Menjelang Hari Guru, Ruangguru PHK Massal 

"Jangan jadi juara kelas, tapi jadilah juara kehidupan." Thank you Prof buat pencerahannya🙏🏻

Setuju bgt dg sindiran prof. Rhenald..saving...bukan hura2 dg gaya hidup hedon..pernikahan mewah smpe tiap sahabatnya dpt gaun, mulai dr teman SMA, kuliah, krj, semuanya dikasih gaun mewah. Jalan2 kluar negeri bareng artis2...knp hrs hedon sih...pdhal saat CEO itu hedon, saat itulah nasib karyawan di ambang PHK.

nasihat dan petuah baik dari para orang tua kita akhirnya terbukti kepada generasi milenial yang cenderung ingin bekerja semaunya saja.......fakta sudah membuktikan sekarang bahwa bekerja itu perlu proses dan kerja keras yang tidak kenal lelah. Salut buat Prof Rhenald......Bapak selalu menjadi inspirasi bagi Bangsa Indonesia

Saya setuju penjelasan Pak Prof. Kalo cuma mau sertifikat, saya bisa bikin di aplikasi desain grafis😁, tapi kalo mau punya skill dan mental yg tangguh kita butuh belajar pada praktisi di lapangan.

Setuju sekali Pak Rhenald, jgn pake alasan resesi utk exit (jual perusahaan, phk, atau umumkan bangkrut). Saya banyak terinspirasi dan salut dengan kawan2 umkm dan pengusaha lokal di Bali, ketika banyak perusahaan besar, hotel2 besar tutup, phk karyawan. Para kawan2 umkm, pengusaha lokal yg kecil ini tetap bertahan, 0 phk, bahkan banyak yg jual aset pribadi demi tetap membayar karyawan pdhl pendapatan nihil. Ada kawan pengusaha travel yg tabungan 10 tahun habis selama pandemi dipake menggaji karyawan. Perusahaan besar karena kerja karyawannya, owner kaya raya karena pengabdian karyawannya. Tidak pantas ketika situasi sulit, langkah yg diambil adalah membuang karyawan yg telah berjasa.

Benar pak. Guru tidak bisa digantikan teknologi. Tapi memang harus menguasai teknologi. 🙏

Bekerja itu bukan soal skill saja, saya justru rekrutmen mengutamakan attitude dan karakter calon karyawan saya

Kondisi jujur makin sulit terkhusus buat para-para fresh graduate. Dimana di dunia kerja mereka juga belum banyak pengalamannya dan setiap mau lamar kerja selalu dicari yang pengalaman berapa tahun. Plus saingannya sama yang di PHK massal tentu lebih berpengalaman mereka. Paham kalau dari segi perusahaan pasti pengen yang langsung udah jago ketimbang harus ngajarin ulang. Tapi ya balik lagi kayak quote yang di kutip oleh Prof di video ini "Involve me". Ya balik lagi cari tempat kerja juga jodoh2an, smoga kalian semua menemukan tempat yang baik 🙏

bapak ini profesor yg sudah diakui bidang ilmunya. spesifik di management strategies. bapak change management. komisaris bumn yyg selamat dari disrupsi. sudah teruji. tp tetap rendah hati. dan ga pernah mengatakan dungu utk orang lain.

Saya pakai ruangguru, menurut saya ruangguru itu sangat membantu buat pemahaman karena bukan hanya sekedar video pelajaran yang beredar luas dimana mana tapi benar benar tersusun dari materi semester awal dan akhir, ada latihan kuis, rangkuman materi, komunitas belajar baik chat maupun di app dan ada fitur adapto. Yang dimana kalau kita belum faham, fitur adapto ini akan langsung muncul. Jadi statement yang bilang bahwa "ngapain harus bayar kalau banyak yang gratis" ada benernya tapi beda dengan ruangguru yang bener bener fokus, detil, dan memang premium AKA bimbel beneran

Prof. Rhenald K., Ph.D adalah pakar manajemen UI yg seringkali mnjdi narasumber di acara2 PGRI, berdiskusi dg mereka sekaligus mmbuat penelitian dr diskusi tsb, sehingga tentunya beliau tahu betul sprti apa kondisi pendidikan saat ini dn jg perjuangan para guru itu seperti apa. Sy adlh salah satu pengagum Prof. Rhenald, dimana beliau pernah menduduki peringkat ke-22 'Top Management Guru' dan merupakan satu-satunya yang mewakili Indonesia pada World's Top 30 Management Professionals for 2018 yang dirilis oleh lembaga riset The Global Gurus pada Juni 2018. Terkait Ruangguru, yg jelas saat ini kondisinya adalah; lebih besar pasak daripada tiang. Backup plan yg kurang ketika trjd situasi yg volatile, akan menyebabkan efisiensi dn strategi yg di pake mrk adlh memangkas labour cost. Wlwpn valuasinya tinggi, namun return yg hrs dikembalikan ke venture capital nya jd membesar. So, belum bs dikatakan sustainable, business return nya masih ke profit, tp belum ke ESG nya. Trm ksh Prof Rhenald. Seperti biasa, analisis yg tajam dn holistik dg bnyk analogis yg masuk akal. Happy weekend all. Regards, Ned

" JGN NUMPANG EXIT MELALUI RESESI. "

Selama 2 tahun ini selalu bekerja di startup edtech sampe 3 perusahaan, salahsatunya terakhir di perusahaan yang di sebutkan divideo, sekarang ke startup non edtech namun dalam lubuk hati pengen banget jadi guru di sekolah cuman belum ada kesempatan, semoga tahun depan ada opportunity jadi guru selamanya

Kebanyakan perusahaan yang dipimpin anak milenial, tidak belajar dari pengalaman orang tua, inginnya langsung tumbuh cepat tanpa memperkuat manajemen keuangan dan manajemen sumber daya manusia, seharusnya karyawan harus proporsional jangan anak muda yang ambisius tanpa perhitungan yang matang, sehingga dampaknya PHK karyawan, saya setuju pendapat Pak Rhenaldi, jangan mengkambing hitamkan perekaman global yang salah, tetapi manajemen keuangan yang efisien adalah solusinya, jangan berpikiran bakar uang adalah solusi manajemen yang baik tanpa memikirkan perusahaan untuk profit.

Bravo sekali pelajaran yang baik adalah yang langsung dipraktekkan. Saya belajar bhs Italy secara autodidak dan praktek langsung sama turis turis yg datang.ketika perusahan perjalanan tau saya bisa bhs Italy mereka datang menawarkan pekerjaan pada sy jadilah saya tour guide itu th 1986. Trims prof wejangan yang bagus sekali 🙏👍❤️

Ketika expert bikin RU-vid, langsung mencerahkan pemikiran manusia. Terima kasih prof

Guru adalah "ruang" dimana siswa bertumbuh ,berkembang dan berkreasi ...

Teknologi tidak bisa menggantikan guru tapi guru harus belajar teknologi 🙏🙏 terimakasih Prof

Terima kasih Pak Kasali. Guru jaman sekarang memang ditantang untuk berkembang lebih dari sekadar penyampai informasi tapi mengkreasikan ruang berkembang dimanapun. Ingat gurur2 saya jaman SD dan SMP yang hebat!

pelajaran yang bisa saya ambil, dalam menanggapi berbagai isu terkini janganlah kita hanya sekedar komen hanya di kolom komentar chanel seseorang. tapi ,susunlah komenmu menjadi sebuah topik yang seru untuk bisa dibicarakan sehingga bisa menjadi sebuah konten di chanel youtube mu sendiri , itu lebih bermanfaat dan lebih cuan.

benar pak apa kata anda, sy dapat skill ngelas, nyablon, pasang plafon, pasang atap kanopi, ngedit video, design grafis, web programing dan bikin roti. semua itu hanya dari RU-vid. tapi semua itu sia2 kalo hanya di tonton tdk dipraktekkan. Mnrt sy RuangGuru harus menggarab model bisnis lain walaupun kurang relevan dan idealis, ambil contoh kopi kenangan model bisnis utamanya FnB tpi skrg sdh merambah didunia kursus yaitu kursus barista dengan sertifikasi kopi kenangan.

Semenjak lihat video vidio prof renal, jadi semangat beli dan baca buku bukunya. Self driving, myelin dll. Buku 8tahun lalu yang masih sangat relevan sampai sekarang.

Sejak muda pa RK ini banyak turut seminar periklanan dan marketing, hasilnya cukup hebat dan beruntung tidak berbuah "karakter perbudakan" . Salam sukses pa RK.

Bicara soal ilmu yg bisa didapatkan dengan gratis, buat saya, anda ini termasuk salah satu penyedianya lho pak. Terima kasih banyak utk semua ilmu dan inspirasinya ya pak. Semoga bapak sukses dan sehat selalu.

Teknologi tidak bisa menggantikan guru. Thank you pak

Sukses dan sehat selalu Prof !! 🙏🙏 Dunia membutuhkan orang orang seperti anda yg tidak hanya mengajari tapi juga menginspirasi.

Betul.. Interaksi aktif antara murid dan guru lebih manusiawi dan tak tergantikan... Jika belajar online cara terbaik.. Pasti universitas terbuka jadi kampus idaman dinegeri ini... Bimbel online hanya cuan diutamakan.

Pekerjaan kedepan yg baik menurut saya ya, sekali lagi menurut saya, jgn diejek , adalah berkebun, bertani dan berternak. Hasil nya akan terus berlanjut walaupun tidak mewah tapi tetap menghasilkan. Krn itulah yg kami lakukan. Pekerjaan tradisional gaya nenek moyang. 😄

Hii Prof, thanks for this video. Anyway I love this words "Karena untuk bisa bekerja, dibutuhkan lebih dari sekedar sertifikat. Tak perlu menjadi juara kelas, tapi jadilah juara kehidupan." Sangat memotifasi. 👏🏼

Dari dulu sya sering bilang karna sistem pendidikan kita yg seperti ini kita diajarakan untuk selalu mengikuti sistem di ajarkan untuk selalu menjadi pekerja tanpa diajarkan untuk membuat/memproduksi/menciptakan sesuatu... Sehingga minset setelah lulus sekolah ya bekerja pada orang lain bukan berusaha membuat atau menciptakan sesuatu, sangat sedikit berminset menjadi owner atau penemu... Ya akhirnya ini dampaknya mulai terlihat ketika timbul suatu masalah

Inilah yg mendasari saya menjadi seorang guru sesuai degan keinginan kh dewantara dimana jadi guru yg bukan menjadikan anak pintar tapi mendidik anak agar selamat dan bahagia setinggi tingginya.

Semoga semua yang harus mengalami PHK, segera mendapatkan pekerjaan dan jalan rezeki yang lebih baik.

Saya juga sering belajar dr yg gratisan. Meskipun kalo mau yang benar2 ahli tetap langsung ke gurunya. Dan anak2 saya lebih saya arahkan untuk ke keahlian semoga bisa siap menghadapi masa depan. Trima kasih ilmunya prof.

Benar pak..yg dibutuhkan bangsa ini adalah juara juara kehidupan..juara2 kehidupan yang nantinya membawa bangsa ini menjadi bangsa yang digdaya..salam sehat.. 😊🙏

terima kasih pak, semua bahasan bapak menurut saya relate, terasa menampar namun santun, dan bahasan bapak sangat membuka wawasan saya. buku myelin bapak rasanya patut saya jadikan target baca saya berikutnya

"Jangan jadi juara kelas..tapi jadilah juara kehidupan.." Setuju pak..selama masa2 sekolah sampai menginjak bangku kuliah nilai2 saya biasa2 saja..IPK terakhir cuma 2,5 tapi alhamdulillah bisa kerja di kantoran walaupun sempat menganggur 6bln setelah lulus kuliah. Sedangkan teman dekat saya dg IPK 3,4 tapi hanya kerja menhadi kasir di supermarket..bukan bermaksud menjelekkan profesi tersebut..tapi saya jadi belajar..bahwa untuk menjadi orang sukses..kadang kita butuh kalimat yang namanya "faktor keberuntungan"🙏

Wlopn guru honorer dgn gaji yg d bwh UMR sy ttp bersyukur, karena saya bs bekerja smbil bermain dgn anak2 didik saya.. Smoga para guru honorer bs mendapat gaji yg sesuai dg UMR, tdk harus menunggu d angkat menjadi ASN

Quote terbaiknya "Teknologi tidak akan pernah menggantikan guru-guru Hebat"

Setuju sekali dengan pendapat Prof Rhenald Kasali, selama ada orang yang peduli dengan pendidikan dan mau membagi ilmunya dengan gratis, maka platform seperti ruangguru dan yg sejenis semestinya tidak pernah ada. Bagaimana bisa ilmu diperjual belikan? Bukankan Tuhan memberikan kita ilmu secara gratis, lantas apa yang kita bayar, yang kita bayar semestinya hanya berputar pada jasa dari para pengajar/ guru sebagai medium penyampai ilmu dan fasilitas kenyamanan dalam proses belajar dan mengajar itu saja. Kemudahan teknologi seharusnya menjadikan ilmu semakin mudah dijangkau, murah dan efesien, bukan justru digunakan untuk merekam ilmu dan dibayar berulang2 dgn sistem langganan, itu tak ubahnya seperti isi otak para kapitalis. Solusinya mungkin akan lebih baik jika ruangguru berubah menjadi sebuah sistem yang fokus hanya menyediakan jasa layanan profesional guru atau konsultan tenaga profesional di bidang tertentu yang melayani secara realtime, bisa diibaratkan seperti jasa layanan tukang ojek online yang melayani secara realtime dan face to face.

Sudah dari awal saya juga skeptis dengan Ruangguru ini. Mereka di desain bukan untuk meningkatkan kemampuan atau pengetahuan tapi hanya untuk meraup keuntungan. Setelah untung mereka lari dan tak peduli. Pembukaan nya saja seperti tidak transparan, Ruangguru inii kepemilikan siapa, investor nya banyak dari luar negeri. Fiuhh, lagi lagi kita dijajah secara tidak langsung.. *Rest in Peace Ruangguru, manfaat mu sungguh minim selama ini*

Sepertinya Pak Renald gemes dengan start up yg bakarin duit investor dan pemerintah.

Sejak dulu memang heran dengan model bisnisnya Ruang Guru. Jor-joran untuk iklan, sampai bikin acara khusus di prime time semua stasiun TV nasional, bintangnya juga yang grade A. Founder-nya juga kelihatannya gaya hidupnya WAH banget. Nggak masuk itungan dengan harga langganannya.

6:12 "Jangan jadi juara kelas, tapi jadi lah juara kehidupan." Di masa lalu saya, nilai adalah segala nya, sehingga tidak diperbolehkan ada ruang untuk kreatifitas. Kalaupun ada, orang tua dan sekolah memastikan saya mengikuti apa yang mereka inginkan dari seseorang yang masih duduk di bangku sekolah dan kuliah. Sekitar 30 tahun saya hidup, saya mengikuti apa yang mereka inginkan, karena hal itu yang membuat keluarga mendapatkan makanan dan uang apa ada nya. Mengapa selama itu saya "mengenyam" pendidikan? Sebagian besar karena kondisi saya yang sangat sulit di obati (kendala waktu dan biaya). HANYA setelah dunia terkena pandemi, baru lah manusia2 sekitar saya (dekat dan jauh) mem-value kembali kreatifitas dan produksi, ketimbang nilai akademis. Seharusnya mudah, karena saya "kreatif". Hingga berusia 30 tahun yang hanya "duduk" di bangku pendidikan, tanpa uang, tanpa koneksi, dan tanpa cinta dari lawan jenis.... saya tidak bisa membuat dan tidak bisa mendapat kesempatan untuk menjadi [Juara Kehidupan]. Tidak ada yang mau menerima "fresh graduate" yang sudah berusia 1/3 abad, dan tanpa pengalaman pekerjaan yang dicari oleh perusahaan-perusahaan yang saya coba lamar. Dan sekali nya ada yang "melirik", saya diharuskan membayar uang untuk bisa bekerja di sana, minimal membayar 100 juta Rupiah... dan itu pun belum dipastikan saya bisa lolos.

Subhanallah prof anda begitu cerdas dan mencerdaskan, sehat selalu prof

Prof, sindiran anda tentang biaya dan jenis "kursus" di ruang guru sebenernya sudah jadi pemikiran saya saat program-program tersebut ditawarkan via JPS. Kenapa harus bayar / wong banyak yang gratis..... anak muda belum tau siapa pemangsanya.... mudah-mudahan pengalaman pahit ini menjadi pembelajaran buat kita semua..... terima kasih prof...

setuju dengan prof, menurut saya ruang guru bisnisnya lebih ke gimmick, tidak seperti gojek, tokopedia, dll. gojek dan tokopedia menjawab permasalahan, sedangkan bagi saya ruang guru tidak menjawab permasalahan sama sekali (yang di sediakan cenderung ada alternatif yang kebanyakan gratis di platform lainnya)

Les online macem RG ini udah banyak gratisan di youtube. Seiring normalnya kembali dunia pendidikan pasca pandemi, banyak orang tua dan siswa yang memilih les luring/tatap muka seperti sebelum pandemi. Mau sekreatif dan seinovatif apapun pendidikan online, tetap tidak bisa menggantikan interaksi pengajaran luring antara guru dan siswa. Mau itu les privat, ataupun les yang sekelas 10 orang. Interaksi face to face dan kebebasan untuk bertanya dan diajari langsung itu yang dicari oleh siswa sebenarnya. Contoh paling mudah dari les mapel eksak: matematika, kimia, fisika. Dengan guru privat, kita bisa dibimbing dan diajari langsung. Juga diawasi apakah kita betul ketika menulis rumus/ angka.

Saya pernah berlangganan 1 tahun ruang guru, namun sayang nya service dan produk nya tdk seindah iklan nya. Dn ketika komplen, cuma muter2 saja robot yg menjawab. Semoga para karyawan yg mendapat musibah dapat segera mendapat pengganti penghasilan yg lebih baik dan continue... Aamiin.

Banyak petuah yang di jelaskan tentang ruangguru..oleh prof Rhenal Kasali. GURU itu tetap hebat dan harus ber adaptasi dengan TEKNOLOGI saat ini. 🙏

Saat inilah kawah candradimuka para pemain start up di Indonesia. Sorotan media / youtuber penuh exposure. Padahal perusahaan non start up juga melakukan trimming besar...

Ulasan yang tajam, jelas dan menarik soal Ruangguru.. Ruangguru terikat oleh venture capital, dimana sumber dananya dari Tiger Global Mgmnt dari Amerika, General Atlantic dari Amerika, GGV Capital dari Amerika & Singapore Terbersit kalo Belva Devara jebolan Harvard dimanfaatkan oleh pemilik modal dari luar negeri untuk mengeruk uang dari para pengguna yang belum berpikir bahwa dalam belajar tidak hanya teori saja tetapi harus ada PRAKTEK nya, jadi gelar/ijazah dan sertifikat bukan segala2nya apalagi dipalsukan.

Wah sebuah pencerahan sekali, Pak Rhenald. Terima kasih banyak 🙏👏👍

Perkembangan pesat dunia teknologi yang ditandai dengan era revolusi 4.0 menuntut seluruh bidang dapat ikut berkembang dalam mengimbangi perkembangan zaman tersebut. Salah satu bidang yang harus mengimbangi perkembangan zaman adalah pekerjaan menjadi guru. Guru harus mampu merubah cara mendidik yang relevan dengan perkembangan zaman. Diantaranya dengan menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif, berbasis teknologi dan mulitemdia yang menarik siswa untuk belajar di Sekolah. Guru profesional di era revolusi 4.0 merupakan guru yang mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi digital untuk proses pembelajara. Karena sekarang ini bukan hanya kompetensi dan ijazah yang dibutuhkan, namun juga bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut.

11:06 Sebagai pengajar, saya setuju dengan pendapat Pak Prof. Saya juga sering mengutarakan hal ini, ttg guru yg menginspirasi. 🙂

Tehnologi tdk bisa menggantikan guru yg hebat...tapi guru hrs kuasai tehnologi...setuju.. 👍

Contoh-contoh kursus yang prof sampaikan tadi adalah spesifik ditujukan ke penerimaan bantuan Pra Kerja. Sehingga dibuat seteknis mungkin dan bisa diikuti. Menurut saya justru bagus utk konteks penerima Pra Kerja 🙏

Prof sangat jelas dan Harus terus dinformasikan pola nya yang singkat tapi padat 👍🥰, termasuk iklan nya tolak angin ! Memang mantap .

Betul sekali,dlm keadaan seperti ini kita harus lebih bijak dlm mengelola keuangan Trimakasih prof semakin kita pahami semua

Intinya sebenarnya mengajarkan anak kemampuan bertahan hidup dan Taft. Kemampuan untuk iqro terhadap situasi dan memahami ceruk rezeki. Menerima dan mengaplikasikan Segala ilmu yang sesuai, baik itu ilmu Jawa, ilmu petung, ilmu fengsui, dan tentu saja sistem bisnis. Memahami bahwa business retail barang bisa dikalahkan oleh online, tetapi jasa dan makanan tidak bisa diganti on-line. Ojek online yang berubah online cuma cara pesannya saja, tetapi pak ojeknya tidak tergantikan.

Saya pengusaha, memang sejak 3 tahun terakhir usaha saya terdampak, terutama sejak perang dagang Amerika China, yang membuat para exportir kelabakan dan menjual produk export ke pasaran lokal dengan harga miring. Akibatnya pemain lokal seperti kami kesulitan menjual produk kami karena harus bersaing dengan produk export di pasar lokal. Belum selesai trade war, eh Corona datang 😂😂😂. Akibatnya produk kami, plywood / kayu lapis tambah sulit untuk di jual ke pasaran. Karena para tukang tidak bisa masuk ke ibukota, karena adanya PPKM dan restriksi lainnya. Akhirnya ...... 6 bulan lalu, kami memutuskan untuk PHK, alasannya jangan sampai nanti kalau benar benar collapse, kami tidak bisa membayar kewajiban pesangon dll. Setelah semua kewajiban kami penuhi, kami panggil kembali karyawan, dan mulai bergerak lagi pelan pelan. Sampai saat ini memang belum menunjukkan titik terang, tapi ... Seperti yang pak Rhenald Kasali katakan, kami yakin titik terang akan datang. Kesempatan saat ini, kami gunakan untuk merubah alur produksi kami, dan membuat produk baru, walaupun belum lancar, tapi kami memperoleh banyak know how dan mengenal lebih baik usaha yang kami jalankan. Setidaknya, apabila ada kesempatan, kami sudah belajar lari. Tinggal sprint, mengejar ketinggalan selama 2 sd 3 tahun ini. Mohon doanya 🤗🙏

6:08 - 6:38 NASEHAT BAGUS BANGET INI! Terima kasih, Prof!

Guru setelah pendidikan formal yg pernah saya ikuti adalah internet. Klo butuh pengen bikin sesuatu, saya googling dan cari di YT, sebagai konsumen, pengennya yg gratisan, paling modal kuota aja.

Saya suka quotes pak rhenald, "janganlah jadi juara kelas tapu jadilah juara kehidupan"

Betul sekali, dari tangan guru yang kreatif dlm menggunakan teknologi akan menciptakan guru dambaan zaman🇧🇷🇧🇷🇧🇷

Terima kasih Pak Rhenald Kasali sudah kasih tahu ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat. lanjutkan berlatih, berusaha, kerja keras, berkarir, berkembang dan baik hati! Menyampaikan keresehan dan kritik kepada dinas pendidikan (terutama): Aku dari dulu udah nebak kalau r-uang g-uru itu lebih ke arah platform bisnis, di sana belajar harus bayar. menurutku pendidikan itu lebih baik diberikan secara gratis, untuk memberikan ilmu kepada siapa saja, agar semua manusia bisa merasakan dapat ilmu yang bermanfaat. kurikulum pendidikan di indonesia lebih baik diperbaiki secara menyeluruh. menurutku pelajaran yang wajib itu tentang kehidupan berbuat baik kepada diri sendiri dan orang lain, pelajaran bahasa indonesia, pelajaran matematika (yang bener-bener sering ada dikehidupan sehari-hari, bukan logaritma, sin, cos, tan dan sebagainya). pelajaran wajib itu IPA, Sains, Biologi, Fisika, Kimia dan sebagainya (tapi nggak perlu yang tingkat tinggi). yang paling penting: jangan sampai syarat kelulusan sekolah SD, SMP, SMA/SMK harus ngikutin keahlian orang lain, minat di olahraga/menggambar/main musik/masak dan sebagainya tidak harus mengerjakan ujian matematika, IPA, Sains, Biologi, Fisika, Kimia (tingkat tinggi) untuk lulus. biarkan setiap murid mengikuti ujian kelulusan sesuai minat masing-masing. koreksi aku jika aku salah.

Intinya Pak Prof. Pengalaman adalah Guru yang terbaik. Belajar untuk Salah akan membuat kita untuk memperbaiki jauh lebih baik

Termasuk sy prof,sy lulusan SD tp alhamdulilah sy bisa kerja dan sy bisa punya pnghasilan yg lbih sy bs mngantakarkan anak2 sy skolah sesuai bidangnya

Halo om Rhenald, ini pertama kali saya nonton video om dan langsung suka. Saya sangat setuju sekali dengan apa yang disampaikan sama om, ga berlebihan kalo saya berpikir sama.

Aku juga udh menyangka kalau para startup yg ada ini ga bakal bertahan lama.. saya agak pesimis ketika mereka rajin bakar uang..

Terimakasih Prof. Selama ini di sekolah hanya belajar Brain Memory sekolah 5 cm, kita harus bisa menurunkan menjadi Myelin Muscle Memory, kewajah kita, ke panca indra kita.... Luar biasa

Kalo di Inggris, ada kursus2 yg certificate nya terpakai, di antaranya adalah, kursus Food and Safety, certificatenya terpakai kalo melamar kerja di restaurant, catering, dll. Kursus kecantikan, certificatenya untuk yg mau bekerja di salon kecantikan. Tukang pijit pun mesti punya certificate. Ada lagi kursus P3K, terutama berguna untuk guru2, karena di sebuah sekolah setidak2nya ada 1 certificate P3K atas nama seorang guru yg dipajang di dinding sekolah, dan ini jadi penilaian OFSTED utk sekolah tsb.

mantap pak. lewat di beranda, isinya daging semua

lets be honest Pak bekerja itu bukan cuma soal skill, tapi Politik, Orang Dalam & Nepotisme

Saya seorang wiraswasta yg berhasil bangkit dari PHK.. Sejak lahirnya ruang guru saya pesimis ini 100% bukan solusi... Solusi pendidikan yaa kurikulum yg disusun pemerintah kalau pendidikannya cuma dijejali teori-2 yg gak mutu pasti rakyatnya sukses mnjdi buruh kontrak upah murah... Solusi pengangguran pertumbuhan ekonomi /koperasi/wiraswasta...pemerintah wajib meningkatkan wiraswasta

Ruangguru ini sudah ada sejak sy masih jd guru.. dan smp sekarang masih eksis.. selama investor masih bertahan, perusahaan ini mungkin akan survive..

Prof Rhenald, saya usul untuk membahas penutupan dan pembubaran SD Pocin di Depok, dimana 200 anak terpaksa tak bersekolah lagi dan harus pindah ke sekolah lain juga guru-gurunya sudah di non aktifkan. Semua demi berdirinya sebuah mesjid raya idaman pejabat daerahnya. Padahal otonomi daerah mengamanatkan pemkot harus memajukan pendidikan di daerahnya. Menurut saya, ini tragedi menyedihkan bagi dunia pendidikan Indonesia. Terima kasih untuk ulasan PHK di startup R Guru yang membuka wawasan saya.

Salam sehat pak. Biarkan channel ini berkembang secara organik. Dak perlu ikut close the d**r. Keren

Sertifikat adalah keharusan. Masalahnya adalah standarisasi dari sertifikat itu tidak bisa dipertanggunjawabkan. Sama seperti ijazah yang dikeluarkan oleh sekolah atau kampus, tidak memiliki standard yang bisa dipertanggung jawabkan

terima kasih pencerahannya, prof. semoga anda & keluarga selalu dalam lindungan allah ta'ala. aamiin...

Ruang guru dulu pas covid Sungguh bermanfaat sekrang pndemi sudah berakhir kmbli ke semula

Iya pak, makanya kata orang dulu (saya lupa, entah Socrates, Plato, apa Aristoteles) bahwasanya ijazah atau sertifikat itu sebagai tanda pernah sekolah bukan pernah berpikir 👍👍

Itu sy dimasa lalu 18 tahun bru jd leader di last position,and im only high school graduate n i can defeat s1s3 person with my mom tough me to be great attitude n frendly...im satiesfied for my goal of life alhamdulillah,...'atasan dulu suka bilang,kita ngk bth org pinter tp org yg mau belajar n good attitude...,skrng yg gaji sy alloh jd dirumah aj...after pensiun dini

Sebagai seorang tenaga pengajar, saya sangat setuju dengan ulasan Pak Rhenald Kasali 🙏

Semua yang komentar di sini isinya daging semua.. Mengaku wawasannya jadi terbuka karena Prof. Renald

Uang negara 20T masuk di kartu “ajaib”yg dipakai transaksi di 7 platform digital.. Penyaluran bansos sembako = kudu tender karena pemerintah beli barang trus disalurkan ke rakyat. Ini 20T ga pake tender, berlindung di balik “krn tidak ada pengadaan barang nya”. mantap, salut, hebat betul yg merancang👍

Andai prof reinald tahu... Bahwa yg beli kelas kelas mahal seperti itu adalah joki kartu prakerja .. dengan harapan cashback yg besar pula dan di biayai pemerintah 🤣. Hasil mereka ga main main .. tiap periode bisa beli mobil/motor/smartphone premium terbaru.. Bagi yg ga dapat prakerja seperti saya lebih bijak langsung daftar S2 saja

Pendidikan, kesehatan, agama dan sosial kemasyarakatan menurut saya sesuatu yg seharusnya tidak dikomersialkan.

MashaAllah...bagaiman cara mempersiapkan anak secara dini utk menjadi seperti yg BPK sampaikan, 😯

Betul skali prof...kita bisa kerja karena kita mau blajar dan d praktekan dan harus dr hati dan hasilny pasti kerjaan kita maksimal

orang pintar bukan orang yang rangking 1 dikelas tapi orang yang dengan cepat dapat mendapatkan teman dalam kehidupan

Inget jaman2 adik mau UN, tv isinya iklan acara Ruang Guru 🙈 terus sampai ada pelatihan juga di sekolah dr ruang guru.

Saya setuju bgt pak..... jujur byk orang bilang ikut pelatihan ini seminar ini jurusan ini itu dpt sertifikat2 byk bakalan dpt gaji gede.... sbnernya kagak..... Utk jd sukses kmbali ke manusia itu sendiri.....tapi niatnya orang tsb ....

Start up banyak PHK kayak nya ga semata missmanagement karena ini sistemnya massive dan terstruktur saya yakin mereka hanya mengikuti sistematika start up sekarang, para investor yg malah jangan berharap adacpembagian deviden tapi berharap semua benefit buat capital gain. Gen Z ga pernah berubah mereka tetep seneng semuanya serba instan dimana sistem on line mjd salah satu tools nya. Yg balik ke offline kebanyakan para baby boomers dan gen X. Lihat aja di mall outlet outfit kebanyakan di isi usia ke 40 keatas 😂😂. Sedangkan para gen Z kebanyakan hanya makan2 aja/ nonton sangat dikit banget yg masuk2 ke outlet2 buat belanja

Just sharing saja... Bicara skill disini bukan hanya tangan dan kaki, namun lebih ke talenta.Sebagai contoh siapa yg tidak kenal dgn Nick Vujicic terlahir tidak punya tangan & kaki tbuhnya hanya separuh. Namun Tuhan kasih anugerah yg luar biasa dia bisa menginspirasi banyak orang. Semoga memberi pencerahan... 🙏

Teknologi tidak bisa menggantikan guru yang hebat

Kehidupan adalah guru terbaik.

true,need to sorting out...we still need the teacher....is good teacher,some countries.... teacher is one most prestigious job...

“Teknologi tidak bisa menggantikan guru2 yang hebat…” Tapi guru2 sekarang malah jadi korban teknologi… Padahal sudah belajar di sekolah (bukan belajar online lagi) tapi saat ujian PAS, siswa2 masih mengerjakan secara online dengan menggunakan gadget…alhasil anak2 yang nggak jujur pada nyontek di google… seharusnya ulangannya secara manual pakai kertas dan hp wajib dikumpulkan..biar anak2 nggak pada nyontek

Betul..teknologi merubah dunia,siapa sj bisa belajar

Kebijakan pendidikan untuk menghilangkan UN itu pengaruhnya sangat besar terhadap bisnis bimbel baik yg offline dan online