PUNCAK acara Festival Reba Ngada Jakarta 2023 berlangsung meriah di Anjungan NTT, TMII. Ribuan orang dari komunitas diaspora Ngada dan Flobamora menyambut antusias festival ini. Apalagi, inilah festival meriah pertama semenjak Februari 2020 tatkala Indonesia menghadapi pandemi Covid19
Festival tahun 2023 ini kembali menampilkan pesona terbaiknya. Kombinasi acara keagamaan, sosial budaya, dan hiburan, memberikan kesan tersendiri bagi komunitas diaspora Ngada dan kaum diaspora lainnya dari NTT. Semangat festival pesta adat Reba yang ramah dan hangat memberikan kesan persaudaraan dan kerukunan yang kuat. Satu hati, satu rasa, dan satu kebanggaan sebagai orang Ngada, orang NTT, dalam persaudaraan sesama warga Nusantara.
Festival tahun 2023 ini memberikan kesan tersendiri berkat kehadiran Uskup Maumere, Bupati Ngada, Wakil Gubernur NTT, dan juga Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif (melalui platform online).
FESTIVAL: Misa, Ritual Reba, dan Makan Bersama
Kemasan acara festival berlangsung apik. Acara diawali dengan Misa Inkulturasi yang dipimpin oleh Bapak Uskup Ewaldus Martinus Sedu didampingi Pater Edu Ratu Dopo, SJ, dan sejumlah imam konselereban, didukung oleh paduan suara dari NISC (Ngada Ine Sina Choir) yang diiringi oleh Band Musihui Ngada Diaspora Ensemble, dan dimeriahkan oleh Tarian Ja'I oleh perpaduan para junior dan yunior dari kalangan komunitas Ngada diaspora.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pementasan ritual Reba dalam dua babak yakni doa adat sebagai penghormatan kepada leluhur orang Ngada yang berlangsung dalam Replika Sa'o Ngada "Ine Sina", dan diikuti dengan Soka Uwi (Pujian terhadap Ubi), Kelo Ghae (Prosesi), dan Sedo Uwi (Tandak Puja Puji Ubi). Tandak Sedo Uwi dipentaskan dalam dua langgam yaitu langgam "O Uwi" dan langgam "Goe Goe".
Khusus untuk Soka Uwi, kali ini kembali menampilkan inspirasi dari Reba Nua Nage dari wilayah kecamatan Jerebu'u, Kabupaten Ngada. Tandak "O Uwi" mengambil inspirasi dari hampir seluruh kampung di Ngada. Sedangkan Tandak Goe Goe mengambil inspirasi dari wilayah Golewa (Toda Belu, Doka Radabata), Golewa Selatan (Sadha), dan Jerebu'u (Doka Rèdu, Niki Si'e, dan Dona). Beragam langgam ini memang sengaja dipentaskan untuk menampilkan kekayaan budaya Reba dari Tanah Ngada.
Sambutan komunitas diaspora atas penyelenggaraan Festival Reba Ngada Jakarta 2023 ini memang gegap gempita.
BUPATI DAN WAKIL GUBERNUR: Menyambut Antusias!
Demikian juga Bupati Ngada, Bung AP (Andreas Paru) yang terlihat sumringah dalam puncak acara festival ini. Beliau menyambut gembira dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada komunitas Ngada diaspora di Jabodetabek atas penyelenggaraan festival Reba Ngada di Ibu Kota. Bahkan Bupati AP menyatakan kesiapan Pemerintah Kabupaten Ngada untuk mendukung penyelenggaraan festival Reba Ngada Jakarta sebagai agenda tetap tahunan di TMII.
Wakil Gubernur NTT, Bung Yoseph Nae Soy, juga menyatakan kebanggaannya atas penyelenggaraan festival Reba Ngada Jakarta. Beliau menyambut baik komitmen Kabupaten Ngada yang mendukung even ini ke depan. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa festival pesta adat Reba terbuka untuk semua karena sejatinya semangat festival Pesta Adat Reba adalah menjalin persaudaraan sesama anak bangsa dari Ngada, dari NTT, sebagai bagian dari warga Nusantara.
PKBNJ dan Komunitas Diaspora:
PKBNJ (Paguyuban Keluarga Besar Ngada Jakarta) sebagai organisasi penyelenggara pastilah berbangga atas pencapaian ini. Tahun ini adalah musim kesepuluh dimana warga Ngada diaspora adakan perayaan festival Reba di Jakarta. Salute yang setinggi-tingginya buat Bung Dami Bilo selaku Ketua PKBNJ dan Abang Ferry Keo selaku Sekjen PKBNJ dan Ketua Panitia Festival Reba 2023.
Di atas segalanya, salute yang setinggi-tingginya kepada berbagai kelompok komunitas dan sub-komunitas (ILI BHOU) warga Ngada diaspora yang secara aktif mendukung festival Reba ini. Itulah kunci rahasia keberhasilan festival Reba Ngada di Jakarta karena didukung oleh komunitas diaspora yang solid dan kompak.
KA MAKI REBA: Kuliner yang Unik
Setelah pementasan Ritual Adat Reba, acara festival dilanjutkan Ka Maki Reba (yaitu makan bersama perjamuan Reba). Satu hal yang unik dari Festival Reba Ngada Jakarta adalah sajian konsumsi dengan kuliner dengan citarasa asli Tanah Ngada yaitu Raà Rète/RW (semacam rica-rica). Bukan hanya makanan, cara sajiannya juga unik. Mengambil inspirasi dari kampung-kampung di Ngada, cara penyajian makanan pun dilakukan dengan cara "Kopi Bhaghi (Ghoko Bhaghi)" dimana ada team khusus dalam balutan busana daerah, yang membagi nasi dan daging secara berkeliling dan menggunakan wadah "Wati/Beka", berupa piring asli dari anyaman daun lontar. Cara ini sungguh menghadirkan citarasa otentik budaya tradisional Ngada dalam festival ini. Sungguh salute setinggi-tingginya bagi Team Konsumsi yang piawai menyajikan makanan bagi hampir 2000 orang yang hadir dalam festival kali ini.
Rima Gasi
"SILI ANA WUNGA, NUKA PERA GUA"
By: S.B.S.
#festivalrebangadajakarta
20 сен 2024