Barus Merupakan sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Barus merupakan salah satu daerah yang sudah berusia tua bahkan salah satu yang tertua di Indonesia, yang menjadi pusat peradaban pada abad 1 - 17 Masehi.
Catatan sejarah menceritakan bahwa Barus menjadi tempat para saudagar untuk membeli kapur barus dan kemenyan yang digunakan untuk pengawet mumi para raja di Romawi dan Fira'un di Mesir. Kemenyan dan kapur barus menjadi komoditi yang paling dicari pada masa itu, bahkan nilainya lebih tinggi dari pada emas. Melalui pelabuhan Barus, kemenyan di ekspor ke Timur Tengah hingga Betlehem.
Tempat ini bahkan telah diberitakan oleh Claudius Ptolemaeus pada abad ke-2 Masehi dalam bukunya Geographyke Hyphegeiss yang menyebut Barus sebagai Barousai,
Nama Barus juga muncul dalam sejarah perabadan Melayu lewat Hamzah Fansyuri, seorang penyair sufi terkenal. Barus juga dikenal dengan nama Pancur, yang kemudian diubah ke dalam bahasa Arab menjadi Fansur. Dalam buku “Barus Seribu Tahun yang Lalu” yang ditulis arkeolog Perancis, Claude Guillot dibantu beberapa penulis lainnya menyebutkan, Barus termasuk dalam golongan kota-kota kuno yang terkenal di seluruh Asia sejak abad ke-6 Masehi.
sejak abad ke 6 Masehi Barus sudah menjadi kawasan perdagangan yang ramai dan Pada akhir abad ke 7 yang juga merupakan abad pertama Hijriah, pedagang-pedagang Arab mulai menjejakkan kakinya di pelabuhan Barus.
Menurut sejarah, Barus merupakan wilayah awal masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia. Presiden Indonesia sendiri telah mengakui bahwa Barus merupakan kota Islam pertama dan tertua di Indonesia. Pada 24 Maret 2017 Pemerintah RI meresmikan Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara di Barus.
Kota barus yang dulunya besar, saat hanyalah sebuah kecamatan terkecil di Tapanuli Tengah. Kecamatan Barus sendiri berbatasan langsung dengan beberapa kecamatan lainnya, di Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Andam Dewi, sebelah Selatan dengan Kecamatan Sosorgadong, sebelah Timur dengan Kecamatan Barus Utara, sebelah Barat berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Kecamatan Barus memiliki Luas wilayah sekitar 21,81 km², dan jumlah penduduknya pertahun 2021 yaitu sebanyak 18. 919 jiwa.
Dari segi demografi, penduduk yang mendiami kecamatan Barus berasal dari beragam suku antara lain suku Minangkabau, Aceh, suku Jawa, suku Nias, suku Batak baik itu Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Mandailing, dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan di Barus adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Minangkabau logat Pesisir, serta Bahasa Batak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Tapanuli Tengah 2021 mencatat Penduduk di kecamatan ini Mayoritas memeluk agama Islam yakni sebanyak 73,03%, yang umumnya dipeluk penduduk Pesisir, Jawa, Minangkabau dan sebagian suku Batak. Kemudian pemeluk agama Kristen berjumlah 26,02%, dimana Protestan sebanyak 15,84% dan Katolik sebanyak 10,18%, yang umumnya dipeluk penduduk dari suku Batak dan Nias. Sebagian kecil lagi memeluk kepercayaan Parmalim 0,95% dan Hindu kurang dari 0,01%.
Hingga saat ini kecamatan Barus terbagi atas 13 wilayah Desa atau Kelurahan antara lain desa Aek Dakka, desa Bungo tanjung, desa Gabungan Hasang, desa Kampung Mudik, desa Kampung Solok, desa Kedai Gedang, desa Kinali, Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Kelurahan Padang Masiang, desa Pasar Terandam, desa Patupangan, desa Sigambo-gambo dan desa ujung Batu.
Di sektor perekonomian, banyak dari masyarakat di kecamatan ini berprofesi sebagai Nelayan, ada juga sebagai pegawai, petani dan pedagang. Komoditas utama pertanian di kecamatan ini iyalah tanaman Padi.
Di sektor pendidikan kecamatan Barus saat ini kecamatan Barus memiliki 16 Sekolah taraf sekolah Dasar (SD), 3 Sekolah Taraf Menengah Pertama (SMP), 2 Sekolah Menengah Atas (SMA), 6 sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI), 3 sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) , dan 1 sekolah Madrasah Aliyah (MA).
Di sektor kesehatan, kecamatan Barus memiliki 1 Puskesmas, 3 puskesmas pembantu (Pustu), 19 Posyandu, dan ada juga Poskesdes dan Polindes yang bertugas di lingkup pedesaan.
Kecamatan Barus memiliki banyak tempat yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan, letaknya yang tepat berada ditepi lautan samudra Hindia, menjadikan wilayah kecamatan ini memiliki garis pantai yang cukup panjang, ,maka tak heran di kecamatan Barus kita bisa menikmati liburan di beberapa pantai yang bisa kita kunjungi pantai-Pantai yang bisa kita kunjungi antara lain pantai Barus dan pantai Kade Tigo. Tidak hanya itu, karena wilayah ini memiliki sejarah yang cukup panjang, di sini juga kita bisa mengunjungi beberapa tempat-tempat yang menyimpan banyak sejarah seperti titik Nol peradaban Islam di Indonesia, Benteng Peninggalan bangsa Portugis, makam makam kuno yakni makam para penyebar agama Islam yang sudah berusia sangat lama, Dan lain sebagainya.
10 сен 2024
