TRIBUN-VIDEO.com - Perang Israel vs Hamas pecah mulai Sabtu (7/10/2023). Perang ini disebut sebagai perang terbesar setelah tragedi Perang Yom Kippur 1973.
Milisi Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel tepatnya di Tel Aviv dan Yerusalem pada Sabtu (7/10/2023).
Hingga Minggu (9/10/2023) sebanyak 700 warga Israel tewas dan sedikitnya 25 tentara Israel tewas. Selai itu, Hamas turut membawa wanita dan lansia sebagai sandera.
Tak tunggu lama, Israel melakukan pembalasan ke Jalur Gaza. Sedikitnya 200 orang tewas. Israel telah mendeklarasikan perang ke Hamas dan Hizbullah.
Kenapa Hizbullah menjadi target Israel?
Israel meyakini bahwa Hizbullah ikut terlibat dalam penyerangan 7 Oktober 2023 itu. Hamas menyebut serangan mereka sebagai 'Badai Al Aqsa'.
Sedangkan Israel menyebut serangan balasan mereka sebagai 'Operasi Pedang-Pedang Besi'.
Dilansir Al Jazeera, juru bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan serangan itu adalah respons terhadap semua kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade.
"Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al Aqsa," kata Qadomi.
Dia menambahkan, "Semua hal ini lah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini."
Komandan militer Hamas, Mohammed Deif, menegaskan pertempuran ini dilakukan demi mengakhiri penjajahan terakhir di bumi.
Kendati demikian, Israel menyebut Hizbullah punya peran besar dalam serangan Hamas.
Sebab, Hizbullah telah menembakkan puluhan roket dan peluru pada Minggu (8/10/2023).
Mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilancarkan ke tiga target di dalam wilayah Shebaa Farms yang dikuasai Israel.
"Hati kami bersama Anda. Pikiran kami bersama Anda. Jiwa kami bersama Anda.
Sejarah, senjata, dan roket kami bersama kalian," kata pejabat tinggi Hizbullah, Hashem Safieddine, dilansir dari Washington Post.
Masuknya Hizbullah menyuntikkan elemen baru yang mudah terbakar ke dalam pertempuran,
ketika Israel terguncang oleh serangan canggih dan bercabang yang telah menewaskan sedikitnya 600 warganya dan lebih dari 2.000 lainnya terluka.
medan.tribunne...
1 окт 2024