Iya sih, untuk catatan keuangan memang harus didokumentasi berdasarkan sebelum dan sesudah redenominasi biar gk salah, kalau perlu bisa juga pembukuan 10 tahun sebelumnya itu diedit ulang jadi sesuai nilai redenominasi, yah banter2 auditor2 pada kerja rodi lah berapa hari. Tapi yg susahnya sih masalah inflasi, soalnya nilai yg paling kecil setelah perubahan itu kan 1 sen = 10 rupiah, berarti 1 rupiah sekarang itu bisa jadi gk dicatat lagi, sedangkan untuk pemasok skala besar nilai 1 rupiah itu juga bernilai sekali (misal ada berjuta2 produk, coba saja kalikan dengan 1 rupiah) jadi memang pasti ada inflasi yg merembet ke lini2 produksi dan dagang lainnya karena harus dibulatkan ke atas. Belum lagi masalah sosialisasi, banyak penduduk yg susah bgt kalau disuruh mengubah cara pikirnya karena sudah biasa dengan rupiah sekarang, sedangkan nanti harus menghilangkan 000 belum lagi merubah jadi sen, pasti ada juga yg bakal ngambil kesempatan buat berbuat jahat ngibulin org2 yg masih belum ngerti jelas tentang redenominasi.
Secepatnya. Bertahap....seratus ribu dulu diikuti yang lainnya. Kan jumlah uangnnya tetap..... begitu aja kok repot. Harus negarawan sejati yg memajukan bangsa yang berani.
Pengetahuan redenominasi rupiah ke masyarakat dulu yang harus jelas dan diterima, baru cetak uangnya dengan continuitas dan sosialisasi dengan menset masyarakat yang baik.
Kalau untuk perbankan dan perkantoran hanya pihak perbankan dan perkantoran yg ahlinya mengatur jumlah 0. Tapi untuk pengenalan di masyarakat bisa diterapkan 2 langkah transisi Pertama, Misal hanya merubah digit uang 1000 jadi 1K dengan fisik uang yg sama. Berlaku kelipatan nominal yg lain. Kedua, Menunggu uang 1000 habis ditarik ke BI dan yg beredar 1K. Selanjutnya bisa menghilangkan K di belakangnya menjadi 1 dengan tidak merubah bentuk fisik uang tersebut, berlaku untuk nominal kelipatan yg lain. Tujuannya agar masyarakat nggak terlalu bingung. Karena setiap masyarakat pemahamannya berbeda beda. Ada yg cepat tanggap ada yg kurang tanggap. Kalau dari 1000 langsung ke 1, bisa jadi kemungkinan banyak yg kaget dan bingung. Untuk penarikan uang lama di butuhkan kerja sama semua bank dan perusahaan di seluruh Indonesia dimana mereka berusaha untuk membantu menyetorkan ke BI, agar BI bisa mengeluarkan uang baru tersebut untuk menghindari inflasi
Kebijakan redenominasi malah akan memperparah inflasi yang sedang menimpa perekonomian Indonesia. Kebijakan ini wujud kelabakan pemerintah dalam menangani inflasi keuangan Negara. Ini akibat dari lalai dalam memaksimalkan produk barang dan jasa selepas wabah covid dan malah menjadikan Bansos sebagai upaya peningkatan ekonomi. Kalau mau ekonomi kita pulih, seharusnya pemerintah memaksimalkan produk barang dan jasa. Dan untuk sementara stop pencetakan mata uang. Bansos sesungguhnya bermanfaat untuk pelaku UMKM sebagai sendi perekonomian bangsa jikalau proses penyalurannya sekaligus atau tidak bertahap. Sehingga uang bantuan itu benar-benar bermanfaat sebagai modal usaha. Tapi karena penyalurannya bertahap bansos malah mengakibatkan peningkatan daya konsumtif masyarakat dan malah melumpuhkan sumberdaya produksi barang dan jasa.
Redenominasi pasti akan membuat rupiah inflasi. Jadi yg punya banyak duit pasti akan mengamankan hartanya lewat menukar rupiah ke emas, mata uang asing dsb.
Wacana mulu, udah 2 pergantian presiden, tetep aja bertanya kapan pantes diterapkan. Tapi tetep aja tak dijalankan. Katanya saat perekonomian negara stabil, redenominasi rupiah bisa dijalankan, nah 10 tahun masa pemerintahan pakde yg mengklaim pertumbuhan ekonomi yang stabil, pertanyaannya, kenapa gak dijalankan program redenominasi rupiah ini. Wacana doang.. Jujur malu banget sama masyarakat dunia, nilai tukar dollar ke rupiah, amat sangat buruk... dimana² 1 dollar tak lebih dari 10/dollar mata uang negara lain, nah ini 1 dollar =Rp.16.500 memalukan....
Indonesia tdk akan mampu dan membuat sesuatu kebijakan tanpa melakukan riset dan tidak ada kemampuan para pejabatnya banyak anggan tetapi Implementasi dilapangan ketika dilapangan amburadol
Lucu bgt negara ini . Rupiah jeblok . Pdhal rupiah bisa pakai gold emas atau tanah jarang . Padahal Indonesia memanfaatkan emas dan tanah jarang seperti nikel yg rame ini . Harusnya rupiah perkasa mengalahkan dolar yg cuma FIAT money .