Renungan Persekutuan Doa (Rabu, 14 Desember 2022)
Isi renungan telah didiskusikan dengan Hamba Tuhan GKKK Pontianak Ev. Fandy Liferdy
Konflik:
Bahaya perpecahan dari dalam, baik itu dari hidup cemar, perlemahan iman atau perpecahan jemaat.
Melihat secara eskatologis, konflik 1 Tes 4:13 yaitu ada kondisi dukacita.
Dalam Budaya Religi Yunani Kuno, kesalehan (eusebeia) salah satunya diukur dengan mengenang orang yang telah mati dan kematian "dikalahkan" bukan oleh dewa/Tuhan, tetapi oleh pengaruh kenangan/ingatan orang. Jika tetap dikenang maka akan terus bertahan di surga, sehingga "mewajibkan" orang untuk terus mengingat yang telah meninggal.
v.16
Sukacita (chairo) = perasaan senang/bahagia tapi aksinya tidak diketahui;
Sukacita bisa didapat dari tindakan benar dan salah, berbeda perspektif sukacita roh atau daging.
Bagaimana sukacita roh?
Secara praktis, yaitu mengingat telah mendapat status "anak-anak Allah", berarti dapat selalu berelasi dengan Bapa melalui doa (Pantote khierete).
v.17
Adialeiptos prosevkhieste = tanpa gangguan/jeda (seperti garis lurus, tidak putus-putus); doa = berbicara dengan Allah, terhubung setiap waktu.
Doa sangat erat dengan permintaan.
Mat 7: 7-8 berbicara perihal pengabulan doa,
Mat 7: 9-11 berbicara akses/fasilitas meminta dan dikabulkan itu didapat ketika menjadi anak Bapa;
Perlu pahami tentang keinginan surgawi dan pemenuhan kebutuhan mendasar, bukan hal duniawi / ego pribadi.
Berdoa adalah tentang menyelaraskan kembali hidup kepada firman Tuhan dan mendapatkan kuasa Allah untuk memperbaikinya.
v.18
Apa kehendak Allah?
Kehendak-Nya adalah mengucap syukur dalam segala hal; bukan untuk segala hal yang terjadi.
"Sukacita dan syukur senantiasa" perlu pemahaman secara eskatologis.
Surat-surat perihal ucapan sukacita dan syukur selalu di pasal-pasal terakhir dan setelah berbicara hal-hal berbau eskatologis, kebangkitan bersama Kristus (Kol 3:1), kerajaan/kewarganegaraan surga yang menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat (Fil 3:20), materai Roh Kudus menjelang hari penyelamatan (Ef 4:30) dan yang paling jelas perikop kedatangan Tuhan (1 Tes 4).
Rasa sukacita sejati yang radikal ini hanya bisa terjadi di dalam Kristus Yesus.
Filipi 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Level kedalaman iman dapat dilihat dari bersyukur di saat tersulit sekalipun; tidak melihat apa yang telah hilang, tapi melihat apa yang masih ada dan mensyukurinya.
Habakuk 3:17-18 bahwa bagaimanapun terjadi ladang dan ternak yang tidak menghasilkan, tetap aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria dalam Allah yang menyelamatkan dia,
Kisah Ayub yang kehilangan segalanya, masih dapat bersorak "dari dalam kandungan aku keluar telanjang, dengan telanjang pula aku akan kembali ke dalamnya".
Allah itu pegang kendali, mampu mendatangkan kebaikan dari kesalahan kita sekalipun, Ia-pun tidak akan berhenti mengasihi kita sekalipun kita salah terus, dan Allah telah menjanjikan kehidupan kekal, keselamatan bagi orang percaya.
Perlu mengingat: Apakah senang atas pemberian atau karena ada sang pemberi?
#Bersyukur #Sukacita #TuhanYesus #Kristen
30 сен 2024
