Ini sejarah kekuasaan Manggarai Raya mulai dari perang TODO vs CIBAL hingga masuk pilkada Langsung. sumber : Informasi Dari Beberapa Media ( Manggarai Post dan Tanah Manggarai) . #sejarahperangcibalvstodo
trimakasih kraeng tua sejarah singkat dan napak tilas tentang kerajaan2 di manggarai, kmi anak wina, bunga dri kerajaan todo merasa bangga walaupun ceritanya ada kurang, ada lebihnya, ini menjadi pembelajaran untuk generasi2 muda, lanjutkan episode2 berikut 🙏👍
Rampas nglor sua bukan cuman motangru..saat lawan belanda...dari glarang nao...tengger...2 orang kraeng ...namanya lendur menehu..penjara dinusa kembang...sampai ada jln lendur dijakarta..dan dan ndlu umpung(wajah rae) dari wotol...desa nao
Penelitian Dr. Verhoeven memberikan petunjuk tentang adanya kehidupan zaman purba di daerah Manggarai (Mirsel dan Embu, 2004). Tempat hidup manusia purba antara lain ditemukan di Labuan Bajo, sedangkan alat-alat batu yang umumnya berbentuk mikrolit (flake and blade) ditemukan di Golo Bekkum, Liang Momer dan Liang Panas. Pada tahun 1951, tim yang sama membuat penggalian di beberapa situs antara lain di Liang Momer dan Liang Panas. Pada dua tempat itu, ditemukan tulang belulang manusia purba yang kemudian ditetapkan sebagai manusia protonegrito (Doroteus Hemo, 1990). Penelitian tentang keberadaan manusia purba di Manggarai juga masih dilanjutkan hingga tahun 2004. Pada tanggal 7 November 2004, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan fosil berupa kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai homo floresiensis (manusia dari Flores) di Liang Bua. Selain itu juga ditemukan periuk, beliung persegi dan beberapa benda lain. Temuan-temuan ini seperti menguak masa lalu orang Manggarai yang ternyata nenek moyang mereka telah menginjakkan kaki di tanah Manggarai jauh sebelum suku-suku lain di bumi Nusantara menetap dan bermigrasi ke sana. Jika demikian, bagaimana hal itu dikaitkan dengan sejarah keberadaan setiap suku di Manggarai yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah pendatang? Apakah manusia purba yang ditemukan di Liang Bua pada waktu tertentu punah dan kemudian terjadi missing link (mata rantai terputus) seperti nasib Homo Erectus di Pulau Jawa? R.P. Soerjono (2005) dalam tulisannya di Majalah Tempo mengatakan bahwa sebenarnya masih banyak rahasia manusia kerdil dari Flores yang belum terjawab. Pernyataan ini menyajikan kenyataan bahwa di Manggarai ada penduduk asli yang sudah mendiami wilayah itu jauh sebelum beberapa suku di Nusantara menetap di sana. Bahkan informasi yang disampaikan oleh Marybeth Erb (1997) mengatakan bahwa orang Manggarai berasal dari Vietnam dan Thailand. Pernyataan ini berdasarkan penelitiannya di Warloka yang menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Manggarai Barat dan menjadi informasi yang sangat luar biasa. Perdagangan yang dilakukan pada masa lampau membawa serta akibat pertemuan dengan penduduk asli dan adanya keputusan untuk menetap di sana. Apalagi posisi Warloka berdekatan dengan Kerajaan Bima di bagian Barat dan Kerajaan Gowa di bagian Utara. Meskipun demikian, studi-studi kritis yang menelusuri sumber-sumber sejarah berusaha meluruskan sejarah yang disorientasikan. Ada satu kesalahan dalam pelajaran sejarah yang menyatakan seakan-akan orang-orang Manggarai hanya berasal dari satu suku dan satu nenek moyang (Toda, 1992). Penelitian-penelitian ilmiah atas temuan fosil serta kontak dengan pihak luar melalui perdagangan menunjukkan dengan tegas bahwa orang-orang Manggarai berasal dari suku dan keturunan yang berbeda. Toda (1992) dalam hasil studinya menyebutkan keturunan-keturunan itu berasal dari Sumba, Mandosawu, Pong Welak, Sulawesi Selatan, Bima, Turki, Melayu-Malaka, Melayu-Minangkabau, dan Tanah Dena. Toda (1992) juga menjelaskan bahwa keturunan-keturunan yang beranekaragam ini kemudian tersebar di seluruh Manggarai. Keturunan Wangsa Kuleng (Mandusawu) berasal dari Turki. Dari kepandaian yang mereka miliki pada masa itu, jelas bahwa mereka bukan berasal dari kebudayaan batu melainkan keturunan manusia yang sudah mengenal menyepuh logam. Maka, amat mungkin orang-orang Turki ini adalah pedagang-pedagang yang terdampar dan menetap di Manggarai pada abad ke-16. Wangsa Kuleng inilah yang mengasalkan dalu Cibal dan Dalu Lamba Leda di wilayah Manggarai. Pada bukunya berjudul ”Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi” Toda (1992) menjelaskan keturunan Sumba membentuk Adak Bajo yang berpusat di Tangge dan membawahi sejumlah wilayah Selatan dan Barat Manggarai sehingga membentuk gelarang-gelarang adak dan beberapa kedaluan seperti: Dalu Kolang, Lo’ok, Wontong, Munting Welak, Matawae dan Ramut. Selain keturunan Sumba dan Turki, ada pula migran asal Sulawesi Selatan dan Bima yang menetap di Manggarai, baik di bagian Barat maupun di pantai utara dan sedikit di selatan. Diduga kuat, migrasi ini terjadi pada abad ke-16 tatkala Kerajaan Luwu dan Goa berjaya dan memperluas kerajaannya. Pada masa itu gelombang migrasi terjadi selain karena keinginan sukarela, juga karena adanya tekanan politik lalu menjadi pelarian politik ke pulau-pulau lain, termasuk ke Manggarai. Akan tetapi, gelombang pelarian politik terbesar terjadi setelah Perjanjian Bungaya 18 November 1667 antara Belanda dan Kerajaan Goa-Tallo (Sultan Hasanudin). Selain suku-suku yang disebutkan di atas, masih ada suku lain yang menjadi pendatang di Manggarai yaitu suku Melayu Minangkabau. Mereka mendirikan dalu dan mendiami wilayah selatan Manggarai. Suku ini mendapat tempat tersendiri dalam sejarah Manggarai karena mejadi penantang kerajaan Cibal yang terletak di utara. Kelompok yang menjadi keturunan langsung dari Minangkabau adalah keturunan Todo-Pongkor. Dari uraian yang menyelisik usul-asal ini dapat disimpulkan bahwa orang Manggarai tidak berasal dari satu keturunan saja. Mereka datang dari Sumba, Malaka, Minangkabau, Sulawesi Selatan, Bima dan bahkan dari Turki dengan daerah pemukiman serta persebaran utamanya yang berbeda-beda pula. Dewasa ini, dengan adanya mobilitas sosial yang tinggi dan pembauran lewat perkawinan, suku-suku dengan usul-asal yang berbeda ini mulai tercampur baur membentuk identitas baru yang lebih “Manggarai” (Mirsel dan Embu, 2004). Latar belakang yang berbeda itu menjadi alasan beberapa dekade terakhir orang Manggarai mulai menelusuri kembali identitas mereka. Sebenarnya nenek moyang mereka berasal dari mana saja. Apa benar seperti klaim selama ini nenek moyang orang Manggarai hanya berasal dari Minangkabau? Pencarian-pencarian itulah yang mengantar pada beberapa fakta mengejutkan bahwa orang Manggarai berasal dari berbagai daerah di Nusantara bahkan juga negara tetangga. Fakta-fakta yang sebelumnya tersembunyi dan berserakkan kini berhasil dikumpulkan. Dengan berbagai latar belakang yang demikian, semuanya menjadi satu dalam budaya Manggarai. Perpaduan berbagai latar belakang turut memperkaya budaya dan tradisi orang Manggarai. Pandangan terhadap alam, kehiduan sosial, toleransi, keagamaan, tanah, air, rumah dan masih banyak lainnya merupakan efek lanjut dari keberagaman latar belakang orang Manggarai. Semuanya terangkum dalam filosofi hidup orang Manggarai yang masih terus bertahan hingga sekarang
Terimakasih ulasan yg sangat luar biasa, semoga sejarah2 tentang asal usul nenek moyang manggarai ini menjadi bahan pembelajaran bagi generasi muda Manggarai untuk menambah pengetahuan tentang sejarah.
Terimakasih kk, atas apa yang kk paparkan ini. Menurut saya yang KK paparkan ini betul sekali dan benar. kenapa saya mengatakan demikian karna yang KK paparkan ini mirip/sama seperti apa yang diceritakan oleh petuah-petuah di kampung saya. Mereka menceritakan demikian seperti apa yang kk ulaskan. Tpi untuk pendatang dari Turki itu yg saya belum tau. Sekali lagi terimakasih, Tabe🙏🏼.
Terimakasih ee Kaka.kami selalu di cerita sama nenek dr Satar mese dr Pongkor ee Kaka luar biasa ee kaka.pntg ini utk ank ank skrg ank ank Manggarai hrs tau sejarah Manggarai ee KK👍👍👍kami px nenek tu raja bagung🙏🏼🙏🏼🙏🏼
Mksi enu, adat berasal dari sejarah, tanpa ada sejarah maka budaya tidak ada, kita berharap agar generasi muda tidak lupa akan sejarah dan tidak tergerus oleh perubahan zaman,, bagaimanapun pengetahuan tentang sejarah adalah mata pelajaran yang ada dalam dunia pendidikan,, jangan lupa, like komentar share dan subscribe enu,, aktifkan tombol lonceng nya utk mendapat setiap info terbaru dari channelku
3 raja yg tidak pernah muncul di youtub, , tentang kerajaan manggarai yg menantang belanda, raja2 tersebut yaitu son bai, paju lae, macang pacar. Yg sering disebut di youtub adalah hanya motang rua.
Mohon infonya utk mencari tahu tentang tiga raja itu kira2 lokasi kampung mana supaya saya bisa kunjungi untuk wawancarai tokoh2 yg tahu sejarah tentang mereka.. Terimakasih
@@Gustiganggarchannel cerita mengenai popong Paju DN melontar mlondek bisa di gali msyarkt compang cibal DN compang wela.di desa.gapong. Krnna wela.itu.masih anak rona dari kampung cibal.puu.
Raja di Manggarai hanya satu, Raja todo dan punya bukti Niang todo dan msh banyak peninggalannya. Sedangkan raja2 yg di bentuk belanda, itu bentuk pemerintahan belanda waktu belanda masuk manggarai, Coba buktikan klu ada kerajaan lain selain raja Todo, Raja dan Kerajaan itu bedah, maaf klu salah.
Sy luruskan tidak benar istilah,Tapa Niang Dangka Poka Niang Wowang,yg benar adalah Tapa Niang Dangka Encuk Watu Todo,kmdian bukan Kembang Emas yg dibakar Cibal ttpi Ntomang ,sdng Kembang Emas mati seratusan THN sebelumnya,perlu narasi sejarah yg benar.
Kalau menurut sejarah 4 kerajaan di manggarai itu bersahabat, adanya perang todo dengan cibal karena todo berada dipihak bima, todo bersatu dengan bima untuk melawan cibal, alasan bima tidak bisa menguasai cibal karena kekuatannya tidak bisa dilawan ole bima, dengan segala carah kerajaan bima menghasut kerajaan todo agar berpihak dengan bima, karena banyak korban perang maka adanya adu kekuatan mengangkat batu di compang, dan dimenangkan oleh todo, dari situlah bima mulai menguasai kerajaan cibal. Di lain cerita sebelum bima masuk ke manggarai, ada kerjaan gowa yg masuk sebelumnya, lalu diserahkan ke bima karena ada hal lain.
bahwa Manggarai bukan kekuasaan Belanda-Bima adalah kunjungan orang Barat ke Manggarai baru terjadi pada 1880. Fredericus Albertus Colfs adalah orang Barat pertama yang menjelajahi wilayah Manggarai untuk meneliti perihal kupu-kupu. Colfs membuat peta pedalaman Manggarai. Jadi meski seandainya Manggarai telah menjadi wilayah kekuasaan Belanda, Belanda sejatinya tidak pernah tahu menahu, apalagi mengurus wilayah ini sampai dengan kedatangan Colfs pada 1880. Toda juga memeriksa dokumen-dokumen pasca-1900 yang berhubungan dengan Manggarai. Berbeda dengan sumber-sumber sebelum 1900 yang kebanyakan adalah dokumen Kerajaan Bima, dokumen setelah 1900 adalah dokumen-dokumen yang ditulis orang Belanda di lokasi (di Manggarai atau dari kunjungan ke Manggarai). Meski orang Belanda ini berhasil merangkai sumber-sumber asli dari informan lokal, meski masih menggunakan latar belakang dokumen Bima. Tiga dokumen utama Belanda yang dikaji oleh Toda adalah Laporan Zollinger, Laporan Freijss dan Dokumen Braam Morris. Pada 1847 pemerintah Belanda di Sulawesi mengirim Zollinger untuk membuat penelitian di Flores. Zollinger mengumpulkan informasi tentang sejarah, geografi, etnologi, religi dan kepercayaan lokal, demografi, kemasyarakatan, pemerintahan dan ekonomi. Zollinger mempertanyakan klaim kerajaan Bima atas Maggarai karena tidak menemukan jejak Bima dalam penelitiannya (hal. 180). J.J Freijss melakukan perjalanan ke Manggarai dalam rangka menjajaki perdagangan ke wilayah ini pada tahun (1854). Freijss menggunakan surat dari Raja Bima untuk kunjungannya. Namun surat tersebut ditolak oleh Adak Todo, karena Adak Todo tidak merasa bahwa Manggarai adalah bawahan Bima. Meskipun begitu, Adak Todo tetap berkenan memberikan ijin bagi Freijss dan anak buahnya untuk melakukan penelitian dan tinggal di salah satu lokasi di dekat pantai (hal. 185). Dalam laporannya pada 1860, Freijss menyebutkan bahwa Flores memiliki potensi tambang mineral (emas, timah dan besi). Namun setelah diteliti oleh Wichmann, seorang ahli geologi yang didatangkan oleh Belanda, ternyata laporan Freijss tidak benar. Laporan Freijss salah karena dia menggunakan penterjemah dari Bima yang tidak paham bahasa Manggarai. Akibatnya Wae Pesi yang artinya ‘sungai untuk mencari udang’ diterjemahkan sebagai ‘sungai yang mengandung besi’. Sementara itu, dokumen Braam Morris tentang nama-nama kampung dan nama-nama tempat ternyata 99 persen salah! Braam Morris membuat dokumen administrasi kepemerintahan di wilayah Manggarai dalam rangka menyiapkan intervensi Belanda di wilayah Manggarai (hal. 194). Selain mengkaji dokumen, Toda juga melakukan penelitian langsung di lapangan dengan mewawancarai para informan. Melalui para informan ini, dilengkapi dengan hasil penelitian John Hakim Song (1986), Toda menggambarkan asal mula kerajaan Manggarai. Toda menyampaikan bahwa selain penduduk lokal, Manggarai berturut-turut bercampur dengan pendatang dari Sumba, Turki, Goa-Tallo, Melayu dan Minang. Baru pada tahun 1640, terjadi pembaharuan ketataneragaan mengikuti model yang dibawa oleh Goa-Tallo (hal. 247). Kehadiran Kerajaan Bima di wilayah ini adalah karena diundang salah satu kerajaan Todo yang berkonflik dengan kerajaan Cibal. Namun Bima tidak pernah berani menghancurkan Cibal karena Cibal masih berada dalam perlindungan Goa-Tallo
@@Gustiganggarchannel jdi yg didetik 1.50 itu prempuan asli manggarai yg pakai baju dengan tutup kepala seperti tanduk kerbau itu?berarti memang tidak diragukan lagi kalau Manggarai keturunan Minangkabau.sama.seprti istilah tombo yg dikalau di minangkabau disebut tambo.
@@adityavarman6880 benar bos memang sejarahnya nenek moyang orang Manggarai datang dari Minangkabau dan adat hampir sama antara Minangkabau dengan kami salah satunya bentuk rumah yang spt tanduk kerbau
Sejarah hubungan Todo - Pongkor kraeng tua. Apa benar sejarah orang tua ku dulu bahwa Todo - Pongkor itu hubungan nya adik kakak kandung. Adak Todo ka,e adak Pongkor ase. Istilah Manggarai ga wae ka,e agu wae ase.
Kalau ditelusuri garis keturunan antara To do Dan Pongkor memang tampak hubunganya amat sangat dekat dan dalam video ini pun dijelaskan hugs bagaimana keberadaan nenek moyang di Todo Dan Pongkor
Kabupaten Manggarai saat ini masih perlu dimekarkan lagi utk mencegah panasnya politik setiap kali pilkada. Berdasarkan sejarah yg disampaikan tadi maka persaingan harus fokus pada pembangunan wilayah di tiga basis sejarah Manggarai. Sehingga pemekarannya harus fokus di 3 wilayah ini yaitu : 1. Ibu kota kabupaten Manggarai di Ruteng dinaikkan statusnya menjadi kota Madya Ruteng. 2. Kabupaten Manggarai Utara ibu kotanya di Reo. 3. Kabupaten Manggarai Selatan ibu kotanya di Narang yg saat ini Ibu kota kecamatan Satar Mese Barat dan penghargaan kampung asal dari Karaeng Motang Rua. Keluarga besar Kraeng Motang Rua juga selain di Beo kina juga di Narang. Dengan dibentuknya 3 daerah otonomi baru ini maka 3 komunitas fokus membangun wilayahnya sesuai sejarah perjuangannya masing2 utk memajukan daerahnya dan persaingan politik langsung tensinya turun dan 3 wilayah ini akan cepat tumbuh mendukung terbentuknya Propinsi Manggarai Raya kedepanya.
Sejarah masa lalu itu dpt menjadi peluang utk pemekaran manggarai utara dan manggarai selatan. Sdh saatnya sejarah itu bukan hanya sekedar dikisahkan tapi ini sebuah fakta sebagai data pendukung utk pemekaran lagi kabupaten dan ini pasti pusat menyetujuanya sehingga peristiwa masa lalu yg penuh heroik. kisah ini menjadi peluang dan kekuatan agar kab manggarai dimekarkan lagi. Tks