• Keutamaan Caru
#SegehanAdalahCaruSederhana
#CaruMadiaMemanfaatkanBinatang
#TawurAdalahCaru
Caru dalam Jawa Kuno sebagai saji atau suguhan dan sering dianalogikan kedalam sega atau nasi dengan berbagai bentuknya, seperti: cacahan, kepelan, mereka (berbentuk) dan tumpeng (dandanan) yang dilengkapi lauk pauk, baik itu bawang, jahe, garam dicampur arang, bahkan daging dan jajron. Dalam Lontar Siwagama dijelaskan "dikutuknya Bhatari Parwati oleh Bhatara Guru yang berubah wujud menjadi Pañca Durga, kemudian beliau turun ke dunia dengan wujud Pañcarupa berada di kuburan yaitu: Sri Durga (Timur), Raji Durga (Utara), Suksma Durga (Barat), Dhari Durga (Selatan) dan Dewi Durga (Tegah), secara bersama ingin menghancurkan dunia, kemudian di susul oleh Bhatara Siwa yang merubah wujud menjadi Kāla Rudra bersatu menciptakan berbagai bentuk Kalika, Bhuta, Pisaca, Bregala-Bregali, Setan, Bebai, serta menciptakan Sang Kala Tiga saat beliau berada di Bale Agung beserta 108 pengikutnya, sehingga terjadinya kekacauan alam semesta yang mengganggu ketentraman hidup.Sang Hyang Widhi Wasa menurunkan Sanghyang Tri Samaya untuk membantu manusia menetralisir godaan para bhuta kala dengan menghaturkan sesajen yakni Caru Pañcasia lengkap dengan darah dagingnya, sate mentah, sate lilit dan sate asem, sehingga mulailah saat itu dikenal adanya banten “Caru”. Dalam Lontar Dewa Tattwa, ada tiga jenis caru, yaitu: (1) Caru yang dilaksanakan bila ada kejadian tertentu misalnya: Pañca bāya, hama penyakit, gerhana matahari, huru-hara, perang. (2) Caru yang diadakan: sehari-hari atau hari tertentu, sasih (carun sasih setiap bulan) tertentu, dan warsa. (3) Caru yang diadakan di suatu tempat: pekarangan, rumah, pura, sanggah, banjar, dan desa, danau, laut, hutan, dan gunung. Berdasarkan besar kecilnya caru dalam dibedakan atas tiga, yaitu: (a) Caru yang dikategorikan nista atau caru alit. Upacara ini di sebut dengan “Segehan“, dengan lauk pauknya yang sangat sederhana seperti bawang merah, jahe, garam, dan jenis-jenis segehan ini bermacam-macam sesuai dengan bentuk dan warna nasi yang di gunakannya. Adapun jenis-jenisnya adalah segehan cacahan, segehan kepelan, sega mareka jati, dan segehan agung. (b) Caru madya, disebut dengan caru, selain menggunakan nasi dan lauk seperti pada segehan, juga menggunakan daging binatang. Banyak jenis binatang yang di gunakan tergantung tingkat dan jenis caru yang di laksanakan. Jenis caru madya adalah caru eka sata menggunakan satu ekor ayam, caru pañca sata, menggunakan lima ekor ayam serta di sesuaikan dengan arah mata angin, caru pañca musika adalah caru yang menggunakan lima ekor ayam ditambah seekor itik belang kalung, caru rsi gana atau caru yang lain sesuai dengan kebutuhan dan upacara yang di lakukan. (c) Caru tingkatan yang utama disebut Tawur, selain dasar Pañca Sata yang dipergunakan di tambah dengan hewan-hewan tertentu yang berkaki empat, dalam Lontar Bhama Kertih disebutkan beberapa jenis Tawur, seperti: Balik Sumpah, Tabuh Gentuh, Kesanga dan Nyepi yang jatuhnya setahun sekali pada setiap bulan kesanga, Panca Wali Krama adalah upacara Bhuta Yadnya yang jatuhnya setiap sepuluh tahun sekali, dan Eka Dasa Rudra yaitu upacara Bhuta Yadnya yang jatuhnya setiap seratus tahun sekali. Semua jenis caru sebagaimana dinyatakan dalam bacakan Caru, Kramaning Caru Bang Bongalan, Bhama Kertih, Lebur Gangsa, Dewa Tatwa, Rogha Sangara Bhumi memiliki keutamaannya sendiri. Segehan (sarana nasi, bawang, jahe, garam dan terasi). sesuai warna, satu contoh Segehan kepelan mampu menetralisir sakit yang diakibatkan oleh pengaruh desti dan mahkluk halus diaturkan di natar rumah dan ditatab oleh si sakit. Sega meraka jati. Nasi yang dibentuk menyerupai Binatang tertentu (Garudapati, Macan, Durgadewi Naga raja dan Wong - wongan) dalam Lontar Tutur Lebur Gangsa akan mampu menetralisir serta menyomia sang Bhuta Slurik ring karang panes. Caru Penganggihan, sarana Itik Bulu Sikep yang diolah 33 dilaksanakan apabila ditimpa kegeringan tanpa hentinya, senantiasa marah, sering kena mara bencana, sarana ini dipakai sebagai penetralisir dengan cara mecaru di pekarangan rumah (Bhama Kertih).
Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada RU-vid, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
ru-vid.com/show-UCB5R
Facebook: yudhatriguna
Instagram: / yudhatrigunachannel
Website: www.yudhatriguna.com
Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada RU-vid, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
ru-vid.com/show-UCB5R
Facebook: yudhatriguna
Instagram: / yudhatrigunachannel
Website: www.yudhatriguna.com
12 сен 2023