#renharsugengpramono #eliezarsugeng #elisupra E:\WORD 2010\IMATIUS 2010\MATIUS180114.DOCX
PENGINJIL YANG MENGAJAR KERENDAHAN HATI
( Matius 18 : 1-5,10,12-14 )
Matius hari ini mengisahkan bahwa pada suatu kesempatan murid-murid datang kepada Tuhan Yesus dan bertanya, “Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga ?”
Tuhan Yesus tidak menjawab pertanyaan mereka dengan menyebut identitas “siapa”. Beliau justru memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya ditengah-tengah mereka
Dengan keras Tuhan Yesus berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar didalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam namaKu, ia menyambut Aku”
Kehebatan Tuhan Yesus adalah tidak menjawab langsung pertanyaan para murid, tetapi mengambil contoh nyata seorang anak kecil. Ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai anak anak kecil, tentu saja bukan anak kecil zaman now
Anak kecil yang dimaksud, anak kecil bangsa Yahudi. Jangan lupa Tuhan Yesus orang Yahudi, maka Beliau mengajar sesuai tradisi Yahudi
Anak kecil versi Yahudi waktu itu, sosok anak yang dianggap tidak memiliki manfaat. Mereka tergantung sepenuhnya pada orang tuanya. Tanpa orang tua mereka tidak berdaya
Sifat inilah yang ingin disampaikan Tuhan Yesus kepada kita. Ketergantungan mutlak pada Bapa merupakan kunci masuk sorga
Nah, pertanyaan bagi kita adalah apa yang dapat kita pelajari dari contoh anak kecil ?
Tentu saja kita perlu bertobat, menata hidup kita untuk menjadi sempurna dihadirat Tuhan. Orang yang bertobat memiliki rasa percaya yang besar kepada Tuhan dan terbuka serta membiarkan Tuhan berkarya didalam dirinya
Dalam ayat 10, Yesus tidak berbicara tentang anak kecil, ( dalam bahasa Yunani memakai kata "micro", sedangan ayat 3, menggunakan kata "paidion" )
Melainkan tentang mereka yang kecil, yaitu warga warga yang diremehkan oleh para elite politik ataupun elite gereja. Umat yang sederhana, tidak kaya, tidak bertitle., bahkan cenderung dilupakan
Situasi ini mirip dengan yang terjadi di kalangan umat beriman waktu zaman Tuhan Yesus masih didunia, bahkan sampai zaman now
Oleh sebab itu tidak seharusnya para elite gereja meremehkan umat tertentu, supaya suatu ketika janganlah mereka kaget menyaksikan kemuliaan yang disediakan bagi orang kecil
Setelah memberi contoh tentang seorang anak kecil sebagai simbol kerendahan hati di hadapan Tuhan, Yesus juga memberi perumpamaan lain yang sifatnya mengajak murid-muridNya untuk bertobat
Mereka tersesat seperti domba di padang. Para gembala memiliki tugas mencari domba yang tersesat. Sang gembala akan merasa berbahagia serta bersukacita karena menemukan dombanya yang tersesat.
Tuhan adalah gembala yang baik. Gembala yang baik mengenal domba-dombaNya dan domba-domba mengenal suaraNya. Nah, satu-satunya tujuan Tuhan Yesus adalah memberi sukacita dan keselamatan kepada mereka yang tersesat
Beliau baik, tidak membiarkan umatNya hanyut dalam dosa tetapi mencari dan menyelamatkan mereka. Tuhan tidak menghendaki kebinasaan bagi anak-anakNya.
Sabda Tuhan membuat kita berefleksi: Apakah kita juga mampu menjadi gembala yang baik yang selalu mempunya opsi mencari dan menyelamatkan yang sesat atau puas dengan domba-domba yang sudah ada ?
Tidak jarang kita memilih yang sudah ada dan membiarkan yang tersesat. Betapa kelirunya kita!
Kita juga diajak untuk menjadi rendah hati seperti anak kecil, selalu mengandalkan Tuhan. Selidikilah bathinmu dan bertobatlah! Ambilah dan milikilah semangat "Anak kecil" didalam hidup
Salam dan Doa : Sugeng Pramono
10 сен 2024
