PLN Hub, Ekosistem Energi Hijau di IKN 

Pln harus bertransformasi ke green energy smua regulasinya masuk pln jngan takut klo itu untuk kemajuan bangsa

Green energy itu harus diwujudkan tapi ingat, tidak boleh mengorbankan masyarakat kecil dan tentu saja, tidak boleh merusak ekosistem alam.

Izin menambahkan. Kalau Megawatt sudah tembus 1.000 (seribu) angkanya satuannya jadi Gigawatt aja.

Keren ... mandi pakai air galon

Ibu Kota Nguuuung......

Lokasi PLN Hub di area sebelah mana, min? Apakah dkt dg lokasi PLTS?

Smoga kkn sukses😊

Dulu pihak2 yang menyetujui & menerbitkan UU tentang pemindahan IKN dari DKI Jakarta Ke IKN Nusantara secara tiba2 / spontan (tanpa perencanaan yang matang) serta tak melibatkan dialog publik adalah mereka (Para Anggota DPR yang pro (berkoalisi) dengan Rezim saat itu (hampir selama 2 periode), mereka telah diyakini telah tersandera kasus2 besar, seperti : korupsi (money laundry), kolusi & nepotisme. Padahal kota2 besar yang ada di Indonesia bisa tumbuh & berkembang itu bukan serta merta karena APBD-nya yang tinggi maupun SDA-nya yang melimpah, melainkan adanya keterlibatan Investor yang tertarik berinvestasi di kota2 besar itu, sehingga ekonomi daerah tersebut bisa tumbuh, APBD naik, daya beli masyarakat naik pun karena Pemdanya berani membuat keputusan yang pro terhadap buruh melalui kenaikan UMR (UMK & UMP) di kota maupun daerahnya masing2. Seperti Kota Semarang yang menduduki peringkat kelima sebagai kota besar (metropolitan) setelah Jakarta, Surabaya, Medan & Bandung dengan APBD yang cukup besar namun perputaran ekonomi di Kota tersebut justru mengalami perlambatan (stagnan) karena daya beli masyarakatnya yang masih lemah karena upah Pekerja yang murah bahkan terrendah no. 2 di Pulau Jawa setelah Provinsi DIY. Andai saja UMK di Ibukota Jateng selisihnya tak terlalu signifikan dengan UMP di DKI maupun UMK di Kota Surabaya, saya yakin perputaran ekonomi di Jateng akan meningkat. Apalagi Kota Semarang & sekitarnya itu sebagai pusat industri di Jateng. Harapan saya sebagai Warga Jateng yang sudah belasan tahun tinggal di DKI, semoga kedepannya ada Walikota maupun Gubernur yang bisa memajukan kota & daerah2 yang ada di Jateng. Sebagai stakeholder di Jateng kalau hanya nurutin keinginan Investor yang maunya membayar upah murah ke Buruh mah saya yakin daya beli masyarakat di Jateng akan selalu menjadi yang terendah dibanding provinsi tetangga. UMK di Jogja lebih kecil wajar, karena di sana bukan daerah industri. Anehnya Kota & Kabupaten Malang serta Kota Batu Jatim yang notabene bukan sebagai daerah industri maupun Ibukota Jatim, tapi UMK-nya bisa lebih besar dibandingkan UMK Kota Semarang itu sendiri yang notabene adalah Ibukota Jateng & sebagai pusat industri terbesar di Jateng. Gimana mau bersaing dengan Kota Bandung maupun Surabaya, jika lawan kota / daerah tingkat II saja tak bisa..!! Padahal infrastruktur di Pulau Jawa bukan lah faktor yang menjadi kendala (sudah terkoneksi dari ujung barat ke ke ujung timur), biaya hidup di daerah tersebut pun bisa dikatakan hampir seimbang, karena harga kebutuhan pokok yang relatif sama, tapi pendapatannya yang sangat jauh selisihnya dibandingkan dengan Kota Jakarta maupun Surabaya. Jadi, kesimpulannya adalah : Stakeholder-nya lebih pro ke Investor daripada Buruh. Makanya, Para Investor yang berada di wilayah Jabodetabek secara bertahap mulai bermigrasi ke daerah2 yang ada di Jawa Tengah, karena UMR-nya yang sangat kecil.. 😂🙏👌👍

Mafia batu bara menangis ini😅

Coba aja full produk dalam negri

IKN itu Candi

BUMN Bersama Memeras Untuk Nguuuung.....

air aja susahhh om!!

nggedarbussss

Yakin? Buktikan!

PLN naik 2 kali lipat ko diem2 yaaa😅😅

Masih tarahal blm keburu

Min bahas sarapan gratis aja dulu..kenapa? Karena kabarnya dana bakal di alihkan ke srapan gratis yg jelas bakal di laksanakan setelah penggantian presiden.dan ikn bakal terlupakan

Proyek ambisius menyengsarakan rakyat kecil rezim mukidi 😅

Aneh cok tdk ada yg mau pindah, uu ikn tdk ada sanksi tdk okee pindah dampak buru2 tanpa resfondip dan partisipasi publik

Lucu banget nih listrik selalu mati