Kuasa Hukum 7 Terpidana Laporkan Aep dan Dede Terkait Laporan Palsu Kasus Vina - iNews Siang 10/07 

Pak Dedi Mulyadi layak jadi gubernur Jawa Barat ini sosok pemimpin yg langsung turun ke rakyat jarang jarang yg seperti ini

Pak dedi masyarakat indonesia mendukung bapak💪💪💪

Pokom ny kami mohon usut tuntas kasus ini termasuk ipturudiana juga tuh pokok ny oknum polisi yang terlibat dlm kasus vina sudah jelas melanggar kode etik termasuk polda jabar dan tim ny pecat semua agar tidak ada alasan salah tangkap dan jadikan conto buat para oknum agar tdk menjadikan rakyat kecil dijadikan tumbal sedangkan yang salah ny enak2

Semoga Allah memberikan pertolongan kepada hambanya yang tidak bersalah, dan memberikan kekuatan kepada kuasa hukum mereka, dan sehat selalu kang Dedi Mulyadi semoga Allah melindungi nya

_BRAVO KANG DEDY MULYADI BESERTA KAWAN, LANJUTKAN, SIAPAPUN YG JADI PELAKU TERDUGA PEMBUNUHAN, EKI,VINA, BIARPUN DI ANAK JENDRAL, ANAK PEJABAT, SUDAH JADI PEJABAT HARUS DI TANGKAP SEMUA, DAN DI JEBLOSKAN KE PENJARA_

pak dedy luar biasa utk saya pribadi,tolong di dampingi pak utk para korban yg bener2 salah tangkap,luruskan semua kejadian yg sebenarnya,pejabat yg terlibat harus bertanggung jawab.

Ada peluang aep/dede dihabisi untuk menutup keterlibatan oknum yg merekayasa kasus vina-eky

PARAH DAN MIRIS.... DAH GAK TAU GIMN LG MENGUNGKAPKAN HUKUM NEGRI INI

C Dede ,si aep memberikan ke terangan palsu ,polisi percaya perkataan Sudirman ,padahal Sudirman itu orangnya telmi ,(telat mikir) .penyidik nya jadi eror 😇

Setelah dilaporkan kita kawal. Ngomong-ngomong laporan pasren udah ada tidaklanjut polisi?😂😂😂

Berkoar koarpun lapor bareskrim, percuma, karena Kapolri terkesan melindungi anak buahnya, lihat saja udah jelas polda jabar salah tangkap , masih juga mabes mempercayakan polda jabar untuk mengusut kasus vina, ngak ada sangsi terhadap polda jabar

Ngak akan diproses mabes Polri, karena aeep ialah aktor saksi yg di adakan oleh POLRI untuk melengkapi rekayasa , kalau sempat aeep mengaku tentang rekayasa yg di skenariokan oleh Polri, mau ditarok dimana muka Polri,...

menghilang kemanakah kalian Aep dan Dede?jika kalian terbukti memberikan kesaksian palsu,apakah kalian dibayar?siapa yg membayar kalian?????????????????????????????????????????????????????????????

Kang dedi Mulyadi manteppp 👍👍

Jangan ada kriminalisasi haram agar ga dinraka

modarrr tahh si maskerr 8 taun penjara menanti 😂😂😂

Saya ragu 100% , kepada Polda Jabar untuk bisa menangkap aep , apa lagi pergi perong sang pelaku atau otak utama pembunuhan vina

Koruptor2 alam dll gak disita mati rakyat jadi bangkrut b geng knraka

Mntabb ne kdm

Ok Dedi viralkan vonis tersangka kerangkeng mnusia bebas,,, pdhal dh nyata" bnyx korban penyiksaan dan mlngar ham,,, bisa y d vonis bebas,,, gmn ini dh presden kita tnggpan y,,, kashan korban y

Aep aep aep dimana kah dirimu 😅😅 Kok takut sih katanya benner ayo buktikan dong aepp 😅😅

maju trs kang dedy

Tangkap siaep sama sidede ny biangkerok tu orang yang menunjuk orang tak bersalah tangkap dan masukan dlm penjara

Tahan aep dulu jngn kasi pergi ke luar negri

Kok bawa mandau?

Kalau aef statusnya memberikan keterangan palsu, tapi kalau Razman statusnya apa, karena setau saya Razman di setiap undangan televisi selalu menyudutkan pegi bahkan Razman sangat yakin praperadilan pegi akan di tolak, dan yang lebih parahnya lagi Razman ingin melaporkan Hakim Eman Sulaeman ke Komisis Yudisial (KY) dan Mahkama Agung (MA) terkait putusan sidang praperadilan Pegi Setiawan.

Polisi, jaksa, hakim, pengacara bukan malaikat, tetapi manusia biasa, bisa benar tapi bisa juga salah. Begitupula dgn sesuatu yg sdh inkrah, bisa benar dan bisa juga keliru, KECUALI didukung bukti2 SCIENTIFIC yg kuat tak terbantahkan, bukan cuma mengandalkan keterangan saksi yg SUBJEKTIF. Hakim 2016 bukan malaikat, bukan manusia sempurna, sehingga bisa terjatuh dlm kelalaian, kesalahan, dan kekhilafan. ************* Sidik jari para tersangka pastilah bertebaran di pakaian dan tubuh korban karena mereka beramai-ramai menganiaya korban. Pasti ada dari para pelaku yg pernah menyentuh/memegang pakaian korban, rambut, dan tangan korban. Kenapa di sidang 2016 tdk dihadirkan satupun bukti scientific sidik jari?! Begitupula bukti scientifik berupa chat/komunikasi elektronik para pelaku ketika mereka membuat RENCANA JAHAT sebelum membunuh korban tdk pernah disinggung secuilpun di sidang 2016. Mustahil tdk ada bukti komunikasi diantara para pelaku. ************** Semoga kedepannya aparat kepolisian dan penegak hukum lainnya bisa berubah menjadi aparat yg baik, ramah, sopan, melindungi rakyat kecil, adil, dan bekerja profesional. ************* Contoh kasus Salah Tangkap. Oman Abdurohman warga Banten pernah menjadi korban salah tangkap oleh Polres Lampung Utara, dalam kasus perampokan di rumah Budi Yuswo Santoso di Dusun V Dorowati, Desa Penagan Ratu, Abung Timur, Lampung Utara pada 22 Agustus 2017. Oman tinggal di Balaraja, Banten, ditangkap dan dibawa ke Polres Lampung Utara. Dalam perjalanan ke Lampung Utara, polisi menurunkan Oman di kawasan perkebunan, kemudian dipaksa mengaku dengan cara kekerasan dimana kaki kiri Oman ditembak. Akhirnya dia pun TERPAKSA mengakui perbuatan yang TIDAK PERNAH dilakukannya karena dibawah tekanan, intimidasi, ancaman, dan penyiksaan. Beginilah gambaran intimidasi dan penyiksaan para oknum polisi kpd org2 kecil yg tdk berdaya melawan dan membela diri. Oman harus mendekam di penjara selama 10 bulan sebelum dinyatakan bebas dan tidak bersalah pada 4 Juni 2018 karena majelis hakim menemukan fakta bahwa Oman tidak terbukti bersalah dan dia divonis bebas. Pada 2019, oman mengajukan gugatan kerugian materil dan non materil Rp 322 juta kepada kepolisian dan kejaksaan Lampung Utara. Pengadilan Negeri Kotabumi, Lampung Utara memutuskan negara wajib membayar ganti rugi sebesar Rp 220 juta. ************ Kasus vina lebih parah daripada kasus oman, karena tuduhannya adalah membunuh dan memperkosa secara bersama-sama dan TERENCANA. Korbannya pun 2 org tewas. Ancamannya hukuman mati dan seumur hidup. Maka ganti rugi bagi org2 yg salah tangkap dlm kasus vina seharusnya jauh lebih besar lagi, terutama kerugian non materil, berupa rusaknya nama baik, kehormatan, hilangnya kesempatan-kesempatan, rasa malu kpd keluarga, saudara, teman, masyarakat luas karena dianggap pelaku, trauma berat karena rasa takut yg luar biasa selama diperiksa dan disiksa, serta kerugian fisik dan psikologis lainnya. **************** Contoh kasus-kasus dugaan PENYIKSAAN oleh oknum polisi: (1). Terbaru kasus Afif Maulana, 13 thn, siswa SMP, yg diduga tewas disiksa oknum polisi. (2) I Wayan Suparta, 47 tahun, warga Klungkung Bali, mengaku menjadi korban penculikan, penyiksaan, dan perampasan oleh oknum anggota Polres Klungkung, selama 3 hari (26 sd 28 Mei 2024). Akibatnya, Suparta mengalami cacat permanen pada gendang telinga. Kasusnya tentang urusan gadai menggadai mobil milik Mang Togel (teman Suparta) dimana Mang Togel meminta tolong kpd Suparta mencarikan penggadai mobil. Kemudian Suparta mengenalkan Mang Togel kpd Dewa Krisna sebagai perantara penggadaian mobil. Setelah itu, Suparta tdk terlibat lagi dan tdk tahu menahu kelanjutan urusan penggadaian mobil tersebut. Pada saat penangkapan Suparta di rumahnya pada 26 Mei 2024 sekitar pukul 20.00, disaksikan oleh anaknya yg berusia 6 thn, dilakukan tanpa menunjukkan surat tugas penangkapan atau penjelasan tuduhan. Sekitar 10 anggota Polres Klungkung sedang diperiksa. Polda Bali menyatakan kasus Suparta masih dlm proses pendalaman. Menurut Suparta, dia diborgol, matanya dilakban, diintimidasi, dan dibawa ke sebuah rumah/warung di Jalan Sandat, Klungkung, di sana dia disekap dan disiksa. Para oknum polisi juga merampas 5 unit mobil miliknya tanpa surat penyitaan. Org kaya saja bisa diperlakukan sewenang-wenang, apalagi para kuli bangunan dan rakyat kecil. (3) Oki Kristodiawan (OK), warga Banyumas, 26 tahun. Dia dituduh melakukan pencurian dan ditangkap Polres Banyumas pada 17 Mei 2023. Keesokan harinya, 18 Mei 2023, tiba-tiba OK dirawat di IGD RSUD Margono Soekarjo, Purwokerto. OK diduga telah meninggal saat itu. Namun, pihak polisi memberi tahu keluarga bahwa Oki baru dirawat di RSUD Margono pada 2 Juni 2023. Jasad OK diautopsi pada 8 Juni 2023 atau 6 hari setelah dimakamkan. Photo2 jasad OK yang dimiliki keluarga memperlihatkan luka di badannya, seperti bekas sayatan dan benturan benda tajam, terdapat di punggung, tangan, dan kaki. Kondisi ini menguatkan dugaan Oki tewas karena disiksa oknum polisi. Akhirnya terbukti bahwa OK tewas disiksa oleh oknum polisi dan sesama tahanan. Para pelaku telah dijatuhi hukuman penjara. (4). Dul Kosim (DK) 38 tahun, warga Kel. Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, ditemukan tewas di pinggir jurang Jalan Raya Purwakarta wilayah Desa Sumur Bandung, Kec. Ciputat, Kab. Bandung Barat, pada 24 Juli 2023. Korban sebelumnya ditangkap anggota Polda Metro Jaya pada Sabtu sore sekitar 16.30 WIB, 22 Juli 2023. Sebanyak 8 oknum polisi mencari dan menangkap DK di daerah Koja karena diduga ada peredaran narkoba. Namun saat penangkapan, polisi tidak menemukan adanya narkoba. Polisi lalu membawa DK ke salah satu rumah tak berpenghuni di Asrama Airud Cilincing, Jakarta Utara, untuk diinterogasi. Di rumah itu, secara bergantian, 8 oknum polisi menyiksa DK dengan cara ditampar, ditendang, dibekap, disiram, dibenturkan, dan disundut rokok. Meski mendapat siksaan, DK tetap tutup mulut, tdk mau menunjukkan bukti narkoba. Beberapa hari berikutnya, pada 23 Juli 2023, para oknum polisi membawa DK ke daerah Cilincing dan Pasar Maja, hari Minggu dini hari, sekitar jam 2.00. Namun, tak ada narkoba yang ditemukan. Para oknum polisi merasa DK mempermainkan mereka dan akhirnya DK kembali disiksa. Para oknum polisi lalu membawa DK ke sebuah posko di Jalan Cipinang Jaya Raya Jakarta Timur. Di sana, setelah keluar dari mobil, DK dipukul pakai selang agar mau bergerak menuju sebuah kamar di posko tersebut. Di kamar itu DK dikunci hingga tewas di pagi harinya. Kemudian, para oknum polisi membuat rencana membuang mayat DK agar dianggap sbg korban kecelakaan. Mayat DK akhirnya dibuang di pinggir jurang Jalan Raya Purwakarta wilayah Desa Sumur Bandung, Kec. Ciputat, Kab. Bandung Barat, dan ditemukan 2 hari kemudian. (5) RF, terduga pelaku pencurian di Ketapang, Kalimantan Barat, diantar pulang oleh petugas polisi ke rumah orangtuanya dalam keadaan sudah tewas pada 25 Januari 2024. Sehari sebelumnya, sekitar pukul 23.00, RF dibawa oleh petugas kepolisian tanpa sepengetahuan orangtua dan kerabatnya. Pihak keluarga RF menduga oknum polisi menganiaya RF agar mengaku mencuri. Mereka melihat jenazah RF terdapat banyak bekas luka lebam, luka baru mirip tembakan peluru pistol, kening kanan atas terdapat luka menganga disertai lebam, lengan kiri terdapat luka lebam membiru. Namun dlm keterangan tertulis pada 26 Januari 2024, Kapolres Ketapang mengatakan RF mengalami sesak napas beberapa jam saat pemeriksaan, lalu dibawa ke RSUD Agoes Djam Ketapang, dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Pihak keluarga AF tidak percaya karena RF tidak punya riwayat sakit asma atau sesak napas. *********** Semua contoh di atas membuktikan bhw para penegak hukum bukan malaikat, tetapi manusia biasa yg tdk mungkin selamanya benar, mereka tdk sempurna, punya kelemahan, bisa terjerumus dlm kelalaian, kesalahan, dan kekhilafan. Yg baca kurang kerjaan .😂🤣

Ada p mnista h islam tp bibel glt yg disalib itu orang terkutuk. YI yg dsalib. T mualaf Felik

Saya yakin bahwa pak Dedi dapat restu dari Prabowo untuk mengusut kasus ini , langkah nya pasti tanpa ragu. Gaaas

Ngap kn loe dagdigdug serrrrrrrr. Loe yg slh mw nyalahin org.

DPO nitizen cari Aep+Dede