Kalau GKR Mangkubhumi jadi pemimpin Kasultnanan Ngayogyakarta Hadiningrat selanjutnya, maka adalah suatu KESALAHAN bagi narator dalam video ini yang menyatakan bahwa GKR Mangkubhumi menjadi raja perempuan KEDUA di Jawa sebab: 1. Pada tahun 1429 hingga 1447 Kemaharajaan Majapahit (Wilwatikta) kembali dipimpin oleh seorang raja perempuan yang bernama Prabhu Sri Suhita atau yang bergelar Bhatara Hyang Parameswara Ratnapangkaja; 2. Jauh sebelum Kemaharajaan Majapahit (Wilwatikta) berdiri, yakni pada tahun 674 hingga 695, Kerajaan Kalingga yang berpusat di sekitar Pekalongan dan Jepara dipimpin oleh seorang raja perempuan yang bernama Sima atau yang bergelar Sri Maharani Mahisasuramardini Satyaputikeswara Artinya masih ada 2 (dua) orang raja perempuan yang pernah bertahta di Jawa selain Dyah Gitarja atau yang bergelar Sri Tribhuwanotunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani
sekali lagi para komen ini sejarah jawa indonesia nggk ada hubunganya arab maaf kalo terlalu tegas banyak yg sudah pada salah arah menuntun ke arab ingat leluhur sendiri.
Leres sanget, bahkan lepas dari pihak benar atau salahnya, tetapi sejarah Islam awal juga mencatat bagaimana Aisyah ra istri Rasulullah Saw juga pernah memimpin perang. Tidak ada larangan bagi perempuan untuk memimpin. Kemudian Raziyyatud Din yg menjadi Sultanah di Delhi, India (1236-1240). Kemudian Kesultanan Aceh Darussalam juga pernah dipimpin empat sultanah (sultan perempuan) yaitu Sultanah Safi'atuddin (memerintah 1641-1675), Sultanah Nurul Alam Naqiatuddin Syah (1675-1677), Sultanah Inayah Zakiatuddin Syah (1677-1688), dan Sultanah Kamal Zainatuddin Syah (1688-1699). Pada saat itu kedudukan Sultanah adalah benar2 sebagai raja/ratu yang absolut.
@@nawanto2011 menurut Penilaian Saya Tetep ada masalah/Semacam Problem,,dan Mungkin Sultan sendiri tdk serta merta langsung mewariskan begitu saya agar putrinya jadi seorang Raja/Ratu penggantinya...dan itu masih butuh banyak Referensi karena Wanita...Mungkin saja
@@nawanto2011 bagaimanapun gelar sultan/raja di keraton tetap gak seperti jika dia Lelaki...Kalau Wanita ya kurang tau,sebab manusia tadi ada pro dan kontra hehe
# SAYA SANGAT2 SETUJU 100% !!#* SAH SESUAI #SABDA RAJA HB X !#* SEMOGA TERJDI!!#TERJADILAH SE- SUAI KEHENDH TUHAN YG ESA !#* ADIL MAKMUR SEJAHTERA YOGYA!KE2# MENGACHIRI ONTRANG2 DRI SEMUA ADIK2 SULTAN HB X !#* INI BUAT WARGA KAWULA YOGYA* BUKAN UTK #INDIVIDU2 PRIBADI!#
Kraton jogja dipimpin wanita gx masalah....asal adil jg mngayomi...inggris jg ratu elisabet..megawati jd presiden...ratu kalinyamat jg wanita.....mbah nyai roro kidul jg wanita...
ketetapan yang terjadi semua masih misteri tetapi dalam perubahan zaman bisa terjadi dalam perubahan siapa bakal menjadi penerus raja kraton ngayogyokarto hadiningrat
bisa saja asal semuanya sepakat..dan rubah undang2 yg ada di kraton yg mengatur pergantian raja harus laki2...,dan di ganti laki2 atau perempuan bisa jadi pemimpin kerajaan...,krn semua aturan dan undang2 itu buatan manusia...,yg tdk boleh di rubah itu aturan dan undang2 dari tuhan (syariat agama)..
Maaf, setahu saya yang jadi Raja laki-laki dan pemilihan dilakukan oleh pihak keluarga kraton. Seperti HB X juga yang mengangkat saudara-saudaranya melalui musyawarah. Dan keturunan Raja Jogja mulai dari HB I sampai IX yang memiliki para Pangeran. Maaf. Barokallahu fikk. Syukran.
Min, arca nya salah tu. Itu arca Prajnaparamita, pengagambaran ken dedes. Ratu tribhuana digambarkan sebagai dewi Parwati. Perbanyak lagi literasi nya.
Mungkin... Karena selama ini sebelumnya.. sudah ada 4 ratu.. tapi yang jelas 2 keberadaan nya.. ratu sima(jejaknya/peninggalanya blm jelas).. Pramudya Wardani.. dan baru Dewi kilisuci&tribuana Tungga Dewi (yang lebih jelas sejarahnya).. mungkin bisa.. titisan 2 ibu tersebut..😂😂😂 sok tau ini kayaknya..😂😂❤❤
Pemerintah RI mengakui eksistensi gelar Sultan Yogyakarta melalui UU Keistimewaan Yogyakarta . Gelar tersebut adalah Abdur Rahman Sayidin Panatagama Kalifatullah yang artinya Sultan sebagai pemimpin Agama Islam dan Pelindung Agama Islam . Dalam ajaran Agama Islam , hal tersebut adalah tanggunggung jawab pria ( Sayyidin adalah Bahasa Arab yang artinya pria terhormat ) , tidak boleh menjadi tanggung jawab wanita . Setiap monarki di dunia ini berpedoman pada agama tertentu , karena raja / ratu bertanggungjawab kepada Tuhan . Oleh karena itu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berpedoman pada ajaran Agama Islam . Bila sistem patriarki diubah menjadi sistem matriarki , maka akan terputus nasabnya berdasarkan ajaran Agama Islam .
Gajah jada Sumpa palapa bukam palopo, Smpah palapa Ada kaitannya huruf Jawa 11 10 11,11 PP patokan pedoman, 10LA lakuning berjalan (Tarekat) perjalanan menuju ketenangan, 11PA pangeran tuhan pengayoman. Ada hubunganya NKRI panca sila UUD194&5 dipratekkan dan diJalankan biar bisa mengenal tuhan yang disebut tuhan Allah.,Nwn. Nwn.
Baru denger ramalan jayabaya nyampe bahas kesultanan yogyakarta😂 btw ramalan jayabaya bahas juga ga yaa tentang presiden ke 8 indonesia itu siapa😊 jadi penasaran
Kalo dalam sejarah kerajaan mataram s/d kesultanan Yogyakarta blum pernah ada raja wanita/sultan wanita..berarti UU dlm kesultanan Yogyakarta harus dirubah..
kak aya mau kasih tahukalau tri buana tungga dewi itui ingin di pangil bestie karena ia banyak orang bilang besta bestie dan saya sudah tahu suara tribuana tungga dewi karna aku pernah di rasuki ia dan dia suka makan permen kak itu saga yang bisa saya kasihtahu untuk merahasakan itu semua
Keputusan ada d GKR Pembayun, mw lanjut mnerima Wahyu Kraton atau tidak biarpun sdh dinobatkan sbg Putri Mahkota dgn gelar GKR Mangkibumi. klo blio legowo, memahami Paugeran Riwayat Suksesi Mataram Islam yg dibangun oleh para leluhur Mataram Ki Ageng Pemanahan, Ki Ageng Giring, Psnrmbahan Senapati demi wibawa Mataram dan.leluhur, harusnya mundur alon-alon, ngendiko kaliyanBapak, Bapak masih py saudara Laki2. dan ini pernah terjadi saat ISKS HB V digantikan Adiknya yaitu ISKS HB VI. garis keturunan.laki2 msh terjaga sesuai dgn Paugeran.
Sah sah saja Yogyakarta punya Ratu. Kan juga banyak negara negara besar dan sukses kepala negaranya adalah Ratu. Contohnya ratu Inggris Ratu Belanda dll. Indonesia sendiri juga pernah punya kepala negara perempuan yaitu presiden Megawati Soekarnoputri
Patih Gahah mada,Sumpah palapa bukan polopo Ada kaitanNya HURUF JAWA, 11 10 11, honocoroko, 11 PA. patokan pwdoman. 10 LA lakuning berJalan perjalankan (TAREKAT)menuju ketenamgan. PA. Pangeran tuhan pengayoman, Gajah Mada seOrang Jawa.👍🙏..
kok saya skeptis ya kalau sultan selanjutnya adalah perempuan, menyalahi aturan budaya dan agama padahal kan kesultanan yogyakara berbasis islam, dan saya rasa gkr kurang capable untuk jadi gubernur kiprahnya biasa saja tidak ada yang spesial, mending selanjutnya gubernur yogyakarta di pilih melalui pemilu saja
Pemerintah RI mengakui eksistensi gelar Sultan Yogyakarta melalui UU Keistimewaan Yogyakarta . Gelar tersebut adalah Abdur Rahman Sayidin Panatagama Kalifatullah yang artinya Sultan sebagai pemimpin Agama Islam dan Pelindung Agama Islam . Dalam ajaran Agama Islam , hal tersebut adalah tanggunggung jawab pria ( Sayyidin adalah Bahasa Arab yang artinya pria terhormat ) , tidak boleh menjadi tanggung jawab wanita . Setiap monarki di dunia ini berpedoman pada agama tertentu , karena raja / ratu bertanggungjawab kepada Tuhan . Oleh karena itu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berpedoman pada ajaran Agama Islam . Bila sistem patriarki diubah menjadi sistem matriarki , maka akan terputus nasabnya berdasarkan ajaran Agama Islam .
Pemerintah RI mengakui eksistensi gelar Sultan Yogyakarta melalui UU Keistimewaan Yogyakarta . Gelar tersebut adalah Abdur Rahman Sayidin Panatagama Kalifatullah yang artinya Sultan sebagai pemimpin Agama Islam dan Pelindung Agama Islam . Dalam ajaran Agama Islam , hal tersebut adalah tanggunggung jawab pria ( Sayyidin adalah Bahasa Arab yang artinya pria terhormat ) , tidak boleh menjadi tanggung jawab wanita . Setiap monarki di dunia ini berpedoman pada agama tertentu , karena raja / ratu bertanggungjawab kepada Tuhan . Oleh karena itu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berpedoman pada ajaran Agama Islam . Bila sistem patriarki diubah menjadi sistem matriarki , maka akan terputus nasabnya berdasarkan ajaran Agama Islam .
@@muthiah9693 Sepakat, tapi rasanya menurut sudut pandang saya kurang tepat mas. Kalau mau dibawa ke ranah agama, Aceh juga agamis baik sama ataupun lebih dari Kesultanan Nyayogyakarta Hadiningrat. Kesultanan Aceh Darussalam, pernah dipimpin oleh beberapa Sultanah yang mashyur. Jadi menurut saya, gender tidak mempengaruhi masalah memimpin sebuah Monarki, memang ada hal-hal khusus mungkin yang memang tidak bisa dipimpin oleh perempuan, tapi bukan berarti perempuan tidak boleh memimpin. Bahkan dalam perjanjian Ki Ageng Mangir dan Ki Ageng Pemanahan juga tidak ada dibahas masalah gender. Apalagi di era modern seperti sekarang ini, dalam dunia modern perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama. Dalam Surah An-Naml Ayat 23 dijelaskan Ratu Balqis pernah memimpin Negeri Saba’ (Yaman) pada masa Nabi Sulaiman AS, merupakan salah satu contoh bahwa Islam tidak melarang perempuan untuk mengambil peran menjadi seorang pemimpin dalam sebuah komunitas publik.
@@muthiah9693 Jadi, sebenarnya masalah perempuan tidak boleh memimpin itu ada dua faktor. Pertama adalah faktor kultural yang mana wanita masih banyak yang menarik diri dalam partisipasi menjadi seorang pemimpin, dan banyaknya anggapan negatif jika wanita menjadi pemimpin, bukan dari sudut pandang agama.
Siapapun yang mau jadi raja Monggo mawon. Saya asli Yogyakarta, kayaknya nggak ngaruh siapapun rajanya. Hidup dan mati milik Allah, kalau mau makan minum ya kerja bukan minta pada raja. Tapi saya menghormati.
Tatanan Kraton Ngayogyakarta ada 2 berpadu disitu, Jawa dan Islam. Sebagai kiblat / panduan sosok pemimpin, Kraton menggunakan paugeran agama yaitu pemimpin lebih baik laki-laik.
Pemerintah RI mengakui eksistensi gelar Sultan Yogyakarta melalui UU Keistimewaan Yogyakarta . Gelar tersebut adalah Abdur Rahman Sayidin Panatagama Kalifatullah yang artinya Sultan sebagai pemimpin Agama Islam dan Pelindung Agama Islam . Dalam ajaran Agama Islam , hal tersebut adalah tanggunggung jawab pria ( Sayyidin adalah Bahasa Arab yang artinya pria terhormat ) , tidak boleh menjadi tanggung jawab wanita . Setiap monarki di dunia ini berpedoman pada agama tertentu , karena raja / ratu bertanggungjawab kepada Tuhan . Oleh karena itu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berpedoman pada ajaran Agama Islam . Bila sistem patriarki diubah menjadi sistem matriarki , maka akan terputus nasabnya berdasarkan ajaran Agama Islam .