
Mantap sekali kae
@paskalisjehadut3018
@paskalisjehadut3018 3 года назад
Super
@yolanedison634
@yolanedison634 4 года назад
Terima kasih telah membagikan ini 😇
@suanggitimur675
@suanggitimur675 3 года назад
Iya
@divajehani9560
@divajehani9560 4 года назад
Terima kasih penjelasannya😇 Akhir bisa lebih paham
@petirchanel969
@petirchanel969 3 года назад
Mantap ahh 👍👍👍 terima kasih vroo
@elisabethmelania2073
@elisabethmelania2073 4 года назад
Jadi tau akhirnya..thanks for sharing...
@TajukTV
@TajukTV 4 года назад
Sama2 Elisabeth
@SAWIT_KALIMANTAN_BARAT
@SAWIT_KALIMANTAN_BARAT 2 года назад
Aku bangga jadi orng manggrai
@HeruMuawin
@HeruMuawin 4 года назад
Done kak, mantappp .....
@ultrasmanggarai7806
@ultrasmanggarai7806 2 года назад
bahwa Manggarai bukan kekuasaan Belanda-Bima adalah kunjungan orang Barat ke Manggarai baru terjadi pada 1880. Fredericus Albertus Colfs adalah orang Barat pertama yang menjelajahi wilayah Manggarai untuk meneliti perihal kupu-kupu. Colfs membuat peta pedalaman Manggarai. Jadi meski seandainya Manggarai telah menjadi wilayah kekuasaan Belanda, Belanda sejatinya tidak pernah tahu menahu, apalagi mengurus wilayah ini sampai dengan kedatangan Colfs pada 1880. Toda juga memeriksa dokumen-dokumen pasca-1900 yang berhubungan dengan Manggarai. Berbeda dengan sumber-sumber sebelum 1900 yang kebanyakan adalah dokumen Kerajaan Bima, dokumen setelah 1900 adalah dokumen-dokumen yang ditulis orang Belanda di lokasi (di Manggarai atau dari kunjungan ke Manggarai). Meski orang Belanda ini berhasil merangkai sumber-sumber asli dari informan lokal, meski masih menggunakan latar belakang dokumen Bima. Tiga dokumen utama Belanda yang dikaji oleh Toda adalah Laporan Zollinger, Laporan Freijss dan Dokumen Braam Morris. Pada 1847 pemerintah Belanda di Sulawesi mengirim Zollinger untuk membuat penelitian di Flores. Zollinger mengumpulkan informasi tentang sejarah, geografi, etnologi, religi dan kepercayaan lokal, demografi, kemasyarakatan, pemerintahan dan ekonomi. Zollinger mempertanyakan klaim kerajaan Bima atas Maggarai karena tidak menemukan jejak Bima dalam penelitiannya (hal. 180). J.J Freijss melakukan perjalanan ke Manggarai dalam rangka menjajaki perdagangan ke wilayah ini pada tahun (1854). Freijss menggunakan surat dari Raja Bima untuk kunjungannya. Namun surat tersebut ditolak oleh Adak Todo, karena Adak Todo tidak merasa bahwa Manggarai adalah bawahan Bima. Meskipun begitu, Adak Todo tetap berkenan memberikan ijin bagi Freijss dan anak buahnya untuk melakukan penelitian dan tinggal di salah satu lokasi di dekat pantai (hal. 185). Dalam laporannya pada 1860, Freijss menyebutkan bahwa Flores memiliki potensi tambang mineral (emas, timah dan besi). Namun setelah diteliti oleh Wichmann, seorang ahli geologi yang didatangkan oleh Belanda, ternyata laporan Freijss tidak benar. Laporan Freijss salah karena dia menggunakan penterjemah dari Bima yang tidak paham bahasa Manggarai. Akibatnya Wae Pesi yang artinya ‘sungai untuk mencari udang’ diterjemahkan sebagai ‘sungai yang mengandung besi’. Sementara itu, dokumen Braam Morris tentang nama-nama kampung dan nama-nama tempat ternyata 99 persen salah! Braam Morris membuat dokumen administrasi kepemerintahan di wilayah Manggarai dalam rangka menyiapkan intervensi Belanda di wilayah Manggarai (hal. 194). Selain mengkaji dokumen, Toda juga melakukan penelitian langsung di lapangan dengan mewawancarai para informan. Melalui para informan ini, dilengkapi dengan hasil penelitian John Hakim Song (1986), Toda menggambarkan asal mula kerajaan Manggarai. Toda menyampaikan bahwa selain penduduk lokal, Manggarai berturut-turut bercampur dengan pendatang dari Sumba, Turki, Goa-Tallo, Melayu dan Minang. Baru pada tahun 1640, terjadi pembaharuan ketataneragaan mengikuti model yang dibawa oleh Goa-Tallo (hal. 247). Kehadiran Kerajaan Bima di wilayah ini adalah karena diundang salah satu kerajaan Todo yang berkonflik dengan kerajaan Cibal. Namun Bima tidak pernah berani menghancurkan Cibal karena Cibal masih berada dalam perlindungan Goa-Tallo
@jakartacover5906
@jakartacover5906 4 года назад
cakep gan
@sanjaya5756
@sanjaya5756 3 года назад
Langsung otw tombol merah nya Uda saya lenyapkn 😂😂
@ulilamriulilamri1471
@ulilamriulilamri1471 3 года назад
Jangan pake bahasa budak bro., Gunakan kata yg lebih Baik.. Contoh misalkan; tenaga buruh,buruh kasar,pekerja kasar.,itu kesannya lebih baik bro..
@alghanipradana
@alghanipradana 2 года назад
Gue bangga jadi anak Manggarai 💪 God father jaksel
@yosepwilvridus4337
@yosepwilvridus4337 3 года назад
Apakah bahasa daerah orang manggarai yang ada di jakarta sama dengan bahasa daerah manggarai di ntt.
@arnoldlimant977
@arnoldlimant977 4 года назад
Mantap kesa daku
@klewank2615
@klewank2615 Год назад
Oh ini sejarah nama stasiun Manggarai
@robertusjalang3674
@robertusjalang3674 3 года назад
Manusia kardil di cincoleng saya yakin nenek moyang kita😮😮
@mikanua2019
@mikanua2019 3 года назад
kurang sependapat dan tdk ada hubungan manggarai jakarta dgn mangaarai flores , beda ..ini seperti banyak yang mengatakan bajawa di flores adalah turunan jawa karena namnya sama..tetapi bukti beda org bajawa keturunan indocina bukan jawa..bisa saja nama ada hanya kebetulan saja, tetapi mungkin bisa tpi tergantung yang menilai
@jekddanyel4303
@jekddanyel4303 3 года назад
Setuju benar bagt..
@buub2157
@buub2157 3 года назад
Baca sejarah tentang manggarai sekarang!!!!!!!!!
@msam4739
@msam4739 2 года назад
Goblok. Bodoh. Banyak bacot tapi engga banyak baca.
@aleksanderagrino8628
@aleksanderagrino8628 2 года назад
anda kalau keturunan manggarai pasti tau sejarah manggarai di jakarta selatan,,tanya ama buyut loe
@ultrasmanggarai7806
@ultrasmanggarai7806 2 года назад
Coba pikir lebih panjang sebelum berkomentar!!!
@alandoft2900
@alandoft2900 3 года назад
Terlepas dari benar atau tidak,tp nama nama tempat di Jakarta banyak juga yg di ambil dari berbagai macam pristiwa/kegiatan.contoh Nama pasar.dari pasar Minggu,Senin,dsb.dan masih banyak lagi cerita.
@vinomoreintes6061
@vinomoreintes6061 4 года назад
Sampe skrg orang manggarai berasal dari minangkabau, ada cerita ada adat minangkabau ratusan thun lalu etnis minangkabau prop sumatera barat, sudah merantau ratusan lalu berdagang seluruh dunia n indonesia, desa wae rebo mengaku nenek moyang mereka berasal dari minangkabau
@texas99texas11
@texas99texas11 2 года назад
tidak semua Manggarai keturunan Minangkabau, ada keturunan Portugis dan ada juga dari Bugis
@ultrasmanggarai7806
@ultrasmanggarai7806 2 года назад
Penelitian Dr. Verhoeven memberikan petunjuk tentang adanya kehidupan zaman purba di daerah Manggarai (Mirsel dan Embu, 2004). Tempat hidup manusia purba antara lain ditemukan di Labuan Bajo, sedangkan alat-alat batu yang umumnya berbentuk mikrolit (flake and blade) ditemukan di Golo Bekkum, Liang Momer dan Liang Panas. Pada tahun 1951, tim yang sama membuat penggalian di beberapa situs antara lain di Liang Momer dan Liang Panas. Pada dua tempat itu, ditemukan tulang belulang manusia purba yang kemudian ditetapkan sebagai manusia protonegrito (Doroteus Hemo, 1990). Penelitian tentang keberadaan manusia purba di Manggarai juga masih dilanjutkan hingga tahun 2004. Pada tanggal 7 November 2004, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan fosil berupa kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai homo floresiensis (manusia dari Flores) di Liang Bua. Selain itu juga ditemukan periuk, beliung persegi dan beberapa benda lain. Temuan-temuan ini seperti menguak masa lalu orang Manggarai yang ternyata nenek moyang mereka telah menginjakkan kaki di tanah Manggarai jauh sebelum suku-suku lain di bumi Nusantara menetap dan bermigrasi ke sana. Jika demikian, bagaimana hal itu dikaitkan dengan sejarah keberadaan setiap suku di Manggarai yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah pendatang? Apakah manusia purba yang ditemukan di Liang Bua pada waktu tertentu punah dan kemudian terjadi missing link (mata rantai terputus) seperti nasib Homo Erectus di Pulau Jawa? R.P. Soerjono (2005) dalam tulisannya di Majalah Tempo mengatakan bahwa sebenarnya masih banyak rahasia manusia kerdil dari Flores yang belum terjawab. Pernyataan ini menyajikan kenyataan bahwa di Manggarai ada penduduk asli yang sudah mendiami wilayah itu jauh sebelum beberapa suku di Nusantara menetap di sana. Bahkan informasi yang disampaikan oleh Marybeth Erb (1997) mengatakan bahwa orang Manggarai berasal dari Vietnam dan Thailand. Pernyataan ini berdasarkan penelitiannya di Warloka yang menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Manggarai Barat dan menjadi informasi yang sangat luar biasa. Perdagangan yang dilakukan pada masa lampau membawa serta akibat pertemuan dengan penduduk asli dan adanya keputusan untuk menetap di sana. Apalagi posisi Warloka berdekatan dengan Kerajaan Bima di bagian Barat dan Kerajaan Gowa di bagian Utara. Meskipun demikian, studi-studi kritis yang menelusuri sumber-sumber sejarah berusaha meluruskan sejarah yang disorientasikan. Ada satu kesalahan dalam pelajaran sejarah yang menyatakan seakan-akan orang-orang Manggarai hanya berasal dari satu suku dan satu nenek moyang (Toda, 1992). Penelitian-penelitian ilmiah atas temuan fosil serta kontak dengan pihak luar melalui perdagangan menunjukkan dengan tegas bahwa orang-orang Manggarai berasal dari suku dan keturunan yang berbeda. Toda (1992) dalam hasil studinya menyebutkan keturunan-keturunan itu berasal dari Sumba, Mandosawu, Pong Welak, Sulawesi Selatan, Bima, Turki, Melayu-Malaka, Melayu-Minangkabau, dan Tanah Dena. Toda (1992) juga menjelaskan bahwa keturunan-keturunan yang beranekaragam ini kemudian tersebar di seluruh Manggarai. Keturunan Wangsa Kuleng (Mandusawu) berasal dari Turki. Dari kepandaian yang mereka miliki pada masa itu, jelas bahwa mereka bukan berasal dari kebudayaan batu melainkan keturunan manusia yang sudah mengenal menyepuh logam. Maka, amat mungkin orang-orang Turki ini adalah pedagang-pedagang yang terdampar dan menetap di Manggarai pada abad ke-16. Wangsa Kuleng inilah yang mengasalkan dalu Cibal dan Dalu Lamba Leda di wilayah Manggarai. Pada bukunya berjudul ”Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi” Toda (1992) menjelaskan keturunan Sumba membentuk Adak Bajo yang berpusat di Tangge dan membawahi sejumlah wilayah Selatan dan Barat Manggarai sehingga membentuk gelarang-gelarang adak dan beberapa kedaluan seperti: Dalu Kolang, Lo’ok, Wontong, Munting Welak, Matawae dan Ramut. Selain keturunan Sumba dan Turki, ada pula migran asal Sulawesi Selatan dan Bima yang menetap di Manggarai, baik di bagian Barat maupun di pantai utara dan sedikit di selatan. Diduga kuat, migrasi ini terjadi pada abad ke-16 tatkala Kerajaan Luwu dan Goa berjaya dan memperluas kerajaannya. Pada masa itu gelombang migrasi terjadi selain karena keinginan sukarela, juga karena adanya tekanan politik lalu menjadi pelarian politik ke pulau-pulau lain, termasuk ke Manggarai. Akan tetapi, gelombang pelarian politik terbesar terjadi setelah Perjanjian Bungaya 18 November 1667 antara Belanda dan Kerajaan Goa-Tallo (Sultan Hasanudin). Selain suku-suku yang disebutkan di atas, masih ada suku lain yang menjadi pendatang di Manggarai yaitu suku Melayu Minangkabau. Mereka mendirikan dalu dan mendiami wilayah selatan Manggarai. Suku ini mendapat tempat tersendiri dalam sejarah Manggarai karena mejadi penantang kerajaan Cibal yang terletak di utara. Kelompok yang menjadi keturunan langsung dari Minangkabau adalah keturunan Todo-Pongkor. Dari uraian yang menyelisik usul-asal ini dapat disimpulkan bahwa orang Manggarai tidak berasal dari satu keturunan saja. Mereka datang dari Sumba, Malaka, Minangkabau, Sulawesi Selatan, Bima dan bahkan dari Turki dengan daerah pemukiman serta persebaran utamanya yang berbeda-beda pula. Dewasa ini, dengan adanya mobilitas sosial yang tinggi dan pembauran lewat perkawinan, suku-suku dengan usul-asal yang berbeda ini mulai tercampur baur membentuk identitas baru yang lebih “Manggarai” (Mirsel dan Embu, 2004). Latar belakang yang berbeda itu menjadi alasan beberapa dekade terakhir orang Manggarai mulai menelusuri kembali identitas mereka. Sebenarnya nenek moyang mereka berasal dari mana saja. Apa benar seperti klaim selama ini nenek moyang orang Manggarai hanya berasal dari Minangkabau? Pencarian-pencarian itulah yang mengantar pada beberapa fakta mengejutkan bahwa orang Manggarai berasal dari berbagai daerah di Nusantara bahkan juga negara tetangga. Fakta-fakta yang sebelumnya tersembunyi dan berserakkan kini berhasil dikumpulkan. Dengan berbagai latar belakang yang demikian, semuanya menjadi satu dalam budaya Manggarai. Perpaduan berbagai latar belakang turut memperkaya budaya dan tradisi orang Manggarai. Pandangan terhadap alam, kehiduan sosial, toleransi, keagamaan, tanah, air, rumah dan masih banyak lainnya merupakan efek lanjut dari keberagaman latar belakang orang Manggarai. Semuanya terangkum dalam filosofi hidup orang Manggarai yang masih terus bertahan hingga sekarang
@Oranganeh918
@Oranganeh918 3 года назад
Ga jelas konten kau
@DewiDewi-so1eg
@DewiDewi-so1eg 3 года назад
Jngn terlalu cepat bro..
@jekddanyel4303
@jekddanyel4303 3 года назад
Ngawur ga ada hubugn sama magarai jkt, ters kalau bajawa asli org jawa jga , buat konten cumn jiblak aja ga jelas
@buub2157
@buub2157 3 года назад
Tolol goblok
@yusufucup4676
@yusufucup4676 3 года назад
Sejarah tempat pasar budak dari Manggarai, yg di bawa Belanda ke Jakarta....
@kaweite3197
@kaweite3197 2 года назад
Orang menulis buku atau artikel sejarah pasti sudah melakukan riset panjang, jadi tidak asal. Mirisnya kalau perjuangan para penulis2 sejarah tidak dihargai orang2 yg pengetahuannya cetek seperti orang ini.
@ceye7963
@ceye7963 Год назад
Apa sih loh ga jelas bngt kau klo ga suka ga ush ntn mlh suruh" hapus
@hendrikayeniyeni-jr2xf
@hendrikayeniyeni-jr2xf Год назад
Kau baca Sejarah tentang Bajawa juga ada kaitan Nya dgn Majapahit yg dr Jawa juga...Klo bodok Jgn sok tau..mending kmu Tanya..atau Cari Historis nya.
@bobenviro2372
@bobenviro2372 3 года назад
apakah jejak orang manggarai masih ada keturunan aslinya di kampung manggarai disanan
Далее
Melawan Lupa - Siapakah Penduduk Asli Jakarta?
23:23
+1000 Aura For This Save! 🥵
00:19
Просмотров 2,9 млн
Meet the Infamous Debt Collectors of Indonesia
24:58
Просмотров 2,4 млн
Distrik: Mengurai Manggarai
17:49
Просмотров 1,3 млн
Tradisi Bangun Rumah Adat Manggarai
4:07
Просмотров 32 тыс.
JEJAK ANAK NEGERI | FLORES NTT (01/11/18) Part 1
11:45
Просмотров 159 тыс.
Apakah Sikap Berpura - Pura Bodoh Itu Penting?
10:01
Просмотров 111 тыс.
The English Language in 65 Accents
13:42
Просмотров 2,9 млн
VIDEO|SEJARAH ASAL-USUL MASYARAKAT WAE REBO SESSION I
15:42
+1000 Aura For This Save! 🥵
00:19
Просмотров 2,9 млн