Mantap nih contentnya, udh ngasi banyak insight. Saya juga paham gimana perjuangan membangun sebuah channel sbg tech reviewer. Setelah membangun channel setahun, membuat dan mencoba berbagai macam content, akhirnya baru mulai di notice sama brand :p Pengen juga nih ikutan ngobrol suatu waktu dengan kalian berdua :)
Buat yang mau jadi gadget reviewer dan di masa depan bercita-cita ingin bekerjasama dengan brand, lalu berpikir untuk beli subcribers, bayar views pakai robot dll agar cepat di-notice oleh agency/brand, dan itu menjadi mapping kalian dalam menjadi gadget reviewer/youtuber/content creator, selamat. Kalian telah merencakanan untuk gagal. Ini gw ngomong bukan sebagai content creator, tapi dalam kapasitas gw sebagai pihak yg kerja (digital) agency :))) Kita tahu kok, bahkan ga perlu social media tools yang advanced yg biasa kita gunakan di agency. Ingat, angka dan statistik bisa dibeli. Usaha, kerja keras, determinasi dan konsistensi, itu yang ga bisa dibeli. Kesimpulan video: Ibro pantatnya belah empat.
*berdiri dan tepuk tangan* Semua yang diomongin memang benar adanya... Wisnu emang punya prinsip yg berbeda, makanya gw tiap kali wisnu upload video baru dan nongol di notifikasi, langsung gw buka!
Mungkin reviewer yang dimaksud adalah Om Herry SW? Oh ya, saya sebenarnya udah seneng sama dunia gadget sejak tahun 2000 an. Saat itu saya malah pernah mengoleksi Tabloid PULSA sampai 2 tahun lebih. Kebayang kan udah berapa tahun umur saya. Hehehehe.... Tapi semuanya berantakan karena ada masalah keluarga. Sekarang setelah udah agak stabil pengin juga jadi reviewer seperti kalian. MUdah-mudahan saya bisa memulainya segera. Sukses selalu buat Ibro Kumar dan Wisnu Kumoro !!!
Setuju semua gadget reviewer punya persona & pasarnya masing2. Gue inget waktu awal2 channelnya Putu Reza itu lebih banyak hp2 kelas atas & sobat hape itu lebih banyak hp2 low budget tp punya performa yg oke. Tp semakin kesini kita liat konten keduanya semakin beragam & sedikit bergeser dibanding konten2 mereka yg dlu ( walaupun tetap Putu Reza lebih cenderung ke hp2 flagship & Sobat Hape tetap dengan persona "kere" nya). Tp hal ini membuktikan bahwa mereka dpt tawaran kerjasama dari brand2 hp yg memungkinkan mereka membuat konten yg beragam seperti saat ini. Jadi sangat kecil sekali kemungkinannya kalau reviewer gadget khususnya yg subscribernya udah lumayan banyak itu ga dpt bayaran dalam bentuk apapun entah itu tawaran kerjasama, dipinjemin hpnya, atau sampai dikasih hp dari brand2 diluar sana.
Menurut saya channel yg g pernah dapat bayaran ya channel ny obat gaptek bang, soalnya review ny bang Nico itu selalu detail banget, dan dia kayaknya g peduli walau review ny sudah ketinggalan dengan channel lain yg bahkan sudah cukup lama meriview sebuah hape. Secara umur channel obat gaptek sudah lama, tetapi subscriber ny masih sedikit, padahal kualitas video ny sangat sangat bagus. Itu yg buat saya respect sama bang Nico dan Obat Gaptek.
dulu kayanya om mouldie sobat hape juga pernah bahas deh masalah endorse (CMIIW) ,kalo menurut w pribadi ga masalah kalo youtuber technologi dan gadget di endorse malah justru bagus artinya dia dipercaya oleh brand dan hal yang sah sah aja namanya kerja dan bner sama bung ibro bahwa para youtuber itu sudah bernilai sehingga mereka di lirik dan lihat brand, bahkan positifnya adalah ketika para youtuber di endorse bahkan sampe diajak pergi keluar negri artinya mereka dapet informasi yang lebih mengenai suatu brand dan kita para penonton juga dapet tambahan informasi,yang jdi masalah memang belakangan internet dan media sosial lebih dark dan negatif dalam penggunaan nya bahkan di indonesia, inilah sebabnya perlunya kedewasaan secara mental dalam diri seseorang buat mengenal dunia internet secara luas,semoga kedepannya wisnu kumoro dan ibro kumar dan juga reviewer technology and gadget indonesia bisa mencerdaskan warga indonesai,dan tetap fokus memberikan bukan hanya hibura tapi edukasi, thanks bang
Sapaham brooo.. channel saya bukan gadget reviewer tapi suka gadget, memang ada selipan unboxing, karena kebetulan aja ada yg bisa saya jadikan bahan belajar.. saya lebih nikmatin proses pembelajaran bagaimana cara bikin content yg baik, dari cinematography cara ambil gambar, ambil audio, editing, dan lainnya.. Salute untuk para content creator yg membuat content positif.. 🙏🙏🙏🙏
Saya pribadi sih ga terlalu peduli tentang gadget reviewer itu dibayar sama suatu brand, yang penting adalah kontennya sebisa mungkin harus objektif dan reliable. Oke, memang kita sebagai manusia punya preferensi atau selera pribadi sehingga kecenderungan untuk bias atau subjektif itu ada, tapi hanya karena kita memiliki kecenderungan itu, bukan berarti kita "mukul rata" semua review/analisis kita akan suatu produk dengan informasi yang bias. Setuju sama Wisnu dan Ibro, dibayar atau diendorse ga masalah, selagi kredibilitas masih ada. Sukses buat kalian berdua.
Mungkin cuman gua yang baru komen di video ini setelah beberapa tahun video ini di upload, karena gua baru mengikuti chanel youtube gadget baru" ini, dan gua sangat suka dengan pembawaan seorang David Brendi dan WIsnu Kumoro. Lu dan David Paten bang, jalan dan prinsip hidup lu dalam dunia youtube, gadget, maupun dunia nyata. Jujur, apa adanya, gak ikut" orang, bodo amatan, cuek, dan santai dengan kehidupan orang lain. gua belajar banyak dari seorang Wisnu Kumoro gak cuman soal gadget, tapi Kehidupan. Thanks Bang Wisnu Kumoro, gua tunggu video" selanjutnyaa..
Mantap, youtuber yang mendidik..nasehatnya bagus..Saya setuju dengan mas ibro dan wisnu..mudah2an semakin banyak anak2 muda di Indonesia ini yang berpikir seperti kalian. Negara yang maju adalah negara yang penduduknya kreatif dan berpikir positif. Siaran TV negara kita masih sangat banyak di penuhi dengan acara-acara yang kurang mendidik..sehingga masyarakatnya dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang negatif. Kapan kita akan maju jika mayoritas penduduknya adalah orang-orang yang hanya bisa mengkritik dan menghujat orang lain tanpa memikirkan apa yang sudah dihasilkan oleh diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.
sekali2 tolong dong, gadget reviewer alliance ini bkin semacam workshop/seminar bagaimana membuat konten yang baik, klo ada sy akan senang untuk bisa menjadi peserta workshop tsb, agar suatu saat pas bkin konten bisa menjadi konten creator yang baik dan bermanfaat, dan tidak salah langkah mengambil jalan pintas yang akan menghancurkan diri sendiri
Pikiran negatif disebarkan bukan karena memiliki pengetahuan atau karena ketidaktahuan tapi karena kebiasaan. Membiarkan diri sendiri terus di ranah negatif. Sesekali sangat penting untuk mempelajari sebuah seni untuk bertindak masa bodoh. Masa bodoh akan menjadi seni yang relevan untuk menghadapi ketidaksukaan terhadap sesuatu.
Suka banget sama video ini. Setuju banget sama poin mulai 11:48 Apalagi kalo memandangnya secara komprehensif ga terbatas di dunia review gadget aja. Ini ngasi jempolnya ga bisa sekaligus 4 yak?
Diatas langit masih ada langit...tapi seseorang yg mau mengakui dirinya punya kekurangan dan tidak malu untuk bilang "I am so sorry" its great and nice person
koreksi klo saya salah : bukankah bang wisnu kumoro resign jadi PNS utk fokus jadi youtuber? yg notabene mmg cari uang dari uang adsense sebagai ganti salary pns.
Gw gk cuma ngefans sama chanelnya tp juga prinsip sama attitudenya... Apa lagi pas mutusin resign dari kantor... Gw gak abis pikir... Huhuhu gw yakin sih gak cuman cover... Semoga makin sukses
Ok banget nih konten nya... Jujur gua paling seneng sama brand Samsung. Tapi bukan berarti gua ngerendahin brand lain seperti Huawei Xiaomi Oppo Vivo iPhone dll. Gua nonton gadget review buat ambil informasi perkembangan dunia gadget ..
Dari sini kita bisa tau kalo banyak orang indonesia yang kejiwaannya terganggu, gw juga heran sih kok bisa ada orang yang nonton review cuma cari pembelaan dimana mereka nunggu momen brand yang mereka benci atau mereka sukai dapet hinaan atau pujian. Bukan karena mereka pengen tau 24:47
Setuju bang WK dan bang Ibro 😎 bagi saya, individu yang fanatik terhadap brand / kelompok sampai membela mati-matian apalagi merendahkan brand / kelompok lainnya adalah sampah masyarakat. Indonesia harusnya bersih dari individu seperti itu. Indonesia butuh lebih banyak generasi cerdas macam bang WK dan bang Ibro. Terima kasih sudah jadi referensi tuk jadi generasi cerdas 🤗
Keren bgt duo abang ini, terima kasih advicenya bang, ini jdi membuka pikiran kita tentang tech reviewer dan menjadi motivasi jg agar bisa membuat video yg lebih berkualitas lagi
Saya salah satu dr viewer yg tertarik untuk ikut mengulas gadget juga, tp saya juga tau apa kekurangan dan kelebihan saya Saya juga org marketing jd saya sangat paham apa yg mas wisnu sama cak ibro katakan di video diatas Jujur saya tertarik untuk jadi salah satu reviewer gadget karena pasar ini ga akan ada matinya tp orientasi saya disini bukanlah uang tentunya, saya juga ingin melihat sejauh mana kemampuan interpersonal saya Jadi saya salut bgt sama prinsip kerja mas wisnu sama cak ibro yg berani blak blak an seperti ini, semoga makin sukses, bisa terus memberikan informasi ke semua pihak yg membutuhkan 🙏
Dr semua gadget review so far wisnu kumoro sih yg kontennya emang campuran bgt 😂 sama kayak konten w. Bikin video ga cuman di satu jenis. Tp w suka sama setiap kontennya karena variatif aja. Semua reviewer punya karakteristik masing2 sih. Good job bang 👍
sy tonton videonya smp habis, bahkan bukan skip, malah sy rewind2 supaya nangkep betul apa yang diomongin, baik yang serius maupun yg kocaknya.. tapi kenapa ya, wisnu kumoro ini seneng bgt bahas2/bully putu reza? ada apakah gerangan?
saya suka teknologi dan saya suka update informasi terbaru tentang teknologi yang ada saat ini, salah satu cara saya dapat informasi tersebut ya dari channel para tech reviewer ini, karena kalau menurut saya informasi yang didapat bisa lebih sesuai/cocok dengan apa yang diharapkan oleh kita sebagai pengamat/konsumen teknologi (gak terlalu formal) dibandingkan kalau harus baca lewat media, plus ada tambahan hiburan receh-receh gitu wkwkwk.... tetep semangat buat Cak Ibro, Bang Wisnu dan para tech reviewer lain, tetep jaga integritasnya karena kita butuh konten yang netral bukan yang memihak ke salah satu fanboy apalagi brand kalau memihak ke konsumen boleh kali ya, wkwkwk..... 😂😂😂
Matur suwun bang nunu si kembarannya teman saya namanya iqbal faizin..dari anda kita belajar banyak hal yg belum semua org tahu..perbanyak konten kaya gini.. Btw london story part 2 tolong disegerakan...masa molor trus kaya undangan nikahan mu bang...hahaaayy #bercanda bang
"Dibayar tidak lantas berbohong", setuju. Tetapi ketika seseorang dibayar untuk melakukan review, atau ketika seseorang diberikan kesempatan melakukan review setelah disponsori oleh sebuah brand maka objektifitasnya bisa dipertanyakan, apakah pendapat/kesimpulan si reviewer ini autentik atau tidak -apakah posisi si reviewer ini masih pro ke user/consumer atau lebih pro ke brand (merangkap sebagai PR). Wajar saja kalau seorang konsumen atau seorang calon pembeli mempertanyakan apakah review yang diberikan oleh reviewer itu murni pendapat pribadi (tanpa pengaruh atau tekanan pihak luar) atau campuran antara opini pribadi + pesanan dari brand. Wajar juga kalau penonton menanyakan sumber produknya, apakah beli sendiri dengan uang sendiri atau pemberian dari brand, dan bagaimana hubungan antara si reviewer dengan brand dari produk yang di-review tersebut? Apakah jalinan hubungan tersebut memiliki pengaruh terhadap penilaian si reviewer terhadap barang yang di-review-nya? Itu semua bisa jadi faktor yang menentukan objektifitas seorang reviewer dan bisa jadi bahan evaluasi oleh penonton ketika menonton sebuah review. Just my 2 cents.
Bagaimanapun juga, review gadget sifatnya adalah subjektif, bukan objektif. Review sangat erat berkaitan dengan selera/impresi dan preferensi seseorang terhadap suatu produk/gadget. Gimana mau sama antara orang satu dengan yang lain? Atau masih "mengharamkan" sebuah merk memilih seorang gadget reviewer jadi endorser produk gadget? Kalau gitu sama aja percaya kalau Natsha WIlona pakai Advan..hehe
@@abazlu6866 "review gadget sifatnya adalah subjektif, bukan objektif" Ya tidak selalu. Ada orang yang cuma jadi seasonal reviewer yang cuma me-review barang setiap beberapa waktu sekali atau setiap ada event tertentu saja atau setiap kali punya barang yang baru dibeli saja. Kalau dia sudah nabung 2 tahun dan akhirnya beli iPhone terbaru dan dia suka sampai mati, ya bisa dipahami kalau reviewnya bias/subjektif. Tapi reviewer yang tipe seperti itu beda dengan reviewer yang berkelanjutan atau yang sudah jadi perkerjaan. Misalnya ada dua contoh umum yang sederhana seperti ini: 1) "Gadget ini desainnya tipikal dan sudah sangat umum ditemui di merk lain, tidak ada perubahan signifikan dengan desain rilis tahun lalu. Kalau Anda tidak mempermasalahkan desainnya silakan dipertimbangkan." 2) "Gadget ini desainnya lumayan bagus, saya suka. Saya rekomendasikan ini buat Anda." Seperti yang sudah dijelaskan di videonya, "objektif itu segala sesuatu yang berdasarkan data". Dan perbedaan utama dari 1 dan 2 adalah niatnya. Yang 1 memaparkan data dan terkesan memberikan keputusan akhir kepada penonton, sedangkan yang 2 lebih menonjolkan selera pribadi reviewer. Ya memang sih opini atau selera pribadi atau preferensi dari reviewer ini tetap ada value-nya, dan bisa dianggap genuine/autentik juga. Tetapi sekali lagi, apa dasarnya? Karena memang murni suka, atau karena hal lain? Seseorang yang punya preferensi tersendiri dan bias dengan reviewnya itu tidak salah dan hal yang wajar. Ada yang bias ke brand xyz karena memang pernah punya pengalaman baik dengan brand 'xyz' tsb ataupun bisa jadi bias ke 'xyz' karena punya pengalaman buruk dengan brand 'opq', misalnya. Bias karena kedua hal itu masih bisa dikatakan genuine, tapi kalau yang jadi faktor utama menjadi bias adalah bayaran? Kira-kira bagaimana menurut Anda? Kira-kira kalau Anda mau beli produk dan melihat review adalah sesuatu yang penting sebelum membeli sesuatu -Anda pilih rekomendasi dari reviewer independent yang tidak dibayar dan memaparkan data yang faktual atau rekomendasi dari reviewer yang dibayar sama brand dari produk yang di-review? Objektif bukan berarti harus seragam, tapi umumnya ketika sebuah perangkat dinilai secara objektif maka hasilnya kurang lebih akan sama/mirip dengan yang lainnya. Menurut saya membuat review itu sama seperti membuat audisi, produk yang di-review jadi kontestannya dan reviewer jadi jurinya. Nah, pertanyaannya, kira-kira kualitas seperti apa yang harus dimiliki oleh seorang juri untuk bisa diandalkan dan kredibel? Siapa yang "mengharamkan"? Meng-endorse barang dan dapat bayaran dari situ juga salah satu cara cari uang yang halal kan. Masa mau diharamkan 😅 Natasha who?
Gadget reviewer yg ga dibayar? setelah nonton ini, kayaknya ga ada deh. Tapi yg paling mendekati, kayaknya bangripiu. hehe udh nyoba jadi vape reviewer. bahkan ngambil konsep nya WK dari #curhatgadget jadi #curhatvape Tapi daripada bikin viewers sakit mata, jadi kayaknya harus stop dulu. dan bikin 'preparation' lebih mantap. thanks bang WK dan bang ibro untuk advice nya. LOVE❤️
BUSET AING LUPA PENCET SUBCRIBE pantesan gak ada notifiasi. Sering-sering, buat video seperti ini, banyak ilmu/arahan yg saya dptkan, bentar lagi saya mau buat channel, gear udah kebeli tinggal shoot dan upload.
penonton di indonesia banyak yg ga mencermati seluruh isi video biar ga gagal paham... jangankan isi videonya, judulnya aja ga diliat.. suka banyak kan yg komen "wah koq yg disebutin yg bagus2nya aja sih?!" atau "ah masa ni hape ga ada minusnya sih.." dan mereka komen gitu di video UNBOXING atau HANDS-ON yang mana pegang hpnya aja ga ada 12 jam.. apalagi pas hands-on di acara launching.. ya pasti si pihak brand ngasih taunya yang bagus2nya doang lah.. dan cuma itu aja info yg baru kita tau.. sisanya harus dipake dulu baru ketauan jelek2nya apa, dll.. ya ibaratnya ngenalin bang ibro ke org lain.. pasti disebutin yang baik2nya dulu.. dan kita belum tau apa2 soal bang ibro.. tapi setelah lama kenal baru deh akan ketauan pantatnya belah 4.. :V
Reviewer (tidak hanya sebatas di RU-vid tapi juga di blog) hampir pasti pernah dapat bayaran dari brand (bukan cuman brand hp) dan bentuknya bukan uang atau hp gratisan, bisa juga konten sponsor atau bayaran dalam bentuk lain. Dan menurutku, tidak ada yang salah soal mendapat bayaran dari Brand. Mau bagaimanapun, konten kreator sama seperti profesi lainnya seperti MC, pelukis, desainer, programmer, dan lainnya terlibat dalam sebuah industri.
Great content! edukatif! tapi ga akan ngaruh sama orang² yang mental "pamer" sepertinya.. anyway, kalo bikin content tentang industri content secara umum disertai step atau fase yang harus dilewati kayaknya bagus juga..
Q jg seorang review 😀. Q jg lbh pntibg Hobby sm u cara gambarkan gdget dgn cra review. Cm skrng lg off u gdget krn cekak Di dana dan jual gdget lg g gampang😀. Mkny q dr event2 Dr brand2 hp dr3 fans u ikut gathering 😀. Dsna liat para youtuber jd Wow 😀. Trutama diajak Dr 11 Pro itu 😀. Cm q rspek sm klian2. G gmpang jd youtuber sejati 😁 drpd cm sekedar isu2 😀. Ttp smngat bro. Kpan2 pngen foto2 sm klian 😀
Jadi reviewer itu kalau mau enak ya di kota kota besar (Jawa , Jakarta) nasib yang di kalimantan susah , event2 tekno pun jarang di daerah selain jakarta jawa dkk
Semua bidang juga kita harus punya value yang bagus, saya di programer, teman saya masuk kuliah sama, lulus sama tapi proyek yang teman saya tangani ada banyak, sedangkan saya sedikit.. artinya value teman saya lebih bagus dari pada saya. Dan saya harus bisa punya value yang lebih baik dari teman saya
Gua emosi bang sama iklan di videonya... Banyak banget... Wkwk tapi gua suke kontennya... Point plus dari channel lu bang... Konten2 kayak gini yg menjadi alasan gua masih bertahan buat nontonin video lu... 👍👍👍👍👍
"Let's keep our tantrum offline" - Om Wahyu "Pinot" Ichwandardi. Because too many negativity in online world nowadays. Pikiran/energi negatif kalo kesebar cepet banget merembet ke mana-mana 😥
Gk hanya tech reviewer, gw ngeblog juga gitu traffic gak sekenceng bahas politik apalagi berita hoax, udah 2 tahun ngeblog eh tiba2 ada brand ngajak kerjasama. Sejak itu gw percaya angka bukan segalanya, yang penting kredibilitas dan ketekunan membangun self branding. Caaah mong opooo aku iki .-.
