Bang, bahas kenapa siang lebaran rasanya nostalgia,sunyi,sepi,bingung,tidak nyaman?, Mungkin ada hubungannya dengan ruang liminal, soalnya lebaran kan penghubung bulan ramadhan dan hari hari biasa
Dari kecil selalu suka liat lukisan-lukisan macam Sublim ini, suka mainin imaginasi kayak "Ih itu orang yang di situ lagi mau ke mana ya?" , "Dia lagi mikirin apa ya?" Seneng aja liat lukisan2 yang ada view, orang dan alamnya
Makasih ya bang! Guru2 seni gue zaman sekolah kalah semua sama lo bang. Gegara lo gue jadi bisa mahamin dan nikmatin seni. Jadi kebayang pesan dari sebuah karya seni itu apa. Ga cuma jadi objek terlihat aja. Gue salut lo bisa "menyederhanakan" Sesuatu yang kompleks. Dan gue yakin itu bukan sesuatu yang gampang. Menandakan lo emang paham banget sama apa yang lo sampein. bisa jadi riset dalem, atau hasil belajar panjang yang diakumulasi sepanjang hidup. Sekali lagi makasih ya bang
Pernah banget bang tapi bukan di alam. Waktu kecil sering diajak alm bapak buat beli susu karena waktu itu lagi jualan STMJ. Kita selalu berangkat pagi sebelum subuh dan ketika itu masih sepi banget, kota yang ramai kerasa masih tidur meskipun beberapa ada yang mulai beraktivitas termasuk berangkat sholat subuh. Kota yang masih tidur tuh membuat gw merasa kyk ya semua keramaian ini cuma sementara, ketika alam nyuruh tidur, semua tidur. Kita hidup dilingkupi alam. kota yang kita agung-agungkan tuh bisa tidur dan bahkan mungkin musnah. Apalagi waktu itu udah kedengeran suara masjid sholawat tarkim. makin kerasa kontemplasinya. Makin ngerasa kecil dan gak signifikan. sampe sekarang ketika denger Tarkim tuh langsung kebawa ke masa-masa itu.
Aku penonton baruuu, tertarik karena konten tentang seni dan Mahabarata dan cara penyampaian yang enakk bangett. Buat aku yang gabisa mikir cepet, cara tangan belang menjelaskan padat dan mudah buat diterima bahkan orang yang cukup asing dengan pembahasan tentang seni.
Baru tau kalo pengalaman perasaan seperti itu namanya sublim. Sering lihat lukisan2 Bali yang menampilkan desa2 jaman dulu dengan berbagai aktivitasnya. Kayak ngerasa kita kesedot masuk ke lukisannya dan berimajinasi tentang kehidupan yg ditampilkan lukisan tersebut.
komplek candi Mendut emang keren sih menurutku...candi tunggal, dikelilingi jalan2 dan ada bbrp pohon besar...jadi berkesan Grande, ditambah lagi ketika masuk dalam candi, bbrp patung yg ukurannya besar2.
Lautan, saat melihat atau didekat lautan, memiliki perasaan yang begitu aneh, takut tapi indah, gunung juga langit punya perasaan yg sama saat melihatnya.
Yes bahas karya seni lagi, terima kasih bang😁 Wow baru sadar sublim ini gak asing bahkan dari kecil sering liatnya, alam jauh lebih besar dibanding manusia itu sendiri yg mana kadang bikin si manusia lupa bahwa dia gak lah sebesar itu wkwk. Anyway, boleh ya bang membahas karya-karya seni dari maestro lukis Indonesia lainnya seperti Basuki Abdullah dgn karyanya yg baguuuss bgt tp berasa ada magisnya atau karya Affandi yg romantismenya khas bgt. Sukses terus bang! Ditunggu video-video bermanfaat selanjutnya.
Pas liat gunung bromo. Somehow ngerasa merinding, kecil, gak berdaya, melihat sesuatu begitu megah di depan mata. Semakin sadar bahwa Indo itu indah luar biasa, gak ada yg bisa menandingi keindahannya.
Aku tau Raden Saleh dari TBRS Semarang. Taman Budaya Raden Saleh. Pas kuliah sering ke sana buat latian karawitan. Tapi waktu itu belum tau kalau beliau ternyata pelukis.
Sering mikir gini dari smp, waktu lihat bangunan di daerah saya, karena saya senang sejarah jadi sering mikir bangunan ini tua banget ya bahkan ada sebelum orang tua saya ada...terus mikir kita ini siapa ya di dunia ini?, Apa tujuan kita di ciptakan? Kenapa kita serasa serasa lihat tv di mata kita? Apakah tiap manusia itu tokoh utama bagi dirinya sendiri? Ataukah kita tokoh utama bagi dunia ini?...
Pengalaman merasa kecil, saat ke pantai Kuta. Pantainya luas, ombaknya besar, garis pantainya panjang. Di situ kayak ada perasaan yang berbeda. Merasa sangat kecil di hadapan alam. Merasa aku tidak berdaya, tapi sekaligus merasa kagum dengan alam di hadapanku.
Kotagede, Yogyakarta Tempat yg selalu akan Gua kunjungi kalau ke Jogja lagi. Bangunan sejarah disana bukan cuma tempat wisata atau museum, tapi ada makam, masjid, rumah - rumah warga dan jalanan yang ngasih kesan "Pengin deh hidup di masa itu, kek-nya menyenangkan ya." Btw, komentar Gua ini nyambung ama konteks videonya atau engga sih ? wkwk :v
saya dulu lihat pemandangan satu pohon besar di tengah tengah pesawahan yang terbentang luas, ada perasaan aneh kenapa ada pohon sebesar itu, takjub dengan pemandangan itu, ternyata ini namanya sublim
buat kalian yg nonton video ini tidak ada perasaan apapun atau biasa saja, kalian harus lihat karya seni nya raden saleh secara langsung sih wah asli mrinding kaya kita kebawa masuk didunia lukisannya entah kenapa aneh aja rasanya (paling tidak pasti merasa takjub), sayang banyak karya seni dari raden saleh yg terdapat diluar indonesia cmiiw
Lukisan memang dapat menghanyutkan emosi kita ke dalam apa yg ditampilkan pada lukisan tsb, itu semua tdk lepas dari sang pelukis memilih komposisi warna, goresan dsb. Itu pendapat awam gw Bang. Btw beberapa waktu lalu gw ada perdebatan kecil antara gw dan sahabat gw soal fps pada film Bang. Pada beberapa kesempatan kita sempet nonton film bareng2. Dimana kita nonton dengan TV yg mana TV tsb sudah support fps tinggi, mungkin 60 fps atau lebih. Jadi menurut gw tidak semua film itu cocok dinikmati dengan fps tinggi, apalagi film2 yg udah agak lama atau film lama, katakanlah 5 atau bahkan 10 tahun yg lalu. Temen gw bilang dia lebih suka nonton film dengan fps tinggi, dia bilang lebih realistik. Tapi menurut pandangan gw, nonton film itu nggak kaya nonton reality show. Kita memang nonton cerita yg dikemas dengan seni sinematik. Ada pesan emosional yg ingin disampaikan si pembuat film. Misalkan suasana haru, bahagia, genting dsb. Pada perdebatan kecil tsb gw sempet kasih contoh dengan seni pusi, yg mana pada puisi biasanya ditulis dengan diksi2 yg jarang dipakai sehari2, mungkin cenderung lebay, tapi lebay yg indah. Kedua, gw contohkan juga dengan seni lukis. Dimana spt yg gw sebutin di atas, lukisan juga punya bahasa tersendiri, dengan warna, goresan dll. Dimana lukisan akan membawa perasaan emosional si penikmatnya ke dlm lukisan tsb. Barangkali bisa Bang, tolong bahas soal fps pada film, gw pengen penjelasan dari Elu. Kalo dibahas, gw mau rekomendasiin pembahasan dari Elu ke temen gw. Sebelumnya terimakasih sudah baca komen gw yg cukup panjang. Salam 🙏
Bang, coba bahas tentang game souls-like. Krn menurut gw ini sedikit berkaitan dengan sublim. Di game souls-like spt Darksoul, Bloodborne, Sekiro dan Elden Ring yang laku keras itu, memberikan perasaan yang senang dan takut di saat bersamaan. Senang kalo berhasil mengalahkan musuh, tapi takut melangkah karena kita tahu, musuh di game ini susahnya naudzubillah. Karena di game pada umumnya, kita sebagai karakter utama, biasanya sangat kuat atau mudah menjadi sangat kuat. Tapi, di game ini, kalo kita mati, kita kehilangan semuanya. Hal kedua yang menurut saya menarik, rasa sublim itu juga nonton saat nonton film horor. Saya rasa ini di pribadi saya. Secara umum, saking banyaknya film horor yang saya tonton, saya sangat susah dibikin takut atau kaget nonton film horor. Tapi, saya akan selalu nonton karena akan ada excitement yang saya rasakan ketika saya berhasil merasakan takut, karena hal itu membuat saya merasa "manusia" dan saya selalu ingin berkunjung pada perasaan itu.
Sangat menarik dan di tunggu tunggu saat membahas lukisan Indonesia, Betapa kayanya Indonesia dengan beranekaragam seniman dan lukisan lukisan yang boleh di adu dengan barat . kita patut bangga dan mengekspresinya karya karya maestro Indonesia
Bukan liat tempat² tertentu.. perasaan "sublim" ini muncul pas liat channel kok bisa yang bahas soal seberapa luas alam semesta.. kek my Gaad.. we're sooooo smolll in the observable universe.. apalagi pas denger kutipan carl sagan. Nanges dah.
Merasa sublim kalo melihat ke luar angkasa, dan jadi mikir di antara luas nya alam semesta yang berisi trilyunan galaksi, masa sih manusia cuma ada di bumi?