Тёмный

Kemana perginya 90 juta batu kerikil jumrah, ini dia penjelasannya !!! 

Hastag tv
Подписаться 868 тыс.
Просмотров 27 тыс.
50% 1

Dalam video yang berdurasi 8 menit ini kami akan membagikan bagaimana cara arab saudi menangani puluhan juta batu kerikil yang di gunakan para jamaah haji saat mereka lempar jumrah. hal ini di tangani dengan sangat propesional dan higienis oleh sebuah perusahaan yang bekerja sama dengan pemerintah arab saudi. Bagaimana detailnya, silahkan saksikan video berikut
Hastag Tv adalah channel yang menyajikan berita, sejarah dan informasi seputar dunia islam yang mungkin belum anda ketahui
----------------------------------------------------------------------------
🔴 Berlangganan gratis pada channel kami : goo.gl/FUe3Q6
🔴 Tonton juga video terbaru kami :
➤ Isr43l bangsa Yakjuj & Makjuj :
• ISR43L ternyata adalah...
➤ Bahasa Suryani "induk dari segala bahasa yang ada di dunia : • Bahasa Suryani "induk ...
-----------------------------------------------------------------------------
Follow our Social Media
Subscribe : goo.gl/FUe3Q6
Instagram : / irel.abe
Facebook : / irel.abe
✉ irelabe1991@gmail.com
Terima kasih sudah menonton, Like, Follow dan subscribe anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.

Опубликовано:

 

14 июн 2024

Поделиться:

Ссылка:

Скачать:

Готовим ссылку...

Добавить в:

Мой плейлист
Посмотреть позже
Комментарии : 19   
@Bangdikur
@Bangdikur 16 дней назад
Pertanyaan yang selalu terlintas di pikiranku ketika melihat lempar jumrah, kini sudah terjawab. terima kasih
@dadearinto5546
@dadearinto5546 9 дней назад
Tidakkah Pelontaran Jamrah di Mina termasuk bid’ah karena tidak ada dalilnya dalam Alquran Pada pagi hari tangggal 10 Zulhijjah setiap tahun, para jemaah Hajji yang datang dari Arafah telah sampai di Mina, bahwa sebelumnya mereka telah singgah di Muzdalifah dimana mereka mengambil batu 70 butir. Berbeda dengan Arafah yang cukup luas dimana para jemaah Hajji berkemah satu malam, maka Mina adalah lapangan sempit dilingkari bukit dengan iklim sangat panas ditambah dengan berdesak desaknya jemaah yang harus berkemah disana selama tiga malam menurut pengalaman, disanalah keadaan yang paling sulit hingga seringkali timbul kecelakaan terutama disebabkan kebakaran. Dalam Alquran tidak pernah dinyatakan nama Mina begitupun ibadah yang harus dilaksanakan ditempat itu. Jadi yang kita lakukan di sana hanyalah berdasarkan tradisi yang turun temurun semenjak 14 abad, tetapi dengan berbaik sangka dan memang telah menjadi keyakinan umum bahwa ibadah di Mina itu terkandung dalam maksud ayat suci yang antara lain sebagai berikut : لَيۡسَ عَلَيۡڪُمۡ جُنَاحٌ أَن تَبۡتَغُواْ فَضۡلاً۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ*ۚ فَإِذَآ أَفَضۡتُم مِّنۡ عَرَفَـٰتٍ۬ فَٱذۡڪُرُواْ ٱللَّهَ عِندَ ٱلۡمَشۡعَرِ ٱلۡحَرَامِ*ۖ وَٱذۡڪُرُوهُ كَمَا هَدَٮٰڪُمۡ وَإِن ڪُنتُم مِّن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ 2/198. Tiadalah kejanggalan atasmu untuk mencari kurnia dari TUHAN mu. Maka ketika kamu telah berombongan dari Arafah, ingatlah ALLAH pada Masy’aril Haraam (susunan mulia), dan ingatlah DIA sebagaimana DIA tunjukkan padamu dan walaupun kamu sebelumnya termasuk orang-orang sesat. ثُمَّ أَفِيضُواْ مِنۡ حَيۡثُ أَفَاضَ ٱلنَّاسُ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ ٱللَّهَ*ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ 2/199. Kemudian berombongan dari mana manusia telah berombongan dan mintalah ampun pada ALLAH bahwa ALLAH pengampun penyayang. Pada ayat 2/198 secara terang dinyatakan nama Arafah selaku tempat darimana manusia ramai rombongan, namun tidak disebut ibadah ukuf yang biasanya berlaku disana setiap tanggal 9 zulhijjah. Karena ibadah itu memang baik hikmahnya dan berpangkal dari contoh teladan yang diwariskan Nabi Muhammad SAW, maka tiada seorang pun dari jemaah Hajji yang ingin meniadakan ibadah itu. Begitu pula ibadah yang dikerjakan pada Masy’aril haraam tidak dinyatakan secara terang tetapi melontar jumrah itu menurut riwayatnya adalah hal-hal yang dicontohkan oleh Nabi Pada ayat 2/199 pun nama Mina tidak disebutkan tetapi nyatalah yang dimaksud disana adalah Mina dari mana para jemaah Hajji setelah melontar jumrah segera berombongan menuju Makkah kembali meramaikan Masjidil Haraam. Dan haruslah diketahui bahwa Mina bukan saja tempat melakukan pelontaran jumrah tetapi juga tempat menyembelih korban yang diberikan oleh para jemaah Hajji. Ukut di Arafah dan semua yang disebutkan diatas ini memang telah berlaku, dilaksanakan oleh semua jemaah Hajji yang pada 10 Zulhijjah 1400 Hijriah sebanyak lebih kurang sejuta orang. Jumlah resmi pada tanggal 5 bulan itu ialah 812.892 orang tetapi jemaah Hajji masih berdatangan pada hari-hari berikutnya, dan jumlah ini hanyalah pendatang-pendatang dari luar Saudi Arabia. Jika dihitung secra teliti, dan jika disertakan semua orang Saudi Arabia yang hadir di Arafah waktu itu maka jumlahnya tentulah melebihi sejuta orang. Demikian ramai keadaan Arafah ditambah dengan berbagai kendaraan yang simpang siur, maka orang dapat membayangkan betapa sibuknya suasana sewaktu para jemaah tersebut bergerak ke arah Muzdalifah tempat mengambil batu-batu seterusnya berkemah di Mina. Dapat pula dibayangkan betapa sulitnya melakukan pelontaran jamrah pada tiga tempat selama empat hari sebanyak 70 kali batu terbagi pada 10 waktu pelontaran yang masing-masingnya dilakukan dengan melontarkan 7 butir batu satu persatu. Laki-laki perempuan, tua muda, yang lemah dan yang kuat, semuanya ikut melontar jamarah dalam keadaan berdesak-desak. Orang yang dimuka didorong atau terdorong oleh orang yang dibelakang, baik sewaktu menuju jamrah-jamarah waktu melontar, dan maupun sewaktu kembali ke kemah masing-masing, waktu itu banyak sekali kejadian yang sangat mengarukan hati. Ada yang bertarung, jatuh lalu terinjak tanpa sengaja, tetapi cidera bahkan langsung meninggal dunia. Sangat memilukan bahwa orang-orang yang tadinya berbimbingan tangan untuk saling membantu, tiba-tiba terpisah oleh dorongan dari belakang, tidak sanggup mengulurkan tangan kepada teman yang dilihatnya sendiri tersungkur berteriak terinjak dan kemudian HILANG, lenyap, dari pandangannya untuk selamanya tanpa pamit. Mungkin orang itu lelaki atau perempuan, tua atau muda, suami atau istri, tetapi saat itu terpaksa berpisah mendadak, membingungkan menusuk hati dalam suara hiruk pikuk dicampur pekik suara minta tolong.
@hendracipta6806
@hendracipta6806 16 дней назад
Allahummasolli ala Muhammad weala ali sayyidina Muhammad kamasollayta alasayyidina ibrohim weala ali sayyidina ibrohim fil alaminainna kahamidummajid..... 🤲
@RuzaleeZalee
@RuzaleeZalee 16 дней назад
No 2 komen dari malaysia...
@ebetdjubaedah2824
@ebetdjubaedah2824 7 дней назад
Ya Allah pengetahuan terbaru yang saya ketahui ❤❤❤
@muhaningsih7539
@muhaningsih7539 12 дней назад
Terima kasih sudah memberikan informasi kepada kami ❤❤❤
@dadearinto5546
@dadearinto5546 9 дней назад
Tidakkah Pelontaran Jamrah di Mina termasuk bid’ah karena tidak ada dalilnya dalam Alquran Pada pagi hari tangggal 10 Zulhijjah setiap tahun, para jemaah Hajji yang datang dari Arafah telah sampai di Mina, bahwa sebelumnya mereka telah singgah di Muzdalifah dimana mereka mengambil batu 70 butir. Berbeda dengan Arafah yang cukup luas dimana para jemaah Hajji berkemah satu malam, maka Mina adalah lapangan sempit dilingkari bukit dengan iklim sangat panas ditambah dengan berdesak desaknya jemaah yang harus berkemah disana selama tiga malam menurut pengalaman, disanalah keadaan yang paling sulit hingga seringkali timbul kecelakaan terutama disebabkan kebakaran. Dalam Alquran tidak pernah dinyatakan nama Mina begitupun ibadah yang harus dilaksanakan ditempat itu. Jadi yang kita lakukan di sana hanyalah berdasarkan tradisi yang turun temurun semenjak 14 abad, tetapi dengan berbaik sangka dan memang telah menjadi keyakinan umum bahwa ibadah di Mina itu terkandung dalam maksud ayat suci yang antara lain sebagai berikut : لَيۡسَ عَلَيۡڪُمۡ جُنَاحٌ أَن تَبۡتَغُواْ فَضۡلاً۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ*ۚ فَإِذَآ أَفَضۡتُم مِّنۡ عَرَفَـٰتٍ۬ فَٱذۡڪُرُواْ ٱللَّهَ عِندَ ٱلۡمَشۡعَرِ ٱلۡحَرَامِ*ۖ وَٱذۡڪُرُوهُ كَمَا هَدَٮٰڪُمۡ وَإِن ڪُنتُم مِّن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ 2/198. Tiadalah kejanggalan atasmu untuk mencari kurnia dari TUHAN mu. Maka ketika kamu telah berombongan dari Arafah, ingatlah ALLAH pada Masy’aril Haraam (susunan mulia), dan ingatlah DIA sebagaimana DIA tunjukkan padamu dan walaupun kamu sebelumnya termasuk orang-orang sesat. ثُمَّ أَفِيضُواْ مِنۡ حَيۡثُ أَفَاضَ ٱلنَّاسُ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ ٱللَّهَ*ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ 2/199. Kemudian berombongan dari mana manusia telah berombongan dan mintalah ampun pada ALLAH bahwa ALLAH pengampun penyayang. Pada ayat 2/198 secara terang dinyatakan nama Arafah selaku tempat darimana manusia ramai rombongan, namun tidak disebut ibadah ukuf yang biasanya berlaku disana setiap tanggal 9 zulhijjah. Karena ibadah itu memang baik hikmahnya dan berpangkal dari contoh teladan yang diwariskan Nabi Muhammad SAW, maka tiada seorang pun dari jemaah Hajji yang ingin meniadakan ibadah itu. Begitu pula ibadah yang dikerjakan pada Masy’aril haraam tidak dinyatakan secara terang tetapi melontar jumrah itu menurut riwayatnya adalah hal-hal yang dicontohkan oleh Nabi Pada ayat 2/199 pun nama Mina tidak disebutkan tetapi nyatalah yang dimaksud disana adalah Mina dari mana para jemaah Hajji setelah melontar jumrah segera berombongan menuju Makkah kembali meramaikan Masjidil Haraam. Dan haruslah diketahui bahwa Mina bukan saja tempat melakukan pelontaran jumrah tetapi juga tempat menyembelih korban yang diberikan oleh para jemaah Hajji. Ukut di Arafah dan semua yang disebutkan diatas ini memang telah berlaku, dilaksanakan oleh semua jemaah Hajji yang pada 10 Zulhijjah 1400 Hijriah sebanyak lebih kurang sejuta orang. Jumlah resmi pada tanggal 5 bulan itu ialah 812.892 orang tetapi jemaah Hajji masih berdatangan pada hari-hari berikutnya, dan jumlah ini hanyalah pendatang-pendatang dari luar Saudi Arabia. Jika dihitung secra teliti, dan jika disertakan semua orang Saudi Arabia yang hadir di Arafah waktu itu maka jumlahnya tentulah melebihi sejuta orang. Demikian ramai keadaan Arafah ditambah dengan berbagai kendaraan yang simpang siur, maka orang dapat membayangkan betapa sibuknya suasana sewaktu para jemaah tersebut bergerak ke arah Muzdalifah tempat mengambil batu-batu seterusnya berkemah di Mina. Dapat pula dibayangkan betapa sulitnya melakukan pelontaran jamrah pada tiga tempat selama empat hari sebanyak 70 kali batu terbagi pada 10 waktu pelontaran yang masing-masingnya dilakukan dengan melontarkan 7 butir batu satu persatu. Laki-laki perempuan, tua muda, yang lemah dan yang kuat, semuanya ikut melontar jamarah dalam keadaan berdesak-desak. Orang yang dimuka didorong atau terdorong oleh orang yang dibelakang, baik sewaktu menuju jamrah-jamarah waktu melontar, dan maupun sewaktu kembali ke kemah masing-masing, waktu itu banyak sekali kejadian yang sangat mengarukan hati. Ada yang bertarung, jatuh lalu terinjak tanpa sengaja, tetapi cidera bahkan langsung meninggal dunia. Sangat memilukan bahwa orang-orang yang tadinya berbimbingan tangan untuk saling membantu, tiba-tiba terpisah oleh dorongan dari belakang, tidak sanggup mengulurkan tangan kepada teman yang dilihatnya sendiri tersungkur berteriak terinjak dan kemudian HILANG, lenyap, dari pandangannya untuk selamanya tanpa pamit. Mungkin orang itu lelaki atau perempuan, tua atau muda, suami atau istri, tetapi saat itu terpaksa berpisah mendadak, membingungkan menusuk hati dalam suara hiruk pikuk dicampur pekik suara minta tolong.
@edisumarna1796
@edisumarna1796 11 дней назад
Masya Allah
@nuckymenurwati6305
@nuckymenurwati6305 12 дней назад
Terimakasih
@ridwanaza8664
@ridwanaza8664 11 дней назад
Batu2 itu ngeplos ke bawah dan man ti diangkut Samamobil2truk,waktu ada prubahan,bikin lantai, 2dan 3.
@ismailrinduhajiumroh163
@ismailrinduhajiumroh163 15 дней назад
❤️
@dadearinto5546
@dadearinto5546 9 дней назад
Tidakkah Pelontaran Jamrah di Mina termasuk bid’ah karena tidak ada dalilnya dalam Alquran Pada pagi hari tangggal 10 Zulhijjah setiap tahun, para jemaah Hajji yang datang dari Arafah telah sampai di Mina, bahwa sebelumnya mereka telah singgah di Muzdalifah dimana mereka mengambil batu 70 butir. Berbeda dengan Arafah yang cukup luas dimana para jemaah Hajji berkemah satu malam, maka Mina adalah lapangan sempit dilingkari bukit dengan iklim sangat panas ditambah dengan berdesak desaknya jemaah yang harus berkemah disana selama tiga malam menurut pengalaman, disanalah keadaan yang paling sulit hingga seringkali timbul kecelakaan terutama disebabkan kebakaran. Dalam Alquran tidak pernah dinyatakan nama Mina begitupun ibadah yang harus dilaksanakan ditempat itu. Jadi yang kita lakukan di sana hanyalah berdasarkan tradisi yang turun temurun semenjak 14 abad, tetapi dengan berbaik sangka dan memang telah menjadi keyakinan umum bahwa ibadah di Mina itu terkandung dalam maksud ayat suci yang antara lain sebagai berikut : لَيۡسَ عَلَيۡڪُمۡ جُنَاحٌ أَن تَبۡتَغُواْ فَضۡلاً۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ*ۚ فَإِذَآ أَفَضۡتُم مِّنۡ عَرَفَـٰتٍ۬ فَٱذۡڪُرُواْ ٱللَّهَ عِندَ ٱلۡمَشۡعَرِ ٱلۡحَرَامِ*ۖ وَٱذۡڪُرُوهُ كَمَا هَدَٮٰڪُمۡ وَإِن ڪُنتُم مِّن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ 2/198. Tiadalah kejanggalan atasmu untuk mencari kurnia dari TUHAN mu. Maka ketika kamu telah berombongan dari Arafah, ingatlah ALLAH pada Masy’aril Haraam (susunan mulia), dan ingatlah DIA sebagaimana DIA tunjukkan padamu dan walaupun kamu sebelumnya termasuk orang-orang sesat. ثُمَّ أَفِيضُواْ مِنۡ حَيۡثُ أَفَاضَ ٱلنَّاسُ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ ٱللَّهَ*ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ 2/199. Kemudian berombongan dari mana manusia telah berombongan dan mintalah ampun pada ALLAH bahwa ALLAH pengampun penyayang. Pada ayat 2/198 secara terang dinyatakan nama Arafah selaku tempat darimana manusia ramai rombongan, namun tidak disebut ibadah ukuf yang biasanya berlaku disana setiap tanggal 9 zulhijjah. Karena ibadah itu memang baik hikmahnya dan berpangkal dari contoh teladan yang diwariskan Nabi Muhammad SAW, maka tiada seorang pun dari jemaah Hajji yang ingin meniadakan ibadah itu. Begitu pula ibadah yang dikerjakan pada Masy’aril haraam tidak dinyatakan secara terang tetapi melontar jumrah itu menurut riwayatnya adalah hal-hal yang dicontohkan oleh Nabi Pada ayat 2/199 pun nama Mina tidak disebutkan tetapi nyatalah yang dimaksud disana adalah Mina dari mana para jemaah Hajji setelah melontar jumrah segera berombongan menuju Makkah kembali meramaikan Masjidil Haraam. Dan haruslah diketahui bahwa Mina bukan saja tempat melakukan pelontaran jumrah tetapi juga tempat menyembelih korban yang diberikan oleh para jemaah Hajji. Ukut di Arafah dan semua yang disebutkan diatas ini memang telah berlaku, dilaksanakan oleh semua jemaah Hajji yang pada 10 Zulhijjah 1400 Hijriah sebanyak lebih kurang sejuta orang. Jumlah resmi pada tanggal 5 bulan itu ialah 812.892 orang tetapi jemaah Hajji masih berdatangan pada hari-hari berikutnya, dan jumlah ini hanyalah pendatang-pendatang dari luar Saudi Arabia. Jika dihitung secra teliti, dan jika disertakan semua orang Saudi Arabia yang hadir di Arafah waktu itu maka jumlahnya tentulah melebihi sejuta orang. Demikian ramai keadaan Arafah ditambah dengan berbagai kendaraan yang simpang siur, maka orang dapat membayangkan betapa sibuknya suasana sewaktu para jemaah tersebut bergerak ke arah Muzdalifah tempat mengambil batu-batu seterusnya berkemah di Mina. Dapat pula dibayangkan betapa sulitnya melakukan pelontaran jamrah pada tiga tempat selama empat hari sebanyak 70 kali batu terbagi pada 10 waktu pelontaran yang masing-masingnya dilakukan dengan melontarkan 7 butir batu satu persatu. Laki-laki perempuan, tua muda, yang lemah dan yang kuat, semuanya ikut melontar jamarah dalam keadaan berdesak-desak. Orang yang dimuka didorong atau terdorong oleh orang yang dibelakang, baik sewaktu menuju jamrah-jamarah waktu melontar, dan maupun sewaktu kembali ke kemah masing-masing, waktu itu banyak sekali kejadian yang sangat mengarukan hati. Ada yang bertarung, jatuh lalu terinjak tanpa sengaja, tetapi cidera bahkan langsung meninggal dunia. Sangat memilukan bahwa orang-orang yang tadinya berbimbingan tangan untuk saling membantu, tiba-tiba terpisah oleh dorongan dari belakang, tidak sanggup mengulurkan tangan kepada teman yang dilihatnya sendiri tersungkur berteriak terinjak dan kemudian HILANG, lenyap, dari pandangannya untuk selamanya tanpa pamit. Mungkin orang itu lelaki atau perempuan, tua atau muda, suami atau istri, tetapi saat itu terpaksa berpisah mendadak, membingungkan menusuk hati dalam suara hiruk pikuk dicampur pekik suara minta tolong.
@user-hg8rf3tu3k
@user-hg8rf3tu3k 15 дней назад
Lucu ya diambil dr perjanjian lama alkitab cerita ttg abraham mendpt cobaan dr Allah . Oh iya aku br ingat 400 tahun kemudian agama islam muncul pada saat itu alkitab sdh beredar luas di tanah arab . Jadi wajarlah kalau nyontek2 sedikit dr Perjanjian lama Alkitab kemudian patenkan di alquran seakan akan itu benar muncul dr alquran . Heheheee addooo parahh
@nattagabriella7976
@nattagabriella7976 14 дней назад
Alquran memang tidak datang lebih awal, tapi alquran lah kitab yang paling sempurna penyempurna kitab" lain yang lebih terdahulu.
@hastag_tv
@hastag_tv 14 дней назад
teknologi sudah canggih, informasi mudah di cari, tp knp tidak mau mencari di quran, coba buka quran sesekali kmudian pahami makna di dlm nya, baru kmdian bisa coment seperti ini
@satuserver8386
@satuserver8386 11 дней назад
Lah kaum kalian mlh tidak maau mengikuti kitab yg kalian akui sebagai kitab kalian, wk,wk,wk
@rusiadirusiadi8023
@rusiadirusiadi8023 11 дней назад
Urus saja tuhan anda yg di salib, jangan ngurusin agama islam... Bagaimana bisa isi bible itu asli sedangkan tuhannya aja di salib...... Buat gw Agama kristen adalah agama yang membingungkan..
@shah6697
@shah6697 10 дней назад
Kitab Nabi Musa dan nabi² yg lain juga dtg dr Allah, sama mcm al Quran juga dtg dr Allah
Далее
Куда Больнее Упасть с Высоты?
25:11
Я нашел кто меня пранкует!
00:51
SEJARAH KA'BAH
23:18
Просмотров 1,1 млн
MEKAH HUJAN DERAS DI BULAN HAJI
2:26
Просмотров 2 тыс.
Куда Больнее Упасть с Высоты?
25:11