Aku Suka Sekali Sama judika . Jujur Beliau Tidak Sombong .saat Main Di Paskal Bandung Ramah Sekali .Kami minta photo bareng pun Beliau Dengan Ramah Menyapa kami.itu lah artis yg sebenar nya ,karna tanpa Kita2 apalah Begitu Kata Judika.sehat selalu tambah sukses Tuhan selalu memberkatai nya ,Aamin 🤲🤲
Gimana gak kaya² penyanyi Indonesia konser terus keluar negri, jdi bintang tamu semalam ajah bayaran nya fantastic.. tpi gk papa 😁 sering² yah malay jempit penyanyi Indonesia bwt manggung krna penyanyi Indonesia memang kwalitas nya bnyak yg bagus drpda yg gak. ❤
@@Rakyatkonoha223 jangan merasa benar dengan yang 'bukan sejarah kita'. Mereka lebih paham sejarah melayu daripada kita yang menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.
@@Rakyatkonoha223 maksud say,a kita orang Indonesia sudah teralihkan bahasa melayu nya dengan bahasa Indonesia dan adanya adat suku" lain yg bukan melayu. Sedangkan mereka sampai sekarang masih banyak sejarah Melayu nya. Dari sini kita bisa lihat melayu Indonesia tidak ada apa" nya jika dibandingkan dengan mereka yg dari nenek moyang sudah pakai segala macam melayu, baik bahasa maupun adat nya. Trus kenapa kita lebih baik? Kan aneh dengernya
Ga pernah dia ngosngosan, nafas Judika itu panjang, dia penyanyi profesional, aku kenal Judika dari kecil,dia hanya menghargai saja buat penontonnya nyanyi supaya mereka terhibur. Lihat aj video2nya biar kamu percaya,.mau nada tinggi berapa jampun masih dilibas. JD tlng jng koment begitu,
Mengapa pasar musik Malaysia di semua genrenya dikuasai musik Indonesia? Jawabannya adalah karena lagu-lagu Indonesia itu lebih universal dari segi aransemen, dari segi bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia yang logat dan dialeknya tidak kental nuansa/citarasa etnik tertentu misalnya Melayu, Jawa, atau etnik lainnya. Sehingga lagu berbahasa Indonesia ini universal bisa diterima semua suku bangsa yang ada di Nusantara. Sedangkan lagu Malaysia tidak universal, dari segi aransemen musiknya masih terasa citarasa Melayu, lirik lagunya menggunakan bahasa Melayu, logatnya masih sangat terdengar Melayu sehingga itu yang menyebabkan lagu Malaysia tidak universal sehingga sulit diterima lebih banyak telinga rakyat di Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa tidak hanya etnik Melayu. Maka pantas jika karya lagu Malaysia tidak mampu menembus pasaran Indonesia. Sebab di Indonesia Melayu hanya salah satu etnik dari ratusan etnik yang ada. Ketika orang Indonesia dengar lagu Malaysia maka orang Indonesia merasa sedang mendengar lagu daerah saja, jadi belum tentu bisa diterima telinga dari suku bangsa lain di Indonesia. Itulah sebabnya mengapa segmen pasar lagu-lagu Malaysia di Indonesia sangat kecil jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia 270an juta jiwa. Tapi di Indonesia lagu Melayu jika lagunya bagus berkualitas pun akan diterima di Indonesia, contohnya band bercitarasa Melayu dari Indonesia sendiri padahal personilnya bukan orang Melayu, yaitu band ST12. Lagu-lagunya bercitarasa Melayu tapi jauh lebih berkualitas dari lagu Melayu Malaysia. Sangat diterima di negara sendiri Indonesia, diterima Malaysia, Brunei dan Singapura. Dua tahun terakhir ini puluhan band dan penyanyi Indonesia silih berganti konser di Malaysia, penontonnya mencapai ribuan meski harga tiketnya mahal, Itu bukti lagu-lagu Indonesialah yang mampu mengakomodir/memuaskan rasa haus publik Malaysia akan lagu-lagu berkualitas. Sedangkan lagu Malaysia memang kurang bisa mengakomodir/memuaskan selera musik publik Malaysia. Pantas jika banyak band atau penyanyi Malaysia gagal di negara sendiri. Citarasa lagu Melayu kalah dengan citarasa lagu berbahasa Indonesia yang berdiri di atas semua suku bangsa, tidak kental dengan nuansa/citarasa suku bangsa tertentu. Ketika publik Malaysia dengar lagu-lagu Indonesia maka standar musik publik Malaysia menjadi tinggi sehingga ketika publik Malaysia selesai mendengar lagu-lagu Indonesia lalu mendengar lagu-lagu dari Malaysia sendiri mereka merasa lagu Malaysia itu hambar. Ibaratnya mendengar lagu Indonesia itu seperti meminum madu, lalu setelah itu mendengar lagu Malaysia akan terasa seperti minum air putih saja. Tidak ada rasa, hambar. Para musisi dan penyanyi Malaysia jangan salahkan karya lagu, band, penyanyi Indonesia laris di Malaysia, kreatifitas bangsa Indonesia memang jauh lebih unggul. Para musisi Malaysia harus bercermin bagaimana caranya agar lagu-lagu mereka menjadi berkualitas dan diminati setidaknya untuk publik Malaysia sendiri. Selama lagu-lagu Malaysia tidak universal maka selama itu lagu-lagu Malaysia hanya sedikit saja yang bisa masuk pasaran Indonesia. Sebaliknya band dan penyanyi Indonesia akan selalu "menjajah" Malaysia dengan karya lagu berbahasa Indonesianya yang universal. Bahkan tidak hanya lagu tapi sinetron dan film Indonesia juga laris di Malaysia. Apalagi sekarang era globalisasi internet, karya seni Indonesia mudah masuk Malaysia. Tapi jangan diklaim ya, Malingsia! DAYA KREATIFITAS BANGSA MUDA BERNAMA BANGSA INDONESIA DENGAN BAHASA BARUNYA BAHASA INDONESIA INI AKAN SELALU BERLANJUT. INDONESIA MEMANG BOCAH BONGSOR(BERBADAN BESAR) YANG LAHIR KEMARIN SORE TAPI DI DALAM JASAD KANAK-KANAK INDONESIA YANG BONGSOR INI ADA KEKUATAN SUPER POWER DARI JIWA BANGSA-BANGSA TUA YANG BERSEMAYAM DI DALAMNYA YAITU JAWA, MELAYU, SUNDA, BATAK, BUGIS DAN RATUSAN SUKU BANGSA TUA LAINNYA YANG BERSATU DI DALAM JASAD BOCAH BERNAMA INDONESIA INI SEHINGGA BANGSA INI MAMPU MELAHIRKAN KARAKTER KUAT DALAM BANYAK HAL, SALAH SATUNYA KARYA MUSIK INDONESIA YANG UNIVERSAL.
@@Kartalaksana BAHASA INDONESIA BERAKAR SARI BAHASA MELAYU. TAPI SUDAH MEMBENTUK KARAKTERNYA TERSENDIRI MENJADI BAHASA INDONESIA, SUDAH SANGAT BERBEDA DENGAN BAHASA MELAYU. DAN BAHASA MELAYU AKAR BAHASA INDONESIA ADALAH BAHASA MELAYU DARI RIAU.
@@Intergalactic_Traveler Sama juga bahasa Melayu Malaysia, berakar dari bahasa Melayu Riau. Hampir semua negeri2 Melayu ada "bahasa" Melayu sendiri yg ada di antaranya sgt jauh berbeda. Tidak bisa difahami. Bahasa Indonesia jauh lebih hampir dgn bahasa Melayu standar di Malaysia. Tapi semua itu bahasa Melayu