[Komedi Edukasi Episode 2] Generasi Rebahan Berkarya 

Sinopsis
Pak Bar - pekerja serabutan yang baru saja pindah ke Kota Samarinda masih dirundung penasaran dan kegalauan. Ia sangat tertarik ingin berhenti sebagai pekerja serabutan dan menjadi penyedia barang/jasa pemerintah.
Namun, ia belum berhasil menjawabi rasa penasaran dan galaunya karena minim modal dan pengalaman. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tetangga Pak Bar, seorang pengusaha muda bernama Mas Lurus - Mas Lur tergugah mengajak Pak Bar mendirikan perusahaan penyedia barang/jasa pemerintah.
Ketertarikan itu muncul setelah melihat integritas dan potensi dan keuletan Pak Bar di industri kreatif. Usulan Mas Lur mendirikan perusahaan penyedia yang bergerak di bidang penyediaan suvenir khas Kaltim dan perlengkapan kantor mengemuka. Mereka sepakat akan mendirikan sebuah perusahaan bersama yang diberi nama CV Generasi Rebahan Berkarya.
Masalah awal muncul. Meski sudah memiliki jaringan dan keterampilan membuat berbagai jenis kerajinan lokal, Pak Bar belum memiliki modal mendirikan perusahaan patungan itu.
Mas Lur yang melihat potensi besar pada diri Pak Bar menawarkan bantuan modal usaha. Mas Lur juga menyarankan Pak Bar mencari tambahan modal. Tujuannya untuk mendidik Pak Bar agar menjadi pengusaha bertanggungjawab.
Karena tak memiliki uang untuk modal. Mas Lur berinisiatif menggadaikan satu-satunya harta miliknya. Sebuah sepeda motor butut kepada Pak Bar.
Setelah memastikan modal dan jaringan distribusi produk kerajinan lokal dari pengrajin lokal di kampung. Pak Bar dan Mas Lur akhirnya mendirikan perusahaan bernama CV Generasi Rebahan Berkarya.
Keduanya berbagi peran dalam perusahaan. Pak Bar mengurusi suplai produk, pemasaran, administrasi dan kemitraan dengan relasi kerja. Sementara, Mas Lur membantu mengawasi dan memberi saran bagi perusahaan.
Tanpa berkoordinasi dengan Mas Lur, Pak Bar mendaftarkan perusahaannya sebagai penyedia jasa di LPSE. Usaha itu berhasil. Pak Bar mengira, setelah melewati proses itu, pesanan pengadaan barang/jasa akan langsung datang otomatis. Namun, ternyata, ia belum mendaftarkan perusahaannya di e-katalog Kaltim. Akibatnya, pesanan tak kunjung datang.
Dengan bantuan Agen Pengadaan Biro PBJ Kaltim, Pak Bar berhasil menayangkan produknya di e-katalog dan secara resmi terdaftar sebagai penyedia barang dan jasa pemerintah. Bagaimana lika-liku perjalanan Pak Bar beralih profesi dari pekerja serabutan menjadi penyedia baru barang/jasa pemerintah ?