Alhamdulillah, jelas penjelasannya... Sdh berlalu 2 periode sy tdk ikut mngikuti pemilu,. Dgn pertimbangan tdk ada urgensi krn smua calon sama sj, bagusnya Namun pemilu kali ini, sy sepertinya akan mmilih, dgn pertimbangan sndiri,. Adapun yg sy pilih, tdk akan sy umbar maupun ceritakan ke orng lain shingga terhindar dr sibuk percakapan yg bkn urusan sy..
@@rudiansyah957 Pemerintah mewajibkan PEMILU sebagai hukum negara, kok malah ustadz mengharamkan, ini jelas sekali menyelisihi Pemerintah yg demokrasi, ini sok tahu namanya daripada negara, padahal sebagai rakyat kita harus mendengar dan taat kepada ULIL-AMRI
Ini ceramah yang benar. Ceramah dari kyai, ulama, habaib, ustadz atau guru ngaji dalam kaitan dengan memilih pemimpin selalu merujuk pada 4 sifat: 1. Sidiq 2. Amanah 3. Fathonah, dan; 4. Tablig. Sidiq artinya jujur, maka pilihlah caprescawapres yang jujur, jangan pilih yang curang. Amanah artinya dapat dipercaya, pilihlah caprescawapres yang dapat dipercaya, jangan pilih yang berkhianat suka membalikkan fakta. Fathonah artinya orang yang pandai atau cerdas, maka pilihlah caprescawapres yang cerdas, pandai, pinter, bijaksana. Jangan pilih yang bodoh, salah² ngomong, salah² logika, tidak tahu etika. Tablig artinya orang yang menyampaikan, maka pilihlah caprescawapres yang transparan, yang terbuka dengan rakyat, tidak anti kritik, tidak marah ketika dikritik, jangan pilih yang emosian, jangan pilih yang suka marah², jangan pilih yang nggebrak² meja, jangan pilih yang ucapannya kasar. Ayuk kita berdo'a semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita rakyat NKRI ... Aamiin ya Allah... Aamiin ya Allah... Aamiin ya Allah... Amin... Amin... Amin...
Karna Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam & Shahabat Radhiyallahu Anhu tidak Melakukan.... Maka Meninggalkan adalah lebih Aman & Selamat.... Alhamdulillah
Sharusnya anda mikir lh,Mudaratnya jdi lbih besar klo umat islam tdak mmilih, krna sama sja mmnangkn pmimpin dari kalangan kafir,lgian pemilu kn bukan ibadah
Ada 3 KESALAHAN dalm ceramah ini: 1. Sok tahu 2. Mem-per-TENTANG-kan dasar hukum negara (demokrasi_pemilu) dengan syariat ISLAM 3. Mencela pemerintah didepan umum
Di suatu daerah yg katanya warganya mayoritas Salafiyin salah seorang ustadz nya bicara di khutbah jum'at , "kalo tidak memilih berdosa" alasannya karena memilih pemimpin itu wajib katanya , Allahul Musta'aan.... Sedangkan fatwa para Ulama saja yg membolehkan atau menganjurkan terikat dgn Syarat dan batasan batasan seperti disebutkan ust Dzulqarnain hafidzahulah Yg dalam prakteknya seorang tetap harus memperhatikan waqi' nya ,
Jadi poin nya apa pak? - Sistim pemilu yang ada sekarang di indonesia bolehkah dilaksanakan? - mencalonkan diri untuk dipilih bolehkah? - memilih orang yang sudah dicalonkan boleh kah? - mengkritik orang yang sudah di pilih bolehkah? - mengganti orang yang sudah jadi pimpinan, dengan orang lain, bolehkah?
Betul akhiy, Itulah manhaj salaf... Walaupun ada perselisihan di kalangan para ulama, selama ucapannya itu di bangun diatas ilmu/dalil maka Itulah para ulama salafi & ustadz salafi...
Kalau menurut antum jadi bagaimana pendapat Syaikh Utsaimin, tidak termasuk syaikh salafy-kah ? : ru-vid.com/video/%D0%B2%D0%B8%D0%B4%D0%B5%D0%BE-eHtlHBlQ6ck.html
@@buddyshrtn1136 bkn begitu cara menyimpulkan. Kita menghormati syaikh utsaimin . Tapi kebenaran tetaplah wajib diikuti. Pemilu itu melanggar dalil & asalnya bukan dari Islam. & ada perincian² yg syaratnya tidak terpenuhi utk memilih salah satu dari 3 calon yg ada. Beragama itu bukan taqlid buta & ghuluw , ambil yg rajih sesuai dalil
Saya tetep 02 Karna demi persatuan NKRI dan berkelanjutan pembangunan pak Jokowi. Masalah agama kita bisa perbaiki pelan2 menasehati Penguasa itu pake sopan santun dan kelembutan.bukan kepentingan sesaat.
Coba antum jelaskan ini !! “Saya melihat (ikut memilih dalam) PEMILU itu WAJIB, kita wajib memilih orang yang kita lihat ada kebaikan pada dirinya, karena apabila orang-orang baik tidak ikut berpartisipasi, siapa yang akan mengisi tempat mereka? Yang akan mengisi tempat mereka tentunya orang-orang buruk, atau orang-orang pasif (lemah) yang tidak punya kebaikan dan keburukan, bisanya hanya mengekor orang lain. Oleh karenanya kita harus memilih orang yang kita lihat shalih (baik). Apabila ada yang berkata: kita kan hanya memilih satu orang saja, padahal mayoritas orang yang di majlis tidak baik seperti dia. Kita jawab: tidak masalah, satu orang yang baik ini, apabila Allah menjadikan keberkahan padanya, dan dia sampaikan kebenaran di majlis itu, pastinya akan memiliki pengaruh baik. Tapi memang kita itu kurang percaya kepada Allah, kita biasa bersandar pada perkara-perkara yang kasat mata saja, dan kita tidak melihat kalimat Allah ‘azza wa jalla. Maka, pilihlah orang yang engkau lihat baik, dan bertawakkallah kepada Allah”. ( Syekh Utsaimin - Liqa babil maftuh 211/13 )
Bapak memilih, dan tidak memilih, yg jadi masalah skrg adalah, kita sedang berada dalam lautan politik demokrasi. Yg jadi masalah adalah Pemimpin yg terpilih adalah penentu 5 tahun ke depan. Kalau yg buruk memimpin kan itu lebih masalah. Tapi kalau ternyata yg baik yg terpilih maka itu juga termasuk dari ikhtiar kita dalam memilih. Maka, irtikab akhoffud dhorurain dalam setiap pemilu in syaa'Allah masih bisa terpakai kaidahnya
klo terpilih pemimpin yg buruk, berarti mayoritas rakyat Indonesia masih buruk, hrs diperbaiki dgn da'wah tauhid kmdian da'wah sunnah, karena Allah Ta'aala berfirman wa kadzaalika nuwalli ba'dlo dlolimiina ba'dlo bimaa kasabuu, jd pemimpin yg dlolim itu balasan dari Allah Azza wa Jalla thadap masyarakat yg dlolim
Realitanya saat ini kita hidup di negara Indonesia yang menganut demokrasi..jika kita gak memilih maka orang lain yang memilih wakil nya di yudikatif dan eksekutif..
desa yang beliau maksud di sulawesi tenggara, kalo nda slah nma desanya desa RAODA, KOLAKA UTARA,SULTRA. katanya mayoritas pnddknya sdh ngaji dan kenal sunnah
Dakwah dalam ranah politik yang paling penting saat ini adalah menyerukan untuk mengganti sistem. sebagaimana Rasulullah dulu yang menuntut untuk mngganti sistem jahiliyah yang berdasarkan karangan nenek moyang dan manusia saat itu, menjadi sistem yang berdasarkan aturan dari Sang Pencipta manusia dan alam semesta, yaitu Allah subhanahuwataala. Karena Allah memerintahkan manusia menjadi khalifah fil ardh dengan panduan Alquran dan sunnah, bukan dengan mengarang-ngarang aturan sendiri. Betapa banyak aturan Allah yang tidak bisa dijalankan karena sistemnya tidak sesuai dengan syariat yang diturunkan Allah. Dan selama kita tidak bersuara untuk menuntut perubahan sistem, (bahkan malah ikut-ikutan terlibat dalam sistem) maka selama itulah dosa terus mengalir pada kita.
Coba dipikir, demokgrazy adalah konsep yg datang dari hayalan manusia... bgmmana hayalan itu bisa menyelamat manusia dunia akhirat.. 🫢 Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [QS. Al-An'am : 116] Fir‘aun berkata, “Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?... [QS Al A'raf 123]
Inilah salah paham pak, tidak ada yg mengatakan demokrasi itu urusan agama pak, apalagi akidah, karena ulama wahabi saja berbeda pendapat, maka tidak mungkin masalah akidah yg begituan pak, masalah ini masalah fikih muamalah KENEGARAAN, jadi ini masalah duniawi, mau demokrasi atau kerajaan itulah duniawi pak, yah boleh asalnya pak...
Ustadz, gimana kalo ada yg berpendapat kita memilih sebagai ikhtiar agar 02 tidak menang, karna disana berkumpul orang2 yg menyerang dakwah sunnah, mereka manjadikan isu 'wahabi' sebagai kampanye untuk mendulang suara,
Penjelasan beliau ini bertele-tele, Tapi ujung-ujungnya menyelisihi pemerintah, Hati2 ustadz padahal ini hanyalah urusan duniawi yg boleh yg TDK ada dalil yg jelas mengharamkan nya بارك الله في علمك
⛔🖊️CATAT. Nyoblos PILPRES ato PILGUB dgn mengikuti NILAI suara terbanyak itu cara sistem YAHUDI, Seseorang dijadikan PENASARAN seperti JUDI dan ingin NYOBLOS lagii NYOBLOS lagii..Mereka akan mementingkan partai pendukungnya dan orang orang dibelakangnya
Ilusi bahaya, padahal ada opsi ke-3 by ruining the system.. Kalau kita kompak menolak sistem ini maka sistem ini pun ditolak / tidak ada.. Sebuah sistem bisa dianggap tidak baik / tidak ada, jika tidak ada lagi yg mengikutinya / percaya kpdnya.. Kita ini masih banyak yg diotaknya berlandaskan pemikiran "memilih yg lebih sedikit mudharatnya".. Pemikiran seperti ini ibarat penjara didalam otaknya.. Padahal ada opsi lain, yaitu "ruin the system"
02:52 pandangan saya, justru dgn tidak memilih itu termasuk bahaya, karena dgn hilangnya suara kita dapat mempengaruhi calon pemimpin yang zholim berkuasa
Bagaimana kalau kita hidup tanpa pemimpin, karena menurut ustadz demokrasi bukan ajaran islam, lalu bagaimana kalau nabi menyuruh mengangkat pemimpin dari 3 orang yg sedang musafir padahal ini bukan untuk kepentingan orang banyak
Afwan, seharusnya jika ustadz faham bahwa ulama membolehkan dgn syarat dan melarang krn syarat seharusnya tdk panjang lebar lagi selain fokus mentanzil fatwa tersebut itu kepada kondisi negeri kita. Dan jika kondisi Pilpres 2024 ini bagaimana? Apakah syarat syarat itu tdk memenuhi untuk justru mendorong untuk ikut memilih...
Di akhir penjelasan bisa disimpulkan, beliau pun menganjurkan pemilu kalau jelas mashlahatnya. Pak Anis sudah terasa jelas mashlahatnya ketika memimpin Jakarta. Jadi bukan wahmiyah lagi...
⛔🖊️CATAT. Nyoblos PILPRES ato PILGUB dgn mengikuti NILAI suara terbanyak itu cara sistem YAHUDI, Seseorang dijadikan PENASARAN seperti JUDI dan ingin NYOBLOS lagii NYOBLOS lagii..Mereka akan mementingkan partai pendukungnya dan orang orang dibelakangnya
Sebenarnya pemilu yang dibahas hanyalah persoalan cabang. Masalah Intinya Negara dijalankan bukan dengan aturan agama Islam. Islam memiliki masa ke emasan saat Negara diatur oleh Syariat Islam.
Tdk mungkin pemerintah membolehkan pemilu kalau bukan karena ada maslahat kebaikan padanya, kaidah ini disebutkan pada menit ke 5 yg membatalkan ucapan beliau sebelumnya
Ini video membantai habis perkataan ustadz Firanda dalam video tentang para ulama mayoritas membolehkan sedangkan hanya 3 atau 4 ulama saja melarangnya
Padahal ada muhajirin dan ansor..kalau di pahami jelas..aktivitas kaum ansor bukan hanya mengimani nabi tapi juga melindungi risalah nabi..apa mungkin perang di laksanakan oleh kelompok??atau negara..?
Pertanyaan Ini bukan untuk semuanya tapi untuk @youdyshacollections ... Saya mau tanyakan kepadamu, jawab dengan dalil yg pasti kalau kamu salafi yg benar: 1. Kenapa elu sibuk juga nebeng di sini, yg kita bahas disini adalah kekuasaan, apakah kalau kamu yg sibuk boleh, tapi orang lain tidak boleh, begitu kan? 2. Kalau kamu bukan sok pintar daripada negara maka coba sebutin dalil yg mengharamkan sesorang atau negara sibuk dengan kekuasaan? 3. Pada perkara yg ada dalil yg pasti mengharamkankan hal itu maka kita tinggalkan, walaupun dari pemerintah... Maka adakah dalil yg mengharamkankan pemilu & demokrasi, hingga tidak boleh kita taati peraturan pemerintah Indonesia ini? 4. Pertanyaan pamungkas... Salafi yg kayak kamu tidak mau sibuk dengan kekuasaan, tapi sibuk mau merobohkan kekuasaan kaum muslimin NKRI, begitu kan?
Bacalah kitab sirah dan sunnah yg komprehensif bos...nabi saw 13 thn bnr didik shahabat mulia dgn akidah dan akhlaq..Namun masuk madinah Nabi saw paham bhw tdk cukup dgn hny didik2 aqidah,ilmu saja bs Islam bisa jaya..hrs ada pembuktian atas aqidah dan ilmu tsb..Nabi diperintah Allah utk berjihad ini bukti usaha menjayakan Islam saat itu..dlm sirah ibnu hisyam disebutkan 65 x jihad...Maka jngn nafikkan perjuangan umat islam dlm pemilu yg diyakini bagian dari jihad yakni jihad siyasi...Dan bnyk hal2 rancu dan tdk ilmiah dlm ceramah ini..Mari belajar sunnah scr benar dan komprehensif..Jngn parsial yg pas diklp aja disampaikan yg gk sesuai klpnya gk disampaikan..jujurlah dlm ilmu wahai thulab
Masalahnya Indonesia negara demokrasi tadz Coba tolong carikan solusinya untuk mengangkat pemimpin bangsa Indonesia. Islamnya tetap jaya Tapi negara bisa runtuh Lihat Spanyol ,Turki dll
Jadi konsekuensi nya sipapun pemimpin yg terpilih dari sistem pemilu maka jngn diposisikan sbgai ulil amri.salafi kan biasa nya begitu,proses pemilu nya haram,tpi pemimpin dari hasil pemilu halal,ini sma aja mngatakan proses pembuatan anggur haram,tapi hsil nya halal.lucu sekali
Ada hadits yg mngatakan kalian taat meski pemimpinmu budak dr habasyah, pdhl budak dlm islam tdk sah jd pemimpin tp tetap nabi suruh taat Maka di ambil hukum dr situ terkait pemimpin yg terlanjur jd pemimpin meski caramya tdk sah/haram
@@amin_kangean meskipun budak tpi jika mnegakan hukum berdsrkan kitabullah dan dia dianggkat krna baiat umat islam.jadi kunci nya sekalipun budak jika dia menegakan hukum kitabullah maka boleh disebut ulil amri.klo pemipin hasil demokrasi ya ga bisa dikatakan ulil amri.
1. Selama anda ada di dalam negara Indonesia, maka anda ada di dalam sistemnya. . 2. Keberlanjutan kepemimpinan adalah keniscayaan walaupun dipimpin oleh pemimpin bengis sekalipun. . 3. Siapapun presiden terpilih tahun 2024 nanti, sosok pemimpin itu adalah cerminan dari rakyatnya, termasuk anda. . 4. Salah satu dari para capres nantinya terpilih adalah karena 3 aksi: pertama, karena ada yang memilihnya, kedua karna ada yg tidak memilih lawannya, dan yg ketiga karna asa yg golput. Jadi kalau anda golput, itu juga adalah suatu pilihan tindakan anda yg mengakibatkan salah seorang capres terpilih. Dan ingat, anda hidup di dalam negara yg akan dipimpin capres terpilih itu. Anda diharuskan taat pada pemimpin itu. . 5. Semua capres ada kelebihannya, maka pilih yg paling besar maslahatnya. Semua capres juga ada mudharatnya, maka pilih yg paling kecil mudharatnya. Selagi ada yg mudharatnya kecil, maka pilihlah. Tidak ada manusia yg sempurna dan tidak pernah/akan berbuat salah, termasuk pemimpin. . 6. Pemimpin tidak bekerja sendirian, tapi dibantu oleh kabinet, tim-timnya, dan alat-alat negara, didukung dan diingatkan oleh masyarakatnya, dituntun oleh para ahli, cendikiawan dan ulama, diawasi oleh badan/institusi/dewan, ditindak oleh pengadilan, dll. . 7. Anda lahir di negara Indonesia ini. Ada makna mengapa anda lahir di sini. Termasuk berarti tempat amal anda adalah di sini, tidak di tempat lain. Jika anda tidak suka dengan pemimpin dengan sistem negara ini seperti ini, maka pastikan anda sedang berikhtiar memperbaiki dan menyiapkan diri anda beserta keluarga anda, termasuk anak anda untuk dididik menjadi orang besar dan berpengaruh di masyarakat.
Syukurlah ahlusunnah berprinsip harus taat pada pemimpin, entah itu pemimpin dipilih langsung atau tidak ikut memilih, bahkan terjadi kudeta sekalipun kalau kepemimpinan sudah terbentuk maka wajib taat pada pemimpin. Berbeda dengan pandangan umum yg membolehkan demonstrasi atas nama demokrasi, ketika terjadi kudeta bisa jadi mendukung adanya kudeta balasan, atas nama keadilan, atas nama rakyat, dst yg justru menimbulkan kekacauan. Dan ini bukan prinsip ahlusunnah..
@@dwiatmojo555 Anda mengartikan demonstrasi = mengkudeta. Dan mengartikan mengkudeta = akan ada kudeta balasan. Dua itu saja sudah logika yg salah dan tidak tepat ilmu bernegaranya anda.
@@dwiatmojo555 Anda berani ngomong "bahkan terjadi kudeta sekalipun kalau kepemimpinan sudah terbentuk maka wajib taat pemimpin" adalah fakta empiris anda yg sampai saat sekrang ini tidak merasakan betul kepemimpinan yg menyengsarakan rakyat. Anda selama ini merasa aman di negara ini adalah karena ikhtiar orang-orang yg ikut memilih di negara dengan sistem yg anda ada di dalamnya sekarang. Anggap lah semua orang berpikir sama seperti anda, maka sistem bentuk pemerintahan negara ini bukan lagi demokrasi, bisa jadi tirani dan yg lebih parah dari itu. Ini sudah diberi keluangan dan kelapangan mengusahakan yg terbaik, malah anda tidak turut di dalamnya, dan bahkan menyebarkan pemikiran sejenis pemikiran anda. Saya juga belajar Islam kok dan bagaimana cita cita kepemimpinannya. Dan saya juga belajar hukum, saya orang hukum. Bernegara ini tidak sesimpel yg anda pikirkan. Urusan yg sangat kompleks. Dan di dalammya itu ada orang-orang yg sedang berikhtiar. Bukan hanya skedar ucapan teori tapi malah tak ada kontribusi solusi yg berarti.
@@yusufs9163 Maaf, sy tidak berbicara dari sudut pandang ilmu bernegara atau hukum legal yg berlaku, tapi dari sudut keyakinan beragama. Dan sy tidak pernah mengartikan demonstrasi = kudeta, itu kesimpulan anda. Yg sy maksud itu tahap berikutnya yg mungkin terjadi akibat konsep kenapa masyarakat perlu demo..
Pemilu adlh soal pilihan Termsk jg menyimak penjelasan ustadz ini, jg pilihan. Ana lbh memilih tdk mengikuti penjelasan ustadz ini krn ustadz yg bermanhaj salafi dlm penjelasannya lbh rasional dan dalilnya prorsional (ANB). Bgmn mnrt antum jk tdk memilih yg terbaik drpd dipimpin org" yg fasiq dan dholim.
Pemilu boleh secara umum... Secara khusus juga BOLEH jikalau hal itu yg dipilih oleh negara... Jika anda mengharamkan pemilu di NKRI ini, maka pertanyaan saya Adakah dalil pasti yg mengharamkankan demokrasi (pemilu) dari alquran atau sunnah atau kesepakatan ulama? Jika anda tetap NGEYEL di NKRI ini maka saya katakan padanya: Jadilah SALAFI yg mendengar & taat kepada NKRI bukan SALAFI yg MELAWAN negara dengan MENGHALANGI DEMOKRASI (pemilu)... Karena kamu TELAH melawan negara dari DASARNYA... Dari kata NKRI itu sendiri menunjukan 2 hal yg mendasar pada negara ini, yaitu: 1. Kata "KESATUAN" Hali ini menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara KESATUAN atau KESEPAKATAN atau PERJANJIAN... Maknanya bukan negara ISLAM & bukan negara KAFIR 2. Kata "REPUBLIK" menunjukan bahwa pemilihan penguasa berdasarkan suara rakyat, ini kata lain dari demokrasi atau kedaulatan rakyat... Maka saya berikan sanggahan kepada beliau ustadz dzulqarnain hafizhohullah untuk itu dari 10 sudut pandang: 1. Karena dasar pemikiran beliau itu sama dengan paham TERORISME atau paling tidak sama dengan NII atau HTI tanpa beliau sadari... Hanya saja praktek antara HTI dengan SALAFI yg MELAWAN (menggugat) demokrasi (pemilu) saling BERBEDA, Yaitu Sama-sama mengharamkan demokrasi (pemilu) yg merupakan pondasi negara untuk memilih pemimpin... 2. Cara yg dipilih pak ustad tidak berlaku di negara NKRI... Juga MENYELISIHI apa yg dipilih oleh negara sebagai kebijakan politik negara Indonesia... 3. Jadi jikalau pak ustadz pilih cara selain yg dipilih oleh negara ini, maka beliau telah menganggap apa yg kau pilih itu benar sedangkan yg dipilih oleh negara itu adalah salah... 4. Perbuatan itu adalah bentuk CELAAN atau KRITIKAN atau GUGATAN kepada negara... Padahal pak ustad pada menit 5 telah menetapkan bahwa negara punya hak membuat kebijakan... Maka jelas sekali pak ustad MENCELA kebijakan negara kalau sampai mengharamkan demokrasi (pemilu)... Begitu kah salafi ? Suka mencela kebijakan negara yg paling mendasar? 5. Para pendiri negara (panitia 9) yg merumuskan demokrasi (yg berisi pemilu) itu lebih TUA daripada pak ustad, kau & aku ... Juga mereka lebih paham tentang maslahat negara ini daripada pak ustadz, kau & aku, Makanya mereka memilih demokrasi sebagai cara pemilihan penguasa... Coba baca kembali kesepakatan piagam Jakarta yg lebih tua daripada pak ustad... 6. Juga pak ustadz dzul sekarang anggota MUI katanya, Kalau benar begitu saya jadi tidak yakin beliau masih berpendapat bahwa pemilu demokrasi itu haram, karena beliau akan menyelisihi kesepakatan MUI & seluruh pendiri negara Indonesia ini ... 7. Hati2 saudara, jangan sampai ini paham terorisme yg mencela kebijakan negara dengan menghalangi DEMOKRASI atau pemilu di Indonesia ini... 8. Walaupun HTI mampu dibubarkan oleh negara, apalagi ikwani, apalagi SALAFI yg MELAWAN demokrasi, TETAP saja negara tidak bisa membubarkan (membatalkan) hukum demokrasi (pemilu)... 9. Anda ingin sekali negara ini mengakkan islam seperti apa yg dipilih pak ustad, tapi apakah negara memilih apa yg dipilih oleh pak ustad? Maka sebagai rakyat seharusnya engkau mendengar dan taat kepada PILIHAN pemerintah... 10. Jadi daripada engkau pilih apa yg ada dipikiran beliau yg dasarnya pemikirannya sama dengan HTI, maka lebih baik saya MENDENGAR & TAAT kepada apa yg telah DIPILIH oleh negara, SELAMA tidak ada dalil pasti yg mengharamkankannya... Itulah manhaj salaf ! Wallahu a'lam
Afwan ustad, kata-kata ustad seperti menyepelekan jika org kafir n jahat berkuasa. Padahal jika memang itu terjadi, maka bahaya terbesar ada pada muslimin. Qt tengok kejadian saudara qt di Palestina. Itu contoh jika mereka berkuasa. Lantas apa yg ustad n KSA lakukan selain BERDOA n MENYUMBANG??? Afwan, bukan saya membenci KSA secara keseluruhan. Tp saya membenci sikap KSA yg tdk tegas kepada org kafir yg berkuasa. Itu sama dgn ucapan ustad klo bilang jgn mw di takut2i jika org zholim berkuasa. Cz Allah selalu menjaga umat muslim, lalu pertanyaan saya. Kenapa KSA tdk mengambil sikap melawan para org zholim tsb. Seperti halnya para pemimpin salaf terdahulu? Atau takut mati ustad? Atau takut kehilangan gemerlapnya dunia ini ustad? Ingat, Islam itu dijaga Allah n q percaya dgn ucapan ustad. Maka ayo ajak KSA utk membantu saudara qt di Palestina utk memerangi yahudi Zionis.
@@wahyubyl Melarang PEMILU itu kejahatan pidana pak, dilarang oleh negara (melawan negara) karena merubah hukum kesepakatan, hati2 pak, hak artinya: 1. Boleh memilih, tapi 2. Tidak boleh memaksa 3. Boleh tidak memilih, tapi 4. Tidak boleh mengharamkan
Golput itu BERBEDA dengan mengharamkan pak... Warga negara dilarang menghalangi warga lain untuk memilih, coba lihat juga UU 2017 no 7 pasal 510-511 tentang haramnya melarang PEMILU, karena termasuk KEJAHATAN, Hati2 penjara pak... Mendengar dan taat kepada pemimpin saja pak itu lebih baik... Tujuan mengharamkan pemilu kalau bukan karena menghalangi untuk apa? Hak itu artinya bukan cuman dilarang memaksakan tapi juga dilarang menghalangi... Hak warga negara itu artinya tdk memaksa & tidak menghalangi, ini namanya tawakkuf atau abstein atau golput Maka antara mengharamkan & golput itu berbeda, Kalau sama maka untuk apa pemerintah membuat Undang-undang tentang haramnya melarang PEMILU ? Misalnya beragama, menikah, semuanya itu hak warga negara, kalau kamu berkata haram untuk beragama, haram menikah, itu artinya kamu melanggar hak warga negara juga... Sama juga kalau memaksa beragama, memaksa menikah, ini namanya juga melanggar hak warga negara Klau kamu golput atau tidak mau menikah, tdk mau beragama itu hak kamu, tapi kamu tidak boleh mengharamkan orang menikah atau beragama & tidak boleh juga memaksa... Kalau golput tidak mau pemilu itu hak kamu, tapi tdk boleh memaksakan & menghalangi... Jadi jika anda berkata haram pemilu, artinya kamu melanggar hak warga negara juga, bahkan kamu sok tahu daripada negara, negara sudah menetapkan demokrasi sebagai cara pemilihan penguasa, malah kamu berkata haram, sebenarnya ULIL-AMRI kamu siapa? Hati2 pak...
Syarat ikut pemilu itu adalah warga NKRI bukan seperti syarat yg ada pada desa raudhoh di kolaka, Didesa saja yg kecil itu boleh, mengapa di negara yg lebih besar dari desa tidak boleh... Semoga dalam hal ini ustadz TIDAK bikin standar sendiri... MUI saja yg patner pemerintah tidak begitu... Tapi kayaknya ustadz sudah tidak Mengharamkan pemilu Karena sudah jadi anggota MUI katanya...
AFWAN USTADZ..... MENURUT PENDAPAT SAYA TIDAK MEMILIH KITA DIHADAPKAN PADA BAHAYA USTADZ...... SEMAKIN UMAT ISLAM TIDAK MEMILIH SEMAKIN BANYAK KOMUNIS DAN SYIAH YG BERKUASA DIPARLEMEN...... DAN JUGA DIPEMILU TIDAK ADA PENGGULINGAN PENGUASAAN.... HUKUM NEGERI SENDIRI YG MENGATUR SEKALI 5 TAHUN PEMIMPIN DIGANTI KALO MASALAH PONDOK PESANTREN DIDATANGI SERANGAN FAJAR TERGANTUNG IMAN MEREKA.... BERAPA BANYAK USTADZ2 YANG MENOLAK ..... BUKAN DISERANGNYA FAJAR.... MALAH SIANG BOLONG......
*Sependapat, sy setuju dg yg antum katakan akhi, dan sy kurang setuju dg ustadz Sunusi, Krn ini bukan negara kerajaan, pergantian pemimpin setiap 5.tahunan itu sdh menjadi kesepakatan para pendiri dan tokoh² terdahulu, termasuk para ulama² kita terdahulu, klo sy menilai yg lebih logis adalah nasehat ustadz Ami nur bait, agr kita hrs ikut pemilihan, bahkan boleh katakan Sunnah muakadah, sy sendiri ikuti penjelasan Ustadz Ami nur bait, yg meruzuk pd ulama² kibar yg ada di Mekah Madinah, kita justru dianjurkan utk memilih pemimpin yg lebih islami, dr pd nanti kita dipimpin oleh org² yg tdk mengerti syari'at Islam, jk kita umat Islam tdk peduli dg pemilihan pemimpin.*
@@AutoPrimeGlobal Afwan akhi..... Bukalah mata antum lebar lebar.... lapangkan dada antum dalam menyikapi..... sekarang pertanyaan sy balik : 80 % umat ini apakah satu komando ? Apa antum pegang komando Saudara muslim kita NU....Muhammadiyah.... Persis ??? Lalu ada juga dari kelompok islam yg lain ..... Lalu kita tinggal berapa % ??? Kita saudara muslim yg lain suara nya juga dipecah..... lalu yg terjadi kalah / menang ? ALLAH jadikan syariat ini ada di dalamnya ikhtiar.....
@@abdansyakuro4649 MASYAA'ALLAAH..... BARAKALLAHU FIIK DAN SEMOGA USTADZ SANUSI DAN USTADZ AMI NUR BAIT SERTA KITA SEKALIAN SELALU DALAM LINDUNGAN ALLAH SUBHAANAHU WATA'AALA
@@gurdiyanto7451 1. Tentu saja kita tdk bisa mengkomando yg lain tetapi anda berada dibawah komando pengusung demokrasi yaitu org2 kafir dan liberal. Itu poinnya. 2. Apakah para ulama2 besar yg merumuskan haramnya demokrasi adalah orang yg tidak berlapang dada dan sempit pemahamannya?