Kunto Aji - Pilu Membiru Experience (Official Music Video) 

Audio yang kalian dengar dalam klip adalah yang terbaik dari 3 take yang kita punya. Ada yang saya tidak mampu melanjutkan dan hanya menunduk sembari menenangkan diri di tengah lagu. Tho you can still hear the cracking voice , that was the best that i could do. Mohon maaf dan terima kasih banyak apresiasinya. Semoga pesan bisa tersampaikan dengan baik.

😭😭😭😭😭 Nangisss.. deep deep deep banget Ajiii 💕😭

"Kamu tuh disayangi banyak orang" "Aku ga percaya" I felt that

Maaf mas aji, aku datang kesini setiap pengen nangis tapi air mata ga keluar. Harus dipancing dulu dgn video ini dan baca komentar teman2 agar sedikit merasa lega.. Aku masih sama lemahnya seperti 2 tahun lalu

Aku yatim piatu. Dan hari ini tgl. 14 november 2019 tepat 11 tahun sudah almarhum buya (bapakku) meninggal. Perdana menyandang status yatim saat kelas 3 SMP, 2 minggu menjelang UN. Belum terasa kosong dan hampanya gimana2 karena masih punya Ummi saat itu. Tp, 03 Juli 2017 Ummi menyusul buya. Langit rasanya runtuh. Bahkan umurku belum genap 23 tahun waktu itu. Harus berusaha berdiri di kaki sendiri. Harus bisa memutuskan jalan hidupku seperti apa tanpa ada yang bantu menuntun lagi. Wahai raga & batin, terima kasih karena sudah sekuat & setegar ini menjadi yatim piatu selama 2 tahun terakhir. Menghadapi jahatnya dunia tanpa adanya perlindungan & penuntun dari kedua orang tua memang bukan hal yg mudah. Terkadang sangat sulit. Tapi yakinlah, Allah tidak akan memberikan predikat yatim-piatu secepat ini jika kamu tidak sanggup mengembannya. Allah tahu kamu kuat. Terima kasih banyak....

Turut bahagia diajak kolaborasi di video ini. Terima kasih buat Mas Kun yang udah bikin lagu ini. Terima kasih udah ngajakin kolaborasi. Terima kasih juga buat teman2 yang udah nonton. Terima kasih... Semoga lagu ini pun membuatmu tak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada dirimu sendiri.

Ada yang tidak menangis seperti saya ? Mungkin saya tidak pernah tahu bahkan belum pernah meraskan dan berada di posisi yang sangat terpuruk seperti kalian, tapi saya sangat berharap di saat saya berada di posisi seperti kalian, saya berharap bisa sekuat atau bahkan lebih kuat dari kalian, Terimakasih buat kalian

Untuk aku : Maaf sudah memaksamu untuk kuat, padahal untuk tetap berdiri saja kakimu sudah gemetar Maaf sudah terlalu keras, padahal aku satu satunya yang bisa terus merangkul mu Maaf yaa karena aku membawamu pada pilihan yang salah, mendorongmu ke kondisi sesulit ini

Teruntuk aku yang suka memendam, teruntuk aku yang menangis di dalam sepi, teruntuk aku yang tak bisa menggebu gebu, teruntuk aku yang selalu berusaha tersenyum. Terimakasih sudah kuat sampai saat ini! Terimakasih pilu membiru, akhirnya aku bisa meluapkan segalanya, dalam bentuk tangis. Terimakasih telah menjadi ekspresi jiwa bagi orang2 yang lebih memilih memendam dan sakit.🖤

Untuk manusia" yang berusaha tegar dan selalu mencoba kuat, yang selalu menjadi tempat curhat rekan"nya tetapi gk pernah curhatin diri sendiri, yang "anti cengeng cengeng" club gegara gengsi, yang "merasa" hidupnya baik-baik saja, yang merasa bisa handle semua masalahnya sendiri, yang lagi membakar tenaga dan mengumpulkan harta untuk kehidupan keluarganya jadi lebih baik, kalian semua boleh kok istirahat sejenak selama 3 x 8.27 Menit buat dengerin lagu ini sebanyak 3 kali dan nikmati luapannya, trust me, it works thank you Mas Kun

Rasanya ketika baca komen, saya bersyukur, saya tidak pantas untuk mengeluh. Masalah saya tidak ada apa-apanya dengan yang lain :)

Sabar mah, pak. Aku sedang berjuang memantaskan diri sebagai anak mu. Semoga aku diberi SEMPAT untuk mengatakan dan menunjukan semuanya mah, pak. Semangat buat kalian semua yang sedang berjuang!!

Jangan membanding bandingkan kesedihanmu dengan orang lain, semua orang punya masalahnya sendiri dan sedang berjuang mati matian untuk menyelesaikannya. Dekade ini akan berakhir sebentar lagi, mari kita sama sama saling menguatkan untuk menjadi versi lebih baik dari diri kita dan semoga bisa cepat menyelesaikan segala problem dihidup kita.

Dari: Aku Untuk: Aku Terimakasih,sudah berjuang dan bertahan hingga hari ini. Maaf,aku masih belum bisa berdamai dengan diri sendiri.

Ternyata sakit hati karena patah hati levelnya rendah disini. Masih banyak yang lebih tersiksa. UNTUK KALIAN SEMUA SEMANGAT YA, godbless.

Saat kamu ingin memeluk sesorang, bercerita, dan melepaskan semua beban. Tapi tidak ada siapa2 untuk bercerita. Dan aku balik lagi kesini untuk melepas semua rasa yang selalu ku pendam

Sering skip video ini karena gue sedang tidak ingin “disakiti” oleh lagu-lagu yang mengiring perasaan gue buat balik lagi ke momen itu. Tapi hari ini tanpa sengaja video ini terputar di RU-vid di TV rumah yang gue biarkan auto-play sambil menemani santai gue sendiri. Izinkan gue ikut bercerita: 2019 Gue “ditinggal” oleh pendamping yang sangat berharga selama pengalaman gue berpasangan. Wanita tersabar, wanita tercantik, wanita terbaik, dan dia juga wanita yang selalu bersyukur dengan apa adanya kita. Pendamping yang selalu ada mendengarkan gue bercerita sambil meneteskan air mata dengan rasa rindu kepada ayah saya yang pergi 2016 lalu. Banyak yang sudah kita lalui, dari sulitnya hidup, lingkungan yang terus memaksa kita dengan kemauan mereka, dan keadaan yang selalu kita tertawakan bersama sambil meneteskan air mata. Dari kondisi itu gue selalu pesimis untuk bisa membahagiakan dia, tapi dia selalu bilang, “Mas, tenang, semuanya bakal baik baik aja, aku terus temenin kamu kondisi apapun, aku bukan princess yang mau enaknya aja” Sambil melempar senyum cantiknya bagaikan seorang putri. Sabtu, 29 Juli 2019 Seperti biasa, kita bersiap untuk menghabiskan akhir pekan bersama. Gue datang ke rumahnya dan seketika gue dipeluk erat sambil dia berkata, “Ini nih nyaman aku”. Gue yang bersifat sedikit cuek cuma membalas senyum dan memeluknya lalu beranjak untuk keluar. Malam itu kita habiskan bersama, tidak ada yang janggal. Semua terlihat biasa saja. Dia tidak sakit. Kita ngobrol dan bercanda bersama keluarga dan teman-teman gue. Malam minggu sudah berakhir, kita memutuskan untuk pulang. Dia pun berkata, “Mas, besok aku mau tidur seharian, biar seninnya aku fit buat kerja”, gue hanya jawab, “Yaudah, besok aku ngga ganggu ya, kalau sudah bangun kabarin aku aja”. Mobil berjalan menyusuri jalan ke arah rumahnya, kita berdua bercanda dan menertawakan apa pun yang kita lewati hari ini. Tiba di depan rumahnya, kita masih bercanda di dalam mobil. Lama setelah itu dia berkata, “Kamu ngga usah turun ya, kasihan capek, sudah tengah malam”. Gue mengiyakan maunya. Seperti biasa, setiap kita berpisah selalu ada salam yang menjadi tanda perpisahan kita di hari itu. Tapi malam ini beda, yang biasanya kita berpisah setelah itu, kali ini dia tidak beranjak. Dia melihat gue dan berkata, “Aku bakal kangen”. Gue yang bersifat sanguinis selalu membalas dengan candaan dan menjawab, “Emang kamu mau ke mana? Luar kota? Hahaha”. Dia menjawab, “Mas, jangan digituin, aku beneran bakal kangen”. Gue yang berfikir kita akan kembali sibuk di hari kerja dan sulit bertemu menjawab, “Yaudah, jam makan siang kita curi waktu makan bareng ya nanti”. Dia hanya tersenyum. Lama kami di dalam mobil dan dia belum juga masuk ke dalam rumahnya. Di akhir obrolan kita, dia meminta satu hal, “Mas, aku ingin dicium jidatnya”. Gue yang sudah terbiasa dengan salam perpisahan menjawab, “Kan udah tadi”. Dia membantah, “Beda, aku mau yang lama”. Akhirnya gue peluk dia dan mencium dahinya dengan waktu yang lama. Selesai lama menciumnya gue bilang, “Ini buat seminggu”. Dia tersenyum dan berkata, “Makasih ya mas”. Kita berpisah malam itu, dia masuk ke dalam pagarnya, gue pun melajukan mobil gue. 30 Juli 2019 Sesuai pesannya, dia ingin tidur seharian hari ini, gue tidak menghubungi dia sejak gue bangun tidur. Hingga sore hari sekitar pukul 18.00 akhirnya gue chat dia, “Bangun, udah maghrib”. Tidak ada jawaban. Setengah jam dari itu, kakaknya menelpon gue. Dia sudah pergi. Gue cuma bisa diam. Belum ada 24 jam kita tertawa bersama. Dia hanya sedang tidur. Tidur untuk selamanya. Tanpa sakit, tanpa aba aba. Maaf gue tidak mau menceritakan terlalu detail untuk kejadian selanjutnya, gue sedang tidak mau masuk ke memori itu dulu. Beberapa bulan sebelum itu dia pernah berkata, “Mas, kalau aku pergi duluan, aku mau mas yang urus dan gendong aku ya”. Gue yang berfikir kejadian itu saat tua nanti hanya menjawab, “Aku lah yang pergi duluan, aku gamau sedih liat kamu pergi”. Tapi hari itu, Tuhan memberikan gue kesempatan untuk menghantar dia ke tempat tidur terakhirnya, menggendong dia ke dalam, mengadzankan, dan melihat wajah cantiknya di hari terakhir itu. Dia tetap cantik seperti kemarin. Terakhir yang gue katakan sebelum pergi dari makam itu adalah, “Kemarin kalau aku kangen sama papa, kamu yang nemenin aku cerita sambil nangis. Sekarang siapa yang temenin aku kalau aku kangen sama kamu?” Maaf kalau aku kurang hebat sebagai laki-laki, maaf kalau waktu aku untuk menjaga kamu tidak lama. Sekarang giliran Tuhan yang menjaga kamu. Sampai bertemu di sana, sayang.

2019? 12 januari 2019, Abi (ayah) meninggalkan aku, Ummi, adik perempuan, dan 2 adik laki-laki yang belum remaja. 6 hari sebelumnya ia jatuh, muntah hebat. 7 januari 2019, pagi itu, pukul enam, matahari baru saja ingin tegak berdiri, aku pamit kerja yang jaraknya 60km dari rumah. Tak seperti biasanya, setelah aku mencium tangannya, kepalaku dibelai dengan kedua tangannya, lalu ia senyum, dan berucap beberapa kata. Aku tak mendengarnya, karena saat itu earphone sudah kupasang ditelinga. Aku sangat menyesali itu. Sungguh. Karena itu kata-kata terakhirnya, sebelum koma selama 6 hari dan berpulang. Lalu aku pergi, siangnya adik perempuanku menelfon, "Bang.. Abi jatuh, sekarang lagi di ICU." Aku terdiam, tak biasanya. Aku langsung pulang. Setibanya di RS, aku melihat Abi tubuhnya sudah dipasangi berbagai alat, sampai selang yang dimasukkan ke dalam mulutnya hingga ke lambung. Pembuluh darahnya pecah. Di otak. Darahnya menggumpal satu sendok di tengah-tengah. Jika pun dioperasi, resiko kematiannya sangat tinggi. Maka dokter menyarankan untuk diobservasi, katanya, jika mampu bertahan selama satu minggu, kemungkinan besar ia selamat. Tapi Tuhan berkata lain, hari ke-6, kondisinya menurun. Ia berpulang tanpa adik perempuanku yang sedang dalam perjalanan menuju RS. Ia berpulang dipangkuan Ummi. Ia berpulang dipelukan kedua adik laki-lakiku. Ia berpulang pada saat aku mencium kedua kakinya. Aku yang lebih dulu tau ia akan pergi, sebab kakinya sudah dingin sebelum dokter menyatakan ia sudah tiada. Aku rapuh. Pecah. Rubuh. Ibuku pingsan. Adikku menangis sejadi-jadinya. 5 menit kemudian adik perempuanku tiba, tapi Abi sudah tiada. Kini aku yang menjadi Imam bagi adik-adikku. Doakan aku, Bi. Agar tetap kuat menjaga keluarga ini, membahagiakan keluarga ini. Salam rindu, sebentar lagi 1 tahun kepergianmu.

2019- mulai muak dengan kawan Mulai mengerti mana bersih mana kotoran Menyeleksi hingga butir terkecil Menjauh dari orang yg berpura peduli

Mas aji, aku balik lagi kesini, berkali-kali bahkan! Saat ini keadaanku tak cukup sulit, tapi isi kepalaku sungguh amat berisik, seolah berbisik bahwa kegagalan adalah teman setiaku, bahwa prosesku cukup lambat dibanding orang, kepalaku terus memaksa agar aku ikut berlomba di jalur pintas kehidupan orang lain. Mas aji, aku yakin! Video yang kamu buat ini teman paling setia dalam semua bentuk sedihku, Mas aji amat hebat melahirkan karya seluar biasa ini, aku juga berharap lahirku di dunia inipun adalah sebuah rasa bangga yang tak amat henti. Ini sudah malam, semoga kali ini istirahat ku amat tenang. 28 Juli 2022

Halo, Mas Kun. Saya ikutan nangis sesenggukan nonton ini. Emosi saya luruh, saya yang selalu merasa tidak pantas untuk siapapun. Tidak cukup baik untuk siapapun. Saya takut. Ketakutan-ketakutan saya bergumul jadi satu. edit: hei, nggak nyangka bisa dapet like sebanyak ini. saya cuma mau bilang, teruntuk kita yang diam-diam hidup dalam ketakutan-ketakutan yang acapkali kita ciptakan sendiri. untuk perasaan yang tak pernah berhasil diungkapkan, terima kasih, setidaknya telah diluapkan. seperti kata Mas Kun, mari saling menguatkan. pelan-pelan, bersama-sama.

2019 Ketika tatapan orang tua kosong karena ekonomi, dan kita ga bisa apa apa karena tuntutan kebutuhan juga. Kita sama.

2019 Malu sama diri sendiri. Malu sama Allah SWT Malu sama Allah SWT Malu sama Allah SWT.

Untuk siapapun yang datang kesini,semoga lekas pulih dari lara dan kecewa. Semoga lekas bahagia dan membahagiakan. Tetap kuat,tetap tangguh. Kamu istimewa!! ❤️❤️

2019 Hatiku hancur, melihat ayahku yg diam2 punya istri lagi tanpa sepengetahuan ibu selama 4 tahun. Aku gabisa bayangin rasanya jadi ibu saat ibu tau ayah telah beristri lagi. Sangat kecewa, bahkan hampir membenci ayah. Yg selama ini aku bangga2kan, ternyata menghianati ibu. Tapi saya salut sama ibu, masih bisa sabar, tabah, menerima semuanya. Aku tau dibalik kesabaran ini, ibu pasti tersayat2 hatinya. Dan saat ini ibu sedang sakit, di diagnosa penyakit jantung oleh dokter, dan kondisinya sangat lemah selepas mendengar berita itu. Dan saat ini saya merantau, tidak bisa setiap saat nemenin ibu. Mohon doanya ya temen2 semua. Semoga ibu saya lekas sembuh. Aamiin.. 🙏 Edited : Ibu saya sudah berpulang ke rahmatullah. Bulan Januari 2020

2019 Km terlalu kuat , sampai TUHAN memilih mu lagi untuk merasakan sakit dan kecewa yg amat dalam ..

2019? Masih banyak mengeluh, masih membenci diri sendiri, kadang masih menyalahkan keadaan, masih enggan, masih menata, masih bingung, masih menentukan. Semoga taun berikutnya banyak perubahan baik, untuk ku, dan kamu!

Kesini tiap kali capek , sesak , sumpek, biar nangis biar plong, terimakasih banyak mas aji, udah bikin ini❤

Hai, untuk kalian yang membaca tulisan ini. Menangislah jika itu membuat lega kalian kuat, kalian hebat sudah bisa bertahan selama ini. Setelah menangis lega kalian harus kembali berbahagia lagi, We're deserve to be happy, right? ❤

Tahun 2019 Teman2 menghilang dengan kisah cintanya Sahabat yang pergi memiliki kisah baru dgn org lain Ternyata bukan sekedar teman dan sahabat yg hilang, tapi aku yg egois karna memilih untuk banyak menyendiri. Terlalu pusing bagiku untuk masuk kedalam masalah org lain, Hanya diriku dan aku masuk kedalam ruang perasaan dan membaca semua kenangan tentang sebuah kedekatan.

2019 tahun yang berat 2019 tahun yang tidak menentu 2019 tahun yang membingungkan

Sorry to say. Gala bunga matahari cant topped this masterpiece

Benar kata sebagian besar orang yang comment di sini, tahun 2019 merupakan tahun yang berat dan banyak cobaan. Tetap semangat! Life must go on, kamu berhasil sampai ke titik ini berarti kamu adalah orang-orang yang sangat hebat. Cheer up!

Nangis bacain komen. Sekuat itu orang-orang yang pernah dan sudah di tinggal oleh orang disayangi nya. Kalian hebat ❤❤

2020, Januari. Mah, terimakasih telah melahirkan aku. Aku yang masih berjalan sendiri merespon bentuk bahagia. Aku yang kini fasih memikul rasa sedih dan kecewa. Aku yang terus menyamankan diri dari cara takdir membagikan ilmu ikhlasnya. -- Najwa Shihab -

Gw nangis denger ini.... Gw udah lakuin percobaan bunuh diri.. 5 tusukan di perut 1 di leher...Tp Tuhan masih sayang... Dan gw di kasih kesempatan hidup sekali lg... I'm so sorry mom, dad ,for every mistake that i make...

Indonesia butuh trending yang bermanfaat dan menyadarkan semua orang #ONTRENDING1

"Mah, terimakasih telah melahirkan aku, aku yang masih berjalan sendiri merespon bentuk bahagia, aku yang kini fasih memikul rasa sedih dan kecewa, aku yang terus menyamankan diri dari cara takdir membagikan ilmu ikhlasnya" - Najwa Shihab 😭😭😭😭😭😭

Untuk kalian yang diposisi ini , aku sangat takjub dengan ketegaran kalian . Kalian berusaha menutupi semua masalah kalian dengan senyuman kalian , kalian sudah berusaha mendengarkan keluh kesah teman teman kalian dengan baik , walau ku tau kalian juga manusia yang rapuh. Jadi lah manusia yang seperti ini trus dan selamanya , kan pada suatu saat kalian akan bertemu dengan orang yang tepat dan bisa membantu kalian dari sema masalah kalian . Aku tau betapa rapuhnya jiwa kalian , dan sadar bahwa kalian juga manusia yang ingin dimanusiakan oleh manusia. Tapi... apa boleh buat . Tuhan sudah membuat rencana sedemikian rupa , bahwa kalian lah orang yang dipilih sebagai manusia yang Tegar . Sadarilah kawan , kalian tidak sendiri , kalian tidak berduka sendiri , kalian tidak menangis sendiri .. Ingat pada saatnya kalian akan menerima apa yang harus kalian terima :)

i dedicate this song to the most beautiful and hardworking soul, myself. especially, to my old self who always thought that she's a failure, who always thought that she doesn't deserve any happiness and good thing in her life because everyone hurts her in the past and no one seems to understand her. my dear, you're so beautiful. masih banyak yang belum sempat aku sampaikan padamu, there are lot of words that i should've said to you at that time. your beautiful eyes, the dreamiest eyes ever-it hurts me whenever i see tears falling from those pretty eyes. i'll never forget how strong you are at that time, surviving alone while there are tons of problem who keep coming and coming at that time. thank you for being so strong until now, i love you.

Filosofi lagu ini adalah : hargai seseorang yang kita cintai selagi ada, ceritakan terus apa yang kita harus ceritakan jangan ngumpet dikamar main HP theroooozzz :") TERKHUSUS UNTUK KALIAN YANG IBU NYA MASIH HIDUP. hargai ajak bicara, interaksi, bercanda apapun itu. Percayalah interaksi langsung lebih berarti apalagi dengan orang yang sangat cintai seperti ibu, dari pada kalian main sosial media dan ngumpet terus dikasur.

Untuk aku : Terimakasih bisa bertahan sejauh ini. Mungkin jika dibandingkan dengan orng lain masalahku tidak ada apa-apanya tapi hal ini bisa membuat aku tidak mempercayai adanya teman. Seseoarang tidak akan puas terhadap kebaikan yg dilakukan kita. Dia akan terus menuntut setiap hal, tanpa disadari bahwa memenuhi ekspektasi orang lain adalah kejahatan pada diri sendiri. Berusaha untuk mencintai diri sendiri. Karna selain diri sendiri siapa lagi yg akan membahagiakan. Terlalu egois rasanya jika memberikan tanggungan pada orang lain untuk membuat kita bahagia. Teman terbaik adalah diri sendiri. Sebuah titipan. Sumedang, 14 Nov 2019

Benar atau salah. 2019 adalah tahun yang berat. Tak terasa kita sudah hampir melewati 11/12 bulannya. Semoga 2020 mampu menguatkan kita semua.

Selama 20 tahun ini, aku hidup dalam kepalsuan. Tidak pernah menemukan tempatku untuk pulang, bahkan rumah sendiri yg harusnya jadi tempat paling aman dan nyaman tidak pernah aku dapatkan. 20 tahun, aku tertatih-tatih, seringkali dibuat menangis oleh orang-orang tidak tahu diri, lalu setelahnya jadi begitu akrab dengan kehilangan, sampai akhirnya mulai belajar mengandalkan dan terbiasa memikul beban dan luka ke diri sendiri, tapi hari ini aku datang kesini. Lagu ini sudah setahun lewat aku dengarkan, tapi saat kembali kesini rasanya tetap seperti pertama kali ku dengarkan. Terimakasih, pilu membiru akhirnya aku punya tempat tiap kali merasa lelah dan sedih.

2019 tahun terberat yg pernah gua rasakan... Di umur gua yang baru menginjak 17 tahun, gua harus merasakan rasa kecewa yang amat sangat sama laki laki yang membuat gua terlahir di dunia ini. Papa gua ketahuan selingkuh sama perempuan lain dan menikah sirih secara diam diam, gua sama mama baru tahu di pertengahan 2019 ini, tapi jauh sebelum kami tahu, keluarga dan temen temen bokap udah pada tahu dan mereka nggak mau bilang ke kita karna takut kita kepikiran, ditambah mama punya penyakit darah tinggi yang bikin dia nggak boleh mikir yang berlebihan. Tapi sepintar pintar nya nyimpan bangkai, pasti bakal kecium juga, akhirnya kami berdua tau kalo papa selingkuh dari temen nya papa sekaligus tetangga selingkuhan papa yang udah nggak tahan buat nutup nutupin kebusukan mereka berdua dari kami. Dan ternyata mereka udah menjalin hubungan dari akhir tahun 2018 lalu. Gua sama mama sebenarnya udah curiga karna papa ngga pernah betah di rumah dan selalu pergi entah kemana selama berhari hari dengan alasan pergi ke rumah saudara, dia juga selalu marah dan kalau pun lagi di rumah selalu menghindari untuk tidak bertemu kami. Yaa akhirnya Allah menunjukan kepada kami apa yang papa lakukan di belakang kami melalui perantara orang lain. Sekarang papa sama mama belum bercerai karna papa nggak mau menceraikan mama, hubungan mereka sekarang sudah sedikit membaik, walaupun masih ada jarak diantara mereka. Perempuan itu memaksa papa buat segera menceraikan mama dan menikahinya secara resmi. Dia juga melarang papa untuk ketemu kami berdua sampai papa harus berbohong kalau sedang dinas luar kota hanya untuk "menginap" di rumah kami, yaaa walaupun itu juga rumah dia sendiri. Sekarang gua sama mama cuma bisa bersabar dan menunggu waktu sampai gua tamat sekolah dan jika belum ada kejelasan dari papa tentang hubungannya dengan mama, kami berencana untuk pindah ke luar kota dan meninggalkan kota kelahiran gua beserta kenangan pahitnya. Mohon doa nya agar masalah ini cepat selesai dan gua sama mama bisa hidup bahagia walaupun tanpa papa nantinya 😔😔

Aku Wulan Di sekolah aku selalu sendiri🙂 Jalan² aku selalu sendiri Di rumah orang tua gak ada yg mau di aja curhat:) Semua serba sendiri,sekali nya punya temen cuma sebentar,aku ga ngerti apa yg salah dari aku,yg jelas aku selalu baik sama mereka tapi mereka selalu hilang pas aku butuh,aku ngerasa aku selalu sendiri,dan sendiri itu udah biasa 😊 Untuk diriku sendiri terimakasih sudah tegar.

Menangis adalah sistem pertahanan tubuh dari stress Maka menangislah sekencang kencangnya Jangan malu atau kau malah akan terus terbelenggu

5 tahun lalu aku dengerin ketika dwon, sekarang aku down dan dengerin lagi lagu ini Pilu membiru MAS KUNTO AJI, KENAPA MENJADI MANUSIA 30th SANGAT BERAT, AKU SENDIRI DAN KESEPIAN 😭

Untuk jiwa-jiwa yang patah, kalian tidak sendiri, mari bersama-sama kita rangkul rasa sakit ini dan melanjutkan hidup. Jangan khawatir, bukan kamu satu-satunya di dunia yg merasakan perih ini. -Aceh, 15 november 2019

Baca kolom komentar ini semuanya tetang kepahitan di 2019 ... kukira hanya aku yg rasa tahun ini terasa cukup berat dari sgla aspek .. untuk yang baca ini aku cuma pengen bilang "terima kasih sudah menjadi kuat"

2019 adalah masa terberatku. aku tidak kuliah karena menjaga mama yang sakit dan bolak balik rumah sakit karena stroke. aku dijauhi teman-temanku yang berkuliah, padahal kami deket banget pas SMA. aku stress banget, karena gaada temen untuk cerita. aku setiap hari urus mama nyuapin, mandiin, ganti popok dll tapi aku bangga akan itu. setelah 2 tahun mama sakit, mama di panggil Tuhan. aku makin gapunya siapa-siapa. teman terdekatku ngejauhin aku, orang yang paling aku sayangi juga meninggalkanku. setelah kepergian mama, aku makin sendiri. aku kaya kehilangan diriku, aku bahkan gamau kenal orang lain. aku bener-bener menutup diri. bahkan, aku kepikiran untuk menyusul mama. di lirik "masih banyak yang belum sempat aku sampaikan padamu" adalah part yang paling aku suka. aku adalah anak yang gabisa berkata-kata manis di depan orang tua. masih banyak yang ingin aku sampaikan ke mama, aku sayang mama, aku bahagia udah urus mama dari awal sakit sampai akhir hidup mama tapi itu semua gaada apa-apanya dibanding mama yang udah rawat aku sejak di dalam kandungan:')

dari dulu g tau knp pasti larinya kesini, tiap ada masalah always dengerin lagunya mas kun, kek rasanya tu mengurangi beban pikiran. semangat buat kalian yang lagi mencari ketenangan... edit: sudah puluhan kali memutar lagu ini, tetapi dngan rasa yang sama, berulang kali mendengar lagu ini tetap saja menangis tiap lantunan kata yang terdengar,, gapapa kita sedang didewasakan keadaan. cape, lara itu hal yang wajar, tetap berjalan apapun keadaanya, kita pasti bisa lewatin semua ini berjalan sampai kita ada di puncak ketenangan. saya ingin melihat diri saya di masa depan datang dengan versi terbaikknya

2019 titik terendah dalam mejalani kehidupan

Gue gak tau mau ngomong apa lagi. GUE KANGEN SAMA DIRI SENDIRI DAN ORANG TUA GUE :(

13November2019 Malam ini, malam ini semuanya terasa hancur aku yang sudah berusaha membangun sebuah hubungan yang tidak hanya sekadar status tapi juga soal rasa sayang, cinta, dan kenyamanan hancur sekita. Aku yang berusaha menyambung setiap tali yang entah kenapa terkadang hampir putus karenamu. Aku yang selalu menutup setiap luka yang selalu tersayat karenamu. Aku yang setiap badai selalu mencoba berdiri tegak melawan, walau sudah diterpa berkali-kali. Malam ini, malam ini kedua kalinya Tuhan menunjukkan bahwa kamu tidak bisa lagi menyambung tali, menutup luka, ataupun melawan badai itu. Kamu tunjukan bagaimana hebatnya kamu bekerja dibelakangku, tapi bukan denganku dan juga bukan untuk aku. Malam ini, malam ini aku tersadar bahwa semua yang kamu katakan selama ini hanyalah senandung yang berupa kata yang ntah kenapa aku bisa terlena dan percaya lalu menjadi hal yang paling menyakitkan bagiku. Malam ini, malam ini semuanya berakhir kini saatnya aku menyerah bukan karena tak ada lagi kata cinta di hati tapi karena lelah yang tidak berkesudahan sebab selalu kau lukai, kau duakan, dan kau jatuhkan terlalu jauh. Aku mencoba berdamai dengan diri sendiri, atas apa yang terjadi. Terima kasih atas lagu yang mampu menyadarkan bahwa hidup ini masih memuat perjalanan panjang.

Terimakasih untuk diriku , bahu ku , kaki ku, jiwa raga dan otak ku. Trimakasih sudah sangat sekuat ini dan tetap bertahan sampai detik ini.. Terimakasih juga untuk anak2 ku , karna senyum kalian ibu tetap berusahaa menjaga mental ibu secara habis2an.. Ibu harap semoga kelak kalian paham , kenapa sebab ibu mengambil tegas keputusan ini , karna ibu tdk ingin membahayakan nyawa kalian nak , ibu hanya ingin masa depan kalian lebih baik😢

2019 ? Menjadi takut di tinggal ayah dan ibu di saat belum mampu membahagiakan 😭😭

“ maaf ya raga masih di paksa semangat yang sebenar nya butuh rehat “ -nunung nr /14.11.19

terkadang aku benci diriku sendiri, karena terlalu cengeng menghadapi hidup benci perasaan ini, karena terlalu rapuh, mudah sedih dan gampang banget disakitin benci otak ini, karena terlalu sering memikirkan hal yang tak pantas untuk dipikirkan

2024 Hei kamu terimakasih udah bertahan sejauh ini kamu pantas didengar bukan hanya jadi pendengar kamu berhak bahagia bukan hanya membahagiakan peluk untuk diri sendiri

Sejak 2010 - sekarang saya memiliki tumor payudara, total sudah 8x operasi sampai tahun ini (+ usus buntu & hernia). 2016 my mom pergi selamanya. 2017 saya botak, teman2 mulai menghindar, sahabat pulang ke kampung halamannya secara tiba-tiba. Dunia mulai semakin tak adil. 2018 di diagnosa terkena penyakit tulang yang langka. Sampai saat ini masih menjalani pengobatan. Agustus 2019 my dad menikah dengan seseorang yang dia cintai 🖤 Sept 2019 ditinggal pacar yang sudah hampir 5 tahun bersama. Ya.. Masih banyak lagi... Yang datang akan pergi. Yang ada akan berlalu. Dan pada akhirnya, akan berdiri dikaki sendiri. Sendiri, hening. Tapi akan berisik lagi. Gatau kapan. #semangatindirisendiri ❤️

Happy Fathers Day to my Mom.

Gw mungkin gak punya kisah sedih yg sesedih top komen yg ada disini... Gw cuma pekerja biasa yg capek abis pulang kerja trus dengerin ini dan entah mengapa gua nangis... 🖤

maaf mas kun, aku kesini ketika sedang tidak baik baik saja. dan terimakasih, ketika aku mendengarkan lagu ini, aku merasa lebih lega karena bisa meneteskan air mata

2019 Saya kira tahun ini adalah titik terberat saya, ternyata saya tidak sendiri:) Semangat teman teman,kita kuat. Kita bisa. Kita mampu.

2019?? I really rare share personal information to the internet. Ketika itu msih sma. ayah nikah siri dengan perempuan lain tanpa pengetahuan mama dan baru aku yg tahu di keluarga. Dengan keadaan merantau, aku binggung mau cerita ke siapa, ga tau harus kasih tau mama dan kakak lainnya. Setelahnya ayah kasih tau ke mama, mama shock sangat shock. Mama ngomongnya ngawur, pengen bunuh diri dan lain2. Aku belum bisa nanggapinnya dengan baik, kakak2 lain langsung marah kenapa ga kasih tau, cara nanggapin mama ga kek gitu. I fell so guilty and stupid . Last year my mom is gone, kena serangan jantung. Aku yang msih sekolah merantau langsung oulang meninggalkan ujian. Aku ga tahu mama pas menghadap ke tuhan keadaan senang atw tidak. Semenjak itu ayah tidak ada kabarnya dengan istri kedua, kita semua sangat kecewa pada ayah tpi kita beri kesempatan ayah yg ingin berubah. . Yang paling terpukul adalah adikku perempuan umur 12 tahun, dia paling dekat dengan mama. Ikut semua proses pertengkaran ayah dan mama, dan langsung menyaksikan kehilangan mama di pangkuannya. skrang adik perempuan msih belum pulih, msih keingat mama dan sering nangis, sekolahnya putus 2 tahun karena sering sakit dan emosinya blum bisa terkontrol. Tujuannya saya skrang hanya membahagiakan dia, bisa lanjut sekolah dan senyum lagi. Minta doanya, keep strong everybody

“Mah, terima kasih telah melahirkan aku. Aku yg masih berjalan sendiri merespon bentuk bahagia, aku yg kini fasih memikul rasa sedih dan kecewa, aku yang terus menyamankan diri dari cara takdir membagikan ilmu ikhlasnya” Mba Nana, Mas Kun, terima kasih :”)))

Aku balik kesini lagi. Menjelang menikah, tanpa punya apa-apa. Aku menangis. Berharap ada keajaiban yang tiba-tiba dikasih Tuhan.

Surat untuk Ibu Bu, entah mengapa aku menuliskan ini. Aku tahu ibu mungkin tak akan pernah membacanya. Kalaupun ibu membacanya, aku tak yakin ibu akan bisa memahaminya. Entahlah, aku ingin saja. Ada desakan dari dalam. Keinginan, itu saja. Bukankah sesuatu kita lakukan tak perlu selalu ada penjelasannya. Iya kan Bu? Bu, saat ini aku terpuruk. Aku merasa bersalah sekali, berdosa. Merasa bukanlah apa-apa, atau siapa-siapa. Aku remuk Bu. Dan entahlah, mengapa di saat seperti itu aku akan selalu ingat kau Bu. Aku rindu kau. Selalu saja, selalu begitu. Selalu jika aku ingat kau, aku tak kuasa untuk tidak menangis Bu. Sampai saat ini aku belum bisa memberi sesuatu untuk Ibu saat ini semoga kau sedang melihatku tetapi maaf aku belum bisa membuatmu tersenyum melihatku dari sana, aku belum bisa menjadi sesuatu (meski kau tak pernah minta sesuatu dariku bu). Bu, waktu semakin berjalan ya. Entah sudah berapa umur Ibu. Kau dulu cuma bilang kalau kau lahir di tahun 1965, itupun kau ragu. Itu berarti 52 tahun yang lalu . Ah Ibu semakin menua jika ibu masih disini besamaku, tapi Ibu tak pernah mau berhenti menjadi Ibu. Menjadi Ibu adalah karunia terbesar yang diberikan Allah , mungkin itu pikiranmu bu. Kami kini semua beranjak dewasa bu. Dan anak ketigamu, aku, telah menginjak semester empat perkuliahannya. Do’akan ya bu, do’akan aku bisa mendapatkan nilai yang membuatmu bangga hingga semester terakhir anakmumu ini. Do’akan semoga dengan itu anakmu ini bisa lebih bermanfaat. Bu, aku ingin membahagiakanmu. Aku ingin kau tersenyum di atas sana melihatku di hari wisudaku, menatap bangga anakmu memakai toga kebesaran. Dan sebenarnya aku berharap ibu bisa hadir langsung lalu Ibu menciumku, menggumamakan sesuatu, yang pasti do’a ,yang kutahu tak pernah lupa untuk Ibu panjatkan. Bu, aku tak ingin menangis. Tapi entah mengapa aku menangis menuliskan ini. Apakah karena aku belum bisa memberi yang terbaik buat Ibu hingga hari terakhir ibu ada didunia bersamaku. Bu, aku cinta Ibu, aku cinta Ibu karena Allah. Tahukah Ibu, itu kalimat siapa? Itu adalah kalimat Delisa yang ia ucapakan pada ummi dan abinya. Ah, Ibu tak akan tahu siapa delisa itu. Dia anak-anak yang masin berusia 6 tahun bu. Ia hanyalah tokoh rekaan dalam sebuah novel (Ibu tahu novel tidak?). Tapi mengapa ia terasa begitu nyata bagiku, ia terasa hidup, ia seolah anakku, seolah adikku, dan seolah diriku sendiri. Saat itu bu, aku tak kuasa untuk tak menangis saat membacanya. Aku ingat Ibu, betapa dulu aku tak terpikirkan mengucapkan kalimat seindah itu pada Ibu. Saat aku seusia Delisa. Bu, bagaimana kabar Ibu sekarang apakah ibu disana sekarang lebih bahagia, di saat aku jauh dari Ibu, aku justru selalu ingat Ibu. Mungkin ini semua wajar, tapi tidak bagiku, ah akan sangat sulit menjelaskannya bu. Bu, kadang aku rindu masa kecilku. Aku rindu saat Ibu mengangkatku tinggi tiap kali Ibu selesai memandikanku. Aku rindu saat Ibu mengajakku bepergian, di angkutan umum, Ibu aku rindu ibu mengantarkanku Dan menjemputku sekolah setiap hari menggunakan sepeda tua sepanjang perjalanan ibu memberikakanku pertanyaan tentang pelajaran di sekolah agar aku tidak lupa, mengajarkanku perkalian. Ya memang ibu selalu menuntuku untuk bisa menjadi yang terbaik aku tahu sekarang, ibu hanya ingin aku hidup lebih baik Dan membahagiakannya kelak. Sayangnya saat ibu masih disini aku belum pernah bisa memberikan hadiah nilai terbaik bu, nilai terbaiku ya sangat kuharapkan bisa membuat ibu bangga padaku justru kuperoleh saat ibu baru saja tiada rasanya nilai itu tiddak berarti lagi bagiku ibu karena aku berusaha mendapatkannya untukmu agar ibu bisa naik panggung bersamaku. Tapi Ibu sudah tiada walaupun mungkin ibu masih melihatku di atas sana. Ibu selalu menjadi sosok yang tegas, tegar Dan kuat di depanku, agar akupun bisa seperti itu Bu, menjadi dewasa adalah menjadi seseorang yang harus berani bertanggung jawab. Dulu sewaktu kecil aku selalu meminta pembenaran dari Ibu tiap kali melakukan sesuatu yang tidak biasa. Ah masih ingatkah Ibu, dulu tiap kali aku ingin membatalkan puasa (setelah bandel di siang bolong Ramadhan bermain dan berlarian bersama teman-teman yang membuatku kehausan) aku selalu meminta pertimbangan Ibu. Lama waktu itu aku merajuk, sampai akhirnya Ibu luluh dan berkata: ya sudahlah. Aku tak pernah berani untuk sembunyi-sembunyi membatalkan puasaku, karena Ibu tak pernah mengajarkan seperti itu . Dan sekarang bu, aku harus memutuskan sendiri tindakanku. Lalu akupun harus mempertanggungjawabkan sendiri tindakanku itu. Sekarang aku harus bisa menjaga diriku sendiri bu. Berat, berat sekali bu. Aku harus bisa menopang kedua kakiku agar tidak tergelincir, menjaga mulutku agar tidak kebablasan. Menjaga semuanya bu. Aku membayangkan begitu beratnya Ibu harus menjaga keempat anak Ibu. Bu, kemarin saat aku masih bersamamu, Ibu mengeluhkan tubuh Ibu yang sakit. Sekujur tubuh (entah bagian mana saja, aku lupa). Ibu bilang bahwa Ibu sudah keliling ke berbagai dokter tapi belum juga ada hasilnya (sekarang sudah baikan tidak Bu di tempat yang abadi di sana ibu sudah tidak merasakan sakit kan?).ibu tidak pernah bilang kalau sebenarnya ibu sakit kanker. Saat itu aku terdiam Bu, aku tak punya jawaban untuk itu, aku hanya menduga-duga apa penyebabnya itu. Ah andaikan aku dokter Bu, mungkin aku bisa menjadi lebih bermanfaat bagi Ibu kala itu, tapi aku hanyalah seorang siswi smk jurusan bangunan , yang hanya berurusan dengan material bangunan. Tak begitu tahu masalah sakit seperti itu. Tapi Ibu tak pernah sedih kan. Ibu menerima semua penyakit yang diberikan Allah itu dengan (ah sekali lagi) senyuman. Bahwa itu ujian Allah. Ibu tak pernah menyerah, itu bukanlah sebuah alasan untuk Ibu menghentikan aktifitas Ibu (walaupun Ibu semakin kesulitan beraktivitas apalagi semakin lemah). Tak ada yang bisa menghentikan Ibu. Ah kemarin aku pun tak bisa menghentikan Ibu yang sampai terhuyung-huyung merias pengantin jauh berangkat pagi-pagi sekali menggunakan motor sendiri. Kenapa? Karena kau tahu uang dari itulah yang biasa untuk tambahan uang sakuku ke sekolah dan untuk keperluan sekolah. Bu, aku trenyuh memandangnya kala itu, memandang langkahmu yang tidak lagi tegap karena lebih banyak menahan rasa sakit. Aku takut Bu, aku takut saat itu tak dapat kutemui. Aku takut aku belum sempat membahagiakan Ibu. Aku takut Ibu tak sempat menikmati buah dari perjuangan Ibu itu. Aku tahu bu, ketakutanku tak beralasan sekali. Karena mungkin aku bisa saja mendahului Ibu, tapi ah tetap saja Bu, ketakutan itu, ketakutan melihat kerut diwajah Ibu yang kian rata, ketakutan melihat gigi Ibu yang semakin banyak yang tanggal, dan kemarin, ketakutan melihat langkah Ibu yang semakin terhuyung-huyung digerogoti kanker. Ah aku takut Bu. Bahkan semakin takut tiap kali aku mengingat dulu tiap kali Ibu mengeluhkan tubuh Ibu yang sering sakit dan meminta diolesi balsem sambil dipijiti, aku melakukannya dengan malas-malasan sambil bilang : dibuat tidur juga sembuh (yang langsung kau balas: mana mungkin bisa tidur Nak kalau sakit begini). Padahal Bu, padahal kau dulu selalu ikhlas tiap kali mengurut kakiku yang keseleo setelah main sepak bola di lapangan. Ternyata semua ketakutanku saat itu sekarang menjadi kenyataan sebenernya aku masih ingin bersamamu ibu memperbaiki sikapku kepadamu jika aku tau secepat itu kau meninggalkanku ibu Bu, apa yang Ibu lakukan sekarang? Sudahkah Ibu istirahat, sudahkah Ibu sejenak mengistirahatkan tubuh Ibu? Ah kau memang tak pernah istirahat Bu. Tiap kali kau merebahkan badan, ada saja yang menganggumu (termasuk aku), menanyakan hal-hal kecil, mengadu hal-hal kecil, meminta pertimbangan-pertimbangan. Kau memang muara segala hal Bu. Semuanya akan menjadi ringan bila dilaporkan padamu. Kau selalu menenangkan . Entahlah, mungkin itu senjata yang diberikan Allah pada semua Ibu di muka bumi. Kau tak perlu banyak berkata-kata, kau cukup memandang, dengan wajah teduhmu, dan subhanallah, semuanya terasa ringan kembali. Semuanya seolah bukanlah beban. Semua itu Bu, semuanya, membuat aku bertambah sayang pada Ibu.Aku mencintaimu Bu, walau itu tak pernah terucap. Sama halnya kau tak pernah mengucap kata cinta pada anak-anakmu , tapi aku tahu kau mencintai kami Bu. Kecintaanmu bahkan tak terwakili oleh kata cinta itu sendiri. Akhirnya hanya itu yang mungkin bisa kuberikan Bu. Semuanya menguap. Aku tergugu. Aku tak bisa berkata-kata lagi. Terlalu banyak kasih sayangmu yang coba aku ceritakan. Terlalu beragam senyummu yang coba aku terjemahkan. Semuanya terlalu sesak. Tak akan muat dalam lembaran kertas. Maafkan anakmu ini Bu, karena bahkan sampai saat terakhitmu di sini masih sering merepotkanmu. Dan jika waktu bisa berputar ke belakang, sungguh Bu, aku ingin kembali terlahir dari rahimmu.

2019 adalah tahun yang Allah pilih untuk ujian hidupku, yang mana menurutku hal itu benar-benar berat. Aku yang selalu tertawa selama 19 tahun, dan selama itu tangis dan masalah ku selalu ditopang oleh ayahku. Berkat hal itu aku menjalani masalah dan tangisku dengan ringannya. Aku yang selalu dimanja seperti seorang putri raja oleh Ayah selama 19 tahun ini. Di 2019, aku menginjak usia kepala dua. 4 Maret 2019 ba'da isya. Aku di telfon ibu dari kampung kalau ayah telah berpulang ke Rahmatullah. Aku yg sedang mengenyam bangku kuliah di salah satu kota langsung bergegas pulang menemui ayah. Aku membantu ayah untuk bersiap menuju tempat istirahat terakhirnya. Saat itu aku berfikir kenapa aku baru memperlakukan ayah layaknya seorang raja hanya ketika di saat terakhirnya, sedangkan sekali lagi bahwa dia memperlakukan aku bagai putri raja sepanjang hidupku. Makin pilu saat ku ingat bahwa satu hari sebelum ayah pergi yaitu 3 maret adalah hari ulang tahun ayah. Dan aku lupa mengucapkan ataupun mendoakannya hanya karena disibukkan oleh tugas kuliah. Rasa sesal makin meninggi. Aku hanya bisa mendoakannya sekarang sampai akhir hayat. Setelah kehilangan ayah, saat itu aku merasa tidak bisa hidup sendiri. Kondisi keluarga runyam, semakin banyak perseteruan, dan ya tentu saja aku harus mencoba mencari pekerjaan untuk menopang hidup sendiri. Terkejut memang, karena ditahun ini aku anak yang selalu dimanjakan tiba-tiba dipaksa untuk dewasa. Namun Allah tak akan menguji seorang hamba diluar kemampuannya. Ayah, aku janji akan melalukan yang terbaik dalam hal dunia maupun akhirat agar kita bisa bertemu kembali di surga Allah kelak.

2019 Overthinking makes me depressed, tired, and anxious

Siapa yang udah nonton+dengerin berkali-kali masih nangis?? Sayaa... Sayaa.. Sayaa..

2019 ini kayak titik terendahku menjalani kehidupan yg jahat ini

Di kolom komentar ini semoga bapaku melihat kata" ini dari anakmu yg kau tinggal 12 tahun yg lalu,aku tidak tahu kondisimu sekarang tapi yg jelas aku butuh kehadiranmu, anakmu ini sudah piatu,ibu meninggal 3 tahun yg lalu tepat di umur 42 beliau terkena kanker darah waktu itu,alhamdulillah aku sudah sukses sekarang aku ingin menikah dengan perempuan pilahanku,aku ingin bapak menjadi wali di pernikahanku kumohon luangkan waktumu sejenak,karna saat ini aku hanya memiliki bapak, teruntuk pak subagyo ini adalah pesan dari anakmu ryand anak semata wayangmu yg kau tinggal 12 tahun lalu.

whoever read this, hope you're okay there

2024. Its been 5 years from 2019. Aku ingatkan aku dah kuat untuk dengar balik lagu ni tapi tidak sama sekali, kesakitan 5 tahun lalu dirasakan kembali. Rasa dikhianati, keseorangan dan tiada sesiapa dapat memahami diri ini berulang kali dirasakan. what a silly me that i thought that i can manage the feelings and strong enough to listened again this song. 2019, lagu ni menemanin aku dalam kamar gelap keseorangan dan aku salahkan dunia dan tuhan, kenapa aku dilahirkan di dunia ni kalau aku harus sesedih ini. but now life getting better but some of part still like 2019. Jelas dan nyata, aku takkan pernah kuat dengar lagu ni walaupun aku yakin aku dah sekuat yang aku mampu. Terima kasih Maskun untuk lagu yang sangat cantik.

Selamat hari ayah. Kemarin. Tetap berarti, meski kini tak saling sapa. Hidup memang lucu.

Setelah melihat beberapa komen yg merasa 2019 ini berat ternyata bukan gua aja yg ngerasain hal demikian. Terima kasih kalian dengan masalah yg gua sendiri kadang ngerasa ko hidup gua gini apa ya? Banyak masalah. Dengan kalian bercerita hal demikian sedikit banyak membuat gua makin kuat ngejalanin semua masalah masalah yg harus gua hadapi. Terima kasih para netizen, dan terima kasih juga atas karya nya mas kunto aji Panjang umur untuk semua hal baik salam juang!

TERIMA KASIH YA ALLAH SUDAH MENCIPTAKAN MUSISI BERNAMA KUNTO AJI

"pilu membiru" ya memar di hati, memang tak mudah untuk sembuh, tapi yakin semua sudah disiapkan yang yerbaik untuk mu, dan jangan berlarut² dalam kesedihan love u all❤,

2019 Rasanya penuh pertanyaan ke diri sendiri, Hidup ini mau dibawa kemana? Apa pencapaian hidup yang udah terlaksanan? Apa udah bahagia dengan hidup saat ini? Kenapa terlalu membuang waktu? Apa udah bisa bahagiain orang tua? Apa kamu tau usia mereka semakin tua? Kenapa terlalu membuang waktu dan terus membuatnya kecewa. Kesel, sedih, kecewa sama diri sendiri, rasanya semua keburukan di dunia ada di diri ini. Gapunya keahlian apapun, gaada satu hal pun yang bisa dibanggakan. Dan merasa jadi manusia yang paling gagal

2019? Tahun terberat selama 20 tahunku ini. Ibu dan ayahku tidak pernah harmonis dari aku kecil. Mereka bertahan untuk anak-anaknya apalagi untuk aku si bungsu. Ayahku tidak pernah peduli dengan ekonomi keluarga dan masa depan anaknya jadi mau tak mau ibuku menjadi tulang punggung keluarga, ia selalu memenuhi kebutuhanku diusia tuanya dan dengan fisiknya yg sudah ringkih. Aku masih mahasiswa smt3 yg belum bisa mendapatkan penghasilan sendiri. 19 Juli 2019 pukul 22.26 di perantauan aku mendapatkan kabar bahwa ibuku tiada, hancur. Aku pulang ke kampung halaman dengan tangisan dan tamparan bahwa aku belum membahagiakan ibuku sama sekali atas perjuangannya untukku. Hingga sekarang aku belum bisa menerima keadaan untuk menghadapi kenyataan, smt3ku berantakan. Meskipun masih ada ayahku yang harus kubahagiakan tapi aku tidak bisa bangkit. Aku tidak terlalu dekat dengan ayah, aku tidak punya tempat untuk bercerita lagi. Pesanku, jangan pernah menyia-nyiakan waktu dengan orang yg sangat berarti untukmu. Bahagiakan mereka dulu dan jangan pernah menuntut mereka untuk selalu memahamimu. Untuk ibuku tersayang, tenang disana ya bu❤️

2019 Malu sama Allah Malu sama Allah Malu sama Allah Telah sampai dimanakah amalan kita ? Telah sampai dimanakah keimanan kita ? Telah sampai dimanakah ketaqwaan kita ? Illahi Rabbi ampunilah dosaku Begitu banyak dosa-dosa yang telah ku lakukan. 2019, terimakasih peringatannya

Jika kau mendengar lagu ini dan membaca komen ini, semoga kau tau bahwa aku selalu menyayangimu❤️ Aku selalu sayang kalian, walaupun tak saling sapa🌹🥲

2019 my quarterlife crisis :")) klises sih, tapi tiap orang pasti punya cerita sendiri saat berada di fase ini.. sarjana ko belum kerja, kapan nikah, loh belum punya pacar ya, ayo keburu tua.. itulah yang sering diucapkan beberapa orang.. disaat timeline atau instastory orang lain diisi dengan ceritanya tentang kerjaannya, temen kantornya, gajinya, life style atau sebar undangan dan bahkan sudah punya momongan.. aku belum seberuntung mereka :")) lebay!! bukan bukan perihal lebay, rezeqi dan berkah memang sudah diatur sama Allah.. aku yakin itu.. tapi kadang disaat seperti ini rasanya orang-orang mulai menjauh, lingkar pertemanan yang semakin menyusut serta usia yang mulai menua.. aku harap tahun 2020 bisa lebih berwarna lebih dari ini :")) buat pejuang quarterlife crisis ayo semangaaaat!! Allah bersama kita :"))

14 November 2019 Aku salah satu anak yang kehilangan kedua orang tua pada saat tsunami di banda aceh tahun 2004. Pada saat itu aku berusia 8 tahun. Hanya tinggal aku dan kakak ku saja. Ibu dan ayahku pergi mendahului kami. Jujur aku gak mampu lagi membayangkan wajah mereka. Bukannya aku lemah, tapi aku lupa bagaimana rupa wajah mereka. Pada saat itu aku sempat berfikir, tuhan kenapa harus aku dan kakak ku yang harus kehilangan kedua orang tua kami. Dari sekian banyak manusia di bumi ini, kenapa harus aku dan kakak ku?. Itu adalah pikiran anak usia 8 tahun. 26 Desember adalah tanggal dan bulan yang gak sanggup saya lalui. Saya lupa dengan wajah kedua orang tua saya, tapi saya tifak lupa bagaimana rasanya digulung ombak tsunami yang ganas itu. Sampai saat ini aku berharap tuhan berbaik hati kepada saya untuk menghapus kenangan buruk itu dan memperlihatkan wajah kedua orang tua saya, walau hanya sedetik saja. Saya akan sangat mensyukuri itu. Orang orang mengatakan bahwa banyak yang mencintai dan menyayangi saya, tapi saya tidak percaya itu. Mereka hanya memanfaatkan status yatim piatu saya untuk mendapatkan berkah dari tuhan. Saya tidak percaya sama mereka. Terimakasih kunto aji, saya yakin saya mampu untuk bisa berdiri di kaki sendiri. Karna itu sudah saya lakukan dari saya kelas 2 SD. Terimakasih Pilu Membiru setelah bertahun tahun saya tidak bisa menangis, dan akhirnya tangisan saya pecah setelah mendengar pilu membiru. Sedikitnya saya mulai ikhlas atas kepergian kedua orang tua saya. Terimakasih.

Broken home Toxic parent Sering ngerasa sendirian, sampe sering juga selfharm, butuh seseorang buat support, buat ngedengerin segala keluh kesah, tapi gaada :)

Sering berdoa agar ibuk dateng ke mimpi walaupun cuma sebentar, tapi sampai 12 tahun ini masih belum pernah terjadi. Kangen banget sama ibuk.

Tahun 2019. Bisa di sebut aku adalah anak broken home, Mamah ku telah pergi ke surga pada saat aku berumur 8 Tahun, dan papah aku menikahi seorang wanita yang tidak aku kenal dengan baik, yang sekarang menjadi mamah tiri ku. Aku tidak akrab dengan mamah tiri ku dan adik ku pun juga, kami selalu bertengkar karena berbeda pendapat. Rumah bagi semua orang adalah tempat ternyaman disaat lelah, tetapi itu tidak untuk ku. Aku merasa sesak, sakit dan membuat ku selalu pergi keluar rumah. Tahun 2019 adalah: Tahun yang membuat aku sedih, kecewa, dan ingin marah. Di mulai dari papah yang secara diam2 berpacaran lagi dengan mantannya, lalu mamah tiri aku yang tidak bisa menerima kenyataan hingga memojokan aku agar bicara dengan papah, jiks dia tidak setuju dengan perselingkuhan yang papah buat. Dan papah always care dengan anak pacarnya, hingga aku tersingkirkan. Setelah beberapa bulan kejadian itu, rumah aku terbakar. Semua barang2 habis terbakar, kecuali kenangan dengan keluarga ku saat sebelum berantakan seperti sekarang. Aku marah, aku kecewa, aku bingung dan sedih, kenapa harus di tahun yang sama?. Sampai akhirnya aku mengikhlaskan, mungkin aku telah lalai menjadi Hamba Allah. Aku berharap untuk tahun-tahun berikutnya, hidup ku lebih bahagia dari sekarang dan sebelumnya :). Terimakasih untuk teman2 yang sudah membaca cerita ku ini.

2020. Aku mungkin terlihat yang paling bahagia diantara teman-temanku. Tapi sebenarnya aku menyimpan luka sangat banyak yang tak sanggup untuk ku ceritakan. Biarkan Tuhan yang menjadi saksi semua perjuanganku hingga saat ini. Terima kasih pilu membiru.

2019? Masih dibenci diri sendiri untuk dicintai orang lain, masih menyalahkan diri sendiri untuk tidak dicintai.

Mas kun, aku ingat video ini keluar 2 minggu setelah Bapak meninggal. Butuh waktu bagiku untuk menontonnya secara lapang dan tanpa menangis. Hingga suatu hari, kakakku mengatakan ia sangat menyukai lagu ini, sembari ia juga mengunggah foto bapakku dengan kata-kata “Bapak ingatkan waktu itu bapak mau makan mie terus kakak beliin dan kita makan sama-sama dibawah”. Mas kun, saat itu bapak sedang mengidap kanker, beliau survivor cancer dan sedang menjalani kemotrapi kedua kalinya. Saat itu, aku baru saja masuk kuliah diluar kota. Sebenarnya aku tak cukup yakin meninggalkan beliau yang sedang sakit dirumah sakit itu, namun beliau selalu meyakinkanku bahwa ia akan sembuh dan berjanji akan menghadiri wisudaku. Saat-saat itu, kuliah adalah salah satu penghiburan sekaligus pelarianku atas masalah ini. Seolah aku lupa bahwa bapakku sedang sekarat. Sejujurnya aku telah menyiapkan diri mas kun, ini bukan pertama kalinya dan aku sudah berserah. Namun, tetap saja ketika ia pergi, aku tak pernah merasa terima. Lalu ia pergi mas kun, saat sorenya aku masih video call dan bercakap. Duniaku tinggal setengah, Mas kun. Sedikit redup namun aku sadar ada cahaya ibuku yang tersisa. Butuh waktu hampir 2 tahun bagiku agar berhenti menyalahkan waktu dan diriku. Melatih diri bahwa memang jika tidak telat datang apa yang akan kudapat? Hingga akhirnya aku ikhlas menyandang gelar yatim dan seakan memiliki tujuan yaitu membahagiakan ibu. Tepat 2 tahun aku sudah ikhlas Mas kun. Cahayaku terang kembali. Banyak sekali tujuan yang ingin ku capai. Dulu aku sangat suka pergi jauh, tapi saat itu aku hanya ingin dirumah bersama ibu. Tak butuh waktu lama dari rasa ikhlas itu, ibuku juga berpulang Mas Kun. Kali ini aku tak siap Mas Kun. Terakhir kali ku dikabari bahwa beliau sudah mendingan dari sakitnya. Lalu sorenya ia telah berpulang. Dua-duanya pergi saat aku tak disampingnya, Mas Kun. Cahayaku sepenuhnya redup. Hitam. Mimpiku hilang. Aku tak tahu kemana akan pergi. Waktu yang kuhabisi untuk mencari kesenangan diluar selalu saja tidak cukup. Aku membutuhkan kenangan bahagia lain agar itu cukup menggantikan sedihku. Aku jadi lebih suka pergi dan sangat menghindari kata pulang. Mas Kun, sudah 3 tahun aku yatim piatu. Dulu aku takut akan kenanganku yang semakin memudar karena mereka telah tiada. Aku takut mereka akan hilang dan aku lupa. Tapi Mas Kun, Tuhan selalu punya cara agar mengingatkan wajahnya yang seindah rembulan. Terima kasih telah membuat lagu ini Mas Kun. Mungkin ini cara Tuhan mengingatkanku akan keindahan dan kasih sayang mereka kepadaku. Mas Kun, sehat dan bahagia selalu ya😊

2019? Gua berharap ini tahun terakhir gua ngecewain orang tua gua, gua berharap di 2020 gua bisa buat mereka bahagia :)

Tahun 2019. Tahun di mana saya harus melihat papa gelisah di pojok kamar memikirkan, "esok anakku makan apa?" Tahun di mana saya melihat sosok mama paling sempurna di dunia. Yang seketika bekerja sampingan tuk membantu papa. Jujur saja, umur saya tidak pantas untuk dikatakan dewasa. Namun saya dapat merasakan sesaknya debu jalan raya. Semoga beliau selalu sehat dan bahagia..

Dikomentar rata-rata tahun 2019 tahun yang berat untuk usia 20an tahun, mungkin juga banyak yg ada dibawahnya atau diatasnya tapi tidak menuliskan komentar. Aku juga mengalami masa-masa yang sulit tahun ini, usiaku 21 tahun. Waktunya aku Cari kerja, tapi aku merasa belum siap menghadapi dunia orang dewasa. perlahan-lahan semua yang ada disekitarku berubah. Awalnya semua masalah aku lewati bersama-sama, entah dengan orangtua, teman, kerabat, dan siapapun itu. Sekarang semua aku lakukan sendirian, aku dengan karakter yang terbuka dan selalu menceritakan setiap hal kecil yang ku alami berubah menjadi aku yang tertutup dan merasa semua tidak lagi ingin mendengarkanku. Semua selalu bilang "itu hal biasa, aku juga pernah" masalahku memang terdengar sepele tapi aku tertekan karna menyimpan semua kejadian dan masalah yang ku alami sendirian ;( semoga tahun 2020 aku mulai terbiasa dengan "diam" ku dan lebih menjadi sosok yang dewasa dengan sendirinya. Meski jujur aja aku kangen orang-orang terdekatku yang mulai berubah dan tidak akan aku temui lagi karna mereka juga mulai dewasa. But, life must go on. Semangat buat kita yang sedang dalam masa quarter life crisis, Kita harus kuat! Dan terimakasih buat lagu pilu membiru karna berhasil buat aku cerita masalahku 😂

Saya menemukan komentar-komentar hebat di sini. Bukan sekedar puitis, tapi kejujuran yang melampaui keindahan bahasa. Energi lagu ini benar-benar luar biasa.

for future me, if some day in the future you're reading this again, remember that the storm will pass and you will always have yourself to love you

2019? Ini bukan persaingan siapa yang paling menyedihkan Tapi ayolah kita semua bisa saling menguatkan :) Semangat teman teman, :)

Tiba tiba air mata keluar aja dengan sendirinya, melihat komentar diiringi musik ini , bersyukur kepada diri sendiri ternyata masih ada yang lebih parah kehidupannya. Tetap semangat kawan kawan semua kita saling menguatkan

Sometimes you feel so sad, menangislah se kencang kencangnya keluarkan semua nya dalam bentuk air mata lalu usap air matamu mulailah bangkit. Life must go on, semesta sedang menempamu menjadi sekeras karang yang tak akan goyah meski di hantam ombak berkali kali. Kamu pasti bisa menjalani ini semua, kamu adalah sosok yang luar biasa dengan latar belakang yang berbeda beda. Terimakasih telah menginspirasi. Kalian mengagumkan.