Namaku Hara, Dahulu, saat aku masih bagian dari mereka, semuanya terlihat peduli padaku. Orang-orang itu selalu menceritakan pengalaman mewahnya, dan ketika mereka bertanya, "Bagaimana denganmu?", aku pasti akan menjawab hal yang serupa. Namun, itu semua berubah ketika kondisi keluargaku tak lagi mapan. Sejak itu, semua sosok yang kuanggap teman, perlahan menghilang. Mereka sudah tak lagi mau berinteraksi denganku yang tak "sebanding".
Sekarang, di sekolahku yang baru ini, aku malah menutup diri. Aku tak butuh teman selain diriku sendiri. Sampai, seorang pria berkenalan denganku. Namanya Rizal, awalnya kita hanya saling bertegur sapa, sampai aku yakin bahwa ia akan menjadi sosok yang menyelamatkanku dari lubang kesepian ini. Kadang terbesit dalam pikiranku, akankah ia menjauhiku apabila tahu kondisiku yang sebenarnya? Seperti orang-orang yang kukenal dahulu.
Dan sampailah pada suatu momen, ketika ia mengajakku berbicara empat mata. "It's OK to talk to me, Jangan pendam masalahmu untuk dirimu sendiri". Ya, pada akhirnya anak itu tahu. Air mataku berlinang tanpa disadari. Selama ini, tak pernah ada sosok teman yang benar-benar sepeduli ini padaku. Kupeluk ia dan kusampaikan terimakasih. Ia membalas dengan senyum seraya berjanji akan menolongku sekuat mungkin.
21 сен 2024