Jagad sepakbola dunia saat ini, sedang diterpa oleh gelombang besar bernama naturalisasi.
Bahkan, kawasan Asia Tenggara pun, khususnya Indonesia, terkena imbasnya. Terbukti, tim-tim Asia Tenggara mulai menata tim nasionalnya dengan mendatangkan pemain-pemain keturunan negaranya yang tersebar di seluruh penjuru dunia, khususnya Eropa.
Tim-tim berlomba-lomba melakukan naturalisasi demi meningkatkan Kekuatan tim nasionalnya.
Adakah dampaknya bagi timnas Indonesia ? Sangat nyata. Lewat garapan pelatih asal Korsel, Shin Tae Yong (STY), timnas Indonesia, baik senior dan U-23, mampu mencetak prestasi bersejarah.
Selain lolos ke Putaran 16 Besar Piala Asia senior, tim U-23 juga membuat kejutan besar dengan menjadi semifinalis Piala Asia U-23.
Saat ini terhitung, sudah 14 pemain yang dinaturalisasi -sebut pemain diaspora- oleh Indonesia dari seluruh lini.
Yang perlu diketahui, program ini (naturalisasi) sebenarnya sudah dilakukan Indonesia 15 tahun silam atau tahun 2009.
Dan, orang pertama yang menjadi otak penggagas naturalisasi adalah Rahim Soekasah.
"Awalnya saat saya di Belanda, saya nonton pertandingan liga setempat atau Eredivisie. Saat itu, saya melihat banyak pemain-pemain berdarah Belanda-Indonesia yang bermain di sana. Saya berpikir, mereka ini kan juga orang Indonesia. Kalau mereka mau bermain untuk Indonesia, pasti kita punya timnas yang tangguh. Apalagi mereka sudah ditempa oleh pembinaan di Eropa," cerita Rahim.
Rahim yang saat itu sebagai Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Indonesia, langsung menyampaikan gagasannya itu kepada Wakil Ketua Umum PSSI, Nirwan Dermawan Bakrie.
Gagasan itupun disetujui PSSI. Sampai akhirnya, datanglah Irfan Bachdim, Diego Michiels dan lain-lain.
Tetapi Rahim menyayangkan proses seleksi pemain-pemain naturalisasi waktu itu, sehingga apa yang dia inginkan agar bisa mendongkrak prestasi timnas tak berjalan dengan baik. Timnas masih memiliki kekuatan yang mumpuni.
Berbeda dengan saat ini. Di mana sebelum dilakukan proses naturalisasi, Indonesia mengurus orang yang berkompeten di timnas atau orang yang paling paham akan kebutuhan timnas, yaitu pelatih STY.
"Saya akui, kualitas pemain-pemain naturalisasi saat ini bagus. Buktinya, timnas kita kuat dan bisa berprestasi di tingkat international, khususnya Asia,' ujar Rahim.
Rahim sendiri tentunya setuju 100 persen dengan program naturalisasi yang dilakukan PSSI di bawah Erick Thohir. Menurut dia, naturalisasi ini sebagai bentuk pembelajaran bagi semua pihak, ya pelatih lokal, sistem kompetisi, dan pembinaan usia dini. Juga untuk memacu motivasi pemain lokal agar bisa bersaing dan mampu bermain lebih baik.
Mengenai pemain-pemain timnas saat ini, Rahim menilai kualitasnya cukup bagus. Akan tetapi, dia mengingatkan, para pemain itu jangan dipuji, tapi disupport.
"Seperti halnya naturalisasi, STY juga me berikan pelajaran berharga bagi pelatih-pelatih lokal untuk bisa membuktikan kehebatannya dalam menerapkan ilmu kepelatihannya, bukan saja bagi pemain profesional tapi juga pemain-pemain muda, tanpa melihat sertifikat kepelatihan yg dimilikinya," kata Rahim.
Selain itu, STY juga memberikan pembelajaran bagi PSSI untuk melakukan kontrak jangka panjang terhadap pelatih timnas. Kalau dahulu, gagal satu turnamen langsung pecat.
Follow
Instagram Mahardika Entertainment : / mahardika.entertainment
Instagram Bicara Bola By Akmal : / bicarabola.by.akmal
Tiktok : / bicarabola.by.akmal
Facebook : / bicarabola.by.akmal
Twitter : / akmalbicarabola
Instagram Golazo : / golazo.talk
Twitter : / golazo_talk
Tiktok : / golazo.talk
For Business Inquiries, please contact: Dhydan Syefaya, email: dhydan.sefaya@gmail.com
Dan jangan lupa subscribe channel youtube ini.
----------------------------------------------------------------------
#shintaeyong #sty #timnasindonesia #rahimsoekasah #koreaselatan #timnassenior #timnasu23 #pialaasiau23 #pialaasiasenior #semifinal #belanda #eredivisie #belandaindonesia #eropa #badantimnasional #btn #pssi #pssiindonesia #nirwandermawanbakrie #irfanbachdim #diegomichiels #asia #erickthohir #naturalisasi
27 авг 2024