Ini adalah menjawab pertanyaan subscriber, tentang bagaimana merancang perpipaan untuk pompa sumur dan tandon (toren) sehingga nyaman dipakai. Silakan diikuti videonya. Bila ada pertanyaan dan saran, silakan tulis di kolom komentar
Jelas banget seandainya bapak jdi guru d sekolahan pasti muridnya pintar2.. Smoga ilmu yg bpak berikan lewat medsos ini mnjdi amal zariah buat bpak.. Sholwat nya jngan ditinggal ya pa.. Slam kenal dan hormat saya buat panjenengan..
Sesuai nama channel, ini memang ada manfaat... tq sudah share. Masalah pilihan org berbeda, adalah hal yg lumrah. Seandainya tidak ada manfaat, ya ndak usah di ikuti. Paling tidak beliau ini sudah memberikan ilmu yg bagi sebagian org, termasuk saya memang bermanfaat. Kalau saya pribadi di video ini, saya pilih opsi yg ke dua. Cm pompanya tidak dibuat otomatis. Pompa dihidupkan manual. Jd pas kalau mau isi tandon, kadang2 kita ada buka kran. Entah mau cuci baju kah atau sekedar cuci piring. Begitu tandon penuh, pompanya dimatikan. Jd kita selama tandon masih full, konsumsi air diambil dari tandon. Kalau habis, ya hidupkan lagi pompanya. Hidup matikan pompa saya rasa tidak repot, karena saklar ada di dalam rumah. Itu menurut saya. Trims 🙏🙏
Alhamdulillah ... Sangat memuaskan sekali penjelasannya sebenarnya sy sangat berterimakasih kpd bpk di channel ada manfaat ini, saat sy membutuhkan ilmu tsb bpk telah membagikan nya smg Allah memberikan pahala buat bpk dan smg sehat2 n terus membuat vidio2 lainnya !
Terima kasih sharing ilmu nya pak. Saya pikir td di opsi yg ke 2, fungsi tambahan toren untuk penambah dorong tekanan air keluar (keran rumah) biar semakin tambah kencang. Ternyata tidak. Hehehe... Setelah saya tonton sampai akhir video, fungsi toren hanya kebutuhan emergency (jika pompa tidak menyala krn listrik padam) Menurut saya, ada Pro dan Kontra dengan opsi kanan (ke 2). Pro = - menjadikan tandon untuk penggunaan emergency water. - krn sistem by passed, tekanan air dari pompa ke rumah lebih kencang daripada tekanan air dari tandon. Kontra = - konsumsi listrik lebih besar dikarenakan power up pompa (akan selalu menyala disaat ada keran terbuka. Contoh = saat mencuci piring, saat buang air besar / kecil untuk WC duduk) - monitoring manual air (valve output toren, valve input pompa, valve output pompa) Kembali ke sistem pengelolaan air viewers, apakah toren mau digunakan sebagai penampung air emergency atau sebagai penghemat listrik. Mohon koreksi nya pak jika ada opini saya yg keliru. Hehehe... Kita hanya berdiskusi.
Klw pemikiran awam saya, Mungkin bisa d tambahkan switch/kran buka tutup d jalur bypass sama ke arah tandon, jadi klw mau pakai tandon tinggal tutup switch/kran d jalur bypass sama ke arah tandon agar pompa air ga jalan. Tpi jadi manual untuk pilih tandon/langsung pompa air 😁
Menurut sy banyak sekali kegunaan tandon,tidak hanya sekedar buat emergency,terlalu mahal biaya yg dikeluarkan klu tandon hanya di fungsi kan buat emergency. Saran sy tetap pakai opsi pertama TAPI hanya dgn sedikit perubahan di jamin akan menambah kencangnya air yg keluar lewat kran.
@@soen_gokil prioritas orang beda-beda ya. Bagi yg uangnya banyak, akan lebih mementingkan kenyamanan, seperti air yang kencang. Apalagi toilet duduk, kalau kurang tekanan, mengisi nya bisa 10 menit. Mau bilas kotoran harus tunggu lama.
Sepakat dengan komentar ini... Dan ada tambahan juga... Jika model pompa submersible tidak cocok dengan sistem start stop, karena jika sistemnya menggunakan PVC, dapat dipastikan patah akibat tidak kuat menahan beban vertical dan power dinamis saat pompa start/stop...jika sistemnya akan switching antara langsung pompa atau dari tandon, tinggal pake selector / 3 way valve.. Putar sekali langsung pindah aliran
Kalau menurut saya opsi kedua bagusnya pipa keluaranx dibagi dua, khusus untuk cuci piring pakai dari tandon saja, kalau yg bypass dri pompa air pakai untuk kamar mandi biar air dari tandon selalu terpakai
Saya bingung klo msh bnyak orang yg g paham.,chanel ini udah mantap menjelaskannya.,krna kondisi dan situasi.,di rmah sy pakai skema gmbr 1.,jarak pompa smber air ke rumah 130 mtr. Pompa non auto 200 watt .,pipa dr pompa yg mau ke tandon sy by pass ke kran rumah.(pake stop kran),tinggi tandon 5mtr.,pipa output tandon ke kran rumah 2X1in.,jadi sy gak pake pelampung tandon.,dan pompa auto.,(krna sering bermasalah,dan tidak efisien ).,jadi hrs disesuaikan dgn kondisi di t4 masing2 ya gan..,terimakasih..🙏🙏
Menarik dan bermanfaat sekali infonya pak. Sekarang didaerah saya mungkin daerah lain juga mulai menggunakan pompa submersible, bisa bapak bahas tentang pompa ini. Lanjutnya rangkaian pompa submersible ini dengan toren, filter dan instalasi ke mck. Sepertinya asyik juga kalau bapak yang membahasnya.
Sebaiknya jangan diisi pressure switch dan filter pada submersible pump krna sistem kerja yg dg impeler dan di rekomendasikan tanpa tekanan ektra kerja pompa agar awet. Oleh sebabnya dibutuhkan instalasi 1 dan ditambah booster pump jika ingin kencag dan irit.
Alasannya bukan hanya utk cadangan kalau pompanya mati tapi menghemat listrik pemakaian mesin pompa air yg terus menerus dihidupkan dan dimatikan...sekali on mesin pompa itu bisa sampai 150 Watt... kalau dihidupkan tiap 3 jam ,akan menyedot pemakaian listrik yg banyak
Yg kedua lebih boros listrik krna lebih sering hidup mati tapi aliran air lebih kencang, klo yg pertama lebih irit listrik krena pompa nyala cum buat isi tandon akan tetapi aliran kurang kencang
@@baimbaim8205 ya betul. Kalau hanya pipa yg d gedein tekanan kurang karena out dr torent hanya 1ins dan tinggi sebatas atap kurang maksimal kalau untuk rumah 2 lantai ada km mandi lt 2.. hitungan tekanan nya F=p.g.h
Sangat paham dan setuju, tapi pompa airnya jauh lebih mahal dan boros listrik. Karena saya hanya pemakai listrik kecil jadi ini tidak cocok. Kelemahan pakai pompa ini adalah jika kita keluarkan air krannya sedikit, pompa airnya akan hidup mati hidup mati sehingga switnya cepat rusak. Yang saya lakukan dirumah saya, paralon lurus keatas kemudian sedikit menurun baru masuk bak. Pelampung otomatis saya beri jarak sedikit untuk menjaga tekanan kira2 Min 3/5 dan max 6/7 dari tandon. Pipa turun saya kasih besar dan kran saya kasih 3/4" serta meminimalisir hambatan yg ada termasuk hambatan udara. Sedikit sering untuk yg bajet kecil. Tekanan stabil disegala musim. Karena saat musim kemarau air dari pompa air kecil karena sumur dalam.
Saran sy tetap pakai opsi pertama dgn sedikit perubahan, itu jauh lebih mudah,murah,dan efisien di banding opsi ke dua. Sy jg krg setuju klu tandon (toren) hanya di fungsikan buat emergency.
Kalo menurut saya Rata2 orang pakai tandon air itu buat menghemat listrik,kalo yg digambar no 2 itu pompanya otomatis start stop terus kalo ada yg buka kran,mending tandon airnya diganti pakai tabung pressure yg besar dan pressure switch nya dinaikin sampai 3 atau 4 bar biar aliran air nya kencang
Alhamdulilah, toren dirumah setinggi 11 meter, sy lbh suka pake model A karna pake 2 pompa. 1 pompa (Jet pump Hitachi) dari sumur ke toren, 1 lagi pompa setelah toren ke kran, air dari kran ttp jhos deras bngt. 😁
Terima kasih sharing ilmunya.. kl saya pakai Gbr.1 cm di by pass outputnya..tujuanya biar gak mancing pompanya kl sealnya rusak.. Alhamdulillah udh 10 th gak pernah mancing..paling tandanga kl pompa sering jalan berarti seal dan tuzen klep minta ganti..resikonya ya memang tidak terlalu kencang krn cm ngandelin gravitasi.. cm irit listrik.. 😁🙏🏼
Outlet torren diperbesar aja pak, Misalnya pakai 2 inch nanti over sock jika masuk ke kran-kran Itu bakal lumayan besar aliranya. Kalo cara dua, boros listrik
saya cenderung pilih skema pertama, kl ir tdk kencang bs diakali dengan memperbesar pipa air turun dan dikonversi ke pipa 3/4 kl skema 2..pompa akan sering start/stop listrik lebih boros karena butuh amper yg besar saat srart pompa...dan sangat mengandalkan mekanis dr pelampung..apabila kleb pelampung bocor, pompa akan hidup terus..dan kl pelampung macet pas posisi kleb terbuka..pompa akan hidup terus..
Terima kasih penjelasan nya detail sekali pak, mungkin bisa kasi saran sistem tadi bisa digabung dengan menambahkan saklar tukar hotel pada colokan listrik menjadikan pompa tadi bisa otomatis dan manual supaya toren airnya bisa digunakan semaksimal mungkin, terimakasih pak
Bagi teman2 yang lebih prioritas ke hemat listrik, silahkan pakai skema 2 tapi pake 'radar' floating switch (pressure switch tidak digunakan), tapi sistem kabelnya dimodif biar kalo pengen pompa nyala bisa tekan saklar aja. Sekalian mengatasi air di tandon terlalu lama tersimpan + bisa mengatur sisa air di tandon jika listrik mati atau pompa rusak. Plus bisa pake sensor air di pipa pas di outlet pompa, spy saat sumur kering pompa gak hidup.
kalo saya dirumah pada gambar 1,,output pompa hisap tak kasih cabang(kran), supaya tau klo air sumur habis ato tidak. plus di kombine dgn PDAM, mainkan check valve. sipp
Sistem schema kedua lebih boros listrik, setiap buka kran pompa akan bekerja. Kalau schema pertama penggunaan listrik lebih irit, Pompa akan bekerja pada saat level air di tandom turun sesuai seting panjang-pendeknya tali switch pelampung
Semua tergantung kebutuhan, kalau ingin keluaran airnya lebih kenceng maka pilihannya pakai yg mode pressure switch, hanya saja akan boros di pemakaian listrik, karena setiap start awal pompa amperenya bisa 2Xlipat atau lebih. Sebaliknya jika ingin hemat listrik maka pakai yg mode switch pelampung yg diseting minimal pada level setengah tandon sehingga pompa air tidak akan sering On(start awalnya lebih berkurang), hanya saja tekanan air yg keluar sesuai dengan ketinggian tandon. Menurut saya fungsi tandon selain untuk cadangan air juga untuk menghemat listrik,ada juga yg kwalitas airnya kurang bagus maka setelah tandon dipasang instalasi filter air agar bisa mendapatkan air yang lebih bersih.
hanya sekedar masukan pd gambar ke dua tusen klep pd keluaran tdk dipasang jg tdk apa"..karna telah dikontrol pd level swicth dan jg bantuan u/masukan jk level swicth baca untuk hidup pompa...thx...good job u/konten yg bermanfaat dan ilmu yg bermanfaat🥰🥰👍
Pak ilmu yang sangat bermanfaat, videonya. Detail bangeetttt.. Saya mau konsul nih pak hehe.. Yang bapak share di video ini..dengan yg video bapak yg lainnya mengenai penggabungan air sumur dengan air pdam..bisa di gambarkan pak, di kombinasi gitu dengan video ini.. buat konten bapak gitu hehehe Soalnya Saya ada kendala, 1.Air yang keluar di PDAM lemah 2. Air yang keluar dari toren juga lemah ( pompa memakai float swith/radar seperti video bapak ini, sehingga pompa hanya untuk isi toren secara otomatis) Pemakaian atas bawah: 1.Atas dg toren sumber sumur untuk shower aja.. 2.Bawah dg PDAM untuk lain2 ( closet duduk, westafel, dll ) Pemakaian pipa 3/4 semua.. Rencana ada booster pump yg mau saya pasang..tapi bingung hehe.. Mohon solusinya ..
Maaf...pak saya mau tanya,shimizu 375 bisa satu paralon ngga,terus mata jet tetap dipasang apa diganti pakai foutkleep.sangat bermanfaat terus berkarya..terima kasih 🙏
Ide om... Yg pertama ato no 1 jg bisa klo mau air kencang.. Di bypass pluss stop kran 3 saklar 1...hahhahha...saya mengaplikasikan d rmh saya seperti itu.. Karna pemakaian jga si om buat keran paling ujung di garasi.. Hehe
Di lapangan.di sy kawasan industri listrik y nga stabil.mlah klo pakai pompa nga kencemg airy.pemakaian untuk kontrakan 6 pintu.lebih kenceng pakai toren dgn pipa yg besar.deras bgt airy bahkn di buka 6 sekaligus.listrik y bervariasi.170v sampai 200v.ini sudah di komplain dulu sempet 160v.bahkn pompa 200watt nga bisa kuar airy karna terlalu pelan.jadi gmbar pertama lebih efektif&efisien.sumber air pdam& sumur.sumur suka habis.& pdam hanya malm yg 4atm.siang 0.3_1atm
bapak coba ukur pake tang ampere ketika motor menyala itu besarnya berlipat dari besaran ampere ketika motor sudah berputar normal dan tentu itu lebih boros pemakaian listtriknya karena ampere melonjak.... dan pasti dalam sehari itu motor start ber kali2
Mohon maaf pak,emg irit d modal awal tp malah bengkak d tagihan listrik tiap bln krn pompa pd start awal akn 2X lbih bsar wattny dr watt yg tertera d pompany,kalo mnurut saya..lbih baik sistem no 1 dgn merubah instalasi pipa,misal pipa ny d gedein atau dengan sistem ring (loop)instalasinya..atau dengan tmbah pompa pendorong jg g bkal trlalu bros krn biasanya pompa pendorong yg watt kecil sja sdah ckup,bda dngn pompa supply toren apalagi jetpump wattny gde..mhon dkoreksi kalo salah,sukses trus pak chanelny🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
terima ksh infox pak, di rumah sy memakai cara yg kedua, awalnya sebelum memakai tandom instalasinya spt itu, setelah pasang tandom dan coba pakai radar ternyata radarnya tdk bisa berfungsi, dan cara manual kalau air sudah meluber di tandom mesin dimatikan, klau mesin mati air dari tandom masuk lagi ke mesin dan kesumur, belum coba pakai mesin pakai tabung smg bisa membantu, sukses selalu pak
Terima kasih ini tayangan sangat bermanfaat. Ada yang ingin saya tanyakan kalau bangun baru : 1. Rekomendasi tabung udara dan presure switch untuk pompa satelit sebaiknya tetap dibuat dimodifikasi sebagaimana ada tayangan lain ya ? 2. Perlukah tambahan Check Valve Swing setelah pompa perlu ditambahkan kah ke arah tandon dan pemakaian? (Supaya air dari tandon gak balik ke pompa )? 3.Rancang pipa hanya 1 di tayangan akhir, sebaiknya pakai ukuran berapa ya? Kl dipasang besar bisakah untuk yang masuk ke tandon kalau ke tandon keluar saya pernah nonton bisa ? Apakah sebaiknya dibuat percabangan untuk yang ke arah dan keluar tandon, yg ke arah tandon pakai standar yang keluar tandon dibuat besar? Karena ditayangan lain ada rekomendasi kalau belum dibuat sebaiknya pipa sebaiknya dibuat besar makin besar makin baik. Sangat Terima kasih
Skema ke 2 efeknya boros listrik krn pompa hidup mati. Lebih baik pipa outlet diperbesar. Saya pakai pipa 4" utk penambah tekanan sekaligus sbg tambahan cadangan air. Dari pipa 4" lalu diperkecil secara bertahap menuju kran.
Kebetulan dirumah saya menggunakan sistem nomor 2 sekarang ini. Awalnya nomor 1. Karena sambungan paralon dari pompa ke toren bocor, dan sulit dibetulkan (didalem tembok) maka disambung jd model ke 2 Menarik komen2 yg disini. Listrik tidak lebih boros, sama saja. Karena pompa nyala hanya ketika air di toren berkurang (saat ini juga air keran jadi lebih kencang) Tapi pas toren penuh, lalu keran dibuka, air tidak kencang. pas air toren brkurang, pompa nyala, keran jd kenceng Intinya listrik sama saja ga ada perubahan, sesuai jumlah air yg digunakan Tetapi, model 2 ini, yg saya gunakan (karna ga ada pilihan lain) ada kelemahannya. Yaitu footvalve atau klep yg di sumur jd lebih cepet rusak (bocor) karena menerima tekanan lebih tinggi dari air toren. Dan ini cukup merepotkan (sumur di ruang tamu, pompanya didalem sumur). kalau klep bawah bocor, air harus dipancing, ini ngeselinnya
Kl menurut sy Harus di itung efisiensi berdasarkan pemborosan tarif listriknya kl dibandingkan dengan pake pompa pendorong. Soalnya kl pake gambar ke 2, otomatis pengisian tandon jdi lebih lama karna air dari jetpum kepecah langsung ke pemakaian keran rumah, jadi listrik lumayan agk boros, makanya hrus d itung lagi kayanya waktu lamanya pengisian tandon berdasarkan tarif listrik saat keran dibuka bersama2, dibanding kl cukup pake gambar 1 tp ditambah pompa pendorong yg watt kecil ditaro di jalur keluar pipa bawah toren. Ini sih pendapat pribadi dan belum dilakukan perhitungan nya ya pak.hehe
Cara yg kedua switch cepat rusak, krna frekuensi pemakaian lebih sering....biasanya klo ingin kuat semburannya umumnya org pake pompa booster tambahan di output tandon..
Terimakasih sangat bermanfaat penjelasannya pak. Pak saya mau tanya dan semoga bisa dijelaskan di video berikutnya. Sumber air saya memakai pdam dan sumur, saya memakai 1 pompa untuk menyedot keduanya(pdam tidak bisa keluar jika tidak disedot).saya ingin memasang tandon agar pemakaian listrik tidak terlalu banyak. Bisakah dijelaskan bagaimana instalasi pipanya dengan menggunakan sumber dari pdam dan sumur, menggunakan 1 pompa, dan yang disimpan di toren adalah air sumur? Tolong digambarkan juga posisi stop kran, check valve dan peralatan lainnya. Terimakasih banyak sebelumnya pak
Masalahnya yknapa banyak yg ga pakae sistem ke2 yg notabene menghemat pipa dan instansi karena alasan penghematan jangka panjang. Karena sumur rata² sekarang rumahan minimal dalam 60 mtr untuk dapat air bersih. Nah jika jet pump di isi pressure akan mengkonsumsi daya listrik hampir 2x lipat. Maka oleh sebab itu akan lebih efisien jika instal extra pipa dan pompa bosster dengan switch flow bukan pressure switch. Begitu kira².
Cara kedua kelemahannya : Tandon air cenderung penuh terus, air jarang terpakai. Angkatan listrik lebih boros, karena frekuensi pompa lebih sering ngangkat ( sama seperti otimatis switch )
Mungkin bisa ditambahkan kran di pipa bypass supaya penggunaan pompanya manual saja hanya untuk ngisi tandon dan cuci mobil atau sesuatu yg membutuhkan pressure tinggi saja.
Utk instalasi piping line yg baru akan d pasang, inlet dr pump, pipa sesuai standart output pump yakni 3/4 dim. Sementara sy renc kan output dr toren ke distribusi gunakan pipa 1,5 dim hingga nuju keran menjd 1/2 dim. Connecting dg instalasi 1 pipa dr pump k toren, akan krg sesuai dg output pipa distribusi dr toren. (Tosen klep tdk se ukuran dg pipa inlet pump ke toren) Pertanyaannya ; Bgmn menyiasati agar tdk hanya lancar saluran air dr outlet pipa distribusi 1,5 dim, tp tekanan juga meningkat Note : Sy pakai toren d rooftop rmh, tinggi 5 mtr. Atas respon dan solusinya, tks
Kalau dari jet pump paling efektif di bypas karena tekanan air nya kencang dan kebanyakan sudah otomatis jet pump sekarang rata rata sudah otomatis cuma harus di pasang tabung karena kalau jet pump murah biasa nya gak di kasih tabung pressure tank
Assalammualaikum..pak tolong dibahas bagaimana pemasangan float switch/radar di pasang diatas sumur guna utk mengetahui air sumur sdh habis apa masih ada,apabila air sumurnya habis pompa akan mati dg sendirinya..saya tunggu pembahasannya dicanel video bapak,sekian saya ucapkan trimakasih..wasalam.👍
Kalau mau lebih hemat listrik pakai cara 1 saja,air ditampung terlebih dahulu di toren penampung yg sudah dipasang flow switch pelampung ON/OFF ketika terisi dan kosong untuk menghidupkan pompa air sehingga untuk pemakaian air dari toren saja! Gambar 2 saat pengisian ke toren sekaligus pemakaian air akan membutuhkan waktu yang lama ketika pompa air dihidupkan.
Bagus sekali sharing nya Pak. Saya mau tanya, kalo menggunakan metode gbr yg kedua, apakah harus menggunakan pressure switch pada pompa? atau bisa kah tanpa pressure switch pada pompa? tapi pada tandon nya tetap menggunakan pelampung model radar itu. Karena pertimbangan nya mungkin jika menggunakan pressure switch pompa, bs saja jd agak boros penggunaan listrik krn setiap menyalakan kran, pompa langsung menyala
Mana ada yg namanya tendangan air bro. Secara hitungan tekanan kolom air dalam ilmu fisika, tidak ada pengaruh dengan volume air di tandon. Tanya yg ngerti energi potensial air.
opsi kedua banyak kelemahan, keran dengan pelampung cepat rusak (tidak sampai setahun) karena tangkai nya bengkok. Harga keran mahal diatas 100 ribuan, dan kalau keran tersebut rusak, service nya susah banget karena letak tandon diatas rumah. Pompa juga akan sering cetak cetek karena jarak main pelampung kecil, air berkurang sedikit langsung memicu pompa hidup. Beban pompa berat karena harus melawan air yang turun dari tandon.
kerannya yg bagus dong, biar awet. beban pompa berat karena melawan air turun, ini pendapat yg kurang tepat, hanya mengandalkan perasaan tanpa perhitungan ilmu fisika
Kalo sy cenderung pake yg no. 1. kenapa? biasanya tekanan pompa lebih besar sehingga bisa merusak katup bola yg dipasang di tanton. itupun kalo air turun dibuka krannya pompa hidup lagi. lebih baik pake level switch (radar). jadi bisa kita stel ketinggian air tandonnya. kemudian untuk dari tandon ke kran gunakan pipa lebih besar namun ketika dikran pipanya mengecil. lebih mudah maintenancenya. jikalau ada kebutuhan air lebih deras untuk ke kran bisa tambahkan pompa tambahan tapi harus dibikin 2 jalur. 1 jalur untuk langsung ke kran yang satunya dibikin by pas ke pompa. tapi pompa tambahan pake tabung supaya tidak rusak.
gambar 2. tekanan air dari toren menyebabkan pompa lebih berat bekerja untuk mendorong air ketoren. jadi lebih boros listrik. gambar 1. air langsung dr pompa ke toren tanpa ada tekanan air balik dari toren .. mohon koreksi jika salah
Biasanya untuk mengakali air yg kelusr dari toren agar tetap kencang deras biasany tukang instal pipa yg keluar lebih besar pak, misal pipa yg masuk ngisi toren 3/4 keluar nya lebih besr 1-2"dim..kran tetap kecil.. kalau seperti itu bagaimana kira2 pak?makasih
Bagus bermanfaat 👍 ... dan mohon tanya. Apakah output dari tandon boleh ditambahkan tabung dan apakah hal tsb bisa memberi tekanan air ke kran? Matur suwun
Om makasih ilmu nya om🙏.ada ide atau masukan om buat saya yang lg bikin kos kosan ,kira2 ada 8 cabang kran,gimana biar gak perlu pasang toren terlalu tinggi dan air bisa kencang?saya masih buta tentang ilmu per kranan,makasih om sebelum nya semoga makin jaya om
Makasih ilmu nya pak...kalo boleh sy minta ilmu nya lagi pak....sy ambil air dr tandon wrg....n sy mau bikin tandon 2....1 tandon di bawah tanah 1 tandon di atas ....dan saya ada mesin 1 ..gimana solusi nya air bisa kencang bila di pake n irit listrik...mkasih sebelum nya
