Тёмный

Kalam Allah Tidak Berhuruf dan Bersuara - Jauharatut Tauhid EPS 21 

NU Online
Подписаться 1,3 млн
Просмотров 10 тыс.
50% 1

Pertemuan Ke-21 (28 September 2021)
Kajian Kitab Jauharah at Tauhid bersama Ust. Nur Rohmad, Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.
---
Yuk, install NU Online Super App versi Android (s.id/nuonline) dan versi iOS (s.id/nuonline_ios). Akses dengan mudah fitur Al-Qur'an, Yasin & Tahlil, Jadwal Shalat, Kompas Kiblat, Wirid, Ziarah, Ensiklopedia NU, Maulid, Khutbah, Doa, dan lain-lain.
---------------------------
NU Online - Media Resmi Nahdlatul Ulama
Website: www.nu.or.id/
Twitter: / nu_online
RU-vid: / nuonlineid
Instagram: / nuonline_id
Facebook: / situsresminu
---------------------
#nahdlatululama #nuonline #kalamAllah #tauhid

Опубликовано:

 

2 окт 2021

Поделиться:

Ссылка:

Скачать:

Готовим ссылку...

Добавить в:

Мой плейлист
Посмотреть позже
Комментарии : 145   
@ahmadbahri3336
@ahmadbahri3336 6 месяцев назад
Assalamualaikum Ustadz, terima kasih atas ilmu nya, Baraakallah fiikum 🤲
@sarungireng3413
@sarungireng3413 2 года назад
Alkhamdulillah Kediri Jawa timur hadir
@muhasakura2250
@muhasakura2250 5 месяцев назад
SESUNGGUH AKU (ALLOH) MENURUNKAN AL-QUR'AN BERBAHASA 'AROB agar kamu mengetahui. Srt. Yusuf 2
@hanafisupartosaad427
@hanafisupartosaad427 Год назад
Masuk ilmu kalam....maka akidah Islam terpecah.
@humanisme1020
@humanisme1020 Год назад
Ini yang di maksut pak panji gumilang..
@ngalong8219
@ngalong8219 Год назад
Sama kaya panji gumilang pak
@mofa9531
@mofa9531 Год назад
Ilmu tingkat tinggi, ibu2 bapak2 di jaman now mana tau ilmu semacam ini yg ngajinya cuma tata cara sholat wajib, shalat sunah, puasa sunah yg yg bila dilakukan dapat pahala yg sekian besar, pdhl ilmu kalam/tauhid itu yg dibawa bekal akhir hayatny
@wistaraahmad
@wistaraahmad 2 года назад
purwokerto hadir
@wancomp4772
@wancomp4772 Год назад
Keduanya bertanya, “Apa yang telah kamu lakukan?” Ia menjawab, “Aku membaca Kitab Allah (Al-Qur`an), kemudian aku mengimani serta membenarkannya.” Kemudian salah satunya membentaknya, seraya bertanya, “Siapa Rabbmu?” Apa agamamu? Siapa Nabimu?” Hal itu merupakan fitnah (ujian) terakhir yang dihadapi seorang Mukmin, seperti diisyaratkan Allah dalam firman-Nya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia.” (Qs. Ibrahim: 27). Ia menjawab, “Rabbku Allah, agamaku Islam dan Nabiku Muhammad saw.” Kemudian terdengar SUARA penyeru yang berseru dari langit, “Sungguh benar hamba-Ku, maka hamparkanlah untuknya permadani dari surga, pakaikanlah kepadanya pakaian dari surga serta bukakanlah untuknya pintu menuju surga.” Rasulullah saw bersabda, “Kemudian ia mencium bau harum dan wewangian surga dilapangkankan baginya kuburannya sejauh matanya memandang.”
@shoffanreyhan4889
@shoffanreyhan4889 3 месяца назад
itu Kalam dilalah, Allah menciptakan suara untuk dipahami pendengarnya. suara tersebut merupakan ciptaan yang berawal dan berakhir.
@emerald_strawberry
@emerald_strawberry 2 года назад
saban gubug grobogan hadir ...sehat selalu kyaiku..*NU - MENDUNIA #saptawikrama 🥋
@sunardeardi6560
@sunardeardi6560 Год назад
Mari kembali kepada metode Al-Qur'an dan Sunnah bukan logika mantiq Gak ada sahabat tabiin yg memahami kalam Allah tanpa suara dan huruf...
@tonyfunkoterzchannel4418
@tonyfunkoterzchannel4418 2 года назад
Maha suci Allah SWT dr sifat2 makhluk Nya.
@wpview1722
@wpview1722 2 года назад
Adakah hadist nya bahwa Kalamullah itu tanpa suara huruf?
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
Jadi begini Lurs Apakah Allah Bersuara saat Berkalam dengan Musa? Apakah Allah Bersuara? Pertanyaan ini adalah satu di antara bahasan yang tidak dilakukan oleh para sahabat tapi dibahas oleh para ulama, baik salaf atau pun khalaf. Kalau mau dianggap bahasan bid’ah, maka tak ada satu pun kelompok ulama yang selamat dari bid’ah ini. Tapi tentu saja, ini bid’ah yang dibutuhkan. Jawaban para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah yang ahli tahqiq dalam hal akidah adalah: Tidak! Allah. Seperti halnya Allah melihat tapi melihatnya tanpa perlu organ mata dan cahaya, mendengar tapi mendengarnya tak perlu organ telinga dan gelombang suara, maka Allah juga berkalam dengan Musa tapi kalamnya tak berupa suara. Ada pun ulama yang kurang tahqiq soal ini maka menjawab: ya. Jawaban ini salah, bahkan konsekuensinya fatal sebab mau tak mau kalam Allah disamakan dengan kalam makhluk. Kalau Dzat makhluk lumrahnya bersuara saat berkalam, maka Dzat Allah pun dikhayalkan bersuara. Maha Suci Allah dari hal semacam ini. Loh memangnya kenapa kalau sama soal ini? Karena itu berarti Dzat Allah juga mengalami perubahan. Semua yang berubah pasti bukan Tuhan. Juga berlawanan dengan maksud surat al-Ikhlas. TANGGAPAN --++- Masalah: Allah Berbicara dengan Huruf dan Suara? | Konsultasi Agama dan Tanya Jawab Pendidikan Islam. Salah satu artikel di web kunsultasisyariah.com menguraikan suara Allah, jelas Allah bersuara itu gimana? Jawaban: itu pendapat yang saya sebut “tidak teliti” itu. Sebagian tokoh Hanabilah memang berkata begitu dan itu tidak tepat. Adapun soal Imam Ahmad yang berkata bahwa Allah bersuara, itu tidak valid dari beliau. Kitab as-Sunnah sendiri yang menyebutkan kisah itu adalah kitab yang meragukan validitasnya sebab ada dua perawi kitab itu yang tak jelas, yakni أبو النصر محمد بن الحسن بن سليمان السمسار . أبو عبد الله محمد بن إبراهيم بن خالد الهروي . Soal hadis yang menyatakan suara itu, Imam Baihaqi meragukan tambahan “dengan suara” itu sebab tak ada tambahan ini di jalur lain. Sebagian Imam lainnya, seperti Ibnu Hajar menerima redaksi itu tapi dengan catatan wajib ditafwidh atau ditakwil. -++- Masalah: kalau suara Allah swt beda dengan suara makhluk gimana yai? Jawaban: kalimat ini bisa benar dan bisa salah. Kalau dimaksud jenisnya sama cuma bunyi suaranya beda ya salah. Kalau dimaksud “suara Allah” bukan suara seperti yang kita pahami sehari-hari, maka benar. Ini tafwidh namanya. -++- Masalah: Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: ‘Hai Musa, Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan, Aku telah memilih kamu maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku’. (QS Thaha [20]: 11-14). Keterangan serupa juga terdapat dalam surah An-Nazi`at [79]: 16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yaitu Lembah Thuwa. Ini suara siapa??? Jawaban: ayat hanya bilang “memanggil”, mana suaranya? nanti sepertiga malam terakhir di langit ada suara nggak? barangkali ada satelit yang mendeteksi gelombang suara? Masalah:Suara nya tentu nya beda, wong gelombang radio n suara ultrasonic n infrasonik aja manusia gak.bs denger.. Kayak laser buat nembak missile itu gak kelihatan secara kasat mata.. Jawaban: gelombang radio bukan suara loh. itu gelombang. yang bersuara adalah radionya bukan gelombangnya. malah ini membuktikan kalau kalam manusia saja tak mesti berupa suara, kok kalam tuhan dikhayalkan berbentuk suara? Kayak Syaikh Utsaimin bilang suara biasa, bukan jenis gelombang atau apa, tapi suara biasa seperti orang ngobrol فَكَلاَمُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لِمُوْسَى كَلاَمٌ حَقِيْقِيٌّ, بِحَرْفٍ وَصَوْتٍ سَمِعَهُ, وَلِهَذَا جَرَّتْ بَيْنَهُمَا مُحَاوَرَةٌ. “Kalamullah yang Maha Agung kepada Musa adalah ucapan yang sebenarnya, dengan huruf dan suara yang didengar oleh Musa. Karena inilah, maka terjadilah percakapan antara keduanya.” apa anda setuju dengan itu? kalau beda tentu tak bisa muhawarah -++-- -Dalam bahasa indo, ada juga istilah begini: Ada hadits Nabi yang BERBUNYI titik titik… Ada Ayat Alqur’an yang BERBUNYI sbb. . ++naaah….. itu artinya ucapan berbunyi bukan berarti bersuara -++- Masalah: Apa bedanya yai kalam Allah? Jawaban: kalamullah adalah sifat Dzat Allah. Selalu ada, tak mungkin berhenti, dan tak berupa suara atau huruf. -++- Masalah: Yang didengar Nabi Musa as di bukit tursina suara siapa? Jawaban: memangnya mendengar suara? kata siapa? -++-- -Masih mikir gmana jibril mmenerima Kalamullah dan menjaganya sampai ke Nabiyullah pada getaran frekuensi 20 hz sd 20 khz ++gak usah dipikir, itu kan yang mendesain kalamullah supaya bisa dipahami oleh jibril sehingga bisa diungkapkan dengan bahasa Arab kan Allah sendiri yang juga mendesain Jibril --++-- Masalah: Obrolan nabi musa dengan Allah secara langsung tanpa perantara jibril itu bagaimana ya jadinya? Melalui apa Allah berkomunikasi dengan nabi Musa Jawaban: melalui sifat Kalam Masalah:sifat kalam itu bagaimana yai? Apa seperti melalui pikiran Musa sendiri atau bagaimana ya. Jawaban:Sifat Allah tak bisa ditanya bagaimananya (kaifiyahnya) sebab teknisnya tak dikabarkan ke kita. tapi yang jelas sifat Allah itu ada sejak azali, tak pernah berhenti, tak pakai suara dan huruf. Yang jelas juga Allah membuat Nabi Musa paham, entah bagaimana. Masalah: Allah senantiasa berbicara atau kadang berbicara, kadang kadang tidak? Jawaban:kalam adalah sifat Allah. Seluruh sifat Allah senantiasa ada bersama Dzat Allah tak pernah tak ada atau berhenti --++-- الصوت عرض لزم بعض الحوادث وكل ما لزم الحوادث حادث فالصوت حادث لو كان للباري صوت للزم أن يكون له عرض لكنه ليس له عرض إذن ليس له صوت ++Yang menolak rumus itu adalah Syaikh Ibnu Taymiyah dan para Taimiyyun -++- Masalah:Membahas masalah ini memang agak rumit… Karena orang mesti meyakini bahwa Allah berbicara tanpa bersuara tapi tidak bisu…. Ya lebih baik tafwidh dan tanpa kaif saja… Tanggapan: kalau di pikiran ada anggapan bahwa mekanisme Dzat Allah adalah sama dengan mekanisme manusia, maka jadi rumit memang. Kalau ini dibuang, maka biasa saja. Manusia juga berbicara tak selalu pakai suara, yakni ketika berbicara dalam hati. Ini membuktikan bahwa hakikat bicara tak harus pakai suara. Hanya saja pembicaraan manusia dalam hatinya tak bisa ditangkap manusia lain sehingga dia dianggap diam membisu kalau hanya bicara dalam hati. Sedangkan kalam Allah yang tanpa suara itu bisa ditangkap dan dipahami dengan baik oleh siapapun yang Allah kehendaki. Ucapan orang, bahkan yang di dalam hatinya sekali pun, juga didengar jelas oleh Allah. Dengan demikian bisa terjadi komunikasi dan tak bisa disebut bisu.
@rikov96gb99
@rikov96gb99 Год назад
@@LingkungSeniSantriKalijaga langsung aja jawab pertanyaan di atas
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
@@rikov96gb99 kebiasaan wahabi nanya hal yg sdh ada jawabannya. Karena memang oleh sutat2nya dibikin berotak dangkal
@rikov96gb99
@rikov96gb99 Год назад
@@LingkungSeniSantriKalijaga harusnya langsung jawab aja. Mana dalilnya. Agama ini berdasarkan dalil
@dexter96269
@dexter96269 2 месяца назад
​@@LingkungSeniSantriKalijaga muter2 tapi nol
@dudiridwan3130
@dudiridwan3130 2 года назад
Kalam Alloh. Sagala rupa sora nu aya di alam dunya, Nu ceuk urang teu kawengku sora jeung hurufna, Eta teh kalam Alloh. (Sora jalma, sora sato, sora angin, sora hujan, sora mobil, sora motor, sora....sora....) Da enya atuh, Pan urang mah ukur boga sora sunda jeung huruf sunda nu Aa-Zz, Sedengkeun Alloh mah Gaduh sora jeng huruf Nu aya di saalam dunya, 205 nagara [Ngaran nagara nu aya di dunya] Bari aya sukubangsa. [Ngaran nagara jeung bahasana] ====== Kalam Alloh. segala suara yang ada di alam dunia yang menurut kita tak terliput suara dan hurufnya. itu semua adalah Kalam Alloh. (suara manusia, suara binatang, suara angin, suara hujan, suara mobil, suara motor, suara....suara....) Ya iyalah... bukankah kita hanya punya suara (saya orang sunda).... sunda, dan huruf sunda (versi latin, bukan versi aksara ngalagena) yang Aa-Zz, Sedangkan Alloh memiliki segala suara, dan hurufnya 205 negara padahal di satu negara saja ada sukubangsa yang berbeda..... Satu waktu, 205 bahasa, beribu-ribu suku bangsa.... diucapkan dalam satu kesempatan yang sama.... Tark terperi bagaimana harus melafalkannya, bagi Alloh tidaklah susah..... terliput dalam kekuasaannya.... Kalam Alloh. url("duridwangurunatafkar.blogspot.com/2022/02/kalam-alloh.html")
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
Apakah Allah Bersuara saat Berkalam dengan Musa? Apakah Allah Bersuara? Pertanyaan ini adalah satu di antara bahasan yang tidak dilakukan oleh para sahabat tapi dibahas oleh para ulama, baik salaf atau pun khalaf. Kalau mau dianggap bahasan bid’ah, maka tak ada satu pun kelompok ulama yang selamat dari bid’ah ini. Tapi tentu saja, ini bid’ah yang dibutuhkan. Jawaban para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah yang ahli tahqiq dalam hal akidah adalah: Tidak! Allah. Seperti halnya Allah melihat tapi melihatnya tanpa perlu organ mata dan cahaya, mendengar tapi mendengarnya tak perlu organ telinga dan gelombang suara, maka Allah juga berkalam dengan Musa tapi kalamnya tak berupa suara. Ada pun ulama yang kurang tahqiq soal ini maka menjawab: ya. Jawaban ini salah, bahkan konsekuensinya fatal sebab mau tak mau kalam Allah disamakan dengan kalam makhluk. Kalau Dzat makhluk lumrahnya bersuara saat berkalam, maka Dzat Allah pun dikhayalkan bersuara. Maha Suci Allah dari hal semacam ini. Loh memangnya kenapa kalau sama soal ini? Karena itu berarti Dzat Allah juga mengalami perubahan. Semua yang berubah pasti bukan Tuhan. Juga berlawanan dengan maksud surat al-Ikhlas. TANGGAPAN --++- Masalah: Allah Berbicara dengan Huruf dan Suara? | Konsultasi Agama dan Tanya Jawab Pendidikan Islam. Salah satu artikel di web kunsultasisyariah.com menguraikan suara Allah, jelas Allah bersuara itu gimana? Jawaban: itu pendapat yang saya sebut “tidak teliti” itu. Sebagian tokoh Hanabilah memang berkata begitu dan itu tidak tepat. Adapun soal Imam Ahmad yang berkata bahwa Allah bersuara, itu tidak valid dari beliau. Kitab as-Sunnah sendiri yang menyebutkan kisah itu adalah kitab yang meragukan validitasnya sebab ada dua perawi kitab itu yang tak jelas, yakni أبو النصر محمد بن الحسن بن سليمان السمسار . أبو عبد الله محمد بن إبراهيم بن خالد الهروي . Soal hadis yang menyatakan suara itu, Imam Baihaqi meragukan tambahan “dengan suara” itu sebab tak ada tambahan ini di jalur lain. Sebagian Imam lainnya, seperti Ibnu Hajar menerima redaksi itu tapi dengan catatan wajib ditafwidh atau ditakwil. -++- Masalah: kalau suara Allah swt beda dengan suara makhluk gimana yai? Jawaban: kalimat ini bisa benar dan bisa salah. Kalau dimaksud jenisnya sama cuma bunyi suaranya beda ya salah. Kalau dimaksud “suara Allah” bukan suara seperti yang kita pahami sehari-hari, maka benar. Ini tafwidh namanya. -++- Masalah: Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: ‘Hai Musa, Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan, Aku telah memilih kamu maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku’. (QS Thaha [20]: 11-14). Keterangan serupa juga terdapat dalam surah An-Nazi`at [79]: 16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yaitu Lembah Thuwa. Ini suara siapa??? Jawaban: ayat hanya bilang “memanggil”, mana suaranya? nanti sepertiga malam terakhir di langit ada suara nggak? barangkali ada satelit yang mendeteksi gelombang suara? Masalah:Suara nya tentu nya beda, wong gelombang radio n suara ultrasonic n infrasonik aja manusia gak.bs denger.. Kayak laser buat nembak missile itu gak kelihatan secara kasat mata.. Jawaban: gelombang radio bukan suara loh. itu gelombang. yang bersuara adalah radionya bukan gelombangnya. malah ini membuktikan kalau kalam manusia saja tak mesti berupa suara, kok kalam tuhan dikhayalkan berbentuk suara? Kayak Syaikh Utsaimin bilang suara biasa, bukan jenis gelombang atau apa, tapi suara biasa seperti orang ngobrol فَكَلاَمُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لِمُوْسَى كَلاَمٌ حَقِيْقِيٌّ, بِحَرْفٍ وَصَوْتٍ سَمِعَهُ, وَلِهَذَا جَرَّتْ بَيْنَهُمَا مُحَاوَرَةٌ. “Kalamullah yang Maha Agung kepada Musa adalah ucapan yang sebenarnya, dengan huruf dan suara yang didengar oleh Musa. Karena inilah, maka terjadilah percakapan antara keduanya.” apa anda setuju dengan itu? kalau beda tentu tak bisa muhawarah -++-- -Dalam bahasa indo, ada juga istilah begini: Ada hadits Nabi yang BERBUNYI titik titik… Ada Ayat Alqur’an yang BERBUNYI sbb. . ++naaah….. itu artinya ucapan berbunyi bukan berarti bersuara -++- Masalah: Apa bedanya yai kalam Allah? Jawaban: kalamullah adalah sifat Dzat Allah. Selalu ada, tak mungkin berhenti, dan tak berupa suara atau huruf. -++- Masalah: Yang didengar Nabi Musa as di bukit tursina suara siapa? Jawaban: memangnya mendengar suara? kata siapa? -++-- -Masih mikir gmana jibril mmenerima Kalamullah dan menjaganya sampai ke Nabiyullah pada getaran frekuensi 20 hz sd 20 khz ++gak usah dipikir, itu kan yang mendesain kalamullah supaya bisa dipahami oleh jibril sehingga bisa diungkapkan dengan bahasa Arab kan Allah sendiri yang juga mendesain Jibril --++-- Masalah: Obrolan nabi musa dengan Allah secara langsung tanpa perantara jibril itu bagaimana ya jadinya? Melalui apa Allah berkomunikasi dengan nabi Musa Jawaban: melalui sifat Kalam Masalah:sifat kalam itu bagaimana yai? Apa seperti melalui pikiran Musa sendiri atau bagaimana ya. Jawaban:Sifat Allah tak bisa ditanya bagaimananya (kaifiyahnya) sebab teknisnya tak dikabarkan ke kita. tapi yang jelas sifat Allah itu ada sejak azali, tak pernah berhenti, tak pakai suara dan huruf. Yang jelas juga Allah membuat Nabi Musa paham, entah bagaimana. Masalah: Allah senantiasa berbicara atau kadang berbicara, kadang kadang tidak? Jawaban:kalam adalah sifat Allah. Seluruh sifat Allah senantiasa ada bersama Dzat Allah tak pernah tak ada atau berhenti --++-- الصوت عرض لزم بعض الحوادث وكل ما لزم الحوادث حادث فالصوت حادث لو كان للباري صوت للزم أن يكون له عرض لكنه ليس له عرض إذن ليس له صوت ++Yang menolak rumus itu adalah Syaikh Ibnu Taymiyah dan para Taimiyyun -++- Masalah:Membahas masalah ini memang agak rumit… Karena orang mesti meyakini bahwa Allah berbicara tanpa bersuara tapi tidak bisu…. Ya lebih baik tafwidh dan tanpa kaif saja… Tanggapan: kalau di pikiran ada anggapan bahwa mekanisme Dzat Allah adalah sama dengan mekanisme manusia, maka jadi rumit memang. Kalau ini dibuang, maka biasa saja. Manusia juga berbicara tak selalu pakai suara, yakni ketika berbicara dalam hati. Ini membuktikan bahwa hakikat bicara tak harus pakai suara. Hanya saja pembicaraan manusia dalam hatinya tak bisa ditangkap manusia lain sehingga dia dianggap diam membisu kalau hanya bicara dalam hati. Sedangkan kalam Allah yang tanpa suara itu bisa ditangkap dan dipahami dengan baik oleh siapapun yang Allah kehendaki. Ucapan orang, bahkan yang di dalam hatinya sekali pun, juga didengar jelas oleh Allah. Dengan demikian bisa terjadi komunikasi dan tak bisa disebut bisu.
@user-mw6qq8xh9n
@user-mw6qq8xh9n 2 месяца назад
Rata2 yg membantah kajian ini benar2 g faham tauhid. Allah jk bersuara itu dibayangkan wujud suara berarti Allah serupa dg Mahluq.
@tanjung5214
@tanjung5214 9 месяцев назад
1) Kalam Allah memang berupa suara yg bisa didengar makhluk. 2) Bisa ditulis dengan huruf. 3) Allah memang bersuara dengan huruf dan suara. Dalil Allah punya suara. 👉""Kemudian Rabb mereka menyeru mereka: ""Bukan kah Aku telah melarang kamu berdua (adam dan hawa) dari pohon kayu itu"" (QS al-A'raf 22). "Aku" yg menyeru pada ayat di atas adalah suara Allah. Bukan suara makhluk. Kafir hukumnya "Aku" pada ayat itu = suara/seruan makhluk (sedangkan Allah tanpa suara menurut mereka, berarti suara makhluk). Makhluk yg sedang melarang adam dan hawa memakan buah terlarang begitu (?) Bukan suara Allah/ingkar suara Allah (tanpa suara), ditakwil/diserupakan dengan suara makhluk. Na'udzubillah tsumma na'udzubillah
@rizkynayyaraofficial9457
@rizkynayyaraofficial9457 8 месяцев назад
Wahabi
@kajengjawi9604
@kajengjawi9604 Год назад
Al Baqarah ayat 260 tentang percakapan Rabb dengan Nabi Ibrahim tentang menghidupkan yang mati dst, termasuk berkalam tidak Pak? Kenapa koq percakapan ini tidak dihitung Kalam ?
@hanggapangibar9500
@hanggapangibar9500 Год назад
4:16 , 14:50 , 16:53
@user-vv6lc3pv7h
@user-vv6lc3pv7h 8 месяцев назад
Dalil Allah berbicara dengan huruf dan suara: الم، يس، ن، حم، كهيعص، المص
@jamatmuslim
@jamatmuslim Год назад
Betapa jelimetnya pemahaman ahlul kalam sbb dari lbh menuhankan akalnya. Oleh sebab itu, diantara mereka pun, mulai dari paham mu'tazilah, kullaibiyah, asy'ariyah, maturidiyah, para filsuf saling berdebat dengan akal mereka masing2. Dan begitulah jika agama menggunakan akal, sementara akal manusia berbeda2 pemahamannya. Dan ga kebayang jika pemahaman ngejelimet ini andai benar demikian, bagaimana kira2 cara Rasulullah menjelaskan kepada orang2 arab badui yg mgkn ada diantara mereka yg rendah tingkat kecerdasannya. Rasul harus jelaskan klo tulisan, suara, dan lafas itu adalah makhluk. Dan apa yg Rasul serap & dowload adalah bahasa jiwa Allah (kalam nafsi) yg bukan makhluk, yg kemudian diterjemahkan oleh Nabi kedalam bahasa arab. Kira2 apa ga mereka jadi keblinger untuk ngebayangin & mencernanya? 😅😅😅
@syamsuri3261
@syamsuri3261 Год назад
Jd versi Wahabi seperti apa Tentang KALAM ALLAH....?!?
@jamatmuslim
@jamatmuslim Год назад
@@syamsuri3261 Pemahaman Kalam Nafsi ini berawal muncul seketika, dikala Abu Kullab membantah pemahaman Mu'tazilah yang menyatakan bahwa Al-Quran adalah makhluk dan kemudian pahaman Kalam Nafsi tsb di ambil dan diikuti oleh Abul Hasan Al-Asy'ari serta Abu Mansyur Al-Maturidi. Disini adalah fase Abul Hasan Asy'ari hijrah dari beraqidah Mu'tazilah menjadi Kullabiyah. Dan pemahaman Abul Hasan Asy'ari pada masa ini pulalah yang akhirnya banyak tersebar hingga kini diikuti oleh orang-orang yang mengaku bermadzhab (aqidah) Asy'ariyah dan Maturidiyah. Pemahaman Kalam Nafsi yang sangat jelimet ini sebenarnya hanyalah beda tipis saja dengan pemahaman Mu'tazilah. Dan pemahaman seperti keduanya ini sama sekali tidak pernah ada dijaman para shahabat Nabi hingga zaman tabiut tabiin. Namun dia baru muncul ketika di zaman Imam Ahmad bin Hambal. Oleh sebab itu, Imam Ahmad bin Hanbal mengkounter pemahaman tersebut dengan berkata : "Al-Quran adalah Kalam Allah, bukan makhluk dengan setiap sisi dan tashrif." (As-Sunnah, karya Al-Khallal, nomor 1797 dan 1874, dan Al-Ibanah, karya Ibnu Baththah, 227 / Ar-Radd 'ala Al-Jahmiyah) Tashrif dan sisi tersebut ada lima, yaitu penghafalan, bacaan, pendengaran, penglihatan dan penulisan. Dalam hal ini, Imam Ahmad menjelaskan: "Seorang hamba menghadap kepada Allah dengan Al-Quran melalui lima sisi, dan Al-Quran bukanlah makhluk di semua sisi tersebut. Dia menghafal dengan hati, membacanya dengan lisan, mendengar dengan telinga, melihat dengan penglihatan dan menulis dengan tangan. Hati adalah makhluk, akan tetapi yang dihafal bukan makhluk. Bacaan adalah makhluk, akan tetapi yang dibaca bukan makhluk. Pendengaran adalah makhluk, akan tetapi apa yang didengar bukan makhluk. Penglihatan adalah makhluk, akan tetapi yang dilihat bukan makhluk. Penulisan adalah makhluk, akan tetapi yang ditulis bukan makhluk." (Risalah fi anna Al-Qur'ana Ghairu Makhluq, karya Al-Harbi, hlm. 32) Disini imam Ahmad bin Hanbal membedakan antara perbuatan hamba dan apa yang dilakukannya dengan objek perbuatannya, yaitu Al-Quran. Perbuatan hamba dan apa yang dilakukannya adalah makhluk, sementara objek perbuatannya bukan makhluk, yaitu Al-Quran. Jika ada orang yang tidak bisa membedakan diantara keduanya, maka dia akan menyimpang dari kebenaran. Dan demikianlah pandangan aqidah ahlussunnah yang sebenarnya seperti apa yang disampaikan oleh Imam Ahmad. Lalu apabila ada orang yang menyelisihi aqidah ini, maka jelas sesungguhnya mereka telah keluar sangat jauh dari pemahaman ahlussunnah, dan bahkan implikasi dari keyakinan sesat ini bisa berdampak kekufuran bagi yang mengimaninya. Allahu a'lam
@syamsuri3261
@syamsuri3261 Год назад
@@jamatmuslim jd Kalam Allah tidak berupa bahasa , huruf, ataupun suara anda menerimanya atau tidak ..?!?
@jamatmuslim
@jamatmuslim Год назад
@@syamsuri3261 Tidak, sebab itu keyakinan bathil kaum Kullabiyah yg diadopsi oleh abul hasan al-Asy'ari. Sedangkan kami ahlussunnah mengikuti pemahaman imam ahmad bahwa Al-Quran adalah kalam Allah dari SEGALA SISI.
@syamsuri3261
@syamsuri3261 Год назад
@@jamatmuslim jd Kalam Allah yg anda maksud Kalam secara Nafsi atau Lafdzi...?!?
@hanafisupartosaad427
@hanafisupartosaad427 2 года назад
Kok mirip dgn pendapat al baqilani dan fahrudin ar razi???? Mereka ahli ilmu kalam akal akalan....tapi ngaku2 ahlus sunnah. Ini jelas akidah ilmu kalam yg tidak sesuai dgn ajaran Islam yg benar....alias akidah sesat.
@rizkynayyaraofficial9457
@rizkynayyaraofficial9457 Год назад
Wahabi khowarij kucluk pada nyasar kemari
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
Apakah Allah Bersuara saat Berkalam dengan Musa? Apakah Allah Bersuara? Pertanyaan ini adalah satu di antara bahasan yang tidak dilakukan oleh para sahabat tapi dibahas oleh para ulama, baik salaf atau pun khalaf. Kalau mau dianggap bahasan bid’ah, maka tak ada satu pun kelompok ulama yang selamat dari bid’ah ini. Tapi tentu saja, ini bid’ah yang dibutuhkan. Jawaban para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah yang ahli tahqiq dalam hal akidah adalah: Tidak! Allah. Seperti halnya Allah melihat tapi melihatnya tanpa perlu organ mata dan cahaya, mendengar tapi mendengarnya tak perlu organ telinga dan gelombang suara, maka Allah juga berkalam dengan Musa tapi kalamnya tak berupa suara. Ada pun ulama yang kurang tahqiq soal ini maka menjawab: ya. Jawaban ini salah, bahkan konsekuensinya fatal sebab mau tak mau kalam Allah disamakan dengan kalam makhluk. Kalau Dzat makhluk lumrahnya bersuara saat berkalam, maka Dzat Allah pun dikhayalkan bersuara. Maha Suci Allah dari hal semacam ini. Loh memangnya kenapa kalau sama soal ini? Karena itu berarti Dzat Allah juga mengalami perubahan. Semua yang berubah pasti bukan Tuhan. Juga berlawanan dengan maksud surat al-Ikhlas. TANGGAPAN --++- Masalah: Allah Berbicara dengan Huruf dan Suara? | Konsultasi Agama dan Tanya Jawab Pendidikan Islam. Salah satu artikel di web kunsultasisyariah.com menguraikan suara Allah, jelas Allah bersuara itu gimana? Jawaban: itu pendapat yang saya sebut “tidak teliti” itu. Sebagian tokoh Hanabilah memang berkata begitu dan itu tidak tepat. Adapun soal Imam Ahmad yang berkata bahwa Allah bersuara, itu tidak valid dari beliau. Kitab as-Sunnah sendiri yang menyebutkan kisah itu adalah kitab yang meragukan validitasnya sebab ada dua perawi kitab itu yang tak jelas, yakni أبو النصر محمد بن الحسن بن سليمان السمسار . أبو عبد الله محمد بن إبراهيم بن خالد الهروي . Soal hadis yang menyatakan suara itu, Imam Baihaqi meragukan tambahan “dengan suara” itu sebab tak ada tambahan ini di jalur lain. Sebagian Imam lainnya, seperti Ibnu Hajar menerima redaksi itu tapi dengan catatan wajib ditafwidh atau ditakwil. -++- Masalah: kalau suara Allah swt beda dengan suara makhluk gimana yai? Jawaban: kalimat ini bisa benar dan bisa salah. Kalau dimaksud jenisnya sama cuma bunyi suaranya beda ya salah. Kalau dimaksud “suara Allah” bukan suara seperti yang kita pahami sehari-hari, maka benar. Ini tafwidh namanya. -++- Masalah: Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: ‘Hai Musa, Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan, Aku telah memilih kamu maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku’. (QS Thaha [20]: 11-14). Keterangan serupa juga terdapat dalam surah An-Nazi`at [79]: 16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yaitu Lembah Thuwa. Ini suara siapa??? Jawaban: ayat hanya bilang “memanggil”, mana suaranya? nanti sepertiga malam terakhir di langit ada suara nggak? barangkali ada satelit yang mendeteksi gelombang suara? Masalah:Suara nya tentu nya beda, wong gelombang radio n suara ultrasonic n infrasonik aja manusia gak.bs denger.. Kayak laser buat nembak missile itu gak kelihatan secara kasat mata.. Jawaban: gelombang radio bukan suara loh. itu gelombang. yang bersuara adalah radionya bukan gelombangnya. malah ini membuktikan kalau kalam manusia saja tak mesti berupa suara, kok kalam tuhan dikhayalkan berbentuk suara? Kayak Syaikh Utsaimin bilang suara biasa, bukan jenis gelombang atau apa, tapi suara biasa seperti orang ngobrol فَكَلاَمُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لِمُوْسَى كَلاَمٌ حَقِيْقِيٌّ, بِحَرْفٍ وَصَوْتٍ سَمِعَهُ, وَلِهَذَا جَرَّتْ بَيْنَهُمَا مُحَاوَرَةٌ. “Kalamullah yang Maha Agung kepada Musa adalah ucapan yang sebenarnya, dengan huruf dan suara yang didengar oleh Musa. Karena inilah, maka terjadilah percakapan antara keduanya.” apa anda setuju dengan itu? kalau beda tentu tak bisa muhawarah -++-- -Dalam bahasa indo, ada juga istilah begini: Ada hadits Nabi yang BERBUNYI titik titik… Ada Ayat Alqur’an yang BERBUNYI sbb. . ++naaah….. itu artinya ucapan berbunyi bukan berarti bersuara -++- Masalah: Apa bedanya yai kalam Allah? Jawaban: kalamullah adalah sifat Dzat Allah. Selalu ada, tak mungkin berhenti, dan tak berupa suara atau huruf. -++- Masalah: Yang didengar Nabi Musa as di bukit tursina suara siapa? Jawaban: memangnya mendengar suara? kata siapa? -++-- -Masih mikir gmana jibril mmenerima Kalamullah dan menjaganya sampai ke Nabiyullah pada getaran frekuensi 20 hz sd 20 khz ++gak usah dipikir, itu kan yang mendesain kalamullah supaya bisa dipahami oleh jibril sehingga bisa diungkapkan dengan bahasa Arab kan Allah sendiri yang juga mendesain Jibril --++-- Masalah: Obrolan nabi musa dengan Allah secara langsung tanpa perantara jibril itu bagaimana ya jadinya? Melalui apa Allah berkomunikasi dengan nabi Musa Jawaban: melalui sifat Kalam Masalah:sifat kalam itu bagaimana yai? Apa seperti melalui pikiran Musa sendiri atau bagaimana ya. Jawaban:Sifat Allah tak bisa ditanya bagaimananya (kaifiyahnya) sebab teknisnya tak dikabarkan ke kita. tapi yang jelas sifat Allah itu ada sejak azali, tak pernah berhenti, tak pakai suara dan huruf. Yang jelas juga Allah membuat Nabi Musa paham, entah bagaimana. Masalah: Allah senantiasa berbicara atau kadang berbicara, kadang kadang tidak? Jawaban:kalam adalah sifat Allah. Seluruh sifat Allah senantiasa ada bersama Dzat Allah tak pernah tak ada atau berhenti --++-- الصوت عرض لزم بعض الحوادث وكل ما لزم الحوادث حادث فالصوت حادث لو كان للباري صوت للزم أن يكون له عرض لكنه ليس له عرض إذن ليس له صوت ++Yang menolak rumus itu adalah Syaikh Ibnu Taymiyah dan para Taimiyyun -++- Masalah:Membahas masalah ini memang agak rumit… Karena orang mesti meyakini bahwa Allah berbicara tanpa bersuara tapi tidak bisu…. Ya lebih baik tafwidh dan tanpa kaif saja… Tanggapan: kalau di pikiran ada anggapan bahwa mekanisme Dzat Allah adalah sama dengan mekanisme manusia, maka jadi rumit memang. Kalau ini dibuang, maka biasa saja. Manusia juga berbicara tak selalu pakai suara, yakni ketika berbicara dalam hati. Ini membuktikan bahwa hakikat bicara tak harus pakai suara. Hanya saja pembicaraan manusia dalam hatinya tak bisa ditangkap manusia lain sehingga dia dianggap diam membisu kalau hanya bicara dalam hati. Sedangkan kalam Allah yang tanpa suara itu bisa ditangkap dan dipahami dengan baik oleh siapapun yang Allah kehendaki. Ucapan orang, bahkan yang di dalam hatinya sekali pun, juga didengar jelas oleh Allah. Dengan demikian bisa terjadi komunikasi dan tak bisa disebut bisu.
@rikov96gb99
@rikov96gb99 Год назад
Memang mu'tazhilah, asyairoh itu masa-masa Islam terpengaruh ilmu Kalam. Jaman sebelum mereka. Salafussoleh tidak mempertanyakan yang mereka pertanyakan. Semua karena pengaruh ilmu kalam
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
@@rikov96gb99 salafussoleh tidak mempertanyakan ayat2 sifat karena tidak meaknai dengan makna dzahir. Menetapkan dzohir lafaz bukan menetapkan dzohir makna. Ilmu kalam muncul karena penetapan dzohir makna yang dilakukan orang2 belakangan
@rikov96gb99
@rikov96gb99 Год назад
@@LingkungSeniSantriKalijaga generasi terbaik salafussoleh. Standar yang jelas. Kembali ke cara mereka beragama. Bebas dari ahlul Kalam. Agama ini asalnya Wahyu. Bukan buah pemikiran manusia.
@asmunimuni6719
@asmunimuni6719 Год назад
Apa arti Musa kamullah
@penarman31
@penarman31 Год назад
Hati hati pemahaman filsafat...sangat membingungkan..
@Ungasanbali-vn9ww
@Ungasanbali-vn9ww 10 месяцев назад
Bapak kiyai ini fasih banget bahasa arab👍 Tapi aku bertanya dalam hati,beliau berbicara dalam bahasa arab, didepan jama'ah nya, apakah jama'ah nya ngerti apa yg diomongin?🤔
@antonsujarwo4550
@antonsujarwo4550 2 года назад
Padahal Ayat Al quran dan hadits jelas menyatakan kl Allah berfirman dgn huruf dan suara. Allah berkata langsung dgn Nabi Musa dalam surat Thaha. Allah berkata langsung dgn Nabi Ibrahim, dan bahkan Allah berkata langsung dgn Nabi Isa dan seluruh makhluk pada hari kiamat. Pentingnya kembali kepada Al Quran dan sunnah dgn pemahaman salafussaleh.
@samarrifsky182
@samarrifsky182 2 года назад
Apakah Allah swt punya mulut,lidah,pita suara sprti manusia? Ini bukanlah keyakinan hati/i'tiqod ahlussunnah waljama'ah.
@antonsujarwo4550
@antonsujarwo4550 2 года назад
@@samarrifsky182 nah inilah jika mengkhayal tingkat tinggi tanpa dasar....ketika Allah mengabarkan Dia berbicara langsung dgn Nabi Musa. Ayat ayatnya jelas. Allah tidak mengabarkan bagaimana cara Dia berbicara. Maka kita diam tidak menanyakan bagaimananya. Sebagaimana salafussaleh diam tidak menanyakan bagaimana Allah berbicara. Trus darimana pertanyaan bodoh "apakah Allah punya lidah mulut, pita suara itu?".
@samarrifsky182
@samarrifsky182 2 года назад
@@antonsujarwo4550 klo Allah swt punya huruf dan suara sprti makhluk, knpa sekarang tdk ada yg mendengar kalam Allah swt? Apa sekarang Allah swt diam dan terakhir berkata 1400 thn yg lalu?
@antonsujarwo4550
@antonsujarwo4550 2 года назад
@@samarrifsky182 Bro, baca surat Thaha, bagaimana Allah memanggil Musa, mengajaknya bercakap cakap. Baca juga ayat Al quran ketika Allah berkata langsung kepada Nabi Ibrahim. Bahkan Allah berkata kepada Nabi Isa di hari kiamat kelak. Allah berbicara kapan saja sesuai kehendaknya. Allah tidak ditanya apa yang Dia perbuat, justru makhluk yang ditanya. Anda sungguh lancang mengatakan mengapa Allah tidak berbicara dgn makhluknya. Emang siapa kita mau ngatur Allah. Tugas kita yang berkaitan dgn sifat Allah adalah imani sebagaimana datangnya. Ayat Al quran jelas mengatakan "Wahai Musa, sesungguhnya aku ini adalah Allah tiada tuhan selain aku". "Wahai Musa, dengarkanlah wahyu yang akan disampaikan kepadamu". Itu ayat sudah sangat jelas membuktikan Allah berbicara dgn suara dan huruf. Tentsng bagaimana Allah berbicara? Maka kita diam tidak menanyakannya karena Allah tidsk mengabarkan bagaimana caranya serta sahabat dan salafussaleh jhga diam tidak menanyakannya.
@ryandisofia4780
@ryandisofia4780 2 года назад
Apa yg anda maksud kembali kepada alquran dan sunnah dgn pemahaman salafussaleh.... Siapa2kah mereka?
@rendyprasetya2919
@rendyprasetya2919 12 дней назад
Bodohnya manusia di beri akal untuk berfikir tapi seperti tidak memilikinya(akal),bukankah jelas didalam Alquran Allah berbicara dengan suara dan huruf.
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
Apakah Allah Bersuara saat Berkalam dengan Musa? Apakah Allah Bersuara? Pertanyaan ini adalah satu di antara bahasan yang tidak dilakukan oleh para sahabat tapi dibahas oleh para ulama, baik salaf atau pun khalaf. Kalau mau dianggap bahasan bid’ah, maka tak ada satu pun kelompok ulama yang selamat dari bid’ah ini. Tapi tentu saja, ini bid’ah yang dibutuhkan. Jawaban para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah yang ahli tahqiq dalam hal akidah adalah: Tidak! Allah. Seperti halnya Allah melihat tapi melihatnya tanpa perlu organ mata dan cahaya, mendengar tapi mendengarnya tak perlu organ telinga dan gelombang suara, maka Allah juga berkalam dengan Musa tapi kalamnya tak berupa suara. Ada pun ulama yang kurang tahqiq soal ini maka menjawab: ya. Jawaban ini salah, bahkan konsekuensinya fatal sebab mau tak mau kalam Allah disamakan dengan kalam makhluk. Kalau Dzat makhluk lumrahnya bersuara saat berkalam, maka Dzat Allah pun dikhayalkan bersuara. Maha Suci Allah dari hal semacam ini. Loh memangnya kenapa kalau sama soal ini? Karena itu berarti Dzat Allah juga mengalami perubahan. Semua yang berubah pasti bukan Tuhan. Juga berlawanan dengan maksud surat al-Ikhlas. TANGGAPAN --++- Masalah: Allah Berbicara dengan Huruf dan Suara? | Konsultasi Agama dan Tanya Jawab Pendidikan Islam. Salah satu artikel di web kunsultasisyariah.com menguraikan suara Allah, jelas Allah bersuara itu gimana? Jawaban: itu pendapat yang saya sebut “tidak teliti” itu. Sebagian tokoh Hanabilah memang berkata begitu dan itu tidak tepat. Adapun soal Imam Ahmad yang berkata bahwa Allah bersuara, itu tidak valid dari beliau. Kitab as-Sunnah sendiri yang menyebutkan kisah itu adalah kitab yang meragukan validitasnya sebab ada dua perawi kitab itu yang tak jelas, yakni أبو النصر محمد بن الحسن بن سليمان السمسار . أبو عبد الله محمد بن إبراهيم بن خالد الهروي . Soal hadis yang menyatakan suara itu, Imam Baihaqi meragukan tambahan “dengan suara” itu sebab tak ada tambahan ini di jalur lain. Sebagian Imam lainnya, seperti Ibnu Hajar menerima redaksi itu tapi dengan catatan wajib ditafwidh atau ditakwil. -++- Masalah: kalau suara Allah swt beda dengan suara makhluk gimana yai? Jawaban: kalimat ini bisa benar dan bisa salah. Kalau dimaksud jenisnya sama cuma bunyi suaranya beda ya salah. Kalau dimaksud “suara Allah” bukan suara seperti yang kita pahami sehari-hari, maka benar. Ini tafwidh namanya. -++- Masalah: Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: ‘Hai Musa, Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan, Aku telah memilih kamu maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku’. (QS Thaha [20]: 11-14). Keterangan serupa juga terdapat dalam surah An-Nazi`at [79]: 16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yaitu Lembah Thuwa. Ini suara siapa??? Jawaban: ayat hanya bilang “memanggil”, mana suaranya? nanti sepertiga malam terakhir di langit ada suara nggak? barangkali ada satelit yang mendeteksi gelombang suara? Masalah:Suara nya tentu nya beda, wong gelombang radio n suara ultrasonic n infrasonik aja manusia gak.bs denger.. Kayak laser buat nembak missile itu gak kelihatan secara kasat mata.. Jawaban: gelombang radio bukan suara loh. itu gelombang. yang bersuara adalah radionya bukan gelombangnya. malah ini membuktikan kalau kalam manusia saja tak mesti berupa suara, kok kalam tuhan dikhayalkan berbentuk suara? Kayak Syaikh Utsaimin bilang suara biasa, bukan jenis gelombang atau apa, tapi suara biasa seperti orang ngobrol فَكَلاَمُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لِمُوْسَى كَلاَمٌ حَقِيْقِيٌّ, بِحَرْفٍ وَصَوْتٍ سَمِعَهُ, وَلِهَذَا جَرَّتْ بَيْنَهُمَا مُحَاوَرَةٌ. “Kalamullah yang Maha Agung kepada Musa adalah ucapan yang sebenarnya, dengan huruf dan suara yang didengar oleh Musa. Karena inilah, maka terjadilah percakapan antara keduanya.” apa anda setuju dengan itu? kalau beda tentu tak bisa muhawarah -++-- -Dalam bahasa indo, ada juga istilah begini: Ada hadits Nabi yang BERBUNYI titik titik… Ada Ayat Alqur’an yang BERBUNYI sbb. . ++naaah….. itu artinya ucapan berbunyi bukan berarti bersuara -++- Masalah: Apa bedanya yai kalam Allah? Jawaban: kalamullah adalah sifat Dzat Allah. Selalu ada, tak mungkin berhenti, dan tak berupa suara atau huruf. -++- Masalah: Yang didengar Nabi Musa as di bukit tursina suara siapa? Jawaban: memangnya mendengar suara? kata siapa? -++-- -Masih mikir gmana jibril mmenerima Kalamullah dan menjaganya sampai ke Nabiyullah pada getaran frekuensi 20 hz sd 20 khz ++gak usah dipikir, itu kan yang mendesain kalamullah supaya bisa dipahami oleh jibril sehingga bisa diungkapkan dengan bahasa Arab kan Allah sendiri yang juga mendesain Jibril --++-- Masalah: Obrolan nabi musa dengan Allah secara langsung tanpa perantara jibril itu bagaimana ya jadinya? Melalui apa Allah berkomunikasi dengan nabi Musa Jawaban: melalui sifat Kalam Masalah:sifat kalam itu bagaimana yai? Apa seperti melalui pikiran Musa sendiri atau bagaimana ya. Jawaban:Sifat Allah tak bisa ditanya bagaimananya (kaifiyahnya) sebab teknisnya tak dikabarkan ke kita. tapi yang jelas sifat Allah itu ada sejak azali, tak pernah berhenti, tak pakai suara dan huruf. Yang jelas juga Allah membuat Nabi Musa paham, entah bagaimana. Masalah: Allah senantiasa berbicara atau kadang berbicara, kadang kadang tidak? Jawaban:kalam adalah sifat Allah. Seluruh sifat Allah senantiasa ada bersama Dzat Allah tak pernah tak ada atau berhenti --++-- الصوت عرض لزم بعض الحوادث وكل ما لزم الحوادث حادث فالصوت حادث لو كان للباري صوت للزم أن يكون له عرض لكنه ليس له عرض إذن ليس له صوت ++Yang menolak rumus itu adalah Syaikh Ibnu Taymiyah dan para Taimiyyun -++- Masalah:Membahas masalah ini memang agak rumit… Karena orang mesti meyakini bahwa Allah berbicara tanpa bersuara tapi tidak bisu…. Ya lebih baik tafwidh dan tanpa kaif saja… Tanggapan: kalau di pikiran ada anggapan bahwa mekanisme Dzat Allah adalah sama dengan mekanisme manusia, maka jadi rumit memang. Kalau ini dibuang, maka biasa saja. Manusia juga berbicara tak selalu pakai suara, yakni ketika berbicara dalam hati. Ini membuktikan bahwa hakikat bicara tak harus pakai suara. Hanya saja pembicaraan manusia dalam hatinya tak bisa ditangkap manusia lain sehingga dia dianggap diam membisu kalau hanya bicara dalam hati. Sedangkan kalam Allah yang tanpa suara itu bisa ditangkap dan dipahami dengan baik oleh siapapun yang Allah kehendaki. Ucapan orang, bahkan yang di dalam hatinya sekali pun, juga didengar jelas oleh Allah. Dengan demikian bisa terjadi komunikasi dan tak bisa disebut bisu.
@tanjung5214
@tanjung5214 Год назад
Iya. Namun sayangnya asyaa'iroh tidak mengimaninya.
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
@@tanjung5214 kalam allah bukan suara dan bukan huruf. Kan sdh saya jelaskan
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
​@@tanjung5214Bicara bab Kalam Allah jangan pakai definisi ilmu Nahwu. Jika definisi KALAM versi ilmu nahwu yang dipakai maka kitab Taurat, Zabur dan Injil tidak bisa disebut Kalam karena ketiganya tidak berbahasa Arab. Syarat disebut kalam dalam ilmu Nahwu adalah BERBAHASA ARAB. Nabi Muhammad juga sering menerima wahyu berupa suara lonceng. Jika kita memakai definisi kalam didalam ilmu Nahwu maka suara lonceng juga tidak bisa disebut kalam. Nah, gimana? Makin gak karuan, kan?
@tanjung5214
@tanjung5214 9 месяцев назад
​@@LingkungSeniSantriKalijaga Justru sebaliknya.
@tanjung5214
@tanjung5214 9 месяцев назад
1) Kalam Allah memang berupa suara yg bisa didengar makhluk. 2) Bisa ditulis dengan huruf. 3) Allah memang bersuara dengan huruf dan suara. Dalil Allah punya suara. 👉""Kemudian Rabb mereka menyeru mereka: ""Bukan kah Aku telah melarang kamu berdua (adam dan hawa) dari pohon kayu itu"" (QS al-A'raf 22). "Aku" yg menyeru pada ayat di atas adalah suara Allah. Bukan suara makhluk. Kafir hukumnya "Aku" pada ayat itu = suara/seruan makhluk (sedangkan Allah tanpa suara menurut mereka, berarti suara makhluk). Makhluk yg sedang melarang adam dan hawa memakan buah terlarang begitu (?) Bukan suara Allah/ingkar suara Allah (tanpa suara), ditakwil/diserupakan dengan suara makhluk. Na'udzubillah tsumma na'udzubillah
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
Bicara bab Kalam Allah jangan pakai definisi ilmu Nahwu. Jika definisi KALAM versi ilmu nahwu yang dipakai maka kitab Taurat, Zabur dan Injil tidak bisa disebut Kalam karena ketiganya tidak berbahasa Arab. Syarat disebut kalam dalam ilmu Nahwu adalah BERBAHASA ARAB. Nabi Muhammad juga sering menerima wahyu berupa suara lonceng. Jika kita memakai definisi kalam didalam ilmu Nahwu maka suara lonceng juga tidak bisa disebut kalam. Nah, gimana? Makin gak karuan, kan?
@C_Sun
@C_Sun Год назад
Aqidah mumet wal mbingungi Hakikat ada. Ada itu keberadaannya ada sebelum kata ada itu ada. Hhhhh begitulah bingungkan? Saya juga eror. Ini katanya prodak ilmu mantik, filsafat Ini yg mudah Di kamar ada tikus. Artinya ya ada tikus di kamar Selesai
@hasyimhasbullah9834
@hasyimhasbullah9834 Год назад
Nabi Musa mendengar tapi bukan suara...? aduhh apalah ini Bgtulah hakikat ilmu filsafat....sesuatu yg jelas dibuatnya samar2....sesuatu yg sederhana dibuatnya rumit
@kusmardiyantototok946
@kusmardiyantototok946 Год назад
tidak mungkin kalam tidak terdiri dari huruf-huruf......kalam itu pasti terdiri dari huruf-huruf.......pada asalnya kalam itu tanpa suara tapi kemudian kalam itu bisa disuarakan sehingga bisa didengar dan dipahami....kalam itu bisa ditulis sehingga bisa dibaca...dll
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
Apakah Allah Bersuara saat Berkalam dengan Musa? Apakah Allah Bersuara? Pertanyaan ini adalah satu di antara bahasan yang tidak dilakukan oleh para sahabat tapi dibahas oleh para ulama, baik salaf atau pun khalaf. Kalau mau dianggap bahasan bid’ah, maka tak ada satu pun kelompok ulama yang selamat dari bid’ah ini. Tapi tentu saja, ini bid’ah yang dibutuhkan. Jawaban para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah yang ahli tahqiq dalam hal akidah adalah: Tidak! Allah. Seperti halnya Allah melihat tapi melihatnya tanpa perlu organ mata dan cahaya, mendengar tapi mendengarnya tak perlu organ telinga dan gelombang suara, maka Allah juga berkalam dengan Musa tapi kalamnya tak berupa suara. Ada pun ulama yang kurang tahqiq soal ini maka menjawab: ya. Jawaban ini salah, bahkan konsekuensinya fatal sebab mau tak mau kalam Allah disamakan dengan kalam makhluk. Kalau Dzat makhluk lumrahnya bersuara saat berkalam, maka Dzat Allah pun dikhayalkan bersuara. Maha Suci Allah dari hal semacam ini. Loh memangnya kenapa kalau sama soal ini? Karena itu berarti Dzat Allah juga mengalami perubahan. Semua yang berubah pasti bukan Tuhan. Juga berlawanan dengan maksud surat al-Ikhlas. TANGGAPAN --++- Masalah: Allah Berbicara dengan Huruf dan Suara? | Konsultasi Agama dan Tanya Jawab Pendidikan Islam. Salah satu artikel di web kunsultasisyariah.com menguraikan suara Allah, jelas Allah bersuara itu gimana? Jawaban: itu pendapat yang saya sebut “tidak teliti” itu. Sebagian tokoh Hanabilah memang berkata begitu dan itu tidak tepat. Adapun soal Imam Ahmad yang berkata bahwa Allah bersuara, itu tidak valid dari beliau. Kitab as-Sunnah sendiri yang menyebutkan kisah itu adalah kitab yang meragukan validitasnya sebab ada dua perawi kitab itu yang tak jelas, yakni أبو النصر محمد بن الحسن بن سليمان السمسار . أبو عبد الله محمد بن إبراهيم بن خالد الهروي . Soal hadis yang menyatakan suara itu, Imam Baihaqi meragukan tambahan “dengan suara” itu sebab tak ada tambahan ini di jalur lain. Sebagian Imam lainnya, seperti Ibnu Hajar menerima redaksi itu tapi dengan catatan wajib ditafwidh atau ditakwil. -++- Masalah: kalau suara Allah swt beda dengan suara makhluk gimana yai? Jawaban: kalimat ini bisa benar dan bisa salah. Kalau dimaksud jenisnya sama cuma bunyi suaranya beda ya salah. Kalau dimaksud “suara Allah” bukan suara seperti yang kita pahami sehari-hari, maka benar. Ini tafwidh namanya. -++- Masalah: Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: ‘Hai Musa, Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan, Aku telah memilih kamu maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku’. (QS Thaha [20]: 11-14). Keterangan serupa juga terdapat dalam surah An-Nazi`at [79]: 16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yaitu Lembah Thuwa. Ini suara siapa??? Jawaban: ayat hanya bilang “memanggil”, mana suaranya? nanti sepertiga malam terakhir di langit ada suara nggak? barangkali ada satelit yang mendeteksi gelombang suara? Masalah:Suara nya tentu nya beda, wong gelombang radio n suara ultrasonic n infrasonik aja manusia gak.bs denger.. Kayak laser buat nembak missile itu gak kelihatan secara kasat mata.. Jawaban: gelombang radio bukan suara loh. itu gelombang. yang bersuara adalah radionya bukan gelombangnya. malah ini membuktikan kalau kalam manusia saja tak mesti berupa suara, kok kalam tuhan dikhayalkan berbentuk suara? Kayak Syaikh Utsaimin bilang suara biasa, bukan jenis gelombang atau apa, tapi suara biasa seperti orang ngobrol فَكَلاَمُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لِمُوْسَى كَلاَمٌ حَقِيْقِيٌّ, بِحَرْفٍ وَصَوْتٍ سَمِعَهُ, وَلِهَذَا جَرَّتْ بَيْنَهُمَا مُحَاوَرَةٌ. “Kalamullah yang Maha Agung kepada Musa adalah ucapan yang sebenarnya, dengan huruf dan suara yang didengar oleh Musa. Karena inilah, maka terjadilah percakapan antara keduanya.” apa anda setuju dengan itu? kalau beda tentu tak bisa muhawarah -++-- -Dalam bahasa indo, ada juga istilah begini: Ada hadits Nabi yang BERBUNYI titik titik… Ada Ayat Alqur’an yang BERBUNYI sbb. . ++naaah….. itu artinya ucapan berbunyi bukan berarti bersuara -++- Masalah: Apa bedanya yai kalam Allah? Jawaban: kalamullah adalah sifat Dzat Allah. Selalu ada, tak mungkin berhenti, dan tak berupa suara atau huruf. -++- Masalah: Yang didengar Nabi Musa as di bukit tursina suara siapa? Jawaban: memangnya mendengar suara? kata siapa? -++-- -Masih mikir gmana jibril mmenerima Kalamullah dan menjaganya sampai ke Nabiyullah pada getaran frekuensi 20 hz sd 20 khz ++gak usah dipikir, itu kan yang mendesain kalamullah supaya bisa dipahami oleh jibril sehingga bisa diungkapkan dengan bahasa Arab kan Allah sendiri yang juga mendesain Jibril --++-- Masalah: Obrolan nabi musa dengan Allah secara langsung tanpa perantara jibril itu bagaimana ya jadinya? Melalui apa Allah berkomunikasi dengan nabi Musa Jawaban: melalui sifat Kalam Masalah:sifat kalam itu bagaimana yai? Apa seperti melalui pikiran Musa sendiri atau bagaimana ya. Jawaban:Sifat Allah tak bisa ditanya bagaimananya (kaifiyahnya) sebab teknisnya tak dikabarkan ke kita. tapi yang jelas sifat Allah itu ada sejak azali, tak pernah berhenti, tak pakai suara dan huruf. Yang jelas juga Allah membuat Nabi Musa paham, entah bagaimana. Masalah: Allah senantiasa berbicara atau kadang berbicara, kadang kadang tidak? Jawaban:kalam adalah sifat Allah. Seluruh sifat Allah senantiasa ada bersama Dzat Allah tak pernah tak ada atau berhenti --++-- الصوت عرض لزم بعض الحوادث وكل ما لزم الحوادث حادث فالصوت حادث لو كان للباري صوت للزم أن يكون له عرض لكنه ليس له عرض إذن ليس له صوت ++Yang menolak rumus itu adalah Syaikh Ibnu Taymiyah dan para Taimiyyun -++- Masalah:Membahas masalah ini memang agak rumit… Karena orang mesti meyakini bahwa Allah berbicara tanpa bersuara tapi tidak bisu…. Ya lebih baik tafwidh dan tanpa kaif saja… Tanggapan: kalau di pikiran ada anggapan bahwa mekanisme Dzat Allah adalah sama dengan mekanisme manusia, maka jadi rumit memang. Kalau ini dibuang, maka biasa saja. Manusia juga berbicara tak selalu pakai suara, yakni ketika berbicara dalam hati. Ini membuktikan bahwa hakikat bicara tak harus pakai suara. Hanya saja pembicaraan manusia dalam hatinya tak bisa ditangkap manusia lain sehingga dia dianggap diam membisu kalau hanya bicara dalam hati. Sedangkan kalam Allah yang tanpa suara itu bisa ditangkap dan dipahami dengan baik oleh siapapun yang Allah kehendaki. Ucapan orang, bahkan yang di dalam hatinya sekali pun, juga didengar jelas oleh Allah. Dengan demikian bisa terjadi komunikasi dan tak bisa disebut bisu.
@abibakrin6109
@abibakrin6109 Год назад
Yaahhh bang emang lo kata kalam ilmu nahwu... Hadddeeeuuhh
@kusmardiyantototok946
@kusmardiyantototok946 Год назад
@@abibakrin6109 dan bahkan kalam itu memang pokok bahasan di dalam ilmu nahwu
@ahsansaleh7957
@ahsansaleh7957 10 месяцев назад
Brrti paham anda Allah itu makhluk? Naudzumondzalik,, neraka jahanam menanti 🤣🤣🤣
@kusmardiyantototok946
@kusmardiyantototok946 10 месяцев назад
@@ahsansaleh7957 yang ane pahami Allah subhanahu wa ta'ala itu al-kholiq, bukan al-makhluq...kalam Allah subhanahu wa ta'ala bukan al-makhluq.......kalam Allah subhanahu wa ta'ala adalah konsekuensi dari sifat kallama (berbicara) dari pada Allah subhanahu wa ta'ala.....
@abdurrahmanabdur9902
@abdurrahmanabdur9902 Год назад
Ustad ini bingung ,Allah berkalam tapi tak bersuara,tdk berhurup ,berarti dia mau mengatakan Alquran yg ada bukan firman Allah ,ini suatu pemahaman yg sesat
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
Apakah Allah Bersuara saat Berkalam dengan Musa? Apakah Allah Bersuara? Pertanyaan ini adalah satu di antara bahasan yang tidak dilakukan oleh para sahabat tapi dibahas oleh para ulama, baik salaf atau pun khalaf. Kalau mau dianggap bahasan bid’ah, maka tak ada satu pun kelompok ulama yang selamat dari bid’ah ini. Tapi tentu saja, ini bid’ah yang dibutuhkan. Jawaban para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah yang ahli tahqiq dalam hal akidah adalah: Tidak! Allah. Seperti halnya Allah melihat tapi melihatnya tanpa perlu organ mata dan cahaya, mendengar tapi mendengarnya tak perlu organ telinga dan gelombang suara, maka Allah juga berkalam dengan Musa tapi kalamnya tak berupa suara. Ada pun ulama yang kurang tahqiq soal ini maka menjawab: ya. Jawaban ini salah, bahkan konsekuensinya fatal sebab mau tak mau kalam Allah disamakan dengan kalam makhluk. Kalau Dzat makhluk lumrahnya bersuara saat berkalam, maka Dzat Allah pun dikhayalkan bersuara. Maha Suci Allah dari hal semacam ini. Loh memangnya kenapa kalau sama soal ini? Karena itu berarti Dzat Allah juga mengalami perubahan. Semua yang berubah pasti bukan Tuhan. Juga berlawanan dengan maksud surat al-Ikhlas. TANGGAPAN --++- Masalah: Allah Berbicara dengan Huruf dan Suara? | Konsultasi Agama dan Tanya Jawab Pendidikan Islam. Salah satu artikel di web kunsultasisyariah.com menguraikan suara Allah, jelas Allah bersuara itu gimana? Jawaban: itu pendapat yang saya sebut “tidak teliti” itu. Sebagian tokoh Hanabilah memang berkata begitu dan itu tidak tepat. Adapun soal Imam Ahmad yang berkata bahwa Allah bersuara, itu tidak valid dari beliau. Kitab as-Sunnah sendiri yang menyebutkan kisah itu adalah kitab yang meragukan validitasnya sebab ada dua perawi kitab itu yang tak jelas, yakni أبو النصر محمد بن الحسن بن سليمان السمسار . أبو عبد الله محمد بن إبراهيم بن خالد الهروي . Soal hadis yang menyatakan suara itu, Imam Baihaqi meragukan tambahan “dengan suara” itu sebab tak ada tambahan ini di jalur lain. Sebagian Imam lainnya, seperti Ibnu Hajar menerima redaksi itu tapi dengan catatan wajib ditafwidh atau ditakwil. -++- Masalah: kalau suara Allah swt beda dengan suara makhluk gimana yai? Jawaban: kalimat ini bisa benar dan bisa salah. Kalau dimaksud jenisnya sama cuma bunyi suaranya beda ya salah. Kalau dimaksud “suara Allah” bukan suara seperti yang kita pahami sehari-hari, maka benar. Ini tafwidh namanya. -++- Masalah: Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: ‘Hai Musa, Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan, Aku telah memilih kamu maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku’. (QS Thaha [20]: 11-14). Keterangan serupa juga terdapat dalam surah An-Nazi`at [79]: 16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yaitu Lembah Thuwa. Ini suara siapa??? Jawaban: ayat hanya bilang “memanggil”, mana suaranya? nanti sepertiga malam terakhir di langit ada suara nggak? barangkali ada satelit yang mendeteksi gelombang suara? Masalah:Suara nya tentu nya beda, wong gelombang radio n suara ultrasonic n infrasonik aja manusia gak.bs denger.. Kayak laser buat nembak missile itu gak kelihatan secara kasat mata.. Jawaban: gelombang radio bukan suara loh. itu gelombang. yang bersuara adalah radionya bukan gelombangnya. malah ini membuktikan kalau kalam manusia saja tak mesti berupa suara, kok kalam tuhan dikhayalkan berbentuk suara? Kayak Syaikh Utsaimin bilang suara biasa, bukan jenis gelombang atau apa, tapi suara biasa seperti orang ngobrol فَكَلاَمُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لِمُوْسَى كَلاَمٌ حَقِيْقِيٌّ, بِحَرْفٍ وَصَوْتٍ سَمِعَهُ, وَلِهَذَا جَرَّتْ بَيْنَهُمَا مُحَاوَرَةٌ. “Kalamullah yang Maha Agung kepada Musa adalah ucapan yang sebenarnya, dengan huruf dan suara yang didengar oleh Musa. Karena inilah, maka terjadilah percakapan antara keduanya.” apa anda setuju dengan itu? kalau beda tentu tak bisa muhawarah -++-- -Dalam bahasa indo, ada juga istilah begini: Ada hadits Nabi yang BERBUNYI titik titik… Ada Ayat Alqur’an yang BERBUNYI sbb. . ++naaah….. itu artinya ucapan berbunyi bukan berarti bersuara -++- Masalah: Apa bedanya yai kalam Allah? Jawaban: kalamullah adalah sifat Dzat Allah. Selalu ada, tak mungkin berhenti, dan tak berupa suara atau huruf. -++- Masalah: Yang didengar Nabi Musa as di bukit tursina suara siapa? Jawaban: memangnya mendengar suara? kata siapa? -++-- -Masih mikir gmana jibril mmenerima Kalamullah dan menjaganya sampai ke Nabiyullah pada getaran frekuensi 20 hz sd 20 khz ++gak usah dipikir, itu kan yang mendesain kalamullah supaya bisa dipahami oleh jibril sehingga bisa diungkapkan dengan bahasa Arab kan Allah sendiri yang juga mendesain Jibril --++-- Masalah: Obrolan nabi musa dengan Allah secara langsung tanpa perantara jibril itu bagaimana ya jadinya? Melalui apa Allah berkomunikasi dengan nabi Musa Jawaban: melalui sifat Kalam Masalah:sifat kalam itu bagaimana yai? Apa seperti melalui pikiran Musa sendiri atau bagaimana ya. Jawaban:Sifat Allah tak bisa ditanya bagaimananya (kaifiyahnya) sebab teknisnya tak dikabarkan ke kita. tapi yang jelas sifat Allah itu ada sejak azali, tak pernah berhenti, tak pakai suara dan huruf. Yang jelas juga Allah membuat Nabi Musa paham, entah bagaimana. Masalah: Allah senantiasa berbicara atau kadang berbicara, kadang kadang tidak? Jawaban:kalam adalah sifat Allah. Seluruh sifat Allah senantiasa ada bersama Dzat Allah tak pernah tak ada atau berhenti --++-- الصوت عرض لزم بعض الحوادث وكل ما لزم الحوادث حادث فالصوت حادث لو كان للباري صوت للزم أن يكون له عرض لكنه ليس له عرض إذن ليس له صوت ++Yang menolak rumus itu adalah Syaikh Ibnu Taymiyah dan para Taimiyyun -++- Masalah:Membahas masalah ini memang agak rumit… Karena orang mesti meyakini bahwa Allah berbicara tanpa bersuara tapi tidak bisu…. Ya lebih baik tafwidh dan tanpa kaif saja… Tanggapan: kalau di pikiran ada anggapan bahwa mekanisme Dzat Allah adalah sama dengan mekanisme manusia, maka jadi rumit memang. Kalau ini dibuang, maka biasa saja. Manusia juga berbicara tak selalu pakai suara, yakni ketika berbicara dalam hati. Ini membuktikan bahwa hakikat bicara tak harus pakai suara. Hanya saja pembicaraan manusia dalam hatinya tak bisa ditangkap manusia lain sehingga dia dianggap diam membisu kalau hanya bicara dalam hati. Sedangkan kalam Allah yang tanpa suara itu bisa ditangkap dan dipahami dengan baik oleh siapapun yang Allah kehendaki. Ucapan orang, bahkan yang di dalam hatinya sekali pun, juga didengar jelas oleh Allah. Dengan demikian bisa terjadi komunikasi dan tak bisa disebut bisu.
@tanjung5214
@tanjung5214 Год назад
Iya. Namun sayangnya asyaa'iroh tidak mengimaninya.
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
​@@tanjung5214Bicara bab Kalam Allah jangan pakai definisi ilmu Nahwu. Jika definisi KALAM versi ilmu nahwu yang dipakai maka kitab Taurat, Zabur dan Injil tidak bisa disebut Kalam karena ketiganya tidak berbahasa Arab. Syarat disebut kalam dalam ilmu Nahwu adalah BERBAHASA ARAB. Nabi Muhammad juga sering menerima wahyu berupa suara lonceng. Jika kita memakai definisi kalam didalam ilmu Nahwu maka suara lonceng juga tidak bisa disebut kalam. Nah, gimana? Makin gak karuan, kan?
@belajar-iqro-dan-quran-pemula
Ente sih, dalam otak ente Allah dibayangkan kaya manusia. Makanya ente harus beriman bahwa Allah itu berbeda dari makhlukNya termasuk manusia.
@rahimhaikalhaikal7513
@rahimhaikalhaikal7513 Год назад
Tidak bersuara tidak berhuruf ini jalan hakikat makrifat di isyaratkan surah Al Ikhlas HU, Huwa, yg makrifat pasti tahu
@oemardiyansong8794
@oemardiyansong8794 9 месяцев назад
Kajian gak mutu. Gak ada dalil naqli yang mengatakan Allah tak bersuara. Makanya jangan utamakan akal dari dalil om !
@asmunimuni6719
@asmunimuni6719 Год назад
Waduh ustad ini da jelas apa arti samak basor membingung kan jangan di turut
@inyobilly4335
@inyobilly4335 2 года назад
Tak masuk Akal..😂😂😂
@ywsben960
@ywsben960 2 года назад
Mikraj itu hoax , tdk ada dalilnya itu hanya mimpi , quran adalah wahyu yg diwahyukan
@komarrudi1165
@komarrudi1165 2 года назад
Mendengarnya pakai mulut.....
@ahmadmunzirchannel3201
@ahmadmunzirchannel3201 2 месяца назад
Aqidah ribet
@asmunimuni6719
@asmunimuni6719 Год назад
Ustad menyesat kan
@Abuishaq00
@Abuishaq00 2 года назад
jadi Allah klo ngomong gk ada suaranya yah pak ?
@Abuishaq00
@Abuishaq00 2 года назад
org bisu kan juga klo ngomong gk ada hurufnya yah
@barlian06
@barlian06 2 года назад
Kalo Allah berfirman menggunakan suara pastilah hancur telinga mendengar suaraNya
@thelast9903
@thelast9903 2 года назад
Terlihat kebodohannya kalo bertanya, ga dilihat ya video fullnya? semoga masnya bisa lebih bijak dlm menyikapi hal aqidah seperti ini
@Abuishaq00
@Abuishaq00 2 года назад
@@thelast9903 siap pak yai, anda memang paling pintar se jagad alam raya.
@thelast9903
@thelast9903 2 года назад
@@Abuishaq00 Aamiin, semoga masnya juga
@nurhadiandi2923
@nurhadiandi2923 Год назад
kalam kalam kalam..... sifat dan kalam .... anak keturunan iblis.... mumet ustad. 😃😃🙏😃😃
Далее
Kalam Allah Bukan Mahluk - Jauharatut Tauhid EPS 22
24:56
Flo Rida - Whistle НА РУССКОМ 😂🔥
00:29
Al-Qur'an adalah Kalam Allah, Jangan Ragu!
15:05
Просмотров 2,8 тыс.
Kesesatan akidah trilogi tauhid wahabi
15:23
Просмотров 1,1 млн
5 Dalil Jika Al-quran Bukan Firman Allah
13:23
Просмотров 259 тыс.
Flo Rida - Whistle НА РУССКОМ 😂🔥
00:29