Episode @cekjunchannel5770 ke 293 :
Bertepatan dengan 1 Muharram 2023/1445 H , Komunitas Pecinta Ziarah Palembang Darussalam dan Sumatera Selatan (KOPZIPS) menggelar ziarah bulanan Makam Nyi Gedeh Ing Pembayun yang terletak di kawasan 15 ilir lr. Gede Pembayun.
Sebelumnya keberadaannya makam Nyi Gedeh Ing Pembayun nyaris tak terdengar dan berada di tengah kawasan padat penduduk. Padahal didalam catatan sejarah, Ratu Palembang ini merupakan sosok perempuan hebat dan tangguh yang melahirkan raja-raja dan Sultan-Sultan Palembang.
Ayahnya, Kemas Anom bergelar Ki Gede Ing Suro Mudo, adalah peletak dasar2 kedaulatan Kerajaan Islam Palembang yg menjadi penguasa Palembang dalam tahun 1573-1590. Ki Kede Ing Suro mendirikan istana keraton Kuto Gawang dan Masjid Candi Laras serta komplek pemakaman di Palembang Lama, 1 ilir, di tepian Sungai Musi (kini menjadi komplek PT Pusri).
Nyi Gedeh Ing Pembayun merupakan anak pertama dari 8 bersaudara, mereka masing-masing: Nyai Geding Pembayun, Ratu Mas Adipati di Jambi, Kemas Adipati (memerintah: 1590-1595), Pangeran Madi Angsoko (1597-1629), Pangeran Madi Alit (1629-1630), Pangeran Siding Puro (1630-1639), Kemas Kembar, dan Nyimas Kembar.
Baca Juga Herman Deru Nantikan Kerja Nyata PII Memajukan Sumsel
Selama hayatnya, Nyi Gedeh Ing Pembayun sempat menikah dua kali. Suami pertamanya ialah Kemas Tengah bin Kiai Arya Selempar bin Sang Aji Kidul bin Kiai Gede Siding Lautan priyai Demak, memperoleh seorang putri Nyimas Pengulu.
Setelah suaminya ini wafat, ia lantas menikah dengan Pangeran Tumenggung Manca Negara Cirebon bin Pangeran Adipati Sumedang bin Pangeran Wiro Kusumo Cirebon bin Sunan Giri. Dari pernikahannya dg Pangeran Tumenggung Manca Negara ia dikaruniai 4 putra-putri sbb:
1. Pangeran Ratu Mangkurat Sedo Ing Pesarean (memerintah: 1651-1652).
2. Ratu Sinuhun Sabokingking, yg menyusun kitab adat Undang-Undang Simbur Cahaya, bersuamikan Pangeran Sido Ing Kenayan (1639-1650).
3. Raden Arya Jayangsari.
4. Masayu Antasari.
20 сен 2024