Gunung Pematon merupakan gerbang menuju alam gaib, demikian informasi yang ditulis pada prasasti yang berada di pesanggarahan, di tepi jalan di kaki gunung yang berlokasi di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.
Prasasti dibuat dan ditandatangani Raja Muda Khairul Saleh (keturunan kerajaan Banjar yang juga mantan Bupati Banjar) pada 10 Muharram 1433 H atau 7 Desember 2011 silam.
Tulisan pada prasasti sebagai berikut; gunung Pamaton diketahui ada dua nama yaitu Pamaton dan Pamuatan. Disebutkan bahwa di gunung Pamaton terdapat pintu masuk ke dunia gaib yang diberi nama Pintu Gerbang Kerajaan Pamaton, tempat Yang Mulia Sri Paduka Pangeran Suryanata bertahta.
Diketahui Kerajaan Pamaton adalah pusat kerajaan gaib di Kalimantan (Kerajaan Banjar). Sejak zaman dahulu hingga sekarang gunung Pamaton dijadikan tempat tirakat atau bertapa oleh siapapun yang ingin mencari harta, ilmu dan kesaktian/kedikdayaan.
Hanya orang yang dikehendaki atau zuriat yang mendapat ridho dari Allah SWT yang dapat melihat kerajaan ghaib ini. Berdasarkan cerita orang-orang yang pernah masuk ke Kerajaan Ghaib ini, kehidupan di Pamaton sangat modern dan ramai sekali.
Yang Mulia Sri Paduka Pangeran Suryanata adalah seorang putera Raja Majapahit, bertahta di Kerajaan Banjar pada abad XIV Masehi. Beliau mempunyai dua orang putra yaitu Pangeran Surya Gangga Wangsa dan Pangeran Surya Wangsa.
Pada suatu hari Yang Mulia Pangeran Suryanata bersama permaisuri Puteri Junjung Buih mengadakan kerasmin (acara keramaian) luar biasa serta menjamu semua pejabat kerajaan dan masyarakat.
Tatkala semua orang sedang asyik dan ramai, tiba-tiba Yang Mulia Pangeran Suryanata berbicara pada rakyat Negeri Banjar, bahwa Baginda akan kembali pulang ke tempat asalnya (Kayangan) dan memberi petuah-petuah untuk dilaksanakan dan diindahkan sepeninggalnya nanti, agar rakyat negeri Banjar selalu tenteram, damai dan sejahtera. Setelah berbicara dengan sekejap gaiblah Baginda beserta Permaisuri. Ketika itu umur Baginda kira-kira 50 tahun.
Selanjutnya Pangeran Surya Gangga Wangsa diangkat menjadi Raja dengan Gelar Maharaja Surya Gangga Wangsa dan Lambung Mangkurat tetap menjadi Mangkubumi. Dari keturunan Yang Mulia Pangeran Suryanata lahir raja-raja banjar selanjutnya hingga sekarang.
Seorang raja akan diangkat harus melalui upacara badudus dengan air yang diambil dari sumber mata air yang diambil di antaranya dari Candi Agung Amuntai, Batu Tiring, Candi Laras dan Gunung Pamaton.
15 окт 2024