PENTINGNYA HIDUP BERJAMAAH DAN MEMPUNYAI IMAM | Ustadz Nurhamid 

jawab: kita tdk menghukumi saudaraku yg belum berbai’at sbg bukan muslim. dia muslim atau bukan hanya Allah yg bisa menghukumi. Sejatinya berbai’at itu bukan pemahaman kelompok, tapi ini perintah Allah dan Rasul-Nya: 1. Qs. At Taubah: 111 2. Al Hujurat: 10 3. وأنه لا نبي بعدي. وستكون خلفاء، فتكثر، قالوا: فما تأمرنا؟ قال: فوا ببيعة الأول، فالأول، Kelak sepeninggalku tdk akan ada lagi nabi, yg ada adalah khalifah2 yg banyak. Para sahabat bertanya, lantas apa yg engkau perintahkan (kalau mendapati masa khilafah tersebut)?. Nabi SAW menjawab: “Bai’atlah kpd yang paling pertama (dinayatakan sbg kholifah)” 4. Jamaah Muslimin itu bukan harokah atau organisasi, tapi wadah bersatunya kaum muslimin yang di pimpin seorang imam yg di bai’at (Hadits shahih Bukhori Muslim). oiya, satu pertanyaan lagi, secara amaliyah ane adalah warga muhammadiyah yang insyaAIIah berlandaskan Al-Qur'an & As-sunah, Wallahu a’lam. namun ada suatu kondisi, ketika kemanapun ane melakukan safar dan numpang shalat berjamaah di tiap masjid ane otomatis ikut/bermakmum pada imam di masjid tersebut tanpa berbai'at terlebih dahulu, mau imam itu Asy’ariyah atau wahabiyah atau lain sebagainya (kecuali syi’ah, ahmadiyah dan samcamnya), itu gimana tuh sholat ane sah kagak? mohon di jawab ya sodaraku, karena saat ini cuma ane satu-satunya komenter di video ini. Jawab: Dalam amalan syari’at islam, kita dihadapkan pada banyak kelompok dan pemahaman, kita boleh saja shalat berjamaah kepada imam shalat yang beda pemahaman furu’iyyah dgn kita, dgn syarat ia tdk jauh menyimpang (dalam furu’iyyah). Sabda Nabi SAW: “Jika kalian mendapati imam shalat (yg tidak kamu kenal), ikutilah. Jika dia benar, maka (benarnya itu) buatmu dan buat dia, jika dia salah, maka (kesalahannya) buat dia. Kecuali jika kamu mendapatinya (imam shalat itu), melakukan kekufuran (penyimpangan yang nyata), seperti; inkar sunnah, syi’ah, ahmadiyyah, ahlul bid’ah dholalah”. Wallahu a’lam. Demikian.