sungguh luar bisa mahakarya dari leluhur nusantara mungkin diera dahulu dengan keterbatasan media,sarana dan teknologi akan tetapi mereka mampu mempersembahkan sebuah mahakarya yg sangat luarbisa...sesungguhnya itu yg patut kita syukuri,teladani dan kita hormati serta kita lestarikan sebuah mahakarya yg menggabungkan semua unsur keindahan,kepantasan,kekuatan,spiritual. eksotik,estetik,power,spiritul saya sependapat dengan sampean mas Rico tentang bayaknya orang yg memlencengkan tentang filosofi keris dari mulai bahanya,bagai mana keris itu dibuat oleh diapa empunya dan untuk apa dan buat siapa keris itu dihadirkana atau diwujudkan jadi banyak orang perpendapat keris itu sebuah senjata untuk membunuh menurut saya itu sebuah pemahaman yg sangat dangkal dan sudut pandang keilmuan yg sempit dalam memahami sebuah karya padahal kita bisa gali lebih dalam dan lebih jauh dari pada itu,sebuah mahakarya yg adiluhung,pokoe lanjut terus mas RICO matep tenan...!!
Betul mas kalo pusaka mencari tuanya contoh nogo rojo yang lama banyak ingin menguasai tapi yang asli tetep ikut tuanya yang digariskan ini fakta ada pada saya asli
Kenapa keris tangguh majapahit lebih terasa ringan, karena penempaan lipatanya banyak sampai ribuan kali, paling banyak lipatan pada era sedayu, kedua majapahit.
Keris naga yg ini. Sulurannya..sampai atas...selain pamor di badan. Ada juga bentuk kuning seperti sisik...ini susulan sesudah keris jadi. Atau dibikin bersamaan ketika keris selesai ditempa ... Satu MPU..? Atau dua MPU. .?
bunyikan BEL untuk turut ikut Belajar tentang si Naga , karna disitu banyak sejarah yg menurut saya dari jaman ke jaman bisa berbeda ciri khas bentuk terutama di bentuk Naganya ( semisal Naga Primitif - Naga Sosro _ Naga Liong )
Mohon maaf,kalo masalah tantingan ringan untuk keris lama sy kira bukan karena sering diwarangi tapi karena keris lama besinya beda dg besi modern yg memang liat dan keras. Sedang keris lama dg besi yg diproses tradisional tentunya banyak bahan lain yg nempel seperti silika dan setelah proses pembakaran akhirnya bahan lain itu terlepas,jadi enteng kerisnya
Setau saya dari mbah saya , nogososro dan sabuk inten itu tdk bisa dipisahkan ,, dalam artian mereka selalu bersama2 ,, keris tersebut dlu menjadi polemik di kraton demak karena pernah berusaha dicuri oleh Lowo ijo dan digagalkan oleh Mahesa djenar (Rangga Tohdjaja)
Warna kinatah emas nya yg sepuh agak merah warangka juga baru itu jaman dulu gak pake kayu jati soal nya textur kayu yg keras. Mangka nya lucu liat orang yg Uda lama main keris msh kena aja.
Bang klo bisa ke mas nanang orangnya tatoan, tp baik bgt, gk boleh liat orang susah. Seluruh hsil kerjanya becaknya lgsung di ksih.wlupun dia sendiri orang gak punya. Surabaya Kedung cowek.dulu dia kerja becak, kuli bangunan. dia punya koleksi yg gak bakal seluruh Indonesia pernah melihat. (Keris singo barong& tombak baru klinting) syng nomernya sudah hilang bersama hp ku yg ilang.
Ada yg bertanya ..keris itu tajam gak sih?.. Tergantung kerisnya .. Kl yg dipegang orang ini saya pastikan lebih tajam dari pedang samurai yg asli...kenapa saya jawab bgitu..krn saya lihat dari ghoibnya...jika kekuatanya sudah merasuk didalam keris nagasara..maka senjata yg dibawah kekuatanya nagasasra akan putus...insya owoh begitu
klenik lagi, ada gk penjelasan ilmiah.? overall keris bukan media menebas/membabat jadi gk perlu ketajaman coz keris untuk menusuk jadi keruncingan pointnya.
@@razestigma1276 perang kuno dipenjuru bumi biasa pake pedang dan tombak, gk ada perang kolosal bersenjatakan keris, keris seperti pisau komando di pakai untuk tarung jarak dekat head to head untuk menusuk.
@@pamansam1241 keris prajurit pangkat rendah umumnya luknya dikit. Jadi mirip pisau biasa. Luk waktu itu menunjukkan strata seseorang. Tapi Pino ttp pake keris lho pas perang.
@@razestigma1276 perang kolosal gk pake keris karena tidak efisein, perang kolosal melibatkan pasukan panah, tombak. keris opsi terakhir utk tarung lawan satu jarak dekat, persis pisau komando
sosro itu artinya seribu sisik mas, sabuk inten itu biasanya dileher naganya, mahkotanya harus, tinggi seperti mahkota raja kalau itu, bentuknya masih ngawonggo basukarno, bahanya harus, emas, batu intan, ama besi pulo sari mas. itu menurutku nogo rojo mas, bukan nogo sosro, nogo sosro punya ciri ciri satu bilah sisik semua, berjumlah 1000sisik, dibawah leher naganya, ada seperti gentong tempat minum, burung, dileher naganya ada, sabuk batunya, lidah naganya harus bercabang, ekor ularnya harus ada seperti cicin gitu... salam. tosan aji, dari jawa timur ngawi .
Mas... pusaka Nogososro (yg asli) pewarisnya ada di Tulungagung, tolong kalau berkenan minta restu untuk merawatnya. Karena dulu ada yang pinjam keris itu tapi tidak di kembalikan (katanya yang punya). edit: tapi saya sendiri juga gak begitu faham yang namanya NOGOSOSRO itu variannya ada berapa series dan saya juga gak bisa memastikan yang NOGOSOSRO asli itu bagaiman itu cuma klaim dari anaknya, tapi pengakuanya dari anaknya kayak gitu dalam sebuah forum santai cerita2 sejarah. Tapi saya kira dari caranya berbicaranya sudah mengiklaskan.
@@mamikpakm8338 dulu itu ceritanya... (INI CERITA DARI PEWARISNYA YA) oleh pewarisnya. ada orang yang setatusnya pinjam (SAYA ULANGI ITU DI PINJAM BUKAN DI JUAL SECARA KLO DAPET WARISAN GITUAN KLO SAYA GAK MUNGKIN SAYA JUAL SEBAGAI KENANG2AN DARI LELUHUR) waktu ayahnya masih hidup (MUNGKIN SEKITAR JAMAN PRA KEMERDEKAAN) untuk apalah pewarisnya juga gak begitu paham tujuannya tapi sampai sekarang gak di kembalikan (MUNGKIN DI JUAL). Saya kira semua orang juga pernah klo ada yang pinjam DUIT tapi gak ada niat MENGEMBALIKAN. Ya mungkin kasusnya kurang lebih seperti itu. Udah FAHAM ??
@@gagakrimang7515 gak usah aja om... kayaknya gak ada niat untuk kesana... mungkin dia kira saya cuma tipu2. Sudah bukan rahasia umum kan orang indonesia banyak yang tidak dapat dipercaya dan suka pamer. Tapi itu hak dia yang pegang mungkin sudah merasa membeli entah itu asli atau engak. Tapi yang jelas keris2 terkenal dan ASLI (bukan KW) itu bisa di lacak pemiliknya klo ada niat dan BAGI SAYA PRIBADI warisan kenang2an dari leluhur berupa pusaka gak akan saya jual.
informasi kebudayaan apapun yg ada di conten ini menurut saya bagus , cuma ada yg kurang sreg dgan pak cahyononya dgan cara berpakaian , hanya dgan celana pendek dan kelihatan tatonya , padahal juga sowan dan berhadapan dgan pinisepuh , bisakah di benahi , sebagai pelestari adat jawa yg seharusnya njawani , maaf hanya sekedar masukan saja