ki ageng Gribig II atau yang dikenal wasibagno timur adalah Keturunan Ke 5 dari Prabu Brawijaya V dari pernikahannya dengan Putri campa yang memiliki anak Raden Guntur(Ki Hajar Wasi Jolodoro) lalu berputra syeikh penganti(wasibagno II) berputra
kyai fakir miskin(Wasibagno III) berputra Ki Ageng Gribig yang menikahi putri raden ayu ledah yaitu putri Sunan Giri.
Ki Ageng Gribig memiliki ciri khas dalam berdakwah dan hingga kini selalu dikenang oleh masyarakat di Klaten. Salah satu metodenya yaitu dengan membagikan kue dan sembari mengucapkan kalimat “Ya Qowiyyu” dan seterusnya, sebagai doa untuk meminta kekuatan kepada Allah.
Oleh masyarakat, kue ini kemudian dikenal dengan nama kue apem, saduran dari Bahasa Arab, Affan, yang memiliki makna dan filosofi sebagai permohonan ampunan kepada Allah.
Tradisi pembagian kue apem inilah yang kemudian secara rutin dilaksanakan Ki Ageng Gribig, dan kemudian dilanjutkan pula oleh para muridnya dan masyarakat Jatinom sampai sekarang.
Dari penyebutan kata “Ya Qowiyyu” ini pula, tradisi Saparan di Jatinom juga disebut masyarakat dengan nama tradisi “Ya Qowiyyu"
atau ongkowiyu atau jongko wahyu
15 сен 2024