Jika ada sedikit turbulensi dlm penerbangan ya itu termasuk penerbangan normal,,yang biasa melakukan perjalanan udara mungkin sudah tidak asing lagi.,salam sehat selalu dan selalu diberikan keselamatan.
Pernah sekali aja terbang tanpa turbelensi naik sriwijaya surabaya-balikpapan manuvernya halus banget terasa tenang banget dah itu aja sekali sisanya terbang ada turbelensi semua 😅
Dari Segi Service dan perawatan pesawat, Citilink n GAruda Indonesia no 1. Pada saat turbelensi penumpang merasa lebih confident terhadap kehandalan pesawaatnya maupun juga Pilotnya. Paramugarinya juga ramah2. Apalagi ditambah dengan slogan "Because you Matter"
Ini satu satu nya alat transportasi kl kt naik selalu mengingat tuhan,,di saat itulah kita bener2 pasrah sama kuasa tuhan,,maka dr itu jika kt masih di bumi janganlah sombong di atas awan kalian gak bisa apa2
Jadi ingat masa2 PJKA Pontianak Jogja saat berdinas di Kalbar dulu medio 2014-2017. Saya sering sekali pakai maskapai Sriwijaya, NAM Air, atau Xpress Air (FYI semuanya sdh tiada 😢). Waktu itu rutin pulang seminggu atau dua minggu sekali ke Yogyakarta. Pada satu penerbangan bersama Sriwijaya Air dulu saya pernah mengalami turbulensi yang sangat parah. Waktu itu sekitar bulan Januari, tahunnya lupa, waktu musim penghujan sedang puncak2nya. Singkat cerita penerbangan waktu itu menggunakan Boeing 737-500. Saya duduk di pinggir jendela sebelah kanan. Pesawat waktu itu take off dari YOG (Adisutjipto) lepas Maghrib dalam keadaan cuaca gerimis dan awan mendung yang cukup tebal. Ketika take off waktu itu mengalami turbulensi ringan saat mencoba gaining altitude, tapi ketika sudah mencapai cruising altitude alhamdulilah pesawat bisa terbang mulus. Situasi berubah ketika pesawat mendekat d wilayah Kalimantan. Waktu itu tiba2 lampu tanda mengenakan sabuk pengaman dinyalakan. Pilot menginfokan bahwa pesawat akan mengalami turbulensi dan menyarankan penumpang agar tetap duduk dan mengenakan sabuk pengaman. Seketika pemandangan jendela yang tadinya clear night sky berubah menjadi awan2 yang mirip kapas berwarna hitam. Seketika pesawat mengalami turbulensi hebat, pesawat bergetar hebat, lampu kabin mati, dan tampak kilatan sempat menyambar di ujung sayap kanan pesawat. Pesawat loss altitude cukup ekstrim berkali2. Rasanya benar2 mirip naik roller coaster namun tidak memiliki rel. Pesawat terasa benar2 tidak terkendali. Saat itu saya merasa benar2 sudah tidak akan selamat, karena hebatnya goncangan waktu itu. Dalam kabin bergema seluruh nama Tuhan. Memang benar adanya kata sesepuh penerbangan, semakin kuat goncangan pesawat, semakin kuat iman seseorang. 15 menit setelah goncangan pertama, alhamdulilah pesawat bisa lepas dari gumpalan awan. Penumpang bersorak sorai dan bersyukur karena bisa lolos dari maut. Pesawat landing di PNK (Supadio) pada pukul 20.15. Penerbangan itu jadi yg paling berkesan sejauh ini. Tetap semangat buat awak aviasi dan rekan2 penjelajah angkasa! Safe flight and soft landing to you!
Wah saya yang membaca pengalaman kakak juga ikut merasa deg degannya kak, iya kak saat itu mungkin series boeing clasic masih banyak beroperasi untuk saat ini sudah mulai sedikit dan perlahan digantikan airbus A320 maupun B737NG. Pernah sekali terbang menggunakan express air, pengalaman yang bikin saya deg degan sekali itu ketika gain altitude pesawat bergetar hebat dan kabin bergerak naik turun. Hanya kalimat takbir yang bisa terucap, samping saya yang duduk didekat jendela tak henti hentinya memegang erat tasbih dan berzikir. Mungkin itulah yang ta pernah saya lupkan ketika naik B737 classic di tahun 2019. Benar, dengan adanya perkembangan teknologi aviasi dan inovasi tiada henti pada berbagai macam ilmu sehingga perubahan desain sayap pesawat di b737 classic berkembang seprti sekarang yang ada di b737 NG. Terimakasih banyak kak sharing pengalamannya. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan keselamatan aamiin
@@Backpake Betul, waktu itu low cost airline cenderung pakai B737 classic. Dan yang paling tua armadanya waktu itu Xpress Air, bener2 vibes classicnya kerasa dr livery, kabin, sm kokpitnya yg bener2 analog semua. Bener sih waktu itu penyakitnya Xpress Air 737-300 tu getaran pas gaining altitude, rasanya kaya naik motor bebek lawas, kerasa getar bgt di kursi sama pesawatnya agak bergoyang. Alhamdulilah karena sering naik jadinya udah biasa.😀
@@mhenggargalih iya kak setelah bandara JOG pindah ke YIA, express air tidak mempertahankan rutenya dari pnk ke YIA terus pindah ke SOC. Sekrg kurang paham apakah express air masih flight atau engga kalau untuk rute kalimantan jawa.
@@Backpake Setauku pasca pandemi Xpress Air udah gulung tikar sm Kalstar, legenda penerbangan Borneo. Padahal dulu safety recordnya bagus, harganya jg paling miring. 😅
@@mhenggargalih iya kak , jadi berkurang warna keanekaragaman maskapai di Indonesia. Inget betul kalao di NAM air atau express air ketika di flight😌, sering ada kuis atau tebak tebakan dari awak kabin kepada penumpang.
menurut saya content yang saudara buat pesawat ini penerbangannya tidak berbahaya/menegangkan, turbulensi dalam suatu penerbangan sesuatu hal yang lumrah, saya sering mengalaminya penerbangan seperti ini, biasa itu dalam suatu penerbangan.
Take off ataupun landing...semua pilot di dunia penerbangan memiliki standard sama. mungkin klo lari ke kiri atau kanan pengaruh angin dari sisi. samping atau disebut cross wind.
Menegangkan gimana, keliatan biasa² aja, atau pengalaman pertama naik pesawat ya? belum pernah mengalami pesawat stall karena awan cumulonimbus, pesawat bisa drop hingga ratusan meter, cangkir minuman sampai jatuh kelantai...😂😂😂 coba sekali² terbang jurusan Palembang - Jakarta, diatas Selatan sunda pesawat sering stall.
Menurt saya ini agak menegangkan, kalo sampai yang bapak ceritakan sudah hanya ga pernah saya rekam dari dulu . Dan reaksi orang beda beda ketika turbulensi. Menurt saya ke daerah sumatera turbulensinya ga separah kalao terbang di atas kalimantan. Yang lebih ngeri kalo kita terbang di atas awan salju di daerah subtropis saat musim dingin