Kalo nggak Pameran mana tau Hasil karya seniman itu Kalo udah pameran tunggal Ya itu jati dirinya seniman itu Ayo pameran jangan takut dikkritik Kritikan adalah jamu bagi. Seniman
Penjelasan menarik, di era digital ini ada yang yang menganggap bahwa pameran secara fisik sudah tidak begitu menarik, karena ada kejadian atau pengalaman dimana seorang perupa yang sudah menyiapkan secara matang baik itu karya dan publikasi akan tetapi tidak mampu menarik orang (pengunjung) untuk hadir. Beberapa perupa lebih tertarik untuk membuat pameran di sosial media, karena perupa tersebut merasa bahwa pengunjung internet bisa dijangkau seluruh dunia. Bagaimana menurut pak Hari ? Terima kasih.
ya gak papa dalam arti bahwa mereka yang di internet adalah sekedar menunjukkan bahwa mereka masih berproses karya seni tapi perlu diingat bahwa kekaryaan itu adalah konkrit yang akan terasa muatan makna dan nilainya bila terlihat fisiknya secara nyata yaitu dalam suatu perhelatan pameran (khususnya pam tunggal). Di dalam kekonkritan itu kita akan merasakan benar bagaimana tipis, gumpalan, kepadatan, transparan, dan kualitas-kualitas aspek visual yang tersusun dan yang lain yang mungkin tidak terdeteksi bila kita hanya melihat sepintas atau sesekali walau secara langsung yang musti "dirasakan" secara langsung bukan sekadar foto ataupun di internet, karena foto/ internet hanya menyodorkan "penyembunyian" atau berkurangnya kualitas yang harus ditangkap secara konkrit. Tidakkah kehidupan itu adalah dirasakan secara konkrit bukan maya, bukan.
atau kalau inginnya berpameran di internet, maka internet adalah bagai "kanvas" yang tentu berbahan dan teknik yang berkaitan dengan komputerisasi dan link yang tentu konsepnya akan berkaitan dgn wacana post-human. bukan pameran karya lukis konvensional yang hanya diunggah di internet.