Dokumentasi Bagian Kedua
Pagelaran Wayang Santri Ki Enthus Susmono di Pondok Pesantren Darussalam Kalibakung 11 - 12 Mei 2018
==========
Sekitar tahun 1989, waktu itu ki Enthus dan sahabatnya, kyai Jamil Muslim bertukar pikiran bagaimana mempopulerkan wayangnya yang belum diminati masyarakat.
Kyai Jamil kemudian mengusulkan agar diberi nama Wayang Santri saja, kemudian para sinden mengenakan kerudung dan ditambahkan sholawat kedalam nyanyian2 wayangnya.
Kemudian, Kyai Jamil ( waktu itu masih sebagai Lurah Kalibakung) pun mengawali dengan menanggap wayang santri. Kurang lebih dengan biaya yang masih 400ribuan. Dari situlah Wayang Santri mulai dikenal dan disukai berbagai kalangan. Tidak berselang lama Ki Enthus bersama wayang santrinya dundang polres, disusul TNI, berbagai hajatan, acara pemerintahan, event besar, bahkan sampai masuk stasiun TV Nasional dan sempat beberapa kali melenggang keluar negeri.
Dan kini, pentas Wayang santri terakhir ternyata di Pondok Pesantren Darussalam jua, sebagaimana dahulu tempat kelahirannya.
21 май 2018