Boleh diinfokan profil responden yang menerima Bansos by Province/ City? Ini bisa menjadi analisa tujuan pembagian bansos mempengaruhi basis pemilih. Thanks
Jujurlah klian... Kang survey, Ksian anak istri kalian. Jika kalian brbohong kpd masarakat ttg hasil survai caPres, ca WaPres, Mka Rezki yg klian dpat smesti nya Halal bsa menjadi Haram. Krena ke dustaan (Tipu2). Nauzubillah.
Survai nya dimana boss.. Kami dari riau.. Kalau memang tatap muka di riau masuk ndak.. Dan jika ada di riau tatap muka nya ayo daerah mana, di riau nya..
@@sirait8860 tonton setiap Sabtu/Minggu...chef Rudy bukan hanya menjelaskan cara membuat hidangan enak,..tapi lengkap dgn video detail dan otentik...!!! Cari contoh yg lain...biar kelihatan intelek gitu...!!!
Publik cukup Percaya, dg Lembaga Survei CSIS, Krn Alasan cukup selektif terhadap obyek yg di sasar.yg paling menarik, prosentase pilpres, dan Lembaga CSIS, dg masa surve 13-18 Desember 2023 hasil Paslon 01 memperoleh 26,1,% Paslon 02 memperoleh 43,7,% Paslon 03, memperoleh 19,4 %. Dari pemaparan CSIS masih ada kesempatan ketiga Paslon capres saling kejar mengejar ( Dinamis,). Kmd pilpres bisa saja berlangsung satu atau dua kali putaran. Berdasarkan hasil survei elektabilitas tiga Capres cawapres RI 2024, hampir 90 % kemungkinan besar yg masuk putaran kedua yaitu Paslon 02 dan Paslon 01.
1300 orang utk memprediksi 205 juta . Secanggih metologi apaoun erornya lebih besar bahkan cendrung bertentangan. Ini hanya menggiring opini agar kalau ada kecurangan bisa ditutupi dengan alasan SurPay membuktikan. Sekelas CSIS (ayusup Wanandi) pernah menginginkan Capres hanya dua pasang utk menghalangi ANIES maju.
a. Jika usia masih relatif muda, maka cobalah luangkan waktu membaca buku terbitan international tentang Survey & Polling....guna membuka wawasan ilmu pengetahuan. Juga coba nonton vlog-vlog di YT tentang topik yg sama. b. Jika usia sudah relatif sepuh..., maka luangkan waktu untuk mencoba nonton vlog-vlog di youtube tentang topik Survey dan Polling...guna membuka cakrawala keilmuwan juga. c. Tokoh-tokoh nasional tenaga ahli Survey (polling) di Indonesia sudah semakin berpengalaman di lapangan, dan semakin banyak jumlahnya. Salah satu tokoh paling dihormati juga adalah DR. Saiful Mudjani yg S1 nya di UIN Jakarta, dan Phd nya di US, dnegan pengalaman luas di bidang tersebut. Cobalah cari vlog YT dari lembaga Saiful Mujani Research Consulting. d. Kata Ustadz K.H. Bahauddin Nursalim (Gus Baha: seorang tokoh cendikiawan Islam terkemuka dari kalangan NU) pernah menjelaskan: Keutamaan ilmu/pengetahuan terhadap sesuatu perkara/hal urusan adalah memiliki derajat yg sangat tinggi. Pahami dulu ilmu (dasarnya), barulah mengikuti sesuatu.
Ini jelas2 org nggak ngerti statistik atau metode penelitian sama sekali. Maaf, mau bilang orang bodoh jg gak tega sih, tapi kok kelihatannya spt itu. Cuman berani komentar tanpa bekal pengetahuan yg memadai.
Ini bohong, sy asli dri maluku koq di maluku lbih bnyak memilih anies cak imin, dan kedua ganjar mahfud, org maluku ud bnyak kcwa sama prabowo, ingat setiap perbuatan di mnta pertanggung jawab, koq masa surveinya prabowo yg ungul trus, ee klian survei yg jujur
Lembaga survey bayarn tak akan mempengaruhi kami rakyat indonesia yg cinta kejujuran. Pemenang pemilu sudah ditentukan. 1 lembaga survey 2. KPU 3. PANWASLU 4. PRABOWO INILAH PEMENANG PEMILU YANG AKAN BERSTATUS MANUSIA MANUSIA DURJANA
Sayang CSIS sangat jarang merilis survei nasional. Atau memang jarang melakukan survei? Jadi, kalau surveinya terlalu jarang, data time seriesnya gak ada. Sehingga sulit ada perbandingan, krn perbandingan dg survei lain jg tdk terlalu bisa diandalkan.
Btw, itu suara salah satu narasumber bergema krn salah satu speakernya tidak dimatiin. Harusnya utk teknis begitu, tahulah ya, dimatiin satu. Jadinya suara bergema dan sangat tidak enak didengar di telinga. Jadi bagian dia yg paling saya lewati waktu nonton tadi.
Fyi, biaya survey nasional dgn metodologi baik benar dgn jumlah dan sebaran sampling spt ini sy perkirakan mencapai 500 sd 600juta rupiah. Yg punya uangpun skrg malas membiayai takut dituduh berafiliasi.
Kualitas pertanyaan2 dari sbgn penanya, maaf, keliatan ia kurang punya pengetahuan soal metodologi survey. Atau dia tdk mendengarkan paparan metodologi? Ini forum ilmiah, diharapkan yg bertanya punya ilmu yg nyambung/relevan
Survei memang mahal, tetapi sebagai lembaga penelitian, kan biasa mendapatkan sponshorship, funding, atau hibah utk riset. Kerjasama dg pihak lain juga biasa dilakukan, yang penting tidak mengorbankan metodologi. @@hensur1614
Kalau yg dimaksud para penanya di konferensi pers ini memang betul. Kelihatan tak sedikit yg kurang paham metodologi survei. Makanya bagi yg tahu kadang kelihatan pertanyaan mrk lucu @@hensur1614
Pemilu Negeriku Demokrasi Serasa Monarki otoriter PILPRES DISETTING Bukan lagi Satu Putaran, PEMILU Belum Mulai Presiden sudah Terpilih PEMILU PESANAN Lem. Survei Hebatnya Quick Count, Negeriku Demokrasi Rasa Monarki Otoriter, Pilpres sudah selesai, Capres No.2 pemenang, Siapa Berani Menolak Kecurangan, Di KPU, di Bawaslu,di MK, atau, Mengkritikan apalagi Perubahan Wani Piro????
*SURVAI PESANAN* Kalau membaca medsos hampir di semua lembaga survai menempatkan Prabowo di urutan tertinggi _elektabilitas_ (keterpilihan)-nya. Ini menurut saya bisa juga cuma *"survai bayaran."* Tetapi kata teman sebelah, katanya wajar bila seandainya menang beneran karena posisi Prabowo lebih senior dibanding kedua saingannya. *SAYA BUKAN PENDUKUNG,* tetapi sekedar menganalisis saja. Coba diperkirakan saja, kata teman sebelah tadi, di masyarakat pelosok-pelosok kalangan tradisional pedesaan yang nota benenya merupakan *"mayoritas"* populasi penduduk Indonedia, diantara ketiga capres itu -- rakyat bawah _(grassroots)_ sudah lebih dahulu mengenal nama Prabowo ketimbang kedua lawannya yang masih terbilang baru secara nasional. Sekali lagi, dalam cakupan *"skala nasional."* Artinya, mencakup Jawa maupun luar Jawa. Jadi adalah wajar kalau Prabowo menurut beberapa lembaga survai seperti LSI, Poltracking, Charta Politika, Indo Baromater, Litbang Kompas dll menempati urutan teratas di berbagai provinsi. Lagian koalisi Prabowo _(Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN)_ ada 261 kursi. Sementara koalisi Ganjar _(PDIP, PPP)_ 141 kursi dan Anies yang didukung Nasdem, PKB, PKS ada 167 kursi. Dilihat dari ini saja keterwakilan suara mesin politik Prabowo *sudah diatasnya* Ganjar dan Anies. Artinya, mesin politik (partai) itu penting karena merupakan alat atau kendaraan yang mengantarkan kemenangan calon yang di dukung. Masak kalau dukungan suara partai rendah bisa menjadikan calonnya menang? Anies dan Ganjar dikenalnya belakangan oleh masyarakat melalui zona propinsi masing-masing selaku gubernur (kepala daerah) yang dipimpinnya sehingga basis massa juga terpusat di daerah wilayahnya ? Misalnya, Anies menguasai provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya sedangkan Ganjar Pranowo episentrumnya di Jawa Tengah. Artinya, ibarat gambaran Peta Indonesia tentu "persebarannya lebih luas dan merata" Prabowo sebagai *tokoh nasional* ketimbang kedua lawannya, Anies dan Ganjar dalam posisinya sebagai mantan *pemangku kepala daerah.* Oleh karena itu juga bisa dipahami mengapa Jokowi _endorse-_ nya lebih kuat ke Prabowo daripada Ganjar padahal dari partainya sendiri. Tentu ini karena beliau (mungkin sumbernya dari "intelijen") sudah mengantongi data-datanya. Misalnya, menurut laporan senior BIN _(Badan Intelijen Negara)_ Jend. TNI A. M Hendropriyono berdasarkan pengalaman intelijen dan analisis ilmiahnya -- kata Hendropriyono, bahwa Prabowo akan menang dalam pilpres 2024 (versi intelijen). Ini sebetulnya kita tidak setuju kalau tidak hendak dikatakan *pelanggaran* jabatan, bagaimana mungkin dari intelijen yang seharusnya tertutup rapat dan *"sangat rahasia"* kok dibuka ke publik ? Hal diatas *PR berat* untuk Ganjar dan Anies kalau misalnya benar. Artinya, gabungan informasi (data-data) dari intelijen dan lembaga-lembaga survai nasional pada umumnya juga memiliki nilai akademik (ilmiah) yang validitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Tidak jauh-jauhlah dengan _quick count_ (hitung cepat) setiap menjelang hari H pemilu. Kecuali, kalau ternyata lembaga-lembaga survai dan intelijen itu dibayar oleh kelompok capres tertentu (survai bayaran). Tetapi itupun berarti akan mempertaruhkan nama lembaga survainya bila ternyata hasilnya tidak akurat, meleset. Termasuk taruhan juga bagi BIN (intelijen) negara. ❤
Mengacu pada SURVE SMRC bulan Desember 2022 yg lalu ,Prabowo sandi sekitaran 44 persen, lari ke Anis 44 persen ke prabowo 37 persen Ganjar 13 persen tidak tau/ Tj 6 persen, saat ini yg 6 persen bisa di masukan ke 44 persen+ 6 persen = 50 persen.44 persen suara Prabowo sandi separohnya ke Anis 22 persen + tambah suara PKB misal 10 persen + Nasdem 10 persen 2019 pro Jokowi makruf = 42 persen.Minimal Amin di angka 35 persen 2024,AMIN DAN WOGIB AKAN BERIMBANG,BISA BISA WOGIB DI BAWAH AMIN, Bila blunder terus wogib bisa di posisi buncit tak lolos pada putaran dua.
Kenapa begitu? Kalau Anies atau Ganjar yang tertinggi jadi bukan penjilat? Semua paslon itu pasti menyewa lembaga survey, bedanya kalau paslon yang sedang didukung angkanya jelek ya hasilnya disimpan saja buat internal, tidak dirilis ke publik.
Survey ini jelas tak lepas dari upaya untuk menggiring opini publik. Dengan berangkat dari "tingkat kepercayaan publik terhadap Jokowi masih tinggi, 86%" saya langsung tertawa dan ini jelas omong kosong!! Ditempat umum, di warung2, Jokowi dan keluarganya sudah jadi bahan olok-olok. 😂😂
Mantab 👍.. tingkat kepuasan terhadap kepemimpinan Jokowi tapi mengeluh dgn sulitnya cari nafkah, mahalnya sembako, dan ketimpangan hukum yg makin carut marut..yg lebih konyol pembangunan rel dan pengadaan kereta cepat...yakin mangkrak... Berikutnya IkN ...IkN itu bukan kebutuhan yg mendesak..dan bukan pula pemerataan pembangunan.. IkN hanyalah pencitraan Jokowi agar dianggap presiden paling baik .. IkN hanyalah pembangunan istana dan perkantoran ditengah hutan..yg kajiannya tidak tuntas
Orang yang tidak puas itu memang biasanya lebih ribut dan berisik ketimbang yang puas.. Jadi kalau yang kamu dengar itu semunya tentang ketidakpuasan, ya belum tentu begitu..😛
@@Loetoenkasaroenk hadeeehhhh...ini lagi...😂😂😂 Ini sebenarnya bukan tentang puas/tidak puas. Ini tentang kebohongan, janji2 kampanye yg dilupakan (padahal rakyat memilih kan karena janji2 kampanye itu), pelanggaran hukum dan etika, ketamakan kekuasaan, pembodohan rakyat dll. Soal puas/tidak puas itu HANYA OMONG KOSONG, karena ukurannya tidak jelas/pasti. Tergantung siapa yg ditanya dan bagaimana pertanyaannya.
Nah sekarang coba di chanel ini anda lakukan survey mmari kita siapa yg menang. Ok berani gak..... Harus berani jgn cuma jadi penjilat perusak demokrasi
*KECELE ?* Semua memuja dan memberi *pembelaan* pada capres fans-nya masing2 sebagai yang terbaik. Tetapi itu semua masih angan-angan pendukung. Dan semua angan-angan adalah keinginan yang akan kalah dengan "kenyataan." Dan pemenangnya adalah kenyataan itu sendiri *siapa yang jadi nanti.* Lha wong kenyataannya yang menang paslon nomer ini. Maka yang dua lainnya otomatis kalah, artinya tidak menjadi nyata, alias tinggal angan-angan dan keinginan dari pendukungnya saja. Itulah resikonya kalau kita ngefans sebagai pendukung. Kalau menang akan senang walau tidak mendapat manfaat apa-apa, tetapi kalau kalah bisa jadi akan kecelik dan merasakan kecewa. Mungkin sebaiknya memberikan respon dukungan yg biasa2 saja, tidak fanatik2 amat-lah. Semula ada yang menggagas Pak Anies berpasangan dengan Pak Mahfud akan menjadi lebih valid dan lengkap kriterianya. Tetapi dilapangan akhirnya lain, Pak Mahfud berpasangan dengan Ganjar. Ada juga yang menggagas, Prabowo itu sudah lebih dahulu dikenali masyarakat secara umum di hampir semua rakyat Jawa dan luar Jawa, tentu sosialisasinya lebih merata pengenalannya daripada dua pasangan lainnya. Rakyat bawah yang katanya *"mayoritas"* sudah lebih dahulu mengenal nama Prabowo, sedangkan dua lainnya masih butuh waktu untuk sosialisasi. Maka tidak heran jika dikatakan *hampir semua lembaga survai* termasuk Litbang Kompas yang konon dikenal paling netral dan obyektif juga menempatkan Prabowo diurutan pertama menurut survainya. Tentu ini juga PR berat, karena survai-survai itu bagaimanapun juga biasanya seperti *quick count* (hitung cepat) yang validitasnya juga bisa dipertanggungjawabkan. Tidak jauh-jauh amatlah hasilnya, atau mendekati begitu. Ini sesungguhnya posisi yang berbahaya bagi Tim pemenangan Pak Anies dan Pak Ganjar kalau untuk bulan kedepan tidak kerja keras untuk semakin mensosialisasikan dan kordinasinya. 😢,
@@balitera6159 *_Pertama,_* nggak usah fanatik sama capres. Resikonya kalau kita ngefans sebagai pendukung kalau menang cuma senang sesaat, dan tidak mendapat manfaat apa-apa, tetapi kalau kalah bisa jadi akan kecelik dan merasakan kecewa. Sebaiknya memberikan respon *dukungan yg biasa2 saja,* tidak fanatik2 amat-lah. *_Kedua,_* itu lho kalau membaca medsos hampir di semua lembaga survai menempatkan Prabowo di urutan tertinggi _elektabilitas_ (keterpilihan)-nya. Ini menurut saya bisa juga cuma *"survai bayaran."* Tetapi kata teman sebelah, katanya wajar bila seandainya menang beneran karena posisi Prabowo lebih senior dibanding kedua saingannya. *SAYA BUKAN PENDUKUNG,* tetapi sekedar menganalisis saja. Coba diperkirakan saja, kata teman sebelah tadi, di masyarakat pelosok-pelosok kalangan tradisional pedesaan yang nota benenya merupakan *"mayoritas"* populasi penduduk Indonedia, diantara ketiga capres itu -- rakyat bawah _(grassroots)_ sudah lebih dahulu mengenal nama Prabowo ketimbang kedua lawannya yang masih terbilang baru secara nasional. Sekali lagi, dalam cakupan *"skala nasional."* Artinya, mencakup Jawa maupun luar Jawa. Jadi adalah wajar kalau Prabowo menurut beberapa lembaga survai seperti LSI, Poltracking, Charta Politika, Indo Baromater, Litbang Kompas dll menempati urutan teratas di berbagai provinsi. Lagian koalisi Prabowo _(Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN)_ ada 261 kursi. Sementara koalisi Ganjar _(PDIP, PPP)_ 141 kursi dan Anies yang didukung Nasdem, PKB, PKS ada 167 kursi. Dilihat dari ini saja keterwakilan suara mesin politik Prabowo *sudah diatasnya* Ganjar dan Anies. Artinya, mesin politik (partai) itu penting karena merupakan alat atau kendaraan yang mengantarkan kemenangan calon yang di dukung. Masak kalau dukungan suara partai rendah bisa menjadikan calonnya menang? Anies dan Ganjar dikenalnya belakangan oleh masyarakat melalui zona propinsi masing-masing selaku gubernur (kepala daerah) yang dipimpinnya sehingga basis massa juga terpusat di daerah wilayahnya ? Misalnya, Anies menguasai provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya sedangkan Ganjar Pranowo episentrumnya di Jawa Tengah. Artinya, ibarat gambaran Peta Indonesia tentu "persebarannya lebih luas dan merata" Prabowo sebagai *tokoh nasional* ketimbang kedua lawannya, Anies dan Ganjar dalam posisinya sebagai mantan *pemangku kepala daerah.* Oleh karena itu juga bisa dipahami mengapa Jokowi _endorse-_ nya lebih kuat ke Prabowo daripada Ganjar padahal dari partainya sendiri. Tentu ini karena beliau (mungkin sumbernya dari "intelijen") sudah mengantongi data-datanya. Misalnya, menurut laporan senior BIN _(Badan Intelijen Negara)_ Jend. TNI A. M Hendropriyono berdasarkan pengalaman intelijen dan analisis ilmiahnya -- kata Hendropriyono, bahwa Prabowo akan menang dalam pilpres 2024 (versi intelijen). Ini sebetulnya kita tidak setuju kalau tidak hendak dikatakan *pelanggaran* jabatan, bagaimana mungkin dari intelijen yang seharusnya tertutup rapat dan *"sangat rahasia"* kok dibuka ke publik ? Hal diatas *PR berat* untuk Ganjar dan Anies kalau misalnya benar. Artinya, gabungan informasi (data-data) dari intelijen dan lembaga-lembaga survai nasional pada umumnya juga memiliki nilai akademik (ilmiah) yang validitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Tidak jauh-jauhlah dengan _quick count_ (hitung cepat) setiap menjelang hari H pemilu. Kecuali, kalau ternyata lembaga-lembaga survai dan intelijen itu dibayar oleh kelompok capres tertentu (survai bayaran). Tetapi itupun berarti akan mempertaruhkan nama lembaga survainya bila ternyata hasilnya tidak akurat, meleset. Termasuk taruhan juga bagi BIN (intelijen) negara.
survey tergantung yang bayar...Untuk menggiring opini publik, nanti quick count merilis hasil mirip survey, KPU disetting berupaya mirip hasil quick count..😁 Tingkat kepercayaan masyarakat minim dengan KPU, bawaslu, lembaga survey
Namanya survey ya dipilih random/acak, dan tidak ditayangkan orangnya. Kalo ditayangkan bakal banyak yg gak mau jawab. Namanya pilihan kan rahasia pribadi.
1300 mewakili 260jt pemilih. Berarti 1 org mewakili 200k orang??? Sungguh terlalu... Rasio gak masuk akal dan survei yg membagongkan. Dari semua temen real, kerabat dan temen online, tak satupun merasa ada yg menjadi obyek durvei, terus yg di survei itu siapa? 😂😂😂
@@widapuspitosari2950 memang anda pernah menjadi sampling survei???? Jaman SBY itu sering sekali ada survei yg mendatangi warga, satu RT di ambil 2 org guna sampling, terus gue juga sering di telpon jaman itu masih telpon kabel, dari berbagi lembaga survei, dg sekitar 30+ pertanyaan, nah, pertanyaannya, sekarang ini, siapa diantara kita yg pernah jadi obyek sampling...??? Masih percaya????
Satu lagi orang dungu yg kemungkinan gak pernah makan bangku kuliah, gak pernah ikut kuliah statistik, gak pernah ikut kuliah metode penelitian, apalagi sampai nulis skripsi.
Survey tida logika persentasi setiap calon harusnya 20% baru bisa lolos sebagai calon sedangkan ada calon yang dibawah 20% jadi ini bisa dibuktikan lembaga ini bohong dan tidak bisa dipercaya ... bohong!!!
Mau ngotot kaya gimana pun, tetaplah Prabowo-gibran pemenangnya. Belum pernah terjadi perubahan yg signifikan dari hasil debat, kecuali ada kesalahan fatal dari pasangan capres-cawapresnya. Sudah Terima saja, kemungkinan terbesar/hampir pasti Prabowo-gibran adalah presiden & wapres 2024-2029.