Ingat dulu pernah ikut kajian yg dlm majelis tersebut dikatakan Allah ada dimana2. Dan itu kali terakhir saya hadir di kajian tersebut sampai akhirnya Allah mudahkkan saya mengenal manhaj salaf, Semoga tetap istiqomah di jalan ini
dulu UAH adalah salah satu rujukan saya, sekarang masih namun hanya sebatas urusan akhlak dan muamalah, tapi untuk urusan fiqh dan akidah saya sudah tidak lagi mengambil pendapatnya، tapi saya tetap cinta beliau, apapun beliau adalah salah satu ustadz yang membimbing saya dari titik rendah, semua dai hanyalah manusia biasa, potensi salah adalah lumrah, tinggal bagaimana cara kita umat yang harus bijak menyikapi, kalau kita rasa masuk akal terima, kalau tidak tinggalkan tanpa mencela, apalagi saat ini membandingkan pendapat ulama sudah sangat mudah, semoga kita semua dijadikan umat yang selalu dalam peliharaan Allah
Jangan kita berpecah belah. Ini canel yg sengaja memecah belah umat....apakah karena berbeda kemudian kita harus berpecah belah.... sementara syahdat kita sama.
Jd koq aqidah mujiman sama dg mujassimah atau Wahabiyah .. Sedangkan UAH lebih dekat ke ahlu sunnah wal jama'ah. Aneh bin sableng.. kata Mujiman jadi setiap Alloh tetapkan ttg Alloh mk tdk boleh ditakwil sedangkan ayat2 yg gk cocok malah ditakwil... Seperti Alloh lebij dekat dg urat nadi .. lah kenapa ditakwil koq gk kita serahkan maknanya kpd Alloh...? Coba dipikir kerancuan aqidahnya..
Komentar2 yang ada justru banyak yang memperbenarkan Ustadz Muziman, ini memprihatikan --- menunjukan betapa dominannya , akal terkerangkeng oleh Dimensi Ruang dan Waktu. -- Ayat LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN , jelas dengan tegas menyatakan bahwa Allah mustahil dipahami berdasarkan Pemikiran yang merujuk kepada kemakhlukan. Allah itu tidak terdefinisikan - Infnite. Karena kata definisi sendiri mengandung pemaknaan Pembatasan (definite). DIMENSI RUANG dan DIMENSI WAKTU itu sendiri adalah Makhluk atau Ciptaan dan jelas berbeda dengan Khalik (Pencipta), jadi Mustahil Allah berada atau terikat oleh Ruang ataupun Waktu. Sebagaimana mustahil memikirkan Zat Allah , karena jika bisa difikirkan bukan Allah namanya, karena Allah menjadi tidak lebih Besar dari Batok tempurung Kepala seorang Makhluk." Ustadz Adi Hidayat jauh lebih komprahensif menjelaskan soal kedudukan Allah, dan ini sejalan dengan banyaknya Ta'wil terhadap ayat2 yang bersifat mutasyabihat ---- Selain itu kata Langit sendiri di dalam Al Qur;an sering kali merujuk keberbagai Konsep2 yang berbeda, saat berbicara tentang Hujan yang turun dari awan, juga dikaitkan dengan kata Langit, atau saat berbicara tentang Makro Kosmos juga digunakan kata langit. Wallahualam bishawaf
Hadist dho'if juga bisa di amalkan,meskipun hadist dho'if jika saling berhubungan dengan beberapa hadist dho'if lainya maka status nya naik jadi hadist hasan, bahkan tuk fi fadhoilil amal walau hanya satu riwayat hadist dho'if boleh di amalkan ini pendafat ulama ahli hadist, beda dengan ahli hadas yg gemar melarang mengamalkan hadist dho'if.
Komentar2 yang ada justru banyak yang memperbenarkan Ustadz Muziman, ini memprihatikan --- menunjukan betapa dominannya , akal terkerangkeng oleh Dimensi Ruang dan Waktu. -- Ayat LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN , jelas dengan tegas menyatakan bahwa Allah mustahil dipahami berdasarkan Pemikiran yang merujuk kepada kemakhlukan. Allah itu tidak terdefinisikan - Infnite. Karena kata definisi sendiri mengandung pemaknaan Pembatasan (definite). DIMENSI RUANG dan DIMENSI WAKTU itu sendiri adalah Makhluk atau Ciptaan dan jelas berbeda dengan Khalik (Pencipta), jadi Mustahil Allah berada atau terikat oleh Ruang ataupun Waktu. Sebagaimana mustahil memikirkan Zat Allah , karena jika bisa difikirkan bukan Allah namanya, karena Allah menjadi tidak lebih Besar dari Batok tempurung Kepala seorang Makhluk." Ustadz Adi Hidayat jauh lebih komprahensif menjelaskan soal kedudukan Allah, dan ini sejalan dengan banyaknya Ta'wil terhadap ayat2 yang bersifat mutasyabihat ---- Selain itu kata Langit sendiri di dalam Al Qur;an sering kali merujuk keberbagai Konsep2 yang berbeda, saat berbicara tentang Hujan yang turun dari awan, juga dikaitkan dengan kata Langit, atau saat berbicara tentang Makro Kosmos juga digunakan kata langit. Wallahualam bishawaf
Anda mendapatkan akidah tersebut darimana? Adakah salaf yang mengatakan demikian? Dari sahabat, tabiin, tabiut tabiin mengatakan seperti itu? Atau itu penafsiran anda sendiri karena mengikuti FILSAFAT? Dalam masalah agama, kita tidak dilarang menggunakan akal, namun tetap harus mendahulukan dalil nash dari quran dan sunnah dan dipahami dengan pemahaman para salafus shalih. Bukan dicerna pakai logika kita. Karena kalau apa2 harus dicerna logika, maka banyak hal yang tidak masuk akal dalam agama. Dan logika kita punya batasan (logis mengatakan bahwa logika punya batasan), maka untuk masalah akidah, kita menetapkan apa yang allah tetapkan untik dirinya, dan yg rasul tetapkan untuk allah, tanpa menyerupakan dengan makhluknya, selesai. Wallahu alam
Ust. Mujiman panutan saya warga muhammadiyah sumatra. Beliau jelas,lugas dan tegas. Tapi beliau santun menyampaikan. Tidak mencari panggung dgn banyak banyakan jamaah. Semoga Allah swt,selalu menjaga beliau.
Ustadz Adi Hidayat adalah seorang ustadz dari latar belakang NU yang bersekolah di lembaga pendidikan muhammadiah, sehingga pemahaman nya ada yang beririsan dengan pemahaman NU
Jazakallahu Khairan ustadz Mujiman beliau tidak berloogika tapi pakai Dalil yang jelas dan gamblang, orang yang dangkal pemahaman agamanya seperti saya bisa memahami
Aku mau nanya bro,Krn sampai sekarang aku GK ngerti klu semua ayat GK boleh ditakwil,katanya Allah diarsy ,ada dalil mengatakan bahwa Allah turun kebumi sepertiga malam trs kapan naiknya smntra yg kt tahu wkt dibumi GK terputus,klu Allah GK naik diarsy Allah GK ada Dong,gimana logikanya bro klu Allah bertempat
@@hardadikimta5744 kamu ga usah bingung,cukup diimani,ga ada manfaatnya ente bingung,cuma bakal bikin ente jauh nanti dari akidah yg benar,kan udah dibilangin sama imam malik kalo bertanya "bagaimananya" itu bidah...ALLAH itu ga ditanya tentang apa yg dia lakukan,tapi ente nanti yg ditanya.
Yg bilang Allah Istiwa di Arsy itu ya Allah sendiri...dan ga ada sahabat yg melenceng lencengkan maknanya... Hanya pengikut hawa nafsu aja yg mentakwilkanya
Hati2 anda kalo komen 😅😅...krn antek2 pmbenci Muhammadyah akn bilang anda neo mujasimah.... Mreka kn nuduh mujasimah..pdhl mrekalah yg mujasimah...wong ust mujiman cm mengatakn pendapat nya imam malik...mslh ust mujiman mau ikuti im malik ato tdk itu urusan nya dia ... Berarti kaum nyinyir mmng lbh pintar dr im malik dooonk😅😅😅 iya ga? Lagian ank SD jg bisa faham kok perkataan imam malik itu mngatakan jgn mentakwil krn im malik jg mengikuti para sahabat yg tdk mentakwil...jd itu kaum nyinyir yg lbh pintar dr sahabat ketika Allah mngatakan kalo Allah punya tangan n kaki....mreka itu membayangkn tangan n kaki Allah mirip dgn tangan mahluk....akhirnya kn maling triak maling...nuduh org mujasimah...laa dialah yg mujasimah😅😅😅 lagian kurang kerjaan yaa akalnya itu membayangkn tangan Allah kaki Allah yg mirip mahluk...wong mreka jg membayangkn sayap malaikat mirip sayap burung😅 kok...ga heran mirip agama sebelah...nuduh org mirip agama sebelah...tapi ternyata ooh ternyata😅😅 Mmngnya imam malik bilang kalo tangan Allah mirip dgn tangan mahluk? Kn imam malik justru melarang u menanyakan hal tsb...inimah kaum nyinyir justru melawan perkataan imam malik...jadi benar kan ..mreka lbh pintar dr imam malik😅??😅😅 haha..yg stuju angkat ✋ tangan😅
@@kochengoyen4810 Ya memang Mujassimah kok. Pendapat imam mahzab diplintir plintir. Ketika salaf soleh bilang Allah si atas arsy, mereka juga bilang tanpa keserupaan dengan mahluk. Nah menurut doktein wahabi mujassimah, Ketinggian Allah di atas arsy BERUPA ketinggian arah, yang merupakan mahluk Mujiman ini berakidah sama dengan wahabi, murni mujassim
Komentar2 yang ada justru banyak yang memperbenarkan Ustadz Muziman, ini memprihatikan --- menunjukan betapa dominannya , akal terkerangkeng oleh Dimensi Ruang dan Waktu. -- Ayat LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN , jelas dengan tegas menyatakan bahwa Allah mustahil dipahami berdasarkan Pemikiran yang merujuk kepada kemakhlukan. Allah itu tidak terdefinisikan - Infnite. Karena kata definisi sendiri mengandung pemaknaan Pembatasan (definite). DIMENSI RUANG dan DIMENSI WAKTU itu sendiri adalah Makhluk atau Ciptaan dan jelas berbeda dengan Khalik (Pencipta), jadi Mustahil Allah berada atau terikat oleh Ruang ataupun Waktu. Sebagaimana mustahil memikirkan Zat Allah , karena jika bisa difikirkan bukan Allah namanya, karena Allah menjadi tidak lebih Besar dari Batok tempurung Kepala seorang Makhluk." Ustadz Adi Hidayat jauh lebih komprahensif menjelaskan soal kedudukan Allah, dan ini sejalan dengan banyaknya Ta'wil terhadap ayat2 yang bersifat mutasyabihat ---- Selain itu kata Langit sendiri di dalam Al Qur;an sering kali merujuk keberbagai Konsep2 yang berbeda, saat berbicara tentang Hujan yang turun dari awan, juga dikaitkan dengan kata Langit, atau saat berbicara tentang Makro Kosmos juga digunakan kata langit. Wallahualam bishawaf
Ya sdh masing2 aza mau cenderung kpd ust yg mana...toh ust2 tsb dan semua kaum muslimin....akn bertanggung jawab trhdp argumentasi yg diucapkn dsb 😅...damai masing2😅
Lagian ust mujiman cm menyampaikan pendapat imam malik...tp kl ust mujiman sendiri kn kita ga tahu dia mau ikuti pendapat imam malik ato ga mau ikuti itu urusan dia...😅😅
Terimakasih Ustadz Mujiman. Saya dari keluarga Muhammadiyah sangat bersyukur bisa dengar ceramah² ustadz. Jazakallahu khair. Semoga saya bisa duduk di kajian Ustadz. Aamiin
@@bambangirawan9232sebelum salafi Muhammadiyah sudah lebih dahulu di tuduh Wahabi....Krn mendakwahkan Islam yg murni alias anti TBC(tahayyul bid'ah ,churofat)
cara menyikapi video ini adalah jangan ada dukung mendukung. ini adalah khazanah keilmuan dalam islam. terimalah, pelajari, yakini tanpa menyalahkan yang satunya.
Ingin membenarkan pendapatnya sendiri,di buatlah pertanyanyaan,berarti allooh butuh tempat,siapa yg berkeyakinan Allooh butuh tempat ? Inilah kalimat yg menjadi kunci untuk menolak pirman Allooh.
Nggak butuh, tapi tetap dibatasi tempat? Ketinggian arah dalam ruang 3 dimensi adalah sesuatu yang diciptakan. Kok bisa bisanya menetapkannya sebagai ketinggian Allah... NEKAD, wahabi luar biasa NEKAD. Menyalahgunakan Dalil Quran dan hadis demi membenarkan AKIDAH AMBURADUL MUSYABIHAH! NEKAAAAAAD!
@@namakubento9276 blok ikuti saja alqur an gak usah kamu samakan Allah dengan sifat dan gerak gerik mausia di bedakan Klo pemahamanu dangkal ikuti saja kata Alqur an itu sdh benar Gak usah di hayalkan ke mana mana ilmumu tdk akan sampe memikirkan sifat bentuk Allah Gak usah kau fikir seolah olah
tolong cek dulu full video dari penjelasan UAH asli nya, bukan dari sebatas potongan video saja.. karena maksud UAH adalah menjawab dan menjelaskan dari 2 pendapat umum para ulama yang berbeda pemahaman tentang istiwa Allah
@@AsepRohman-qt9kh.. Maaf Aqidah Muhammadiyah sudah jelas. Termaktub d majalah *Suara Muhammadiyah* & dewan tarjihnya .nah ustadz yg satu lagi mau menjelaskan apa terserah...tapi dianya apakah sama dengan aqidah muhammadiyah??
@@armandmautanya2976 iyaa, alhamdulillah aqidah beliau sama dengan aqidah ahlussunnah, jika anda kurang yakin atau tidak percaya silahkan anda tanyakan langsung kepada beliau secara tabbayun.. dan janganlah menjadi seorang muslim yang membanding-bandingkan atau bahkan sampai mencela orang lain, sungguh itu tidak baik dalam ajaran agama kita, dan ikuti yang cocok dengan hati keyakinan kita dan berusaha tinggalkan yang tidak cocok dengan hati kita, UAH itu bagi saya sangat bijaksana dalam berbicara di kajiannya beliau.. beliau tidak hanya menjelaskan soal keyakinan beliau saja, tapi juga berusaha menjabarkan soal keyakinan pemahaman ormas sebelah yang paling besar pengaruhnya di indonesia.. dan mengajak individu masing2 untuk berpikir soal makna sifat Allah yang di yakini secara personal dengan hatinya masing2 berdasarkan khilaf yang ada
Wahabi Menetapkan ketinggian Allah BERUPA ketinggian arah dalam ruang 3 dimensi. Padahal udah jelas ketinggian arah adalah sesuatu YANG DICIPTAKAN, Mujiman muhamadiyah PALSU, KW, ABAL ABAL
@@namakubento9276, tolong dijelaskan pendapat wahabi bahwa Allah diatas 3 dimensi.. Maaf saya betul tanya, karena sepanjang saya ikut kajian salafi - wahabi belum saya yg dengar penjelasan seperti itu
@@abduljalil4393 wahabi punya akidah "Allah di atas arsy" dengan makna literal Makna literal dari "atas" itu apa? Arah vertikal dalam ruang 3 dimensi Begitu juga soal tangan , kaki, wajah, menurut wahabi semuanya dalam makna literal. Makna literal dari itu semua , nggak lain dan nggak bukan, adalah anggota tubuh
Monggo tapi tetaplah hidup rukun, damai hargai perbedaan selagi tidak menyelisihi Al-Qur'an dan Sunnah. perbedaan pendapat adalah hal yang wajar ,dan jangan terlalu fanatik dengan organisasi/golongan karena kefanatikan inilah yang memecah belahkan ummat, Q.S ar-rum ayat 32 " yaitu orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka"
@amin ullah Jd koq aqidah mujiman sama dg mujassimah atau Wahabiyah .. Sedangkan UAH lebih dekat ke ahlu sunnah wal jama'ah. Aneh bin sableng.. kata Mujiman jadi setiap Alloh tetapkan ttg Alloh mk tdk boleh ditakwil sedangkan ayat2 yg gk cocok malah ditakwil... Seperti Alloh lebij dekat dg urat nadi .. lah kenapa ditakwil koq gk kita serahkan maknanya kpd Alloh...? Coba dipikir kerancuan aqidahnya..
Yang ingin mentakwilkan karena dia sendiri menganggap Allah seperti makhluk Sama seperti Allah Maha melihat, Maha mendengar, jangan disamakan dg makhluk. Jika disamakan dg makhluk, nanti Maha melihat ditakwil, Maha mendengar ditakwil juga.
Sederhananya gitu, sebelum mentakwil mereka sifatkan dulu sifat Allah dengan makhluk dengan bayangan mereka kemudian mereka tuduh orang yang ga pernah membagaimanakan sifat Allah dengan mujassimah
Tauhid dibagi 3 itu kacau, saling bertentangan kaidahnya yaitu Tauhid Rububiyah melanggar keidah Tauhid Asma wa sifat. Ketika membahas Tauhid Asma wa sifat, tanpa takwil sangat gigih mempertahankan makna zahir ayat sehingga mengatakan Allah di atas arasy dgn makna Zahir. Tapi ketika membahas Tauhid Rububiyah banyak mentakwil, supaya dapat mengatakan orang musyrik mengakui Tauhid Rububiyah. Tidak ada ayat Qur'an yang mengatakan orang musyrik mengakui Tauhid Rububiyah.
@@ahmadsafari8094 kalo anda bilang ajaran rusak sama juga menyebut ajaran muhammadiyah rusak,,,katanya sodara tapi kok ada perbedaan trus bilangnya kasar
Maksudnya Allâh bukan di 'Arsy, tetapi "Ber-Istiwa` di atas 'Arsy.-Nya". Kalau kita mentakwil itu namanya sok pinter atau keminter. Ustadz Mujiman betul sekali. Apa yang di-Firmankan ALLÂH wajib diimani/diyakini, tetapi JANGAN MENANYAKAN "Bagaimana"-nya. Apakah kalau kita mengatakan "ALLÂH MAHA HIDUP" itu lalu ALLÂH Hidup-NYA spt kita??? TIDAK!!!. Kita WAJIB BER-IMAN bhw ALLÂH itu HIDUP. Tapi, JANGAN MENANYA-NANYAKAN "Bagaimana ya hidup-NYA ALLÂH.
Yes betul...saya setuju dgn pemahamn ustd mujiman...penjabaran nya tepat dan tidak melenceng jauh dr quran dan hadist....seorg muslim sejati adlh yg berpedoman trhdp quran..,hadist dan pendapat para ahli ilmu( ulil amri) ...namun ketika pendapat itu saling bertentangan( berbeda penahaman yg menyebabkan seseorg itu bingung) maka pilih yg paling mendekati quran dan hadist...,selain dr Al quran bnyak hadist2 yg menjelaskn bahwa Allah itu berada dilangit/diatas yg sesuai dgn ayat Quran yg menyatakan Allah beristiwa diatas Arsy... untuk apa kita harus mntakwil jika Quran dan hadist sudah sangat jelas dlm menjelaskn...., cukup ikuti Quran ...hadist...dan para ahli ilmu...ketika jalan ke 3 bermasalah maka kembali ke jalan 1 dan 2 yg saling keterkaitan....,
Viralkan terus pak Yunus Vidio ini ...supaya masyarakat paham bahwa sehebat apapun ust Adi hidayat ternyata dia masih harus belajar tentang aqidah...tujuannya supaya kita jangan sombong untuk selalu belajar aqidah dan tauhid
waduh..sombongnya anda..mengatakan harus masih belajar aqidah .kepada seorang ustadz seperti adi hidayat yg sudah sangat hafiz qur'an bahkan dengan posisinya di mushaf....justru ustadz adi meluruskan supaya jangan menymakan sifat Allah dengan sifat makhluk...
Bukan cukup imani, nadanya terpaksa sekali. Harusnya Iman kepada Alquran itu adalah rukun iman! Dan tidak ada keraguan! Agar tidak ragu bergurulah kepada ahlinya! Ahlinya adalah ulama sebagai pewaris nabi, ulama itu bermazhab!
Dulu waktu blm terkenal uas murni berakidah salaf walaupun beliau berada dlm satu ormas, namun seiring waktu berjalan ada kemunduran dlm hal akidah, dia mengikuti akidah umum nya orang asyairoh, yaitu dengan Menta'wiil nya sesuai dengan apa yg di katakan pd video ini Sungguh dunia ini telah membuat nya mjd tdk lg murni dlm berdakwah, ketenaran telah mengalahkan segalanya Namun sy pribadi msh menghormati beliau karena keilmuannya yg luar biasa, semoga beliau segera sadar dari kekeliruan nya dan kembali lurus dlm berdakwah
@@najamun180 jadi yg benar ente apa Allah Ta'ala. Sedangkan Allah sendiri di Al-Qur'an mengatakan ciri ciri orang yg condong hatinya kepada kesesatan adalah orang orang yg suka mencari cari Takwil ayat ayat yg bersifat Mutasyabihat. Padahal hanya Allah yg tau Takwilnya. Coba ente serius lagi blajar kepada Ustadz Ustadz Sunnah. Biar bisa faham Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yg asli. Biar nggak gagal faham. Ente sejatinya lagi kenak syubhat Ahlul Bid'ah yg doyan menolak sifat sifat Allah dgn dalih Takwil, yg ujung ujungnya menta'thil (menolak) sifat sifat Allah yg telah Allah khabari sendiri tentang ke agungan sifat sifatnya.
Komentar2 yang ada justru banyak yang memperbenarkan Ustadz Muziman, ini memprihatikan --- menunjukan betapa dominannya , akal terkerangkeng oleh Dimensi Ruang dan Waktu. -- Ayat LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN , jelas dengan tegas menyatakan bahwa Allah mustahil dipahami berdasarkan Pemikiran yang merujuk kepada kemakhlukan. Allah itu tidak terdefinisikan - Infnite. Karena kata definisi sendiri mengandung pemaknaan Pembatasan (definite). DIMENSI RUANG dan DIMENSI WAKTU itu sendiri adalah Makhluk atau Ciptaan dan jelas berbeda dengan Khalik (Pencipta), jadi Mustahil Allah berada atau terikat oleh Ruang ataupun Waktu. Sebagaimana mustahil memikirkan Zat Allah , karena jika bisa difikirkan bukan Allah namanya, karena Allah menjadi tidak lebih Besar dari Batok tempurung Kepala seorang Makhluk." Ustadz Adi Hidayat jauh lebih komprahensif menjelaskan soal kedudukan Allah, dan ini sejalan dengan banyaknya Ta'wil terhadap ayat2 yang bersifat mutasyabihat ---- Selain itu kata Langit sendiri di dalam Al Qur;an sering kali merujuk keberbagai Konsep2 yang berbeda, saat berbicara tentang Hujan yang turun dari awan, juga dikaitkan dengan kata Langit, atau saat berbicara tentang Makro Kosmos juga digunakan kata langit. Wallahualam bishawaf
@@yayaa4978 ngga ada yang melarang, orang mengangkat dirinya sebagai Tuhan pun, Tidak mamu Saya larang - Tetapi Islam MUSTAHIL bertentangan dengan LOGIKA, dan ILMU. Yang Saya kemukakan, mengikuti aturan Logika dan sejaan dengan Ilmu Pengetahuan, bak Ilmu Mantiq, Ilmu Kalam, Ilmu Tafsir.
Pemahaman adi hidayat sudah terkontaminasi oleh temen2nya, yaitu para habib palsu ba'alawi, sufi, NU yg mereka itu suka berbuat ke bid'ah an. Adi hidayat cuma bisa menghafal, tpi tidak bisa memahami yg di hafal. 🙏 maaf yg fan Adi hidayat jgan tersinggung
Uah rujukannya juga kitab fikih MU 1924 jilid 3 yg dikarang dan diterbitkan oleh Muham madiyah Bagian Taman Postaka Jogjakarta, ceta kan ke-1 tahun 1343 H/ 1924 M, dicetak oleh Bo robudur, yg beralamat di Jln. Pintu Besar 52, Bata via/Jakarta.
Kenapa yg menolak Allah istiwa di atas langit tidak menolak Allah mendengar, Allah maha melihat dll? Bukankah jika mengambil pengertian mereka menyebutkan Allah mendengar sama dengan menyamakan Allah dengan makhluk?
Ada dalil bahwa setiap sepertiga malam Allah turun kebumi,klu GK bisa ditakwil Allah kapan naiknya Krn putaran waktu GK putus,klu sepertiganya GK terputus sampai kiamat Allah dibumi ,artinya saat ini diarsy Allah GK ada Dong,klu Allah naik Artinya ada sepertiga yg Allah GK turun,makanya klu bab Allah jgn dipaksakan logikanya,apapun pendapat yg kita yakini jalani aja asal jgn saling menyesatkan
Maaf bro,maha melihat dan maha mendengar itu mnjadi satu kesatuan antara dzat dan sifat(asmak wa sifat),akan ttp istawla bukan sifat akan ttp af'al(perilaku) yg terpisah dg dzatnya.yg ditekankan disini adalah,mobilisasi Allah dg makhluk dlm pengertian istawa jgn disamakan,krna mobilisasi makhluk itu berbatas dan relativ.sekrg kita melihat k atas,itu kata kita,tp belahan bumi yg lain kita itu dibawah dan sebaliknya.sedangkan Allah itu tdk mngenal batasan dan relative tapi absolut.
@@untoldstorymyactivities2089 terus terus bagai mana seseorang yg berkata قال الله تعالى guru? itu asma dan afa'al juga kah? yg saya pahami sebagai santri yg ayat itu dipahami tapi bagai mana hakekat istawa nya sy tidak tau yg jelas Allah tidak pernah sama dngn makhluq. karna Allah sendiri yg mengabarkan hal itu. hanya saja jika seseorang sudah dari awal memikirkan Allah itu dngn akal pasti sususah menerima ini. o iya "air itu pasti basah" itu pasti karna ini makhluk. konsekwensi nya kita bisa pikirkan, karna dia hukum yg ditetapkan bagi makhluk. tapi kepada Allah jangan dipikirkan pake akal akhy, akal otak ana dan antum nggak akan mampu. kita cuma diperintahkan mengimani apa yg Allah kabarkan kepada kita tentang dirinya tapi jangn sesekali membayangkan apa lagi mengonsekwensikan sama seperti makhluk. والله اعلم
Baru aj liat judul di RU-vid berseliweran Tentang UAH titipan orang NU ke Muhammadiyah, memang sempat ganjal setiap ceramah UAH lebih mirip ke NgaNU dibandingkan Ke Muhammadiyah
Di milad PAN Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tentang nasab dirinya,ayahnya kyai NU sengaja menyekolahkan di muhammadiyah agar adi menjelaskan tentang NU ke warga muhammadiyah
@@maskhunkuncoro hati2 anda kl komen...nanti anda dibilang receh ga sebanding dgn uah...tp giliran mreka hujat2 ust mujiman n ust2 PKS dgn sebutan yg bikin merinding naudzubillaah...ust mujiman n pks disebut wahaboy lah ..amit2 amat lisannya , naudzubillaah minzalik...mreka diam aza...mreka itu kelompok pembenci Muhammadiyah .... Curang giliran ust nya ga boleh disinggung...tp ust2 PKS, Muhammadiyah di hujat2 wahaby😅😅😅..mau muntah tingkat tinggi kalo baca komen mreka ..yg lisannya amit2😅😅😅
Sama2 benar klo UAH menjelaskan sebagian kecil dr potongan video saja, jadi tidak bisa di bandingkan siapa yg benar siapa yg salah, insyaallah ustad2 ini sangat berilmu jadi jangan dibandingkan pendapat nya, biar kesan nya tidak dibentur2kan....
Awal2 dulu munculnya UAH saya sangat kagum.... Tercengang dgn hafalan beliau.... Namun lama2 akhirnya terungkap juga kejanggalan2 dalam beraqidah.... Alhamdulillah... Allah bukakan kesalahan2nya dalam ber manhaj... Akhirnya saya tinggalkan kajian2 beliau...dan allah ganti dgn ustadz mujiman yg lebih mudah dicerna dan jelas dlm berdalil....dan satu subuhat yg UAH sering disebarkan... Silahkan dengarin ceramah2 istafz fulan fulan dan fulan... Ambil yg baik dan tinggalkan yg jelek.... Nah inilah kekeliruan yg fatal... Karena kita adalah orang awam yg blm faham dasar pendalilan, blm faham usul fikih, blm faham lain2nya... Mana bisa kita bisa ambil kesimbulan ini baik atau buruk...? Kita pasti skan jatuh pd pilihan hawa nafsu....dan kalopun kita bisa memilih bahwa ini benar atau ini salah.... Maka berarti kita sudah selevel ustadz....
Sebenarnya maksud UAH utk mendengarkan banyak ustad untuk menambah refrensi/wawasan kita jgn cma terpaku pada 1 pemikiran kmudian mengatakan pemikiran yg lain salah. Perbedaan pendapat itu biasa, tpi menyalahkan orang yg berbeda pendapat sampai harus bilang mereka ini itu tanpa tahu dasar segala macam hanya akan memecah ummat. Wallahua'lam
Dalam pandangan saya pernyataan ust Adi Hidayat ada 4 Point. 1. Pendapat pertama, Istiwa di artikan sebagai bertempat 2. yang ke-2 Istiwa diartikan sebagai menguasai, mengatur, 3. yang ke-3 dan ini yang lebih aman menurut ust Adi Hidayat bahwa Istiwa ya istiwa saja sebagaimana Alqur'an menyebutkannya tidak perlu di artikan bertempat atau menguasai. 4. yang ke-4 pada hal-hal sifat Allah sebaiknya tidak usah dipertanyakan, karena Allah yang maha tahu dan kita tidak tahu.
Kalau uah cenderung beraqidah asy 'ariyah. In sya Allah ustadz mujiman dan Muhammadiyah masih berpegang pada aqidah ahlussunnah wal jama'ah. Allahua'lam
Salut untuk ustadz Mujiman yang tak pernah lepas dari referensi pegangan Muhammadiyah, karena beliau tetap lurus dibawah naungan Muhammadiyah dan tidak menafsir sendiri.
Lihat video utuh nya intinya tingkatkan amal baru Allah akan fahamkan ilmu NYA video uah ttg itu ada 9 menit yg utuh dari sudut pandang ibnu taimiyah dan dari sudut padang asyariayah.
@@dongalih9482 Lihat, baca dan pahami status komen saya. Anda sedang sakit mata atau patah hati ataukah sakit hati ? Saya bicara tentang ustadz Mujiman, bukan ustadz Adi Hidayat.
Seperti ust Mujiman inlah yg seharunya dilakukan kaum muslimin....mengimani apa yg ada di Alquran dan hadist.... Manusia di beri akal oleh Allah Utk menerima syariat....bukan seperti yah yg diberi akal tapi figunakan Utk mengotak Atik syariat Ketika syariat dirasa bertentangan dgn akal uah ...maka hrs ditakwil supaya syariat bisa diterima akal Akal manusia itu Utk memahami syariat bukan mengotak Atik syariat
Nih umat Islam paling senang klo disajikan video 2 yg membandingkan antara pendapat ustadz yg satu dengan ustadz yg lain. Sayangnya pemahaman nya dan kecerdasan nya tidak sebanding untuk bisa menilai dan memahami dengan benar. Akhirnya, punya jawaban yang membenarkan ustadz yg satu, menyalahkan ustadz yg lain.
Memang benar justru perbandingan pendapat begini penting bagi penuntut ilmu dan para ulama sejak zaman dahulu memang banyak perbedaan, untuk masalah fikih silahkan berbeda pendapat dan berselisih namun untuk masalah aqidah seperti ini seharusnya seharusnya tidak boleh beda pendapat
@@duniaitumenipu6533 klo anda punya pemahaman yg baik ttg menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu merasa lebih pas terhadap ustadz yg satu, belum sependapat dg ustadz yg lainnya, itu silahkan. Asal tidak serta merta membenarkan yg satu dan menyalahkan yg lain. Karena temanya ini ttg ilmu tafsir. Yg lebih mendekati kebenaran adalah siapa yg ilmunya dan tingkat penalaran nya lebih tinggi/dalam baik itu ustadz nya maupun pendengar nya.
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, "Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami." Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
Saya ini sangat fakir ttg ilmu agama, namun fitrah saya sebagai seorang muslm gak bisa menolak kalau allah sang kholiq berada di atas Arasnya kata AA Gim jangan di tanya.ttg zatnya allah Imani aja....ustads mujiman hafizahullah penyampainya bersahaja namun berkesan dulu mula"saya suka dgn kajian uah makin kesini makin beda akhir nya sekarang saya gk ikuti kagi.... برك الله فيك semoga allah akan selalu menjaga para da'i yg perpegang dgn pemahan para Salaf.
Ust Mujiaman dan Ust Adi Hidayat memiliki pandangan yang sama bila melihat full videonya (menurut saya) Dalam pandangan saya pernyataan ust Adi Hidayat ada 4 Point 1. Pendapat pertama, Istiwa di artikan sebagai bertempat 2. yang ke-2 Istiwa diartikan sebagai menguasai, mengatur, 3. yang ke-3 dan ini yang lebih aman menurut ust Adi Hidayat bahwa Istiwa ya istiwa saja sebagaimana Alqur'an menyebutkannya tidak perlu di artikan bertempat atau menguasai. 4. yang ke-4 pada hal-hal sifat Allah sebaiknya tidak usah dipertanyakan, karena Allah yang maha tahu dan kita tidak tahu.
@@antarbisnis9146hal² yg seperti itu ga perlu ditanyakan bro..itu diluar nalar manusia, lu mikir sampai gila pun ga bakal nyampe otak dan akal lu, contoh, lu bikin robot bisa ngomong, trus robot itu nanya ke lu, bagaimana mungkin robot yg lu ciptakan justru menayangkan balik ke orang yg sudah menciptakannya, kan songong, dan ga bakal nyampe tuh akal robot kalo dikasih tau pun
Aneh klo ada yg mempertanyakan kemuhammadiyahan UAH ?!!! Sekjen Muhammadiyah pernah mengatakan bahwa " UAH adalah ketua komunitas alumni mahasiswa Muhammadiyah Maroko "
Bnar di zaman skrg neo mujasimah itu org2 yg suka membayangkn ketika Allah bilang , Allah punya tangan n kaki...eeh si neo ini membayangkn tangan n kaki Allah mirip seperti tangan mahluk ciptaan Allah...haha akhirnya senjata makan tuan deh uhuyyyyy 😅😅😅😅
Ayat yg menjelaskan Allah tinggi diatas arsy Nya ada 18, bukan hanya 7 ato 8. Tidak ada Ahlusunnah yg mengatakan "tempat", hanya firqoh muathilah yg berpikir "tempat" seperti Jahmiyah atau Mutazilah. Sedangkan ustadz Mujiman aqidahnya Ahlusunnah, sedang adi hidayat aqidahnya cenderung jahmiyah karena sama-sama menolak Allah tinggi di atas arsy Nya.
Ust. Mujiman saat menjelasakan ayat istawa memberi penjelasan tanpa takwil. Namun mengapa saat ayat yg lain ttg keberadaan Allah seperti "Allah lbh dekat dengan denyut nadi" dan ayat "Allah bersama kalian dimanapun kalian berada" beliau menjelaskan kedua ayat tsb dg cara takwil? Adakah kaidah-kaidah tertentu bahwa suatu ayat boleh atau tidak boleh di takwil ?
Alloh Maha Tinggi (Al Aliiy), istiwa' (tinggi) di atas Arsy, Qoriib (dekat) sesuai dg keagungan dan ketinggianNya, Ma'iyah Alloh tdk mengharuskan ikhtilath, sebagaimana orang berkata aq berjalan bersama mentari menemaniku..(utk mempermudah pemahaman)
Ketika istiwa tidak ditakwil, tidak perlu bertanya, dimaknai hakiki, tapi kenapa ketika ketika "Allah lebih dekat dari urat nadi" ditakwil dengan ilmunya dan "Allah bersamamu dimanapun engkau berada" ditakwil juga? Ada yang bisa menjelaskan "kontradiksi" penjelasan Ust. Mujiman Hafidzahullah?
Di surat qaf, yg menyatakan ,Kami lebih dekat dari urat leher. Coba teruskan ayatnya," mencatat dua malaikat dari kanan dan kiri. Tidak sepatah katapun keluar dari mulut seseorang kecuali disampingnya (dicatat) oleh rokib dan atid. Tdk perlu ta'wil, maksud ayat ini kedekatan Allah itu diwakili oleh Rokib dan Atid. Trmkasih.
Kalau anda tanya,"Apakah kantor google itu dekat hp anda?, jawabnya pasti tidak. Tapi apakah anda merasa dekat jawabnya iya. Krn ketika kita googling langsung dijawab. Kira2 mirip itulah penjelasannya.
Saya kira perbedaan itu indah.Dan chanel semacam ini tidak penting.Isinya akan mengembangkan buruk sangka,iri,dengki,dan hasut. Bijaksanalah saudaraku.Ayo dulur.Kita ini bersaudara.
Semoga menambah khazanah ilmu bagi kita umat islam, semua hanyalah pandangan / pemikiran masing masing ulama sesuai kemampuan berfikir dan pemahamannya. Yang penting kita adalah umat yang satu. Kalaupun beragumentasi hendaklah dalam koridor kebenaran dan kesabaran.
@@guslihinputratanem3761 seingat saya gus.... Madhab dalam islam adalah 4 imam, Maliki, Hanafi, syafii dan Hambali... Tidak ada dikenal muhammadiyah dan NU. Itu hanyalah Ormas Islam. Lebih baik mengedapankan Ukhuwwah Islamiyah daripada milih siapa yang bener dalam berpendapat. Kembalikan kepada ke 4 tadi. Musuh kita yang nyata adalah Kristenisasi telah berupaya mendangkalkan akidah bahkan merubah akidah.
@@hendrygajoedi5550 tapi keempat imam madzab,satupun tidak beraqidah mentakwil keberadaan ALLAH,, takwil adalah pandangan bukan para salaf dan generasi sahabat ,iya datang dari kaum asyariyah
@@anjayasmara78 marilah cari persamaan diantara ahlus sunah wal jamaah, jangan melulu cari perbedaan. Lagian kita yang diwajibkan adalah memikirkan ciptaan Allah, bukan ribut memikirkan keberadaan Allah bertahta dimana ?
@@gajeoedihendry8787 , perlu kita pahami dan kita wajib terima, sunnaatullah yg pasti berlaku, sekuat apapun ingin menyatukan,, tidk akan pernah bersatu.. islam akan tetap terpecah 73 golongan... dan jangan bermimpi jadi satu,..karena sudah dikabarkan demikian,, jadi silakan saja kita akan berdiri di golongan yg mana..yg pasti Rasulullah telah buatkan rambu2nya yg selamat... jadi tidak mungkin akan disatukan dengan mencari persamaan persaman, apalagi yg azazi, aqidah..jadi dhohirnya bersatu..tapi tidak akan pernah bersatu bro.. perbedaan yg azazi ,yakni aqidah terbukti melahirkan fatwa2 amaliyyah yg berbeda.. dah anda bisa lihat sendiri keduanya tetap sampaikan,fakta akidah nya rasul dan para sahabat inio.. meskipun ini tidak disepakati kaum kebanyakan..., karena banyak bukan ukuran benar..haya karena ingn bersatu biar jumlahnya banyak..mengabaikan akidah , kekuatan islam bukan kekuatan secara jumlah,tapi iman dan aqidah yg kokoh bukan akidah yg rapuh.. tidak ada gunanya jumlah yg banyak kalo keropos akidahnya
Ustad mujiman ustad yg memiliki literasi dan ilmu retorika yg luar biasa, sehingga dlm menjawab pertanyaan dijawab dg sederhana dan mudah dipahami setiap org
Ustadz mujiman tdk banyak ber retorika Yg beliau sampaikan kebanyakan baca referensi kitab yg selalu dihadapannya jadi kemungkinan memakai pemahaman pribadi itu kecil Justru usradz adi hidayat yg terlalu banyak retorika , pemakaian dalil" nya mungkin kurang , beliau sering mengatakan tentang hadits ini atau surah ini letaknya di pojok di atas di kanan atau di kiri , Semoga maksudnya bukan ria , semoga hanya memotivasi jama'ah agar lebih banyak menimba ilmu
Komentar2 yang ada justru banyak yang memperbenarkan Ustadz Muziman, ini memprihatikan --- menunjukan betapa dominannya , akal terkerangkeng oleh Dimensi Ruang dan Waktu. -- Ayat LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN , jelas dengan tegas menyatakan bahwa Allah mustahil dipahami berdasarkan Pemikiran yang merujuk kepada kemakhlukan. Allah itu tidak terdefinisikan - Infnite. Karena kata definisi sendiri mengandung pemaknaan Pembatasan (definite). DIMENSI RUANG dan DIMENSI WAKTU itu sendiri adalah Makhluk atau Ciptaan dan jelas berbeda dengan Khalik (Pencipta), jadi Mustahil Allah berada atau terikat oleh Ruang ataupun Waktu. Sebagaimana mustahil memikirkan Zat Allah , karena jika bisa difikirkan bukan Allah namanya, karena Allah menjadi tidak lebih Besar dari Batok tempurung Kepala seorang Makhluk." Ustadz Adi Hidayat jauh lebih komprahensif menjelaskan soal kedudukan Allah, dan ini sejalan dengan banyaknya Ta'wil terhadap ayat2 yang bersifat mutasyabihat ---- Selain itu kata Langit sendiri di dalam Al Qur;an sering kali merujuk keberbagai Konsep2 yang berbeda, saat berbicara tentang Hujan yang turun dari awan, juga dikaitkan dengan kata Langit, atau saat berbicara tentang Makro Kosmos juga digunakan kata langit. Wallahualam bishawaf
Panjenengan harus lihat video full nya baru komen beliau itu menjelaskan 2 perbedaan pendapat antara ahli hadis / yg di kenal salafi dan asy ariah , klo mau yg lebih detail lihat di MIRA ust Adi menjelaskan panjang lebar bab aqidah , sampai sejarah perkembangan ilmu aqidah , banyak dialektika atau tantangan zaman yg harus di jawab di setiap masa sehingga para ulama berijtihad , kalau kita pahami dengan hati bersih dan melihat yg mana usul dan yg mana furu' insya Alloh bisa clear , kalau langsung pake potongan video bisa gagal paham
Terimakasih Ustadz Mujiman.. sangat membantu saya untuk menilai bahwa antum cerdas membaca beda dengan Ustadz lainnya. Yang Ilmunya sudah di Luar dari Membaca. Jadi saran saya perbanyak buku2 untuk dibaca ketika ada yang bertanya...
Kalau bisa menyampaikan kepada Pengurus Pusat Muhammadyah, maka akan saya sampaikan pada mereka, agar kaderisasi di Muhammadyah benar2 diperhatikan. Saya pernah tinggal di kota besar, ustadz yang benar2 berilmu dari Muhammadyah banyak dan yang ceramah /khutbah jumat/yg isi kajian di masjid Muhammadyah tidaklah sembarang orang. Tapi kini saya tinggal di kota kecil dan pernah beberapa kali ke masjid Muhammadyah di kota kecil, yang mengimami sholat, yg ngisi kajian ternyata sembarang orang bisa jadi pe dakwah di dalam masjid
UAH dah benar, Ustadz Mujimannya yg muter2. Saat "dekat dari urat leher" ditakwil saat ayat "bersama kamu dimana kamu" ditakwil, eh saat "istawa" gak boleh takwil. Pahami arti takwil!
@@matakena671 Jadi artinya kan boleh takwil, lalu kenapa pilih2 & menganggap seolah2 khusus untuk istiwa gak boleh takwil & yg lain boleh. Apa dasarnya? Supaya sama dengan Wahabi?
Untuk pak Yunus... Jangan suka banding2in seseorang hanya dengan ambil / potong video INI JIKA DARI PANDANGAN ORANG NETRAL yg tidak memihak / msh awam dgn hal tsb... Bahwa seolah sampyan mengajak menyimpulkan suatu perbedaan tapi di intervensi / digiring dulu agar condong ke salah 1 nya Ini perlu sedikit direnungkan Ini bukan soal isi materi dalam video ya tapi ini soal alur video, narasi, sketsa atau apalah..., ini video bukan orisinal tapi video mixing yg menyangkut nama seseorang dan niat dibandingkan, yg dampaknya bisa menjatuhkan salah 1nya
Ustadz Mujiman aqidahnya Ahlusunnah , sedang Adi Hidayat aqidahnya muathilah wa Asy'ariyah Muthaakirin karena sama dgn aqidah Jahmiyah yg sama² menolak aqidah Allah di atas Arsy Nya.
Dalam pandangan saya pernyataan ust Adi Hidayat ada 4 Point (full version Video) 1. Pendapat pertama, Istiwa di artikan sebagai bertempat 2. yang ke-2 Istiwa diartikan sebagai menguasai, mengatur, 3. yang ke-3 dan ini yang lebih aman menurut ust Adi Hidayat bahwa Istiwa ya istiwa saja sebagaimana Alqur'an menyebutkannya tidak perlu di artikan bertempat atau menguasai. 4. yang ke-4 pada hal-hal sifat Allah sebaiknya tidak usah dipertanyakan, karena Allah yang maha tahu dan kita tidak tahu. Jika antum salah, memohon maaf lah sebelum ada perhitungan diakhirat kelak.
*UAH ITU BUKAN USTADZ KALENG2 ...* Itu karena Ustad Adi Hidayat wawasannya luas, bercabang-cabang sehingga pluralistik. Intinya, tidak ada Muhammadiyah yang asli atau tidak asli, yang betul adalah perkembangan atau dinamika ditubuh Muhammadiyah. Jadi itu karena luasnya wawasan Ustadz Adi Hidayat saja sehingga bicaranya kemana-mana, bercabang-cabang. Adi Hidayat itu bukan ustadz kemarin sore, bukan kaleng-kaleng. Jauh-lah dibanding si Pras, Zulkarnain Madury atau yang semisalnya. Semua orang juga tahu tentang itu. Pokoknya, salah besar kalau menyusup di Muhammadiyah. Organisasi Islam Muhammadiyah dilihat dari sejarah dan fikih ajaran itu berkembang dinamis, tidak sama dengan di masa-masa zamannya KH. Ahmad Dahlan. Misalnya, di zaman Muhammadiyah terdahulu, zaman KH. Ahmad Dahlan shalat tarweh masih 20 rakaat, berqunut, membaca ushali, tahlilan dll. Ini kan beda dengan Muhammadiyah zaman sekarang hasil keputusan Majelis Tarjih. Inilah yang disebut perkembangan dan dinamika organisasi. Tetapi wajar karena zaman dulu sejak Islam pertama kali masuk Nusantara belum ada perbedaan-perbedaan seperti sekarang. Maka betul apa yang dikatakan Ustadz Adi Hidayat ketika mengupas Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah karya KH. Hasyim Asy`ari bahwa 108 tahun yang lalu umat Islam di Nusantara itu masih satu. Masih satu itu kalau diterjemahkan bebas karena memang belum ada perbedaan-perbedaan, cara ibadahnya masih sama semua waktu itu, maklum di Nusantara Madzab Syafii semua ya waktu itu, jadi tata cara beribadah belum ada perbedaan. Termasuk Muhammadiyyah di masa-masa awal di zamannya KH. Ahmad Dahlan juga masih menganut Madzab Syafii sehingga tidak jauh berbeda dengan NU, membaca Fatihah juga pakai Bismillah, Shubuh pakai Qunut, pakai Sayyidina, habis shalat juga do`a wirid, shalat tarwehnya juga masih 20 rakaat, hari raya pakai rukyat dan lain-lain. Adapun kalau kemudian Muhamadiyah "berubah" berbeda dan tidak lagi terikat dengan Madzab Syafii sehingga tarwehnya 8 rakaat, tidak pakai qunut, tidak tahlilan lagi, dll itu karena "ijtihad" _(istinbath)_ generasi sesudahnya sejak dibentuk Majelis Tarjih di Muhammadiyyah (zaman ketuanya KH. Mas Mansyur). _Ijtihad_ adalah menggali kajian-kajian hukum dalam agama. Contoh, zaman KH. Ahmad Dahlan shalat tarawih Muhammadiyah masih 20 rakaat (sesuai Madzab Syafii yang dipegangi KH. Ahmad Dahlan), tetapi berapa puluh tahun kemudian ketika Majlis Tarjih terbentuk (periode KH. Mas Mansur?) ditemukan hadits 8 rakaat, lalu dibahas dalam Majlis Tarjih kemudian diputuskan dan disosialisasikan ke warga Muhammadiyah bahwa shalat tarowih itu 8 rakaat di tambah witir 3 rakaat. Komposisi rakaatnya 4-4-3. Empat rakaat satu salam, empat rakaat satu salam untuk Tarawih. Dan tiga rakaat untuk Witir. Akhirnya generasi Muhammadiyah belakangan menjadi 8 rakaat shalat tarwehnya dengan dalil dari hadits yang ditemukannya itu. Tapi pada tahun 1987, dirubah lagi karena menemukan dalil lain. Praktek shalat Tarawih 4-4 itu dirubah menjadi 2-2, hal demikian atas temuan KH. Shidiq Abbas Jombang ketika halaqah di Masjid al-Falah Surabaya, dari hadits riwayat Muslim. Kemudian tahun itu juga disosialisasikan selebaran keputusan Majlis Tarjih yang diedarkan ke semua masjid dan mushalla di lingkungan Muhammadiyah, bahwa praktik shalat Tarawih pakai komposisi 2-2, sampai sekarang, walau sebagian masih ada yang tetap bertahan pada 4-4. Ini contoh langsung, karena menemukan dalil yang dirasa lebih kuat atau _tsiqah._ Jadi inilah dinamika hasil ijtihad (atau lebih tepatnya *istinbath)* tidak terikat kepada madzab tertentu atau ulama salaf terdahulu asal dirasanya tidak sesuai dengan sumber yang dipeganginya, maka semua tokoh-tokoh (apalagi di Muhammadiyah banyak yang didominasi tokoh-tokoh intelektual kampus dari dosen-dosen) sehingga tentu saja lebih berani dan dinamis dalam memutuskan ide-ide dan hukum ketimbang ulama pesantren. Dengan kata lain, UAH kadang ceramahnya kemana-mana dan bercabang-cabang dari banyak segi baik fikih dan sejarah itu tidak lepas dari wawasannya. ,
Sehat selalu Ustadz Mujiman dan Ustadz Adi Hidayat. Semoga Ustadz Sunnah semakin banyak di Indonesia, semoga rakyat Indonesia semakin cerdas dan sadar akan kebenaran Syariat Islam. Mengingat Indonesia darurat Pendidikan dan Tauhid,.. Salam waras akal sehat, logis dan ilmiah.
Sya muhamadiyah Awal2 mengenal UAH, sya suka dgn kajian keilmuan nya, namun semakin kesini bnyk kontroversi yg UAH Sampaikan dlm ceramah2nya Jauh dr ke muhamadiyahan Smg Allah kembalikan UAH ke jalan yg benar, jalanya para sahabat, tabiin dan tabiut tabiin Aamiin
Sy sangat mudah memahami penjelasan UAH. tp sebaliknya. Saya sangat sulit memahami penjelasan ustadz Mujiman.. krn ustadz Mujiman menempatkan Allah. Yg dmn itu akan jadi pertanyaan. Ars/arsi itu Apa. Dan dmn tempatnya. Ars itu mahluk atau apa. Atau di anggap rumah Allah?. Knp masih ada yg lebih hebat dari Allah. Artinya klu Allah itu beriam di atau menempat. Berarti tempat itu jadi naungan Allah. Itu yg saya tidak paham dgn penjelasan ustadz Mujiman.. beda halnya dgn penjelasan UAH. Ddia mengatakan Allah itu meliputi. Ini kan sangat mudah kita pahami.
Amiin. Dan mau hijrah ke jalan yg benar, yaitu meninggalkan ajaran mujasimah wahabi yg sesat dan menyesatkan dan bertobat minta ampun pada Allah dan berteka untuk menjauhi ajaran wahabi.
Keberadaan Allah Swt tidak bisa dibatasi dengan logika. Karena yang bisa diterima logika hanyalah sebatas apa yang bisa kita lihat, kita dengar, kita sentuh dan yang bisa kita rasakan dengan panca indra. Keberadaan Allah Swt lintas dimensi. Kita sebagai manusia berada dalam satu dimensi diantara banyak dimensi yang ada. Allah Swt berkata kepada para malaikat yang ada di alam malakut, Berkata kepada Nabi Adam AS yang tengah berada di sorga, Berkata kepada Nabi Musa yang tengah berada di Gunung Tursina, Berkata kepada Nabi Muhammad SAW yang tengah berada di Arsy waktu Isra' Mi'raj. Untuk semua itu tidak membutuhkan naik turun dan berpindah tempat. Dalam Berkalam tidak berupa huruf dan suara, juga tidak berupa lisan yang umik². Keberadaan Allah Swt bersifat Azaliah, Pada saat ini Allah Swt tetap dalam keadaan Nya sebagaimana sebelum Menciptakan semua makhluq. Allah Swt tidak akan berubah dari sifat keazaliahan Nya. arah utara selatan timur barat atas bawah hanya berlaku pada penduduk bumi. Ketika berada di luar angkasa, semua itu sudah tidak berlaku. Cermati dan pikirkan dengan hati yang jernih. Itu masih di alam kita. Bagaimana dengan alam gho'ib.....? Alam yang tidak mampu ditembus oleh peralatan mutakhir bikinan manusia. Padahal Ilmu Allah meliputi yang dhahir maupun yang gho'ib.
Kamu Percaya Allah Maha Melihat. Penglihatan Allah Di Arahkan Kepada Makhluknya. Sebelum Allah Menciptakan Makhluk. Penglihatan Allah Di Arahkan Kemana..? Kamu Percaya Allah Maha Mendengar. Pendengaran Allah Di Arahkan Kepada Makhluknya. Ada Seorang Wanita Berteriak Minta Tolong Karena Diperkosa. Allah Maha Mendengar. Berarti Pendengaran Allah Terarah Kepada Makhluknya. Allah Berada Di Atas Makhluknya. Berarti Ada Arah Atas Dan Bawah. Allah Berada Di Arah Atas. Makhluk Berada Di Arah Bawah. Orang Yang Menolak Arah Akan Menjadi Plin Plan Apakah Orang Yang Menolak Allah Di Atas, Menolak Arah 100 % ..? Apakah Penglihatan Allah Tidak Terarah Kepada Makhluknya..?? Apakah Pendengaran Allah Tidak Terarah Kepada Makhluknya. Saya Berdo'a Kepada Allah Minta Rezeki Lancar Dan Di Beri Kesehatan. Do'a Di Ucapkan Dengan Suara. Berarti Suaranya Terdengar Oleh Allah. Suara Saya Terarah Kepada Allah. Allah Yang Berada Di Atas Mendengar Suara Saya. Allah Maha Melihat. Walaupun Saya Berdo'a Di Dalam Rumah Dari Atas Tubuh Saya Terhalang Oleh Genteng Rumah Tetapi Allah Maha Melihat. Allah Melihat Saya Yang Berada Di Bumi. Penglihatan Allah Terarah Kepada Saya.
Sudah jelas kata ustadz mujiman kalo mau tau jawabannya ketik di google "Dimana Allah Muhammadiyah" pasti muncul penjelasanya di web resmi muhammadiyah or id, web suara muhammadiyah, dan juga dalam Tarjih Tajdid Muhammadiyah , Tarjih Muhammadiyah merupakan pedoman semua orang yg ngaku muhammadiyah
Ternyata UAH bepikir bahwa Allah itu seperti makhluk. Kalau ada makhluk berada di atas makhluk lainnya berarti makhluk tersebut butuh dengan makhluk yg dibawahnya. Meski teori tsb tdk selamanya benar. Langit tidak butuh kpd bumi, meski langit di atas bumi. Mungkin UAH membandingkan gelas di atas meja. Gelas butuh kpd meja. Akhirnya berpikir kalau Allah di atas Arsy berarti Allah butuh arsy. Artinya UAh sedang menyamakan kemampuan Allah degan gelas diatas meja. Padahal antara gelas yg makluk dgn Allah tdk sama. Logika inilah yg membuat beliau (UAH) keliru. Krn Allah dg makhluknya tidak sama dari sisi manapun.
Maaf Jawaban anda sudah panjang namun tidak nyambung.. konsentrasi lah dalam mendengarkan ..dan untuk memahaminya perlu banyak2 belajar ilmu agama ...🙏
Dalam pandangan saya pernyataan ust Adi Hidayat ada 4 Point 1. Pendapat pertama, Istiwa di artikan sebagai bertempat 2. yang ke-2 Istiwa diartikan sebagai menguasai, mengatur, 3. yang ke-3 dan ini yang lebih aman menurut ust Adi Hidayat bahwa Istiwa ya istiwa saja sebagaimana Alqur'an menyebutkannya tidak perlu di artikan bertempat atau menguasai. 4. yang ke-4 pada hal-hal sifat Allah sebaiknya tidak usah dipertanyakan, karena Allah yang maha tahu dan kita tidak tahu.
Artinya ustad adi hidayat ini ilmunya semakin luas, dan sy sbgai org Nu sangat bersyukur, dan smoga kesehatan sllu menyertainya. Hal yg sy tau ayat2 Qur'an itu ada yg bermakna harfiah ada jg yg bermakna Qias, dan dlm pandangan Nu ayat yg mnjls kan Allah bersemayam di ars itu tdk bemakna harfiah, sebab jika di artikan hafiah maka sm saja kita mengatan bhw Allah itu butuh tempat, dan jika butuh tempat maka dia bukan tuhan tetepi makhluk, kenapa makhluk, krn dia setara dgn makhluk yg lain yg membutuhkan tempat, sedang Allah sendiri berfirman dlm Qs Al ikhlas:4. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad Artinya: Dan tiadak ada suatupun yang setara dengan Dia".
Kata UAH, "di arsy itulah Allah mengatur" Dlm bhs indonesia, kata "di ", menunjukkan tempat Jadi muter2 dong, tapi ujung2nya sama, hehehe 🙏 maaf ya UAH
@@Ilhamsyah800 Subhanallah apa yang sudah antum perjuangkan untuk AGAMA ALLAH sampai ringan menuduh UAH. Apakah nabi mengajarkan menggunjing & menuduh? Dudukan belia kalo bisa anda jg duduk bersama USTADZ ADI HIDAYAT. Islam macam apa kau menuduh2 begitu
@@Ilhamsyah800 Luruskan saja niat kau Mau menuju ALLAH SWT Pasti ALLAH Bimbingan dengan hikmah organisasi hanyalah kendaraan yang memudahkan memahami AGAMA Saya harap ini pertanyaan yang terakhir kamu tanyakan. Nu/Muhammadiyah ? K2 nya Baik & jelas
Ustadz Adi Hidayat lebih sesuai dengan Putusan Tarjih Muhammadiyah dan Fatwa Tarjih Muhammadiyah juga pemahaman Imam Madzab dan Ulama Salafus Sholih. Bisa dibaca di di HPT, Fatwa Tarjih Muhammadiyah juga Fikhul Akbar Imam Abu Hanifah, Imam Syafii juga Imam Abu Hasan Al Asyari
Pertanyaan saya ke ustadz Mujiman...sebelum Allah menciptakan Arsy ,dimana Allah berada...karena klo Allah menempat itu Allah spt makhluk....dan ini mustahil bagi Allah menempat di sesuatu...Krn klo Allah diartikan menempati di Arsy akan bertentangan dgn ayat" Al-Qur'an yg lain...misal Musa menemui Allah di bukit Tursina apa Allah ada ditempat bukit Tursina tentu tidak...
@@alfaqirsyafiq1334 Era 70-80 byk perseteruan MU NU MU dapat gelar wahabi dari NU Itu emang fakta skrn gelar bergilir itu disematkan pada salafi Alhamdulillah Tabi'in, ulama salaf, Imam Abu Hanifah rahimahullah juga meyakini bahwa Allah berada di atas Arsy, beliau mengatakan: من لم يقر أن الله على العرش قد كفر لأن الله تعالى يقول {الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى} وعرشه فوق سبع سموات “Orang yang tidak mengikrarkan bahwa Allah di atas Arsy, maka dia telah kufur, karena Allah ta’ala berfirman (yang artinya): ‘Allah yang maha pengasih itu berada di atas Arsy’ (Qs. Thaha: 5), dan Arsy-Nya itu berada di atas langit yang tujuh” [Lihat: Kitabul ‘Arsy lidz Dzahabi 2/178].
Sudah jelas siapa si adi hidayat, hanya pemahaman muktazilah yang menakwil istawa' menjadi istaula 😌 Kalau dia mengaku sebagai orang Muhammadiyah maka bisa dipastikan dia adalah penyusup 🤗
SEHAT SELALU USTAD ADI HIDAYAT. Ustad adi hidayat ustad yang cerdas. Lagi buka youtube eh muncul yang beginian. Numpang coment aja. Like ogah. Apalagi subscribe..kwkwkw..
Jngan menudu uah akidahnya keberadaan allah seperti mahluk anda kurang paham atas penjelasan uah pahami dulu lur uah akidahnya bagus keimanannya baik ahlaknya bagus ,banyak bermunculan ustadz baru apalagi ilmunya belum setara dg uah apakah kits ibadahnya udah bagus sholatnya benar itu aja tanyakan pd diri kita,jangan menjatukan ustadz yg sudah kondag yg baru paling cari panggung
Istiwa memiliki definisi yang bermacam macam, bisa tempat pertemuan, Kun fayakun, nge zoom atau zooming, mengatur , dll sekehendak Alloh. Karena definisinya beraneka ragam maka memang tidak perlu dipertanyakan cukup di imani saja karena keterbatasan ilmu manusia.
Maaf sebelumnya min, anda sebaiknya menampilkan penjelasan uah yg lengkap mengenai allah diatas 'arsy, agar makna dan maksudnya tidak keliru.. Sepengetahuan saya uah beraqidah allah istiwa' diatas 'arsy tanpa membayangkan bagaimananya.. Anda jangan asal potong video..
Sepertinya channel2 yutup yg mengvesrsuskan 2 ustaz atau lebih memang tujuannya seperti itu kak, ambil potong2an yg digunain buat provokasi... Saya aja nyesel satu kali klik video seperti ini, jadi terus2an video2 seperti ini muncul diberanda😂😂😂 Padahal para ustaz saling merekomendasikan ustaz lainnya.. 😂😂😂 semoga hidayah Allah ya Rabb ga putus untuk kita,
Sudah jelas Allah nyatakan diatasi 'Arsy nya,lantas kalo kita masukan kata butuh inilah yang bikin kita bingung karena kata butuh itu bahasanya mahluk,Allah gak butuh apapun dari makhluknya justru sebaliknya mahluklah yang butuh akan Allah
Ini aqidah muhhamadiyyah tentang tauhid jelas berbeda dengan aqidah Nu.. Mari berfikir sehat dan memohon petunjuk agar mempunyai pemahaman tauhid yang benar sesuai pemahaman salafus sholeh...Barakallahu fiikum
Keilmuan UAH sampai level doktor dan hafalannya sampai pada titik komanya, cuma mungkin karena belajarnya tidak dari pusat sumber islam itu sendiri dan tdk mengikuti manhaj salaf dalam berfatwa, maka muncul subhat, namun keduanya adalah org berilmu dari pada saya, yg penting kita terus belajar dan tdk fanatik pada individu.
@@matsahrimatsahri4633 Lebih bagusnya keduanya di pertemukan, agar kita dapat lebih memahami siapa yang lebih mapan ilmunya. Kita tidak dapat mengatakan beliau beliau tidak belajar dari sumber Islam, nanti kita bisa dikatakan fitnah. Kalau sudah bertemu bertatap muka, kita akan dapat bertanya kepada beliau beliau ini tentang apa yang menjadi perbedaan dan perdebatan. Keduanya sama sama mengakui orang dari Muhammadiyah, kalau UAH memang keluar jalur dari Muhammadiyah alangkah baiknya diadakan pertemuan (berhujjah) seperti yang dilakukan dikalangan NU bila ada yang melenceng dan mendiskreditkan pemahamannya.
Ha ha ha saya liat meliahat manusia bukan ilmunya aja tapi Akhlak dan adabnya . Usatdz mujiman termasuk kreteria ustadz yg tawaddhu tdk sok pinter. Bersahaja,
Bodoh sekali kalo bilang itu pendapat Ust Mujiman! itu pendapat MAJELIS TARJIH MUHAMMADIYAH, bukan pendapat Ust Mujiman.😅 jd ini adlh perbandingan pendapat MUHAMMADIYAH VS UAH. MAKANYA BACA SUARA MUHAMMADIYAH !