Penjelasan mengenai konsep kategorisasi empirik dan hipotetik, serta bagaimana penggunaannya. Cara kategorisasi dengan SPSS dapat dilihat di sini • Membuat Kategorisasi D...
Izin bertanya, pak Hanif. Kalau kategorinya mau dibuat jadi 4 kategori (bukan 3 kategori seperti di video tadi), penghitungannya jadi seperti apa ya pak? Terima kasih.
sebenarnya tidak ada aturan baku soal ini. Kalau 4 kategori bisa dibuat Rendah = < -1.5SD, agak rendah= -1.5SD sd 0SD, agak tinggi = 0SD sd 1.5SD, tinggi = > 1.5SD. Beberapa mengganti nilai 1.5 menjadi 1, sesuai kebutuhan saja
Bapak ijin bertanya, kenapa dalam setiap penelitian dalam pengkategorisasian, standar deviasi yang digunakan hanya satu standar deviasi tidak yang menggunakan 2 standar deviasj dan 3 standar deviasi Pak? 🙏
Nilai hipotetik itu mulai yang mungkin muncul. Dugaan saya kalau ini skor UTS, nilai terendah yang mungkin adalah 0 dan nilai tertinggi yang mungkin adalah 100. Berarti mean hipotetiknya adalah (0+100)/2=50, dan SD hipotetiknya adalah 100/6 = 16.67
Tergantung tujuan dan alat ukurnya. Kalau tujuannya lebih mencari posisi individu dalam kelompok (misal: si A di kelompok subjek masuk kategori tinggi atau rendah), pakai empirik. Kalau tujuannya melihat kelompok (mis: berapa persen yang stressnya tinggi), pakai hipotetik. Kalau alat ukurnya sudah ada normanya, pakai norma yang berdasar mean empirik. Tapi kalau belum, pakai hipotetik
Pakk izin tanya, kuesioner saya ada favorable & unfavorable terus ga ada kategorisasi gini. Kalo saya pake rumus gini gapapa ga?? Mohon di jawab ya kak karena saya butuh pencerahan terima kasih
@@SemestaPsikometrika kak, maaf mau tanya lagi semoga di jawab ya kak.. kak kan saya ada skoring 0-7 kemudian untuk pengkodean itu ada angka sendiri yg udh ditentukan di jurnal kl kasusnya gitu ga bakal merubah kategori rendah, sedang, tinggi kan ya? Terima kasih
Pak, saya ingin tanya. Kalau kategorisasi skor hanya dibagi menjadi dua, maka rumusnya bagaimana yah pak? Apakah berarti x< mean-1sd x> mean-1sd Terima kasih pak 🙏
Pak maaf ingin tanya lagi, soal kategorisasi skor..pada jurnal properti psikometrika skala saya, peneliti menuliskan mean dan standar deviasi untuk skala global yg dibuat oleh dirinya. Hal ini berarti mean tersebut merupakan mean yg saya gunakan ya pak?🙏
Bapak izin bertanya kalau misalkan ingin melihat hasil pretest kategori rendah sedang tinggi dari populasi yg akan dijadikan sampel itu pake hipotetik/empirik ya pak?🙏
Izin bertanya kak, bisakah data yg berasal dari skala likert 1-4 dibuat jadi lima kategori? Apakah tetap dibuat jadi 4 kategori? Karena yg 4 kategori sumbernya cukup jarang. Terima kasih sebelumnya
Saya baca di penelitian orang dan sumber lain. Sebelum mengkategorikan dilakukan uji normalitas dulu. Jika berdistribusi normal maka menggunakan (mean), jika tidak berdistribusi normal menggunakan (median). Apa bedanya dengan yg anda jelaskan di video ini. Dan apakah untuk skala data nominal ordinal perlu uji normalitas juga. terimakasih mohon pencerahannya.
Izin bertanya pak, dalam konteks kategorisasi hipotetik bagaimana cara kita mencari skor min dan max serta std deviasi dan mean hipotetik dari suatu variabel yang menggunakan lebih dari satu skala didalamnya, misalnya pada variabel Subjective well-being yang diukur menggunakan skala SWLS dan PANAS? Mohon jawabannya Terima kasih 🙏🙏
Pak mau izin bertanya, skripsi saya itu perlu mencantumkan kategori hipotetik dan kategori empirik, lalu bagaimana membedakan standar deviasi dan meannya ? Pdhal saya hanya punya 1 data, jumlah sampel saya 200 responden... Mohon pencerahannya ya pak.. terimakasih
Pak, maaf ingin bertanya. Apakah berarti misalkan sebuah skala tidak memiliki mean hipotetik dan sd hipotetik dari pembuat alat ukur. Maka, kita bisa membuat norma hipotetiknya seperti di atas ya pak? Untuk skala saya yg variabel independen tidak mempunyai itu pak, berarti saya bisa tetap menggunakan mean hipotetik ya pak?
Halo sy sedang mengerjakan tesis dgn judul iklim organisasi dan kepuasan kerja trhadap Work engangement guru.. tp saya ragu dgn variabel iklim organisasi krn sy menggunakan subjek dr beberapa skolah yg berbeda. Apakah bisa dihitung menggunakan mean empirik untuk menjelaskan bahwa setiap guru memiliki persepsi trhadap iklim organisasicyg berbeda disekolah nya masing2? Sy khawatir penguji bilang kan iklim organisasi tiap skolah berbeda..
apakah saya bisa meminta referensi dari materi ini? saat ini saya sedang menyusun skripsi dan membutuhkan penjelasan terkait kedua kategorisasi data, namun saya tidak bisa mengutip blog pribadi. Terima kasih
Terima kasih atas ilmunya, sangat bermanfaat 🙏 Saya ingin bertanya, apabila konteks penentuan normanya dalam konstruksi alat ukur, kira2 bagaimana ya perbedaan antara norma hipotetik dan empirik ini? Lalu, apabila sampel uji coba saya sedikit, sekitar 100-200, kira2 bagaimana ya? Terima kasih ✨
Kalau alat uku tsb mau digunakan sebagai tes terstandar (misal tes IQ skala nasional), maka pakainya kategorisasi empirik. Jumlah sampel tergantung populasinya, misal tes IQ skala nasional,tentu setidaknya butuh lebih dari 4000 subjek agar sampel mewakili populasi masyarakat Indonesia
@@SemestaPsikometrika Aah, terima kasih jawabannya, dapat dimengerti 🙏 Saya ingin bertanya lagi. Apabila konstruksi alat ukur yang saya sedang kerjakan merupakan bagian dari tugas, yang mana uji cobanya menggunakan sekitar 100-200 sampel, apakah sebaiknya saya tetap menggunakan norma empirik karena ini bagian dari simulasi/latihan konstruksi alat ukur, atau sebaiknya menggunakan norma hipotetik saja ya karena sampelnya kecil dan disesuaikan dengan isi skala ny saja? Terima kasih 🙏
Saya ingin bertanya, kalau misalnya untuk mencari kategori kemampuan guru pada beberapa aspek di suatu daerah lebih baik menggunakan empirik atau hipotetik ya?
Bisa. Kalau nilai prestasi siswa, kalau guru/sekolah/pemerintah sudah ada dasar kategorisasinya, pakai itu saja. Misal kalau dosen kan ada patokannya: > 80 dapat nilai A (Excellent), 71- 80 dapat nilai A/B (very good), dst
Pnjelasanny mudah dipahami skali. Lalu bgm rumus untuk kategorisasi jika data tidak berdistribusi normal dan analisis mlalui uji statistik nonparametrik? Apakah kategorisasi ttp menggunakan mean dan standar deviasi, kak?
@@SemestaPsikometrikaassalamualaikum Pak izin bertanya, berarti standar deviasinya tidak perlu dipakai ya pak? Karena ada teman saya yg mengatakan mean +1sd. Mohon pencerahannya pak, terimakasih 🙏
Sebelumnya maaf pak saya ijin bertanya bagaimana cara mencari Mean Empirik dan Standar Deviasi Empirik? Apakah rumusnya sama? Maaf sebelumnya, terima kasih 🙏😊
Kalau mean dan SD empirik, dihitung dengan rumus mean dan SD pada umumnya. Atau langsung saja dihitung pakai software (seperti SPSS, JASP). Output di statistik deskriptif itulah mean dan sd empirik
Pak kalau misalnya pakai instrumen penelitiannya menggunakan tes bukan kuesioner itu dia tidak bisa ya pake kategorisasi data menggunakan statistika hipotetik?