Cerita ini berpusat pada kehidupan sehari-hari Keluarga Kang Parto dan Biyung Parti, sepasang petani yang bekerja keras di sawah, sambil berbincang dengan teman mereka, Dikin. Ketika mereka pulang, putri mereka, Jaenab (Jenny), memberikan pandangan kritis tentang pentingnya integritas dalam pemilihan kepala daerah, menolak suap dalam bentuk amplop dan sembako yang ditawarkan oleh calon-calon pemimpin. Jaenab menjelaskan konsep gratifikasi menurut hukum dan menekankan bahwa memilih pemimpin harus didasarkan pada rekam jejak yang baik dan bukan sekedar janji manis. Kunjungan Bu Hayati dan Bu Resapi (calon gubernur dan wakil gubernur) membawa pertanyaan untuk jaenab yang akhirnya membawa pesan moral tentang menolak segala bentuk suap untuk menjaga integritas dalam masyarakat.
#lombafilmpendek #kwarcabpurbalingga #anugerahkehumasancitrapariwarahutama #viral #fyp
20 окт 2024