Terkenang di th 95,aq datang ke garoga,bersama kawan kawan utk pemasangan tianglistrik baru selama 2bulan ,wow keren dan extrim perjalanandari si borong borong ke garoga ,kami sendiri dari medan (dari pt SM)di tiang listrik nya ada kode lble SM nya,dan kami kesana naik truck kran ,kesan kami warga di sana sangat ramah ramah dan menyenangkan...dan sekarang aq berdomisili di jatim,trimakasih min...krn vidio ini ,aq jd teringat seru nya di garoga
Daerah terlupakan. Anak anak ini walaupun tinggal di gunung pelosok cerdas2 terlihat, ciri2nya terbukti mereka mengoceh terus indikasi anak yang pintar tinggal dikasih kesempatan difasilitasi bisa jadi insinyur sarjana orang pintar dimasa depan bangun daerahnya, bahkan anak dikota blm tentu sepintar ini au a u kalo ditanya. miris liat negara ini pemerataan pembangunan jauh tidak ada perhatian pedulinya. Semoga cepat tumbuh besar Tapanuli kampung leluhurku, tempat lahir asal orang orang hebat negeri ini.
Tiap mlm aku nnton Chanel ini karena suka liat kampung2 yang di ekpos...terutama kampung2 daerah Samosir yang dekat danau toba. Kupikir gada kampung2 spt itu di daerah Samosir. Sedih juga lht kampung2 yang ditinggalkan pddk nya😢
@@zeus-jupiter orang Batak itu merantau ya karena faktor ekonomi. Mana ada orang Batak yg sdh kaya dikampung merantau? an siapa juga yg mau tinggal dikampung ( dihuta ) yg seperti ini?
Tetap gini ya lae jangan kasih musik musik, kami pengen dengar suasana asli kampung pedesaan hening alam natural vibesnya, tanpa polusi bising dan carut marut hingar bingar.
supaya semakin top channel ini, alangkah baiknya di iringi sound track berirama musik batak atau lagu batak yg berhubungan dgn desa atau wilaah yg dikunjungi.
Denggan do nian vidio muna on lae gabe menambah pengetahuan, alai ml boi cara mengambil vidio lae bagak jo baen hamu lae, unang jolo mangallang bodrek iba manonton alias mirdong
Bapakku asal Mogang dekat pelabuhan... terakhir ksana thn 1994.. Dri video ito ini terlihat, walaupun desanya tergolong desa tertinggal tapi cukup bersih ya...nyaris tak terlihat sampah😊
Horas, ma langsung Hu subscribe... 👍 Sukses untuk chanelnya. Semua iklan ku tonton semua, sebagai bentuk dukungan ku walaupun baru itu yg bisa Hu bahen❤
Memang wajarlah jika tapanuli itu disebut "peta kemiskinan". Karena hampir semua ( hampir ) huta ditapanuli ekonomi gak berjalan baik, karena akses jln yg msh parah atau tdk ada sama sekali. Jln adalah faktor utama penggerak ekonomi itu sendiri
Yang tolol itu, yang buka pemukiman di daerah itu. Tanah kosong masih luas, kok buka daerah pemukiman jauh dari akses perkotaan. Kalau saya yang jadi bupati di daerah itu, saya juga tidak akan membangun jalan ke daerah tsb, apalagi cuma melayani belasan KK. Kalau 200an KK masih rasional untuk membangun jalan ke daerah itu.
Saya jaman dulu pernah aku kesini.sirumambe.ditempat marga Huta Julu Ber.dongoran.tidak bisa kendaraan kesini.jalan kaki atau naik kuda.mulai Sian Aek bila sahat tu si Rumambei
Kekayaan alam dan hasil bumi di Garoga ini sebenarnya cukup banyak. Namun dikarenakan inprastruktur yang sangat sangat minim membuat segala potensi yang ada di daerah " banyak yang menjadi mubajir tidak termanfaatkan.
hampir rata rata di desa kami tak punya lampu jalan sehingga kalu malam ya pasrah, itulah makanya kita harus bersyukur ketika pemerinta memperhatikan desanya
Izin bang..kok BS setiap ambil video daerah kampung pedalaman usaha kn bawa oleh-oleh buat warga berbagi..Krn warga nya jauh dr akses jalan menuju warung..toko.
Mantap abangku vidio youtube lain dari pada yang lain. Klo bisa di ada terjemahan nya bang kalo ngobrolnya pake bahasa batak. Agar kami sebagai generasi keturunan batak bisa belajar lebih banyak tentang budaya batak.
Tabegitulahkeadaan orang batak dan kampungkamidipedalaman sebelumgaroga.kampungyersebyt sudah hamoirtutup karena. WRganyatinggaloeangtua. Sansawah sawahnyasudahbanyak yang terbengkalai karenatidak ada yabg mengerjakannya
Aura yang aku rasakan alak kita yang jual embus embus itu , aura Surga laeku.... Tidak buat aturan makan keringat orang ,berupa pungutan Parkir ditanah yang bukan dia punya. Tidak ambil keringat buruh dgn ilmu cyber under mind.
Aku tak sudi tapanuli itu peta kemiskinan. Sebab tapanuli tanahnya sangat subur dan perkebunannya juga luas, air tawar sangat melimpah. Tentu hasil buminya banyak dong.
Penduduknya tidak pintar mengolahnya makanya jadi miskin....benar kalau alamnya kaya...dan sering x kalau remaja disana suka petik2 yg tidak punyanya.. itulah kalau bisa dirubah
boasa dang di liput hmu sahat tu sirumambe lama amang.. lewat jembatan i dope agak mananjak tu ginjang. adong dope huta dsi.. cuma dang godang be penduduk na adong dope 18 rumah tangga nai.
Bedanya Masyarakat Dayak dipedalaman Kalimantan adalah Sungai, dimana ada Masyarakat pasti ada Sungai sebagai sarana Transportasi kemudian belakangan ini menggunakan Jalan darat.....Kemudian karena setiap Kampung berada ditepi atau tidak jauh dari Sungai maka keberadaan WC sudah menjadi hal biasa yg diletakkan biasanya bersebelahan dengan kamar Mandi diatas Lanting/Sungai...Kalau Masyarakat Batak ada diPegunungan maka Dayak tdk ada dipegunungan/Bukit karena hamparan Tanah Kalimantan relatif datar sampai berbukit dengan ketinggian rendah......
Terlanjur suka dengan suku Batak, Walau aku ndak jadi berjodoh dengan orang sana... Tak menghalangi suka ku terhadap suku ini, Semoga suatu saat aku bisa berkunjung kesana... walau tanpamu...🙏🤗
KARO BUKAN BATAK hanya SUKU KARO 👍 Nama Batak sebagai identitas etnik ternyata tidak berasal dari orang Batak sendiri, tapi diciptakan atau dikonstruksi para musafir barat. Hal ini kemudian dikukuhkan misionaris Jerman yang datang ke tanah Batak sejak tahun 1860-an. Simpulan ini dikemukakan sejarahwan Unversitas Negeri Medan (Unimed) Ichwan Azhari yang baru usai melakukan penelitian di Jerman. Di Jerman, sejarahwan bergelar doktor ini memeriksa arsip-arsip yang ada di Wuppertal, Jerman. Dalam sumber-sumber lisan dan tertulis, terutama di dalam pustaha, atau tulisan tangan asli Batak, tidak ditemukan kata Batak untuk menyebut diri sebagai orang atau etnik Batak. Jadi dengan demikian nama Batak tidak asli berasal dari dalam kebudayaan Batak, tetapi diciptakan dan diberikan dari luar. "Kata Batak awalnya diambil para musafir yang menjelajah ke wilayah Pulau Sumatera dari para penduduk pesisir untuk menyebut kelompok etnik yang berada di pegunungan dengan nama bata. Tapi nama yang diberikan penduduk pesisir ini berkonotasi negatif bahkan cenderung menghina untuk menyebut penduduk pegunungan itu sebagai kurang beradab, liar, dan tinggal di hutan," kata Ichwan Azhari di Medan, Minggu (14/11/2010). Dalam penelitiannya yang dimulai sejak September lalu, selain memeriksa arsip-arsip di Jerman, Ichwan juga melengkapi datanya dengan mendatangi KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde atau the Royal Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) di Belanda. Dia juga mewawancari sejumlah pakar ahli Batak di Belanda dan Jerman seperti Johan Angerler dan Lothar Schreiner. Hasilnya, pada sumber-sumber manuskrip Melayu klasik yang ditelusurinya, seperti manuskrip abad 17 koleksi Leiden, memang ditemukan kata Batak di kalangan orang Melayu di Malaysia, tetapi sebagai label untuk penduduk yang tinggal di rimba pedalaman semenanjung Malaka. Dalam manuskrip itu, saat Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, Puteri Gunung Ledang yang sangat dihina dan direndahkan oleh teks ini, melarikan diri ke hulu sungai dan dalam teks itu disebut, "... masuk ke dalam hutan rimba yang amat besar hampir dengan negeri Batak. Maka diambil oleh segala menteri Batak itu, dirajakannya Puteri Gunung Ledang itu dalam negeri Batak itu." Tidak hanya di Malaysia, di Filipina juga penduduk pesisir menyebut penduduk pedalaman dengan streotip atau label negatif sebagai Batak. Untuk itu menurut Ichwan, cukup punya alasan dan tidak mengherankan kalau peneliti Batak terkenal asal Belanda bernama Van der Tuuk pernah risau dan mengingatkan para misionaris Jerman agar tidak menggunakan nama Batak untuk nama etnik karena imej negatif yang terkandung pada kata itu. "Di Malaysia dan Filipina penduduk yang diberi label Batak tidak mau menggunakan label merendahkan itu menjadi nama etnik mereka. Di Sumatera Utara label itu terus dipakai karena peran misionaris Jerman dan pemerintah kolonial Belanda yang memberi konstruksi dan makna baru atas kata itu," katanya. Disebutkan Ichwan, para misionaris itu sendiri awalnya ragu-ragu menggunakan kata Batak sebagai nama etnik, karena kata Batak tidak dikenal oleh orang Batak itu sendiri ketika para misionaris datang dan melakukan penelitian awal. Para misionaris awalnya menggunakan kata bata sebagai satu kesatuan dengan lander, jadi bata lander yang berarti tanah Batak, merupakan suatu nama yang lebih menunjuk ke kawasan geografis dan bukan kawasan budaya atau suku. Di arsip misionaris yang menyimpan sekitar 100 ribu dokumen berisi informasi penting berkaitan dengan aktivitas dan pemikiran di tanah Batak sejak pertengahan abad ke-19 itu, Ichwan menemukan dan meneliti puluhan peta, baik peta bata lander yang dibuat peneliti Jerman Friedrich Franz Wilhelm Junghuhn, maupun peta-peta lain sebelum dan setelah peta Junghuhn dibuat. "Peta-peta itu memperlihatkan adanya kebingungan para musafir barat dan misionaris Jerman untuk meletakkan dan mengkonstruksi secara pas sebuah kata Batak dari luar untuk diberikan kepada nama satu kelompok etnik yang heterogen yang sesungguhnya tidak mengenal kata ini dalam warisan sejarahnya," tukas Ichwan. Dalam peta-peta kuno itu, kata bata lander hanya digunakan sebagai judul peta tapi di dalamnya hanya nampak lebih besar dari judulnya nama-nama seperti Toba, Silindung, Rajah, Pac Pac, Karo, dan tidak ada nama batak sama sekali. Dalam salah satu peta kata Batak di dalam peta digunakan sebagai pembatas kawasan Aceh dengan Minangkabau. Kebingungan para misionaris Jerman untuk mengkonstruksi kata Batak sebagai nama suku juga nampak dari satu temuan Ichwan terhadap peta misionaris Jerman sendiri yang sama sekali tidak menggunakan judul bata lander sebagai judul peta dan membuang semua kata Batak yang ada dalam edisi penerbitan peta itu di dalam laporan tahunan misionaris. Padahal sebelumnya mereka telah menggunakan kata Batak itu. Kata Batak yang semula nama ejekan negatif penduduk pesisir kepada penduduk pedalaman, kemudian menjadi nama kawasan geografis penduduk dataran tinggi Sumatera Utara yang heterogen dan memiliki nama-namanya sendiri pada awal abad 20, bergeser menjadi nama etnik dan sebagai nama identitas yang terus mengalami perubahan. "Setelah misionaris Jerman berhasil menggunakan nama Batak sebagai nama etnik, pihak pemerintah Belanda juga menggunakan konsep Jerman itu dalam pengembangan dan perluasan basis-basis kolonialisme mereka. Nama Batak juga digunakan sebagai nama etnik para elit yang bermukim di Tapanuli Selatan yang beragama Islam," tukasnya. Bujur ras mejuah-juah man kita kerina Kalak KARO tanpa embel-embel pembatak2kan dgn logika dan fakta 🙏
Maaf lae koreksi sedikit,klu lae buat musik 🎶 dalam video musik batak aja laeku,lae ngeliput sekitar danau toba/sumut, ciri khas keliatan laeku, maaf saran aja lae
Sankampung yangsusah kehabisan penduduknya. Iakah desa lobusonak desa asa komjen martuani sormintaoijarenadisuruhsekolahdan pintar semuadantidakmaukagitingaldikampung sa jRenapendidikan dan tidak punyabanyak anak.
Asalma Marisi kantungi , sebenarnya bukan tdk besar nama HKBP dn di isi orang orang cerdas pintar sdh waktunya . membuat penyuluhan di setiap resort terutama di Bona pasogit , mulai dari cara bertani mengolah kompos dan prioritas tanaman yang cocok di daerah tersebut.
Sehebat apappun Adat mu kau pegang tp klu bahasa ibu (bahasa tiba) tdk lg kau pakai jgn harap langgeng ke masa depan adat mu, ajar kan anak2 bahasa toba biar jgn hilang karena mrk generasi penerusnya