Polemik Nasab yg Di picu oleh Imadudin, sebenarnya bisa di selesaikan dg Sederhana, Jika memang MURNI mencari KEBENARAN dan Pencerahan/Edukasi ke Umat, yaitu. 1. Tabayun antara 2 belah Fihak secara FORMAL & INFORMAL dg Saksi saksi dan TerDokumentasi 2. Jika Tidak BerHasil, Maka Lakukan MUBAHALAH Masal antara Yg MENUDUH dan yg DI TUDUH beserta PENGIKUT-nya yg sangat Me YAKINI, Biarlah H U K U M Allah yg BER-Laku. 3. Ber Larut larutnya Polemik Nasab, Hampir di PASTIKAN karena memang DISENGAJA dg Dalang yg Ber Main di Belakangnya, utk Mengadu Domba dan membuat Rusuh Umat Islam Awam. 4. Acuan Umat Islam Harus TETAP TEGUH ke Ulama/Kyai/Habaib yg Ber-Integritas dan LURUS 5. Utk Umat Muslim, COBA LIHAT, Fihak mana yg Berusaha Menghindari MUBAHALAH, dan itulah sebenarnya Dajjal-nya atau Raja FITNAH.. Sekedar Info Saja.. Coba Lihat Pengakuan Guru Gembul sendiri yg di Up Load di Chanel Raden Syair Langit, Bahwa Kakek nya adalah PKI Tulen yg sangat Benci Islam dan Para Ulama-nya. Jadi secara Integritas antara Gus Wafi yg Lulusan Pondok SIDOGIRI dan Guru Gembul yg gak Jelas Ilmu Agama maupun Ilmu Nasabnya, bahkan Ber Nasab PKI - Mana yg Mau LEBIH di PERCAYA..??
Terlihat cerdas guru gembul, saya setuju hal yg ghaib tidak bisa dikaji secara ilmiah, seperti Allah,dll. Kalau gus wafi di dicampuradukkan, kalau nasab ba alawi tidak bisa dibuktikan secara ilmiah bisa dilakukan hanya bisa berdasarkan kata orang,,,terlihat tidak logis gus wafi.Untuk yakin kalau baalawi keturunan Rasulullah, kok disamakan dengan kepercayaan kita kepada adanya Rasulullah.Jadi kalau percaya rasulullah itu ada berarti harus percaya kalau baalawi juga keturunan rasulullah.
Susah mengalahkan akademisi jika membahas ilmiah - setiap di ajak debat guru gembul ga pernah bisa kalah emang karena beliau cerdik dalam meriset TEMA apa yg akan di diskusikan, kalau lawannya keburu emosi ga bisa menalar perkataan guru gembul ya bakalan jadi bahan olok2 an
Iya. Memang akademisi harus seperti itu. Jika teologi dibawa ke ranah akademisi, udah ga bakal ketemu, karena beda ranah. Teologi itu murni kepercayaan.
kalau diberi waktu lbh banyak , pasti sdh dihabisin nih sama Gus Wafi ini si gembul. ayo Gus Wafi kalimat dari si gembul mentok disitu ..jalannya buntu di indrawi .
@@BelalangTempur. Kau pahami tulisan saya di atas kisanak. Ba alawi itu tidak menerapkan metode ilmiah dalam nasab, tapi mereka punya metode nya sendiri yang mereka percayai (Tidak ada jaminan benarnya berapa persen secara objektif, bisa jadi salah semua). Ya udah, lepas disitu. Itu kesepakatan organisasi mereka. Mereka anggap itu benar, ya sudah. Tapi jika diuji oleh metode ilmiah global ada kesalahan, ya ga usah marah, memang metode mereka bukan ilmiah kok. Lalu mau menyalahkan ilmu global gitu? contoh kaya Gus wafi yg di video tsb menyalahkan ilmu statistik , maka MTK seluruk dunia salah semua dong?
guru gembul biasa bicara monolog atau diwawancarai bingung ketika ada perdebatan dan diskusi. coba amati perlahan.... mengakui lawannya ttp tdk terus terang. muter2.
Gembul itu tidak paham ilmu Aqidah...dan gak pernah menuntut ilmu di pesantren dqn sejenisnya Dia itu belajar otodidak dr buku dan google...jadi gak jelas sanadnya... Maka bila bicara masalah aqidah...dia gak akan pernah nyambung... Krn pengetahuan dia adalah sebatas logika indrawi... Jd jelas dia gak akan percaya sesuatu yg sifatnya gak kasat mata...
Bagaimana cara beraqidah dg benar jika nalar logika gk di pakai sedangkan bersyahadat itu menyaksikan bukan sekedar meyakini , menyaksikan dg metedologi keilmuan membutuhkan nalar logika bukan semata mata iman abu abu
Aqidah Islam itu ranah teologi, bukan ilmiah empirik. Pahami dulu itu kisanak. Teologi tidak bisa diilmiahkan sampai kapanpun. Karena memang dari pabriknya sudah berupa kepercayaan. Teologi itu kepercayaan, yg tidak memerlukan bukti aktual layaknya studi ilmiah.
@@BahrulUlum-j8y Klo hrs bersyahadat hrs menyaksikan...maksudnya gimana dan yg mana...??? Apakah bersaksi atas orang yg bersyahadat atau menyaksikan zat atau wujud yg ada dalam kalimat syahadat tsb ...??? Mohon pencerahannya...
Kamu masih di dunia makanya pakai ilmu dunia Bukan ilmu panglimuna 🤣 Buat Wafi kesalahan orang mengaku ulama/di anggap ulama walau kebaikan nya berkali-2 Tetapi punya kesalahan walaupun satu kali ta boleh membanggakan kebaikan yang sudah di lewati Apalagi untuk membela diri hanya untuk di benarkan dari perbuatanya Ngga sebaiknya bertaubat
@@muslihmubarakbaru3747 Ilmu dunia - Objektif Ilmu kepercayaan = Subjektif Objektif bisa diuji kapan pun, dengan siapa pun, di mana pun. Subjektif ya tidak bisa. Beda kepercayaan, ya ga bakal ketemu.