Sekedar masukan dan Sharing Mas, berdasarkan pengalaman pelatihan teknik instruksional (Pekerti) untuk dosen, ditetapkan standar untuk mengawali perkuliahan sapaan dan pengakraban, kemudian dilanjutkan Dengan menyampaikan Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Sub CPMK) yg sudah di susun dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS), terkait apa yg harus di capai mahasiswa di setiap pertemuan , misalnya "Mahasiswa mampu menjelaskan definisi management strategic dengan baik". Di tengah perkuliahan dan akhir perkuliahan dibuka simulasi atau sesi diskusi. Pada micro teaching offline, penguji biasanya berperan menjadi mahasiswa, yg sewaktu2 melakukan distraksi atau berperan untuk berinteraksi secara dua arah. Di konten ini visualisasi Mengajar Mas Joni keren, Sukses terus Mas. Nuwun
Terima kasih banyak masukan dan sharing nya mas @panggiorestu Iya mas betul bgt, saat itu saya belum paham apa saja yang perlu dijelaskan saat microteaching. Masukan yang sangat bermanfaat dan membangun mas, baik utk saya dan teman2 yg lain. Aamiin, matur nuwun mas. Sukses terus juga buat mas @panggiorestu
Iya betul, pendidikan saya tidak linear. Menurut saya sekarang banyak kampus yg tidak mewajibkan linearitas, tp memang masih ada beberapa kampus yg mewajibkannya. Sekarang Mentri Pendidikannya saja mendorong mahasiswa utk lintas jurusan/ belajar di luar rumpun disiplin ilmunya, oleh karena itu saya rasa isu linearitas skrg kurang relevan.
@@TheRockinJP apakah berpengaruh nantinya ketika hendak mengejar gelar profesor? karena untuk mendapatkan gelar professor setahu saya pendidikannya harus linier/serumpun dari S1 sampai S3 . Background saya teknik mesin, tapi saya juga ada minat untuk mengajar manajemen.
@@vitranetrama sejauh pemahaman saya, sekarang LL Dikti tidak mewajibkan persyaratan seperti itu. Linieritas skrg didefinisikan keseuaian antara pendidikan terakhir, makul yg diampu, dan penelitian. Jadi backgorund pendidikan s1 dan s2 yg tidak sama/ serumpun masih bisa dikatakan linear asal mengajar di jurusan/ makul pendidikan terakhirnya. Atau bisa cek di web berikut lldikti12.ristekdikti.go.id/2015/03/01/linieritas-bidang-ilmu.html
Pengalaman dari om saya pak, pernah ngajar di universitas swasta sebagai dosen tamu, gajinya 300 ribu ngajar 1 mata kuliah saja rentang pengabdian kurang dari 10 tahun. Apakah benar semua dosen di universitas besarannya gajinya sedemikian rupa Apabila masih honorer? Dan izin bertanya kembali pak, untuk kenaikan gaji dosen yang mulanya hanya mengajar 1 matkul itu akan naik saat ia sudah mengajar berapa tahun dan berapa mata kuliah serta apakah akan ada kesempatan untuk mendapat gaji pokok dan tunjangan?
Saya jg krg paham mba karena masing2 universitas beda2 kebijakannya. Tp setahu saya klo utk yg dosen luar biasa (LB) memang sistem gajinya per mata kuliah gitu, tdk dpt gaji pokok dan tunjangan. Klo ada kesempatan utk jadi dosen tetap sebaiknya dicoba karena klo mau dpt gaji pokok dan tunjangan harus jd dosen tetap.
Mantap mas, makasih video nya. Sya masih agak bingung untuk materi, apakah harus berhubungan dgn jurusan yg dilamar (misal ttg desain teknik) atau boleh di luar itu (misal ttg penelitian saya di bidang energi)? Bbrp sumber bilang pilih materi yg paling dikuasai, bebas apa saja asal dr jurusan waktu kuliah dulu. Kebetulan saya merasa lebih paham di energi krn pernah penelitian cukup lama. Jd galau mau siapkan slide 😁
Sama2 mas. Kalau tidak ada ketentuan sebelumnya, menurut saya jg lebih baik pilih yg paling dikuasai supaya pas menyampaikan juga lebih menguasai materinya. Pada saat microteaching apalagi secara langsung tentu akan ada rasa gugup dan grogi, klo kita krg menguasai materi yg akan disampaikan khawatirnya malah blank total.
Microteaching adalah sebuah simulasi proses pembelajaran di kelas, jadi idealnya memang diselipkan sesi tanya jawab/ diskusi. Jika saat microteaching ada audience yg hadir maka bisa menjadi poin plus kalau ada sesi tanya jawab dan diskusi.
Nah itu saya jg krg paham Pak. Tapi menurut saya sebaiknya ttp perkenalan lebih dulu lalu lanjut ke materi. Karena sesi perkenalan bisa utk menjelaskan dulu siapa kita ke para juri/ penilai. Setelah perkenalan mungkin bisa lanjut seolah2 melanjutkan pertemuan sebelumnya.
Mau nanya mas, Apakah masih ada peluang lulus jika lawan kita di SKB adalah dosen non pns yg mengajar di salah satu universitas yg kt luluskan di SKD? apakah penilainnya bisa transparan atau Jurdil di tes wawancaranya dan microteacing nya?🙏🙏🙏mnurut Mas jg, apakah peluang kelulusannya sama atau bagaimna?
Wah bukan kapasitas saya menjawab pertanyaan itu kak, hehe.. Tapi selalu ada jalan dan masih ada peluang kok selama kita masih berusaha utk mencoba. Klo kita tahu pesaing kita adalah dosen non pns di kampus tsb maka seharusnya kita jd lebih semangat dan lebih baik lagi menyiapkan utk tes SKB nya. Ada pengalaman temen saya jg yg kaya gitu kasusnya di seleksi CPNS tahun lalu, alhamdulillah dia lolos. Jadi selama masih ada kesempatan ttp coba aja, jangan menyerah sebelum bertarung!
