Aku lagi jadi petugas sensus pertanian. Sedih bgt denger cerita petani di indonesia. Gada untung sama sekali jadi petani. Berterimakasihlah sama mereka pahlawan pangan ❤
Itu kalau petani yang tua memang kebanyakan tidak dapat untung dari pertanian karena faktor gagal panen yang tinggi serta semakin lama produktifitas pertanian turun akibat salah penggunaan pestisida dan pupuk kimia, tapi kalau sudah dipegang petani muda beda cerita lagi lebih banyak untung jadi petani. Intinya jadi petani harus bisa manajemen keuangan dan manajemen produksi agar hasil pertanian optimal.
Saya mahasiswa teknik pertanian. Insya allah setelah lulus saya akan ikut membantu mengembangkan teknologi pertanian. Doakan saya sukses ya, teman teman
Ada beberapa faktor yg belum dipaparkan admin, 1. Petani kita 95% adalah BURUH TANI yg menggarap lahan milik TUAN TANAH. Tuan tanah biasanya adalah kalangan bangsawan, pejabat, pengusaha dan korporasi yg tak ada hubungannya dgn pertanian! 2. Dari hulu hingga hilir, pertanian kita penuh mafia, dari mafia bibit, benih, pupuk yg kesemuanya akan langka di musim tanam, hingga kartel beras yang memonopoli pembelian gabah petani dgn cara bersindikat bersama oknum pejabat Bulog dan Dinas Pertanian daerah guna membuat anjlok harga gabah petani sebelum dibeli oleh antek2 kartel yg sudah menggurita sampai dusun2!!!
@@arpb-sl3unjustru karna impor inilah membuat harga gabah anjlok krna stok beras masih tercukupi, dan karna impor inilah kran untuk korupsi terbuka lebar itu lah mental pejabat kita, krna sebelum mendapatkan jabatan mereka keluar modal yg sangat besar agar balik modal dan untung mereka harus korupsi
Jangankan buat beeli peralatan berteknologi. untuk mecukupi kehiduapn sehari" aja udah syukur. Di tambah kalau ada bantuan pemerintah seperti traktor kadang ga tepat sasaran malah di manfaatin sama oknum" pejabat itu sendiri. Paktor lain 1. harga pupuk yang mahal 2. Harga mesin" pertanian yang mahal 3. Di saat panen raya pemerintah kadang suka impor. Regenerasi muda yang udah melek teknologi susah kalau sistem masih seperti itu🥴
@@NgomonginUang Tergantung peminpimnya kalo peminpinnya saja ngango ngango bagi mana bisa maju, ya contoh kecil umunnya saja seperti pupuk, emang negara korup ini negara mafia cocoknya itu, .. 2024 All in untuk prabowo, ..
Saya petani Alpukat, 10 Juni lalu ikut PENAS XVI 2023 di Padang. Di sana bertemu dengan petani dari berbagai wilayah di Indonesia, keluhan kita sama. Harga pupuk & obat selangit, pupuk Subsidi kualitasnya jauh di bawah pupuk non-subsidi. Selain itu petani kita masih berjuang sendiri, dinas pert4nian cuma ongkang2 di kantor, mereka bahkan tidak tahu potensi wilayah mereka sendiri. Saya petani millenial, sudah tidak berharap apa-apa dari pemerintah. Ilmu biar kami cari sendiri, teknologi pertanian biar kami pelajari sendiri, Omong kosong misi ketahanan pangan yg digembar-gemborkan pemerintah negara agraria ini!
Nah...gimana ini KEMENTAN....? Rata2 petani kita merasakan hal yang sama, kapan Majunya petani kita ? Masak mau import terus menerus dari negara tetangga. Padahal kita punya potensi alam yang tak kalah dengan negara tetanggga. PPL nya lebih intens dong memberikan penyuluhan ke petani, jangan sampai petani muda kita hanya belajar pertanian dari youtube.
Jadi petani di indo mah susah , giliran udah panen, mendadak impor, jatuh lah harga. Syuku2 hasil panen cukup buat nyambung hidup dan lunasi hutang modal taninya.. Kadanghutang ms nunggak sampe musim berikutnya.
Jujur sy terharu akhirnya ada beberapa instansi pemerintah yg mulai membantu petani2 tradisional indonesia lewat penggunaan teknologi modern. Sy selama ini kerja di bidang sustainability untuk sawit tp setelah menonton ini hati saya jg tergerak utk bisa ambil bagian mempromosikan teknologi dan sustainability ini ke investor dan petani-petani beras, hortikultura menuju ranah pertanian yg lebih modern Ayo, sesama lulusan pertanian balik kerja ke tempat seharusnya kita mengabdi, jangan jadi pegawai bank saja 😁
@@faktaSegardi Kalimantan punya lahan yg luas. Kalau pemerintah mau dukung swasembada pangan nasional. Kalimantan adalah wilayah yg sangat cocok untuk diberikan teknologi modern, teknologi adalah hal utama dalam memajukan petani dengan produksi padi yg rutin.
padahal saya sering lewat PT mitra desa pamarican ciamis jabar...tapi baru tau dari video ini penjelasannya🥲 emang sih kecamatan pamarican kabupaten ciamis hamparan sawahnya banyak sejauh mata memandang karena kakek saya seorang petani di daerah pamarican...salam wargi pribumi
ada masalah lain selain soal tehknologi pertanian,yaitu soal mindset para petani. sedikit cerita ada suatu daerah di jawa yg petaninya sudah menggunakan teknologi modern baik untuk menanam dan panen. namun para buruh tani didaerah tsb kehilangan lapangan pekerjaan dan merasa dideskriminisasi dan akhirnya petani tsb merasa tidak enakan akhirnya mereka kembali ke sistem manual dgn menggunakan tenaga buruh tsb
Sekarang ini sudah susah kok mencari tenaga kerja di sawah ...kalau mindsetnya tidak berubah dengan mekanisasi kita cuma jadi pengimpor mestinya bisa jadi pengekspor
Alhamdulillah tempat ku di rawa jitu lampung udah maju dan udah pakai alat modern dlm bidang pertanian,memang pertanian di jawa terutama petani padi masih kurang maju,tetap semangat para petani padi💪
dulu waktu SD atau SMP saya ingat ada materi yang membandingkan antara petani dengan teknologi modern dan petani tradisional dengan kearifan lokal, dan di buku tertulis cara tradisional di beberapa aspek lebih unggul dibandingkan dengan teknologi, mungkin dari sini juga harusnya sudah bisa disimpulkan bahkan di tingkat pelajaran kita masih tertinggal
Perlu di update, apalagi bahan materi itu waktu kamu SD n SMP, nah sekarang ini riset dan publikasi udah lebih luas.. harusnya bisa menjawab keraguan penggunaan teknologi ini
Dulu prtama kali di desa saya ada yg pake Combine buat panen di protes sm warga, ya krn gk pake tenaga buruh lg.. misal panen biasa pake 10org an, pake combine cm 2/3 org itu pun cm buat angkut ke truk, krn yg panen/Operator sdh trmasuk ke biaya Sewa mesin. Emg dilema jg buat pemilik lahan, dia pgn mangkas biasa panen tp di lain sisi dia jg mengurangi serapan tenaga kerja 😢😢
betul. konsepnya ledakan penduduk di Indonesia terutama JAWA adalah manusia beranak pinak untuk jadi BURUH di sawah. jadi perlu nunggu populasi berkurang/wafat dulu baru pake mesin.
Tantangannya adalah membangun ekosistem pertanian terpadu, mulai pra-tanam hingga pasca-panen. Sering gak dianggap serius sih dalam artian tidak pernah mendapat porsi prioritas utama dalam pembangunan bangsa. Padahal tanpa mereka (PETANI) kita gak bisa MAKAN!!! Miris sih...😢
Yok bisa yok maju pertanian Indonesia! Keren bgt nih penerapan teknologi di pertanian! Semoga makin banyak yang tergerak buat bantuin para petani dan penerapannya bisa lebih meluas! 💪💪💪💪
Ia banyak hal yg tidak di ketahui banyak orang, mereka mungkin taunya melihat video yg selalu sukses jadi petani, tp realitanya roda selalu berputar bahkan klok sudah d bawah mana ada yg mau dateng ngasi solusi bahkan yg ngevidioin, yg untung mlh yg ngevideoin selalu menjual yg enak" saja.. klok yg jlek"nya gak bkal dateng lgi mahhh
punya pengalaman sbg keluarga dari petani, Hampir mustahil untuk mendapatkan untung dari kegiatan bertani Padi saja, apalagi jika sudah mulai berhutaang untuk modal, sampai diumur dimana Saya Menyadari pertanian di Indonesia emg nggak sehat dari sistem jual belinya, dan oleh karena itu selalu nekenin ke orangtua , jgn jadiin bertani padi sebagai Pekerjaan utama, why? Krna selain mengeluarkan modal untuk pertanian kita jg harus Keluarin modal untuk makan sehari² , sampai alhamdulillah, saya dan keluarga berpindah Ke Perkebunan sayur di kota yg harga dan jumlah konsumennya lebih tinggi... alhamdulillah terasa bgt bedanya, dulu wqktu di padi hutang sana sini, di kebun alhmadulillah lebih dari cukup bisa nabung, semoga Indonesia Bisa fokus ke Pertaniannya
@@NgomonginUang Wahhh, baru bgt selesai nonton krn tdi itu cuma pengantar komen doang.. aku jg baca kohten ngomu di tiktokloh.. jdi paham bgt masalahnya lumayan rukit, kenapa? Krn berkaitan dgn tekhnologi dn jg pihak yg mengadakan, tentunya kalo mau pake tekhnologi diperlukan biaya yg gk sedikit dan harus ada pemberdayaannya, sampai saat ini dilapangan masih bermasalah di dunia pupuk.. boro@ mau ke tekhnologi... sebenetnya kesel bgt krn melihat potensi yg besar bgt dri tanah indonesia tpi petaninta gk diarahkan dgn baik kegiatannya...
Sama seperti pengalaman saya cuma bedanya saya banting setir jadi peternak etawa hasilnya lebih menggiurkan dari pada petani padi lahan persawahan 1 hektar saya ubah jadi lahan rumput untuk peternakan saya
@@nolife4381 untuk pertanian tuh memang sistem jual beli yg gk sehat bikin kendala krn mungkin mudah dimainin, tapi untuk Hasil kebun dan ternak sih masih lumayan yah kak, apapun itu yg penting Berkah dan menghasilkan
Food Estate adalah proyek ugal²an, maslahat tidak seberapa, mudharatnya gila²an: 1. Merusak hutan 2. Merusak ekosistem 3. Merusak lingkungan 4. Merusak kerukunan warga 5. Mengakibatkan banjir 6. Memanaskan iklim 7. Menafikkan petani 8. Melalaikan petani 9. Memiskinkan petani 10. Membodohkan petani 11. Mematikan petani 12. Mengkayakan oligarki 13. Menyuburkan korupsi 14. Menyuburkan kemiskinan 15. Merusak harga sembako 16. Memboroskan anggaran 17. Mengusik kenyamanan warga dan merusak harmonisasi kehidupan alam... Kalau memang mau mencukupi kebutuhan pangan, sederhana saja: 1. Ajak petani² 2. Sediakan pupuk murah 3. Buat bibit unggul 4. Buat pengairan cukup 5. Jamin jual hasil panen 6. Pinterkan petani 7. Muliakan petani 8. Reward untuk petani Ayuk kita berdo'a saja semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita rakyat NKRI ... Aamiin ya Allah... Aamiin ya Allah... Aamiin ya Allah... Amin... Amin... Amin...
Saya petani pemula dari tahun 2021. Sebelumnya saya tidak pernah terjun bertani sejak kecil. Merantau kemana mana..kerja enak..karena faktor merawat orangtua..harus rela menjadi bertani. Sebelumnya saya berpikir..bertani itu sangat rendah tipe kerjaan manusia.kalian mengertilah bertani adalah dipanggang sinar matahari, terjun ke lumpur dll. Setelah saya jalani selama dua tahun..ternyata enak jadi petani..tidak perlu bangun pagi untuk memikirkan jam masuk kantor..tidak ada tekanan dari pimpinan..tidak perlu macet macetan dijalan..pokoknya se enak sendiri. Memang sebagai petani yang bisa mendapatkan gaji perbulan minimal 3 juta rupiah...kita harus punya lahan lebih kurang 3 hektar. Selama saya jalanin..yg bikin pusing kepala adalah hanya biaya produksi yang mahal seperti pupuk dan racun. Tetapi kita harus pintar pintar cara mengatasi pembengkakan biaya operasional. Intinya bagi saya..lebih enak hidup bertani daripada babu perusahan.tapi lebih baik jadi PNS sambil bertani dikampung.sekian dan terimakasih.
Ada tips lg ga bg? Saya merasa masih ragu jadi petani Karna ga ada pengalaman, tapi ortu ada sawah yg bisa diolah. Sedangkan didaerah rantau saya jg susah karena gaji dari kantor di bawah UMR 🥴 Kasi motivasi bg jadi petani muda yg baik😊
Saya juga petani pemula tapi background ortu juga petani jadi udah terbiasa dg rutinitas di sawah Dan memang betul sya juga menikmati jadi petani apalagi dari dulu memang suka bertani tpi sya sendiri ingin jadi petani yg gk cuma bisa merawat tanamannya tpi juga tanahnya sedih kalo liat petani2 disini cuma memperhatikan tanamannya dan semakin tanamannya tidak sehat semakin banyak pula pupuk yg dipake kebanyakan para petani tdk tau pentingnya kesehatan tanah bagi tanaman Di daerah sya sendiri masih banyak petani tua yg cuma mengandalkan katanya dan me reka2 obat ataupun pupuk yg harus dipake tanpa tau kebutuhan tanaman dan tanahnya Kaka sya sendiri myarankan agar sya tdk jadi petani karna menurutnya petani hidupnya tdk sejahtera tpi sya sendiri benar2 ingin jadi petani yg memahami tanaman dan tanah nya
Baruu aja ada tugas research dan bahas tentang sektor konsumen primer industri pertanian. Info video ini bener2 bagus dan berbobot, mudah di pahami, kereeenn👍👍 Terimakasih ilmunyaa
semoga makin banyak pihak/instansi yang peduli sama pertanian dan semoga makin banyak anak muda indonesia yang terjun ke industri pertanian untuk bawa perubahan. 💪💪
Saya memandang dari beberapa sudut pandang 1. Saya setuju dengan kemajuan teknologi di bidang pertanian, karena bisa membantu para petani untuk memudahkan pekerjaannya apalagi ditambah dengan mirisnya ekspor beras di negara lain padahal negara kita negara agraris yang dimana subur banget kualitas tanahnya dikarenakan kita memiliki iklim tropis,2 musim dan mendapat sinar matahari yang cukup dalam sehari . 2. Tapi ini masalahnya, untuk para buruh tani yang di pedesaan biasanya mereka menjadi buruh di saat waktu penanaman padi dan panen padi jika kalau teknologi bisa mengambil alih pejerjaan mereka tersebut mungkin akan ada penambahan pengagguran di desa2, tapi juga nih disisi lain para buruh tani ini kian hilang karena anak muda sekarang mungkin ingin memilih pekerjaan yang lain alhasil tinggal orang tua yg masih bekerja sebagai buruh tani nah konteks ini mungkin teknologi akan masuk perlahan ke petani2 kita dikarenakan kaum muda yg enggal untuk menjadi buruh tani ( di pedesaan ya ) + anak muda sekarang malah tambah inofatif dengan terbukanya pemikiran untuk mengembangkan teknologi di bidang pertanian ( jadi sesuai dan seiring zaman petani kita akan mengikuti zaman dan teknologi tsb) 3. Di kepercayaan suku Sunda Padi itu adalah Sakral ( ada beberapa Kasepuhan/ Adat Istiadat di suatu Desa ) menjual Padi/ Beras itu adalah hal yang tabu dan di larang karena di anggap seperti menjual kehidupan itu sendiri . Bahkan bagi mereka bertani,panen Padi hanya setahun 1 kali itu karena filosofinya Bumi/ Tanah harus ber istirahat untuk mengembalikan kesuburan tanah . Bahkan untuk Menanan Padi atou Panen mereka berhitung dari Rasi bintang/astronomi tidak hal dan tidak lain ini adalah Ajaran leluhurnya atau Adat Istiadatnya . Mungkin nih zaman dulunya seluruh Nusantara mempunyai Adat dan Istiadat yang sama, karena zaman berubah dan seiring berjalannya waktu Adat istiadat itu berubah juga mengikuti zaman . Dan sekarang petani kita berada di fase Tradisional dan Modern, tentu hal hal yang baik maupun itu kemajuan teknologi atau ajaran2 leluhur kita bisa terapkan asalkan jangan merusak lingkungan jangan merusak alam dan sejahtera para petani juga pekerja2nya dan kita sebagai konsumennya 👏🏻👏🏻👏🏻
yg saya lihat disekitar saya, banyak petani setelah dapat hasil jual uangnya justru buat beli mobil bukannya buat beli alat atau ikut pelatihan & belajar.
Semoga presiden Indonesia yang baru di 2024 siapapun dia, bisa peduli terhadap petani dan bisa merubah sistem pertanian di Indonesia yang tradisional menjadi modern menggunakan alat2 canggih. Agar hasil pertanian Indonesia meningkat dari segi kualitas dan kuantitasnya. 🤲🏻
Klu mau murah pake teknologi Israel klu teknologi China dan negara lain mahal dan perjanjiannya lbh banyak untung di mereka drpd kita, masalahnya mau ga kerjasama dengan Israel 😅
@@esweharfam cari saja RU-vid nya pertanian di Ethiopia, Thailand,Vietnam dll Krn Israel bkn menerapkan sistem B to B 100% dan banyak sumbangan hibah transformasi teknologi, beda dgn China yg akan transformasi teknologi setelah 25 thn dan imbal balik dlm bisnis walaupun semua itu emang wajar dlm dunia perdagangan antarnegara
berbahagialah yg gengsi jadi petani .karena kalian senang melihat para petani sejahtera dg harga hasil pertanian yg mahal .trimakasih utk para milenual yg gengsi hadi petani
Indonesia alam nya luas dan subur..jika kerja kementrian pertanian afektif dan efesien,tidak perlu impor pangan dgn memberdayakan petani lokal..kemenpan masarakat menunggu inovasimu..❤
☺ jadi ingat pengalaman, sebagai lulusan sarjana pertanian. Pingin punya pertanian modern. 😁 akhir coba beli beberapa alat dijepang. Eh malah ditangkap dibea cukai. Alasanya ilegal, pengadaan hanya boleh negara. Akhirnya lahan hanya jadi tempat kos sama ruko buat disewain. 🤣🤣🤣
@@NgomonginUang sayang punya lahan tidak menghasilkan. 😄 akhirnya lahannya disewa mini market, belakangnya jadi kosan pegawai mini market. Wkwkwkwk lulusan pertanian, pernah jadi penyuluh. Kerja makelar
Kawan saya menanam padi di lahan 1000 meter bisa menghasilkan uang 300 jt setelah dijual ... Salut banget saya sama kawan saya itu , padi berikut tanahnya dijual semua..
Tempat saya juga bro lahan pertanian di jual ke pengembang di jadikan perumahan dan pabrik.. dan mending seperti itu karena hasil panen sama tenaga dan modal tidak seimbang , apalgi pake teknologi sudah pasti harus ada modal besar, sedang tidak ada perhatian dari pemerintah.
intinya anak teknik tolong buat mesin yang bisa berguna untuk pertanian indonesia di bawah naungan pemerintah bumn untuk proses perakitan mesin. jadi bisa skalian adakan pelatihan untuk petani dalam memanen hadil panen
petani mungkin bisa sejahtera tapi buruh tetaplah buruh, jangan disamain ya petani yang punya lahan dan petani penggarap.. dan 'ideal'nya petani yang punya penghasilan UMR palingg ngga punya lahan 8000m2 - 1ha
Sebenarnya sektor pertanian ini menjanjikan jika alat yang digunakan itu memadai dan modern. saya juga hidup di lingkungan pedesaan yg notabene menjadi petani dan peternak jadi ya memang minim sekali alat" modern. paling yg rada modern cuma traktor yg kecil, yg digunakan sambil berdiri itu. selebihnya masih manual blm ada alat. Semoga kedepannya Indonesia lebih memperhatikan lagi sektor pertanian ini. karena masyarakat nya saja tidak putus asa menjadi petani, tinggal dukungan dari pemerintah dengan memberikan bantuan alat-alat yg modern dan pupuk yg terjangkau. Aamiin...
Hehe.... itulah kenapa gue suka nontonin channel2 pertanian negara maju. Paling senang kalo lihat traktor raksasa combine harvester john deere, claas, case IH, new holland lagi panen hasil tani. 🤠🤠🤠🤠🤠
Masalah pertanian di Indonesia 1. Kepemilikan lahan (sebagian besar petani adalah penyewa lahan) 2. Biaya produksi 3. Ketersediaan pupuk 4. Pemanfaatan teknologi alsinta (alat mesin pertanian) 5. Teknologi Pasca panen
Petani Indonesia harus di brangus habis , jika musim panen harus di drop dg impor,biar petani Indonesia bangkrut,bila musim tanam , pupuk harus di persulit dan obat obatan harus di permahal harganya,biar biayanya tinggi..dan kelak di harapkan rakyat Indonesia hanya bisa hidup dg tergantung impor.. Itulah cita cita kaum kapitalis yg bekerja sama dg para penghianat negri ini ..
Selain kurangnya pengetahuan dan bimbingan dari pemerintah... Terkadang orang kita juga menolak untuk menggunakan alat2 modern dengan alasan hasil/rasanya beda dari hasil pertanian tradisional Dan satu lagi masih banyak yang bergantung menjadi buruh tani
intinya pemerintah harus support petani, bukan sekedar pelatihan, tp juga praktik teknologi majunya, krn alat: tsb sangat mahal dan ga mungkin dibeli petani sendiri
Menteri pertanian kerja dalam senyab. Tidak pernah kelihatan. Bahkan belum pernah kelapangan. Hanya muncul jika presiden mau datang. Gimana mau maju. 🥱
Yg sampai pelosok negeri itu hanya Bank BRI..sampai tingkat Kecamatan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat total out standing 2022 sampai Rp 451 T kpd 38.8 juta nasabah kredit or Rp 11 jt per nasabah kredit, target th 2023 sebesar Rp 270 T... Bank Mandiri kalah banyak & tersebar... ☺
Di lapangan 1. Tanah kurang subur 2. Pupuk kimia cuma urea 3. Benih jelek 4. Harga jual parah 5. Pengairan tidak stabil 6. Ilmu pertanian yg kurang. Dilapangan ya bukan ngarang. Apalagi ilmu cocok logi dari google😊
Semoga semua daerah di fasilitasi oleh BUMN seperti bank Mandiri.... karena selama ini tengkulak sering kali memeras para petani...bravo petani modern Indonesia 🙏
Wait masih terlalu bergantung pada bantuan pemerintah kah, ujung y juga pupuk mahal pemerintah disalahin, padahal kan yang menyediakan juga ada pihak swasta yang bisa jadi oknum, ayolah kreatif dan jangan selalu berharap bantuan pemerintah yang notabene y kita bukan sosialis absolute?
Thanks min...sdh berbagi info masalah pertanian. Problem utama dari seluruh problem cabang adalah tidak dimilikinya "road map" pertanian atau "blue print" pertanian. Petani adalah sosok "korban" yg dibiarkan "bertarung" sendirian...😢..
Semoga SDM kita semakin maju dan bisa memberikan dan mengajarkan teknologi canggih zaman sekarang untuk memajukan pertanian di Indonesia.. Dan semoga apa yang dilakukan Bank Mandiri bisa di support langsung oleh pemerintah supaya bisa lebih merata dan memaksimalkan hasil panen
Mantap Mandiri menjadi solusi 🔥 sukses teruss buat Mandiri. Semoga makin banyak lagi pihak yg bergerak berkontribusi mensejahterakan masyarakat petani padi. Semoga kedepannya di tanah kelahiranku Sulawesi bisa di adakan projek semacam ini..
sebenernya semua bank juga ada program serupa untuk petani, bahkan ada yang pinjamannya tanpa bunga. tapi sayang petani masih lebih suka pinjam ke tengkulak, karna kemudahan akss dan minim birokrasi. ga kaya di bank yang prosesnya perlu berhari-hari dan banyak syarat berkas.
ibu saya seorang buruh tandur dan ibu tuh biasanya jadi langganan penduduk desa karena hasil tanam dan cabut rumput itu lebih bersih dan telaten sampai-sampai 1 petak sawah hanya dikerjakan ibu sendiri dan bisa 1-2 minggu pekerjaan. saya sih kasihan pengen gtu di desa saya ada teknologi yang masif digunakan oleh para petani, sebab saya jarang sekali melihat mesin penanam dan pemanen padi. yang sering cuma alat pembajak sawah.
Semoga ya, kali ini kan untuk produksi pasca panen nya dulu nih berupa unit RMU, kedepan bisa aja teknologi lain akan dikembangin untuk pra penanaman dan pemanenan 👍
Ini baru solusi banget,,sy kira utk masalah pertanian harus menjadi concern dikedepannya, karena berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, kalau sendainya seluruh CSR dan Pemerintah Sinergi mencurahkan energinya ke Bidang ini,,Well rakyat bakalan lebih makmur, karena urusan fundamental (urusan perut) teratasi 😊
Min pada dasarnya Indonesia gak kalah kalau masalah teknologi. Tapi kenapa kok sektor pertanian kita penyerapan teknologinya lemah? Coba deh cek di daerah masing masing 1. Berapa umur rata" petani? 2. Apa pendidikan terakhir petani? 3. Bagaimana kontribusi lembaga/ormas pendukung, seperti BPP, PKK, Gapoktan, poktan, dll. terhadap usahatani lokal? 4. Seberapa consent pemerintah daerah terhadap pertanian lokal? 5. Seberapa luas lahan pertanian? 6. Apakah usahatani dikelola sendiri atau dikelola lembaga/kelompok 7. Terkait harga pupuk meningkat ini bisa jadi perdebatan. Cuman ada teori menjelaskan seperti ini. Peningkatan harga pukim disebabkan oleh peningkatan jumlah permintaan pukim di Indonesia. Padahal (cmiiw) luas lahan pertanian, jumlah petani, dan GDP sektor pertanian di Indonesia setiap tahun semakin menurun. Beberapa sumber yang saya baca menjelaskan. Peningkatan permintaan pupuk ini disebabkan karena tanah pertanian kita sudah tidak mampu memproduksi seperti dulu lagi karena overuse dari pukim dan pestisida kimia (dampak revolusi hijau). Hal ini menyebabkan peningkatan kebutuhan pukim, sehingga harga pukim juga meningkat. Soo sebenarnya pertanian kita cukup kompleks. Gak sekedar dari teknologi. Tapi dari sektor lain seperti ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan juga mempengaruhi.
Karena masifnya teknologi kadang profesi petani selalu tidak konsernius...tapi aku senang punya saudara petani jadi kita sering diberi oleh oleh hasil panen 10:05
Kita butuh aksi guys, kalau hanya kata2 semoga percuma, yok aksi nabung setelah itu kerjasama dengan dinas pertanian setempat untuk bantu pengadaan teknologi pertanian, setidaknya di kita bisa mencontohkan hasil pertanian yg maju nanti masyarakat pasti tertarik.. 🙏👍
Kalau d Daerah saya sudah tergolong maju hampir semuanya pake alat bantu bermesin atau motor listrik tapi masih ada beberapa petani senior/tua yg enggan menerima perkembangan jaman/teknologi dan yg bikin miris para petani senior kalau ada petani muda berinovasi seolah2 mereka mengejek/menjatuhkan. Belum ada 1 bulan ini d daerah saya ada perselisihan antar petani yg permasalahannya gara2 sungai aliran irigasi mau d buatkan parit yang di semen, pihak yg kontra bilang kalau akan menimbul kerusakan alam tapi mereka sendiri gk berfikir panjang jika gk d Parit pengeluaran mereka kalau pas musim kemarau panjang akan membengkak karena pas musim kemarau gk ada aliran sungai yg ada kalau mau mengairi sawah harus pake pompa air dan jika tetep gk d parit yg ada air malah meresap ketanah walaupun bisa nyampek kelahan itupun butuh waktu berjam-jam. Karena parit program pemerintah akhirnya orang2 yg kotra kalah dan sungai aliran tetep d parit, malahan jalan menuju ke sawah juga di cor sampe ke ujung
Aku termasuk korbannya Pak, dibayar tidak, awalnya sukarela, bukan cuma diejek dan dituduh kapitalis yang aneh-aneh bahkan waktu ke ada peternakan dikutuk juga, ya sudah Aku takut, mending kusimpan sendiri ilmu dan teknik-teknik untuk golongan sendiri, enak sudah jelas sama-sama memahaminya. Misalnya, waktu menekankan pentingnya seleksi dalam pertanian dan peternakan, waduhhh Kami dikira semacam musuh penyesat, dicoba belum, diskusi tidak, tapi ada yang sangat baik sekali para petani dan peternak, nahh jadi lebih baik tidak perlu secara massal, cukup yang sopan dan baik saja yang dibagikan ilmu dan teknik-teknik
Tambahan, alasan mereka menolak perkembangan jaman memakai mesin adalah supaya pekerja serabutan dapet pekerjaan terus dan menurut saya itu emang bagus tapi yg sengsara adalah petani itu sendiri karena gk efisien. Ketika mau panen Petani kalau pake mesin Harvest combine pengeluarannya malah bisa rendah dan menghemat waktu bayangin aja pake mesin lahan 100 ru gk sampe 1 jam ngasih makan 1x 30k menghabiskan dana sekitar 400k total 430k sedangkan pake buruh serabutan bisa 3 hari dan pengeluaran 750k ngasih makan 3x 150 belum rokoknya 60k total 960k.
😁 yg saya tahu kenapa vietnam dan China , india bisa maju dipertanian. Karena bapak bangsanya pernah kelaparan. Bahkan ada yg pernah makan rumput. Karena itulah reformasi mereka dimulai dari pangan.
Bukan kalah teknologi , tapi emang gak didukung penuh pemerintah, klo impor kan ada pihak2 yg pling diuntungkan , Indonesia tanah surga cuma kata2 mutiara tanpa arti ..
Di Jepang, jangankan orang-orang asing, tetangganya sendiri bekerja ke mereka, dijamin tidak akan bisa atau sulit mengetahui semua teknik-teknik masing-masing petani dan peternak, mereka sadar pentingnya rahasia perusahaan dan menjaga kualitas dan jalur profit. Bagaimana kebanyakan di Indonesia?
Selain faktor teknologi, petani kita itu petani sosial. mereka rata2 lebih memilih menjual padi ke pengepul daripada ke pabrik penggilingan padi. Ini yg membuat harga melambung krn adanya pengepul yg berperan sekaligus sebagai pemberi pinjaman modal dgn bunga tinggi.
Nah.. ini dia yang coba diselesaiin dengan inovasi pengadaan RMU ini 👍 Kamu udah nonton sampai selesai video ini? Kira kira menjawab gak "keresahan" kamu?
@@NgomonginUang meski ada teknologi, ga bakalan berpengaruh banyak selama mindset petani seperti itu, tidak akan maju. Di lokasi saya sentra produksi padi. Peralatan sudah canggih, pabrik penggilingan padi ada dimana mana, tapi pengepul tetap banyak menjamur. Jadi intinya teknologi bukan satu2nya yg bisa menaikkan hasil produksi tapi merubah kebiasaan petani, pupuk aja pakai kimia, di ajarin pakai pupuk kandang mereka tdk mau alasan ribet, ongkosnya mahal, tunggu lama, bahkan utk sekedar menyiangi rumput mereka langsung main semprot herbisida. Dimana pasti berpengaruh ke hasil tanaman utama.
yg bisa danain pesta sunatan anak petani ya pengepul. Mindset nikah lagi, kalau duit kurang cerai ya bukan teknologi, tapi penyuluhan mentalitas. Hanya minoritas yang mengerti hidup sederhana petani, temen ane salah satunya petani muda iya, mekanik motor balap iya, dan pas bicarain kek gini tergantung beberapa mentalitas petani baru mo berhentiin siklus yang dari dulu ada atau ga. Di cianjur hanya sebagian kecil yang punya mindset seperti teman ane, dan beberapa memang petani gen y dan gen z. Jadi bukan rencana keuangan atau teknologi tapi kemauan mengubah mindset petani - petani yang terjebak masa lalu. Satu lagi, dinas pertanian cianjur gabut ria, beberapa penyuluhan ga jalan, bolak balik beras padahal pergantian musim tanam itu penting, misal padi ke umbi2an ke palawija lagi. Generasi petani muda yang sadar penggunaan pupuk organik dan pergantian musim tanam. Sebagai catatan petani muda di cianjur dah sadar pemanasan iklim global mereka memulai pertanian dengan pupuk organik seperti kompos atau kandang, dan menghilangkan peran pupuk urea yang memang si pupuk urea adalah penghasil methane, dan minoritas yang lakukan hal ini atau tinggal di daerah terpencil yang jauh dr teknologi tp bijak terhadap alam.
Petani adalah profesi paling Dasar Di Dunia. suatu negara di katakan kuat bila ketahanan pangan nya kuat. yang artinya para petani ini yang harus pemerintah perhatikan lebih. Gimana mau swasembada pangan. gula, Jagung, beras, Ya kalau pemerintah nya aja masih setengah" sama Bidang pertanian ini. padahal pertanian ini potensinya sangat besar sekali. khususnya di negeri tercinta kita ini
Gula, jagung, sama beras kan produk impornya lebih murah wajar jadi alat memperkaya diri pejabat. Kalau komoditas pertanian tadi kaya sawit atau karet kita yang harganya lebih kompetitif di pasar internasional gak mungkin ada permainan impor.
Semangat Indonesia untuk swasembada beras lagi, semoga kolaborasi dengan korporasi seperti kayak Bank Mandiri ini bisa membuat kita tak perlu impor beras lagi ya.... aminnn
Ya iy lah kak, Karna sla ini dana dri pemerintah itu ke daerah untuk dinas pertanian lebih terdokus dan sangat terfokus ke bantuan alat bukan peatihan, trus bantuan alat pun slalu salah aasaran, karna yg dapet cma petani alakadarnya, yg sebenarnya pegawai tpi pnya ladang gitu, jdi petani yg real itu gak kebagian!
Fakta nya sarjana pertanian lulusan universitas negeri & swasta di indonesia kalau lulus kuliah tidak mau kerja jadi petani, mereka mau nya kerja di bank, di pabrik & di kantor dll. Sarjana pertanian tidak mau jadi petani.
saya apresiasi langkah pemerintah membuat aplikasi pendataan stock pupuk subsidi di distributor tingkat kecamatan...semoga kedepannya pemerintah membuat aplikasi supaya petani bisa mengecek stock pupuk bagiannya jadi tidak perlu antri lama lama di toko pupuk sampai 5 jam...sedangkan pekerjaan petani itu bukan hanya bertani saja, adapula yang harus mencari pakan ternak...
Kurang tepat kisana Pemerintah cukup pupuk dan aliran irigasi yg merata, petani indonesia selebihnya bisa. Karena musim tanam kedua irigasi atau sungai tidak ada airnya. Jangan terlalu jauh ke teknologi, pemerintah cukup 2 itu aja dulu. 1. Pupuk urea 2. Air disaat musim tanamn kedua
Lom liat full tapi auto subcribe... Mang Nusantara ini negeri subur,,kalo pertanian di dukung pemerintah,,,Nusantara makmur kalo cuma soal pangan ,tapi ...
Kalo Indonesia kini bertani di Thailand, Vietnam dan cina tapi panen rayanya di Indonesia, itulah kemajuan dan kehebatan bidang pertanian kita sa'at ini
Saya setuju pemerintah pusat harus mendukung moderenisasi pertanian di indonesia dgn menggunakan teknologi canggih seperti traktor,alat penggilingan,dan penggunaan drone untuk penyemprotan pestisida untuk menghasilkan padi yg berkualitas dan menjadikan panen yg awalnya 2 sampai 3 kali menjadi 5 kali dalam setahun seperti yg ada di thailand
Teman saya sudah punya mesin teknologi ini...hasil panen langsung masuk mesin Tampa harus dijemur...limbah otomatis jadi arang sekam...hasil beras putih bersih, panjang dan tidak patah... salam dari Bali.
Rakyat luar di priotaskan oleh pemerintah nya , petani ndonesia mau beli pupuk saja susah & mahal setelah panen di jual nya murah, akhirnya banyak org org yg gk mau bertani pilih pilih jadi bekerja yg bisa menghasilkan uang lebih aman tdk usah menghitung modal, yg punya modal pilih usaha sendiri
Kata petani didesaku . Benar harga bawang,cabe sudah merata atau bisa dibilang mahal. Tapi juga diimbangi dengan harga pupuk selangit. Apalagi dipersulit jika mau membelinya,terkadang mau beli pupuk A harus membeli juga pupuk B yg belum tentu di perlukan
Intinya akses pupuk mudah n murah, dn harga jual dr petani ps panen itu terjamin, gk harus muluk2, itu aja dulu saya yakin klo teratasi prospek pertanian akan membaik dn gairah di sektor pertanian akan meningkat, otomatis generasi penerus jga akan bnyak yg tertarik.
Krna anak muda yg haruse bisa berinovasi agar pertanian kita maju,eh malah mereka gak minat jadi petani,mreka milih jadi anak recing ,klo ga jadi anak nongkrong wkwwk
Petani kita hebat tahan berbagai keadaan walau harus menghidupi banyak orang ,tetap disalahkan walaupun semua naik beras dak boleh naik sabarnya petsni kita.
Jangankan teknologi, pengairan saja susah yg hrs pakai diesel meski tdk jauh dr air sungai yg melimpah ruah. Pejabatnya yg ogah mikir, apalagi menghadapi tantangan. Kerja kok dibikin sulit. Kalah dg Libanon yg punya 1 sungai, th 80 an sdh membuat sungai bertingkat untuk pengairan pertanian agar jangkauan lebih jauh dan luas tdk meresap ke tanah. Pengairan saja sdh tertinggal jauh, apalagi yg lainnya. Seharusnya spt tanah tandus spt NTT bisa tanam padi 5 ( lima ) kali panen setahun dg system knock down ( bongkar pasang ). China bisa maju di segala bidang krn bangga dg impian jadi kenyataan krn bisa menaklukan tantangan.