Bgmna dengan muslim Papua,, beda waktu 6 jam.. wukuf jam 12 _ 22 waktu Arab Saudi sedangkan penduduk Papua pas waktu wukuf sudah pada sholat magrib buka puasa ),, coba dimana puasanya sedangkan wukuf blum dimulai org Papua sudah magrib,,
Saya sekeluarga sih ikut keputusan Pemerintah Republik Indonesia Pesan UAH begitu Ustadz Yazid pun menyarankan ikut pemerintah setempat Lampung sebagian besar Senin 17 Juni 2024
Terus di saat pandemi carona waktu itu tidak ada orang berhaji kenapa tanggal 9 Dzulhijjah masih melakukan puasa Sunnah Arofah padahal tidak ada yg wukuf di Arafah
Orang Indonesia yg puasa Arafah nya ikut wukuf di arab , pasti blunder , Krn akhir nya shalat idul adha di Indonesia Jd mendahului shalat idul adha di arab Masjidil haram..
Menurut saya sih harusnya kita ikut Arab Saudi karena kita puasa niatnya puasa Arafah, bukan puasa 9 Dzulhijjah. Betul penentuan Arafah itu 9 zulhijah waktu Arab Saudi. Beda dengan puasa bulan Ramadhan sesuai hilal di masing-masing negara. Apalagi sekarang sudah canggih kita bisa melihat saudara saudara kita sedang wukuf di arofah.
Intinya ini ranah ikhtilaf ulama, kita saling menghormati pendapat masing2. Bagi yg ikut pemerintah, silakan. Bagi yg berpatokan pada wukuf Arafah, juga silakan. Masing2 memiliki dalil. Pilihlah pendapat yg dapat menenangkan hati dalam mengamalkannya.
Rasulullah SAW telah menunjukkan kpd para sahabat bagaimana caranya bernegara, dan itu dipraktekkan oleh para sahabat, dari mulai Khalifah Abu Bakar Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. dan Utsman bin Afan dan Ali bin Abu Thalib r.a. agar ummat islam itu tidak berantakan seperti sekarang ini. Hukum islam itu tidak pernah ditegakkan. Tapi mengaku mukmin dan Muslim.
Arafah bukan perkara hilal, tapi mengacu pada peristiwa.. yakni hari Arafah (dg peristiwa Wukuf di Hari Arafah).. Alhamdulillah saat ini sudah ada teknologi yg membantu kita mengetahui suatu peristiwa dan zona waktu
@@mrzz-hf7ttwaktu pandemi carona beberapa tahun yg lalu kan di arab Saudi tidak mengadakan haji kenapa kita masih berpuasa di tanggal 9 Dzulhijjah puasa Arafah padahal di sana tidak ada orang yg wukuf
Cara Bertoleransi Dalam Masalah Khilafiyah Bukan Mengajak Orang Untuk Tunduk Pada Satu Pendapat, Justru Harusnya Mempersilahkan Masing2 Untuk Mengikuti Pendapat Yang Dianggap Kuat. Jika Memaksakan Satu Pendapat Itu Sama Saja Menyalahkan Pendapat Yang Lainnya
Beragama cerdas ulilamri ( pemerintah) dan hilal dibeberapa negara berbeda ulama sudah jelas dan kuat mencatat perbedaan dan menetapkan ikut pemerintah lebih aman...
Dulunya d zaman nabi shollallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat radhiallahu 'anhum (muhajirin n anshor) mereka bersatu, mereka tdk ada yg berbuat bid'ah, nah.....perbuatan bid'ah inilah yg memecah kaum muslimin
Dari dalil2 yg disampaikan ustad2 atau ulama disimpulkan menjadi 3 , 1. Masalah ru'yatulhilal atau hisab, 2. Tgl 9 Zulhijah puasa Arafah sebelum nabi berhaji, 3.Setelah nabi berhaji wukuf di Arafah, yg benar gunakan dalil setelah nabi berhaji dan tgl 9 Zulhijah wukuf di Arafah yaitu mengikuti puasa Arafah sama wukuf di Arafah
Kalau alasan dalilnya dulu itu tidak mungkin untuk membuat 1 keputusan ..maka sekarang dengan mudah , bisa mengikuti..mestinya fatwa syeikh husaimin bisa berubah bila beliau sekarang masih hidup
Seandainya kita hidup di zaman 200 tahun yg lalu, tidak ada internet, tidak telepon, tidak ada TV, tidak ada radio, dari mana kita tahu sedang wukuf di Arafah,, ya pendapat yg rojih adalah ikut ruqyah negri masing masing
itu kan dulu,..skg sdh di kasih kelebihan kemajuan jaman harusnya lebih baik...karena beda sehari sdh gk ada haji di arofah...haji sdh ke mina...artinya puasa arofah bukan momen di arofah hajinya bukan...
Lucu orang2 komen, disini sedang membahas ilmu kok malah dibilang asik ngeributin yg sunnah.. Pertanyaan seperti ini ya jelas akan berulang sampai kapanpun, membahasnya bukan berarti ngeributin..
Apa susahnya kompak saja ikuti petitiwa wukuf di arofah, jangan berpolemik dg berbagai jurus dalil utk menguatkan pendapatnya, moga saja lebih bermanfaat bagi ukhwah ummat Islam Indonesia
kalo kita lg di arab ya kita ikut penentuan rukyatul hilal pemerintah arab, kalo lg di indo ya ikut pemerintah indo.. rukyatul hilal.. sudah ada hadis nabi.. berpuasalah ketika melihat bulan dan berbukalah ketika melihat bulan..
Yang paling kuat ya mengikuti ulil amri dimana kita tinggal, mereka langsung tanggung jawab sama allah, sedangkan kita wajib mengikuti ulil amri perihal masalah ini.
lebih rojihnya ya ikut pemerintah,coba lihat firman Allah ajja wajala: surat annisa ayat 59 : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ 59. Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Ulil amri ngajak ke neraka..tetep ikut gitu? Dg alasan merekalah yg paling bertanggung jawab?? Dah tau jamaah haji udah idul adha... muslim yg lain baru puasa. Apa ngga auto dosa??? Beda dg penetapan idul Fitri, mmg 1 syarat berdasar HILAL
@@ifandine2655 agama ini didirikan dengan wahyu dan diwujudkan dengan dalil,pendapat antum hanya hawa napsu dan pikiran antum tanpa hujjah syar'i /dalil.
Memang ada sebagian orang yang berpandangan bahwa ada korelasi kuat dan mengikat antara puasa tanggal 9 Dzulhijjah dengan peristiwa wuquf di Padang Arafah. Seolah-olah puasa sunnah itu harus mengacu kepada kejadian wuquf. Lalu puasa itu harus mengikuti wuqufnya. Kalau wuquf hari Rabu di Arafah, maka orang sedunia harus ikut jadwal itu dengan berpuasa pada hari Rabu. Sebaliknya bila di Arafah wuquf hari Selasa misalnya, maka umat Islam sedunia harus berpuasa di hari Selasa. Padahal kalau kita rujuk kepada bagaimana proses pensyariatan puasa tanggal 9 Dzulhijjah dan wuquf di Arafah, sesungguhnya kita akan menemukan faktwa bahwa antara kedua jenis ibadah itu sama sekali tidak ada kaitannya. Kita tidak menemukan dalil yang mewajibkan puasa dengan cara ikut orang wuquf atau sebaliknya. Karena kedua jenis ibadah itu disyariatkan secara terpisah dan sendiri-sendiri. Puasa sunnah pada tanggal 9 Dzulhijjah itu sudah disyariatkan jauh sebelum Nabi SAW berhaji dan melaksanakan wuquf. Puasa itu menurut banyak riwayat telah mulai disyariatkan sejak tahun kedua hijriyah. Di tahun itu ada beberapa jenis ibadah yang berbarengan disyariatkan, seperti puasa bulan Ramadhan, Shalat Idul Fithr dan Idul Adha serta puasa tanggal 9 Dzulhijjah. Sedangkan wuquf yang dilakukan oleh Rasulullah SAW belum disyariatkan di masa itu. Sebab Nabi SAW dalam posisinya sebagai pembawa wahyu dari langit baru berhaji di tahun kesepuluh hijriyah. Ada rentang waktu kurang lebih sembilan tahun lamanya. Artinya ketika di tahun-tahun kedua, ketiga hingga kesembilan Dzulhijah, Rasulullah SAW dan para shahabat melaksanakan puasa sunnah, pada saat itu di Arafah tidak ada jamaah haji yang wuquf. Arafah saat itu kosong tidak ada ritual haji.
Tetap mengikuti sunnah Rosul (sabda Nabi Muhammad SAW) sbg sumber hukum ke dua stlh al quran. Cirinya : org wukuf ya kita shaum. Hanya tinggal melihat perbedaan waktu saja. Jika perbedaan waktunya di bawah 12 jam, bagaimaman.. jika perbedaan waktunya di atas 12 jam bagaimana. Apalagi dgn Indonesia cuma berbeda 4 jam..
Saya mengikuti dengan menggunakan metode Hisab yang di lakukan oleh Muhammadiyah. Kalau dengan metode Hisab untuk tahun depan sudah bisa di prediksi, tidak merepotkan tidak mengeluarkan biaya.
Kalau puasa sunnah tanggal 9 Dzulhijjah harus mengacu kepada acara ritual wuquf di Arafah, maka seharusnya Nabi SAW dan para shahabat tidak perlu berpuasa sunnah tanggal 9 Dzulhijjah. Memang benar bahwa bangsa Arab sejak masa Nabi Ibrahim alaihissalam masih menjalankan ibadah haji. Dan salah satu ritualnya adalah wuquf di Arafah. Namun penting sekali untuk dicatat disini bahwa bangsa Arab sebelum Rasulullah SAW melaksanakan haji tidaklah berhaji di bulan Dzulhijjah. Mereka terbiasa mengubah dan mengotak-atik jadwal ritual haji tiap tahunnya. Kadang haji mereka selenggarakan di bulan Dzulqa'dah, kadang di bulan Syawwal dan seringkali di bulan-bulan lainnya. Dan karena itulah maka Allah SWT menyalahkan bangsa Arab yang suka menggonta-ganti jadwal ibadah haji tiap tahun. Di dalam Al-Quran Allah SWT berfirman : إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُواْ يُحِلِّونَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُ عَامًا لِّيُوَاطِؤُواْ عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللّهُ فَيُحِلُّواْ مَا حَرَّمَ اللّهُ زُيِّنَ لَهُمْ سُوءُ أَعْمَالِهِمْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran, disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mensesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Setan) menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. At-Taubah : 37) Ketika menafsirkan ayat ini, Al-Imam Al-Qurtubi (w. 671 H) dalam kitab tafsirnya Al-Jami' li Ahkam Al-Quran menukilkan komentar dari mufassir besar yaitu Mujahid sebagai berikut : كان المشركون يحجون في كل شهر عامين، فحجوا في ذي الحجة عامين، ثم حجوا في المحرم عامين، ثم حجوا في صفر عامين، وكذلك في الشهور كلها حتى وافقت حجة أبي بكر التي حجها قبل حجة الوداع ذا القعدة من السنة التاسعة. ثم حج النبي صلى الله عليه وسلم في العام المقبل حجة الوداع فوافقت ذا الحجة، فذلك قوله في خطبته: (إن الزمان قد استدار) Orang-orang musyrik terbiasa melaksanakan haji untuk tiap bulan dua tahun dua tahun. Haji di bulan Dzulhijjah dua tahun, lalu haji di bulan Muharram dua tahun, kemudian haji di bulan Shafar dua tahun, dan begitulah seterusnya, sehingga haji yang dilakukan Abu Bakar sebleum haji Wada' jatuh pada bulan Dzul-Qa'dah di tahun kesembilan hijriyah. Tahun depannya, Nabi SAW berhaji jatuh di bulan Dzulhijjah. Disitulah beliau SAW bersabda,"Zaman telah berputar". [1]
Mungkin perlu dikoreksi penulisan judulnya. Bukan ikut Arab Saudi, tetapi " puasa hari 'Arafah mengikuti / bersamaan dengan jemaah calon haji yang sedang wuquf di padang 'Arafah ". Ada 2 batasan dipelaksanaan puasa ini, mengikuti. * Waktu > 9 Dzulhijjah waktu tempat dilaksanakannya ibadah haji. * Tempat > padang ' Arafah. Tempat dilaksanakannya ibadah haji, bukan tempat lainnya. Bukan pemerintah atau tetek bengek lainnya.
Puasa "arofah" itu nama lainnya puasa tanggal 9 Dzulhijjah sama seperti puasa ayamul bids yg di selenggarakan setiap tgl 13, 14, 15 tiap blnya & puasa ini sudah dilakukan sebelum ada syariat haji & setiap negara pasti memiliki hilalnya masing² jadi sebenarnya tidak terikat dengan hari Arafah krn puasa tersebut sdh di lakukan sebelum adanya syariat haji & setelah ada haji setiap tanggal 9 Dzulhijjah ada ritual "wukuf" di arofah yg bertepatan dgn puasa di tgl 9 Dzulhijjah ini makanan lebih dikenal dgn puasa arofah
Berbeda itu wajar Yg keliru kalau menyalahkan yg duluan atau belakangan Dahulu di zaman sahabat Rasulullah pernah terjadi perbedaan awal puasa dan hari lebaran, Muawiyah di syam, Ibnu Abbas di madinah, Muawiyah puasa hari jum'at, Ibnu Abbas puasa hari sabtu,. Dari para sahabat nabi kita belajar bagaimana menghargai perbedaan, tdk saling menghujat menyalahkan yg berbeda dg kita. Brlakar fiqih bukan untuk memecah belah ummat, namun untuk mempersatukan meskipun berbeda imam (ulama salaf) yg dipilih pendapatnya.
Pemerintah kalau salah harus di tegur ini zaman tehnologi matahari satu bumi satu bulan satu harus nya puasa arafah kompak dlm satu hari kalau beda jam itu boleh krn beda tempat kalau beda hari itu teerlaaaaluuuuu
Yg namanya waktu hijriah itu deda dengan waktu masehi atau umum itu gk sama. Coba lu bayangin seandainya waktu itu di mulai dari ujung timur negara jepang ibaratnya di sana uda 9 dzulhijjah sedangkan di arab saudi blom masih 8 dzulhijjah. Gimna tu bingung kan otak anda. Mangkanya klo gk punya ilmu itu diem jngn dikit2 internet
Untuk hal ini salafi menerima perbedaan/ikhtilaf. Sayangnya banyak hal, tidak bisa menerima perbedaan pendapat, padahal ikhtilaf antara ulama itu memang ada. Kedewasaan dalam menerima perbedaan ini yg mesti disebarkan bukan menihilkannya
Yang jelas, sebelum Nabi wukuf di Arafah nabi Muhammad puasa tgl 9 Dzulhijjah, dan ketika wukuf di Arafah nabi Muhammad Saw tidak puasa Arafah, dan yang tidak wukuf di Arafah di anjurkan puasa Arafah
Perlunya pemahaman rukyah global disatu sisi untuk iedul.fitri , dan untuk iedul adha mengikuti rukyah amir makkah ( yg menetapkan), walaupun amir makkah tidak bisa melihatnya sendiri, namun pemutusnya adalah amir makkah .. artinya ada 2 pendapat yg berbeda dan tidak diharuskan untuk memgikuti pemerintah setempat..
Satu2 nya negara di dunia yg masih istiqomah menggunakan penanggalan hijriah sejak awal Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah adalah Arab Saudi artinya secara hitung2 an pemerintah mereka secara penanggalan Islam paling akurat sampai hari ini. Beda waktu antara Indonesia (Jakarta) dengan Mekkah hanya 4 jam, klau patokan dari terbitnya matahari kita pastinya lebih awal di sinari matahari dari pada mereka, artinya secara logika seharusnya kita lebih dulu 4 jam tp ini justru malah tertinggal hampir 1 hari. Cuma analisa saya yg miskin ilmu mohon koreksi klau salah, masing2 pendapat benar adanya tp saya sendiri terasa mengganjal dihati klau di Mekkah sudah Hari Raya tp disini kita masih puasa Arofah...🙏
Seandainya kita beda 6 jam lbih dulu atau 12 jam kapan kita puasanya kalau mmg harus ikut kapan orang Wukuf Arafah. Kusus yg 12 jam beda waktunya apakah besoknya atau sebelum mereka ke Arafah, karena ktika mereka pagi dibArafah negara tsbt sdh magrib, ktika mereka sdh berangkat dari Arafah maka negara tsbt baru pagi harinya,,, itulah makanya seoertinya ikuti pemerintah dinegeri masing2 ,,,
perbedaan hari mengikuti tahun Masehi yang otomatis setiap jam 00.00 hari berganti SEDANGKAN TGL PADA TAHUN HIJRIYAH MENGIKUTI PREREDARAN BULAN. Yang menyebabkan perbedaan peredaran bulan 29,5 hari jadi tiap bulan ada yang 29 hari dan ada 30 hari. BEDA DENGA TAHUN MASEHI yang perubahan tgl dan hari mulai dari titik bumi yang sama sepanjang masa. ADA YANG TAHU DIMANA AWAL PERUBAHAN HARI DI MUKA BUMI INI ???
Kan udah jelas bang di video ini. Ada yg ikut arafhnya shahih. Ada yg ikut adhanya shahih. Karena berbeda2 jdi ikutin ulil amri karena udh berbeda matla. Karena perihal ini bukan masalah individu.
Masuknya tanggal bulan Hijriyah ditandai dengan melihat bulan sabit saat matahari tenggelam. Ketika melewati Indonesia, saat matahari tenggelam, bulan belum kelihatan, baru ketika melewati Arabia, bulan sudah bisa dilihat. Maka Hari 'Arafah Arabia selisih satu hari dibanding Indonesia. Inisiatif penanggalan Hijriah global harus memaksakan tempat lain yang belum waktunya untuk mengikuti tempat lain yang sudah tiba waktunya.
Dari tafsir ini kita mendapat kesimpulan penting bahwa ternyata bangsa Arab jahiliyah meskipun berhaji dan wuquf di Arafah juga, namun jadwalnya bukan di bulan Dzulhijjah, dan tentunya tanggalnya pun juga bukan tanggal sembilan. Dengan demikian, ketika kita beranggapan bahwa puasa tanggal 9 Dzulhijjah itu harus dikaitkan dengan wuquf di Arafah, sebenarnya tidak punya dasar sama sekali, karena bertentangan dengan realitas pensyariatannya di masa kenabian. Intinya adalah : Puasa tanggal 9 Dzulhijjah sudah disyariatkan sejak tahun kedua setelah hijrah dan dilakukan oleh Nabi SAW beserta para shahabat setiap tahunnya. Tetapi sepanjang 22 tahun selama masa kenabian, puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah tidak pernah berbarengan dengan wuquf di Arafah. Karena syariat haji baru dijalankan oleh beliau SAW dan para shahabat di tahun kesepuluh dari hijrah atau setelah 22 tahun sejak kenabian. Kalau pun orang Arab jahiliyah tiap tahun menyelenggarakan haji, ternyata jadwalnya bukan pada bulan Dzulhijjah. Sehingga pada tanggal 9 Dzulhijjah itu tetap saja tidak ada acara wuquf. Kalau hari ini puasa tanggal 9 Dzhulhijjah harus diseusaikan jadwalnya dengan wuquf di Arafah, berarti justru bertentangan dengan realitas puasa di masa Nabi SAW.
Ust Abdul hakim bin Amir Abdat semoga Alloh menjaga nya lebih cenderung pendapat puasa arofah itu ikut kepada pelaksanaan tempat dan waktu wukuf di Arofah, dalam hal ini ada khilaf pendapat dengan Ustad Yazid bin Abdul Qodir Jawwas semoga Alloh menjaganya, padahal keduanya adalah sohib sahabat karib dan ustad senior yg berpegang teguh di atas dakwah Salaf... saya sangat menghormati kedua nya
Klw mau mengikuti semangat persatuan umat Islam mestinya ikuti aja pelaksanaan di Mekah. Sebenarnya menyatukan hilal di seluruh dunia tdklah mustahil, mengingat bulan itu satu, krn satu iya ikuti saja hilal di Mekkah.
@@adonsadono3595 emang setiap kau menentukan awal puasa, Anda lihat hilalnya? Saat puasa sering terjadi hilal terlihat di Indonesia Barat tapi di Indonesia Timur belum terlihat, Indonesia Timur ikut Barat.
@@udinberkata3098 itulah goblokmu. Kesepakatan ulama dunia itu titik 0 itu diatas Kakbah. Klo Indonesia itu lebih muda dari Arab. Tpi gak bakal paham jga
Kalau menyatukan hilal seluruh negeri muslim itu mustahil dan tidak sesuai akal dan bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Itu sama seperti kalau di penanggalan masehi hari ini di Indonesia tgl 15 Juni 2024 sedangkan di Amerika hari ini baru tgl 14 Juni 2024. Tidak mungkin disamakan tglnya. Begitu juga dgn Indonesia dan Arab Saudi, ketika di Indonesia tidak terlihat hilal ketika matahari terbenam. 4 jam kemudian di Arab Saudi terlihat hilal. Artinya Indonesia terlambat 20 jam dibandingkan penanggalan Hijriah di Arab Saudi. Karena yg namanya 1 tanggal full sehari semalam itu waktunya 24 jam. Kalau penanggalan Hijriah dimulai dari matahari terbenam sampai matahari terbenam lagu besoknya. Tapi kalau berpuasa arafah karena jama'ah haji wukuf di Arafah bukan karena tgl 9 Dzulhijjah maka ini dalilnya kuat juga. Walaupun faktanya di Indonesia masih tgl 8 Dzulhijjah. Sedangkan puasa arafah karena tgl 9 Dzulhijjah ini lebih kuat. Karena asalnya puasa arafah itu krn tgl 9 Dzulhijjah. Wallahu 'alam.
@@irsaluddinlubis778 tanggal itu di mana2 sama, hari Sabtu di Indonesia tgl 15 Juni maka hari Sabtu di AS juga tgl. 15 Juni, gak ada selisih. Hilal penentuan awal puasa bisa disamakan krn memang hilal itu pd dasarnya satu, penentuan awal puasa ada dalilnya mengikut negeri yg jauh. Begini loh, pd puasa tahun ini tadi, rukyat di Indonesia Timur ternyata tdk terlihat hilal, lalu pemerintah bergerak ke Tengah, di Tengah hilal tak terlihat, lalu bergerak ke Barat, hiilal tak terlihat. Mengapa berhenti di Indonesia Barat? Mengapa tdk terus melihat ke Barat lagi hingga sampai ke Arab, di mana kita ketahui di Arab sudah terlihat hilal.
*SeHarusnya ada Utusan Perwakilan dari KeMenterian Agama Republik Indonesia yang melakukan rukyatul hilal di Arab Saudi, Karena Untuk Keabsahan Ibadahnya Jama'ah Haji Indonesia...*
Kalender penanggalan adalah ilmu pasti berdasarkan peredaran bulan dan matahari terhadap bumi.... Jadi harus pinter ilmu falak astronomi....kita hrs berguru ke kalender masehi .... Jadi berfikirlah wahai manusia....
Klo salafi kan mmng sll ikut pemerintah Klo sy pribadi wlw suka dngn kajian salafi tp tuk 10 Dzulhijjah ikut arab Saudi patokannya Wukuf di Arafah.. Krn pas saat wukuf itu semua ulamt Islam bersatu, dan kt yg tdk wukuf berpuasa, selain perbedaan waktu di negri kt lebih duluan 4 jam dr waktu arab Saudi 😊
Betul salafi ikut pemerintah, TPI menolak demokrasi. Intinya ikut yg aman2.klo masalah undang2 pemerintah yg TDK Adil kpd rakyat salafi diam TDK mengkritik. Yg dikritik Tahlilan, perayaan maulid Nabi.
@@hasyimasari8980dulu imam ahmad juga bersabar terhadap pemerintah itulah manhaj salaf Ya memang tujuanya dahwah sehingga meluruskan apa yg keliru bukan dunia tujuanya...
Sebenarnya Kebenaran Mutlak/Sejati itu HANYA SATU Yaitu Dari Allah SWT Yang Maha Esa, Penciptaan dan Pengatur alam semesta beserta isinya,tidak mempunyai sekutu, tidak beranak dan tidak pula diperanakan,berbeda dengan makhluk dan mempunyai Asmaul Husna. Jadi tetap boleh saja dua pendapat itu dan perbedaan pendapat lainnya yang tidak dalam pokok agama Islam.Haji ke Mekah dan Wukuf wajib di Padang Arafah tgl 9 Dzulhijjah itu pokok Islam, tetapi waktu 9 Dzulhijjah di setiap negara mungkin tetap boleh saja. Maka kalau ditanya tentang pendapat yang terbaik tentu yang terbaik itu 9 Dzulhijjah Wukuf di Padang Arafah, Mekah,Arab Saudi. Di Indonesia saja banyak orang yang "rindu" hari raya "serentak",tentu kita juga "rindu" Puasa Arafah juga "serentak" seluruh dunia di saat muslim menunaikan ibadah haji di Mekah itu jemaah haji sedang wukuf di Arafah,maka umat Islam sedunia lainnya puasa di hari wukuf itu dan besoknya Idul Adha.Apalagi Ka'bah,Mekah, Padang Arafah/Arab Saudi itu sudah Ketetapan Allah bahwa itu adalah Sumbu Bumi,bagi ilmuwan penyelidik Ka'bah, Mekah itu pusat ilmu pengetahuan alam semesta,sejarah,ibu kota bumi yang sudah seharusnya itu tidak perlu kita iri dengki, karena bukan lah keutamaan bangsa Arab tetapi memang sudah Ketetapan Allah banyak ayat-ayat Allah di Ka'bah,Mekah itu.Yang pasti manusia semuanya sama yang membedakannya hanyalah KETAQWAAN kepada Allah SWT. Dengan demikian tetap boleh saja menyampaikan ilmu, pendapat, pemahamannya masing-masing sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmu sekaligus sebagai pelepas kewajiban.Karena setiap orang hanya akan mempertanggungjawabkan dirinya masing-masing.Apalagi surga itu bertingkat-tingkat (100 tingkatan). Serta Nabi Muhammad SAW di dalam hadits juga sudah mengatakan bahwa di akhir zaman setiap muslim menjadi penolong bagi dirinya sendiri (sesuai iman, ilmu dan amalnya masing-masing saja).